• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.3 Pembahasan

Berdasarkan uji determinan (R2) diperoleh hasil bahwa hubungan antara struktur aktiva dan struktur keuangan terhadap Return on Assets tidak erat, sementara pengaruh yang diberikan struktur aktiva dan struktur keuangan terhadap Return on Assets juga sangat kecil. Terdapat beberapa kemungkinan yang menyebabkan hal tersebut, pertama adalah karena keterbatasan variabel independen yang digunakan dalam penelitian ini, sementara terdapat faktor-faktor lain yang diduga lebih berpengaruh terhadap Return on Assets. Faktor-faktor lain

yang dapat mempengaruhi Return on Assets diantaranya adalah perputaran modal kerja, dimana semakin tinggi perputaran modal kerja (working capital turnover)

menunjukkan semakin efisien perusahaan menggunakan modal kerjanya, sehingga

semakin besar peluang perusahaan dalam mendapatkan return yang diharapkan. Rasio

aktivitas perusahaan yang terdiri dari tingkat perputaran piutang dan tingkat

perputaran persediaan juga dapat mempengaruhi Return on Assets suatu perusahaan,

selain itu tingkat solvabilitas perusahaan juga dapat menjadi faktor yang

mempengaruhi Return on Assets. Faktor lain yang diduga menyebabkan kecilnya

pengaruh variabel independen terhadap variabel dependennya adalah karena

tingginya penggunaan hutang dibanding ekuitas pada variabel struktur keuangan,

sehingga menyebabkan pengaruh yang negatif terhadap Return on Assets, sementara

hipotesis yang diajukan adalah pengaruh yang positif.

Selanjutnya berdasarkan uji-F yang dilakukan diperoleh hasil bahwa secara simultan atau secara bersama-sama, struktur aktiva dan struktur keuangan mempengaruhi Return on Asets, demikian juga uji yang dilakukan secara parsial (uji-T) diperoleh hasil bahwa masing-masing variabel independen, yaitu struktur aktiva dan struktur keuangan mempengaruhi Return on Asets .

Pada pengujian secara parsial, hasil penelitian menunjukkan adanya pengaruh yang positif dan signifikan antara struktur aktiva dengan Return on Assets. Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Hermawan (2009), dimana hasil penelitiannya menunjukkan adanya pengaruh yang positif dan signifikan antara struktur aktiva terhadap Return on Assets. Adanya pengaruh struktur aktiva terhadap Return on Assets sejalan dengan teori yang menyebutkan bahwa, “Menurunkan tingkat investasi dalam aktiva lancar,

akan mengarah pada peningkatan pengembalian atas total aktiva perusahaan” (Van Horne dan Wachowicz, 2005:309). Teori tersebut mengandung pengertian bahwa, naik turunnya jumlah aktiva lancar menyangkut perubahan yang terjadi pada rasio struktur aktiva. Semakin kecil nilai rasio struktur aktiva maka tingkat ROA akan semakin besar, dan sebaliknya semakin besar nilai rasio struktur aktiva maka tingkat ROA akan semakin kecil. Keseimbangan antara aktiva lancar dan aktiva tetap akan menentukan tingkat pengembalian atas investasi dalam aset-aset tersebut.

Apabila perusahaan ingin meningkatkan keuntungan maka peningkatan keuntungan tersebut akan diikuti pula oleh penigkatan risiko, demikian pula sebaliknya, penurunan tingkat risiko akan diikuti oleh penurunan tingkat keuntungan (profitabilitas). Peningkatan jumlah aktiva tetap dibanding aktiva lancar akan meningkatkan rasio pengembalian atas aktiva, namun risiko yang terkandung dalam aktiva tetap lebih besar dibandingkan risiko pada aktiva lancar. Sesuai dengan teori trade-off antara risiko dan profitabilitas dimana tingkat keuntungan yang besar akan diikuti oleh risiko yang besar pula. Seperti keputusan dalam investasi aktiva tetap yang bersifat jangka panjang maupun penggunaan hutang jangka panjang dimana keduanya mengandung tingkat risiko tertentu.

