• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.5 Pengaruh Sturktur Aktiva dan Struktur Keuangan Terhadap

2.5.1 Pengaruh Struktur Aktiva Terhadap Return on Assetss (ROA)

Keseimbangan antara aktiva lancar dan aktiva tetap akan menentukan tingkat pengembalian atas investasi dalam aset-aset tersebut. Apabila perusahaan ingin meningkatkan keuntungan maka peningkatan keuntungan tersebut akan diikuti pula oleh penigkatan risiko, demikian pula sebaliknya, penurunan tingkat risiko akan diikuti oleh penurunan tingkat keuntungan (profitabilitas). Walaupun penelitian ini tidak membahas unsur risiko, namun unsur risiko tetap harus diingat karena keputusan yang diambil perusahaan dalam penentuan struktur aktiva dan struktur keuangannya sudah pasti mempertimbangkan unsur risiko. Seperti keputusan dalam investasi aktiva tetap yang bersifat jangka panjang maupun

penggunaan hutang jangka panjang dimana keduanya mengandung tingkat risiko tertentu. Syamsuddin (2007:209) mengemukakan pengaruh dari perubahan tingkat aktiva lancar terhadap profitabilitas sebagai berikut:

Pengaruh dari tingkat aktiva lancar atas trade-off antara profitabilitas dan risiko dapat diilustrasikan dengan menggunakan rasio sederhana, yaitu rasio antara aktiva lancar atas total aktiva. persentase yang diperoleh akan menunjukkan berapa bagian dari total aktiva yang tertanam dalam pos-pos yang lancar. Bilamana rasio aktiva lancar atas total aktiva meningkat maka baik profitabilitas maupun risiko yang dihadapi akan menurun. Menurunnya profitabilitas disebabkan karena, aktiva lancar menghasilkan lebih sedikit dibandingkan aktiva tetap. Risiko menurun karena peningkatan jumlah aktiva lancar akan semakin memperbesar net working capital.

Penurunan rasio aktiva lancar atas total aktiva akan mengakibatkan meningkatnya profitabilitas dan risiko. Peningkatan profitabilitas disebabkan karena lebih banyak modal yang diinvestasikan dalam aktiva tetap yang dapat memberikan profitabilitas yang lebih besar dibandingkan dengan aktiva lancar.

Selanjutnya Van Horne dan Wachowicz (2005:309) menegaskan bahwa “Menurunkan tingkat investasi dalam aktiva lancar, akan mengarah pada peningkatan pengembalian atas total aktiva perusahaan”.

Berdasarkan teori-teori yang dikemukakan di atas dapat diambil beberapa kesimpulan yaitu, apabila proporsi aktiva lancar lebih besar maka laba akan menurun. Apabila tingkat laba kecil maka tingkat pengembalian atas aset (ROA) akan kecil sebab ROA adalah perbandingan antara laba dengan total aset. Sebaliknya apabila proporsi aktiva tetap lebih besar maka laba akan meningkat. Apabila tingkat laba tinggi maka tingkat pengembalian atas aset (ROA) akan meningkat. Sehingga dapat dikatakan bahwa apabila rasio struktur aktiva meningkat, maka ROA akan menurun dan apabila rasio struktur aktiva menurun, maka ROA akan meningkat. Pada kesimpulan tersebut aktiva tetaplah yang

menjadi penghasil laba, namun bukan berarti bahwa aktiva-aktiva lancar dalam perusahaan tidak penting, karena bagaimanapun juga aktiva lancar tersebut sangat diperlukan dalam produksi dan penjualan dari barang jadi yang dihasilkan oleh aktiva tetap, “dengan demkian, pengaturan dari kedua komponen aktiva perusahaan tersebut akan sangat penting sekali untuk meningkatkan return on investment perusahaan secara keseluruhan”. (Syamsuddin, 2007 : 409)

2.5.2 Pengaruh Struktur Keuangan Terhadap Return on Assetss (ROA) Struktur keuangan tidak lain adalah rasio antara hutang dan ekuitas. Penentuan komposisi antara hutang dan ekuitas akan berpengaruh pada tingkat pengembalian atas aset, namun