Penurunan rasio aktiva lancar atas total aktiva akan mengakibatkan meningkatnya profitabilitas dan risiko. Peningkatan profitabilitas disebabkan karena lebih banyak modal yang diinvestasikan dalam aktiva tetap yang dapat memberikan profitabilitas yang lebih besar dibandingkan dengan aktiva lancar. Pada perusahaan industri manufaktur, jumlah aktiva tetap terhadap aktiva lancar,

akan menentukan tingkat ROA yang diperoleh, karena pada perusahaan industri, aktiva tetap menyerap sebagian besar dari modal yang ditanamkan dalam perusahaan. Pengaturan dari kedua komponen aktiva tersebut membutuhkan perhitungan dan estimasi yang tepat dan disesuaikan dengan kondisi dan kebutuhan perusahaan serta peluang di masa yang akan datang. Pada akhirnya komposisi yang tepat dari struktur aktiva yang disesuaikan dengan kondisi dan kebutuhan operasional perusahaan akan menentukan besar kecilnya tingkat ROA yang diperoleh.

Selanjutnya pada uji parsial yang dilakukan terhadap struktur keuangan, diperoleh hasil bahwa terdapat pengaruh yang negatif dan signifikan antara struktur keuangan terhadan Return on Assets. Hasil penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Alia (2011) pada perusahaan Real Estate dan Property, dimana hasil penelitian menunjukkan adanya pengaruh yang positif dan signifikan dari struktur keuangan terhadap Return on Assets. Perbedaan hasil penelitian ini menunjukkan adanya perbedaan kondisi antara perusahaan sektor aneka industri dengan perusahaan sektor Real Estate dan Property. Sektor aneka industri dan sektor Real Estate dan Property merupakan dua sektor industri yang berbeda dalam hal ruang lingkup bisnisnya termasuk risiko yang dimilikinya, sehingga terdapat perbedaan kondisi struktur keuangan antara keduanya. Selama periode penelitian yang dilakukan Alia (2011), struktur keuangan perusahaan sektor Real Estate dan Property tidak didominasi oleh perusahaan-perusahaan yang menggunakan hutang di atas rata-rata, sehingga, penggunaan hutang yang dilakukan tidak menyebabkan terjadinya penurunan tingkat ROA.

Hasil penelitian yang menunjukkan adanya pengaruh yang negatif dan signifikan ini dapat diartikan apabila rasio struktur keuangan dinaikkan maka rasio ROA akan menurun. Artinya penambahan hutang yang dilakukan perusahaan sektor aneka industri tidak dapat meningkatkan Return on Assets. Hasil penelitian ini sejalan dengan teori yang disebutkan oleh Brigham dan Houston (2006) yang menjelaskan bahwa penggunaan hutang yang terlalu tinggi akan menyebabkan biaya bunga tinggi sehingga dapat menyebabkan tingkat pengembalian atas aset (ROA) menurun. Adanya pengaruh yang negatif ini mengindikasikan bahwa selama periode waktu penelitian yaitu 2007 hingga 2011, perusahaan terlalu banyak menggunakan hutang. Berdasarkan data rasio struktur keuangan pada lampiran 3, terdapat 92 rasio struktur keuangan dari total 180 rasio bernilai lebih besar dari satu ( > 1 ) dan sebanyak 33 rasio bernilai negatif (terjadi defisit modal).

Seharusnya pada struktur modal yang optimal, penggunaan hutang yang dilakukan dapat meningkatkan return perusahaan. Namun apabila penambahan hutang memberikan dampak yang negatif pada return yang diperoleh perusahaan, berarti komposisi pendanaan perushaan tersebut tidak optimal. Brigham dan Houston (2001:5) pada teori struktur modal yang optimal menerangkan bahwa “Kebijakan struktur modal melibatkan perimbangan (trade-off) antara risiko dan tingkat pengembalian: menggunakan lebih banyak hutang berarti memperbesar risiko yang ditanggung pemegang saham; menggunakan lebih banyak hutang juga memperbesar tingkat pengembalian yang diharapkan”. Sementara Brealey et al. (2007:32) menyebutkan bahwa “manajer keuangan seharusnya meningkatkan

hutang sampai pada satu titik di mana nilai perlindungan pajak bunga tambahan hanya terimbangi oleh tambahan biaya masalah keuangan yang mungkin timbul”.

Kedua teori tersebut mengandung suatu pengertian bahwa penggunaan atau penambahan hutang pada struktur keuangan boleh dilakukan hanya jika penggunaan hutang tersebut dapat meningkatkan return sehingga meningkatkan nilai perusahaan. Jika penambahan hutang akhirnya berdampak negatif, sebaiknya penggunaan hutang dikurangi karena hanya memperbesar risiko yang ditanggung perusahaan. Berdasarkan uraian-uraian tersebut maka dapat dijelaskan mengapa hasil penelitian menunjukkan adanya pengaruh yang signifikan namun berlawanan arah atau negatif.

Dokumen terkait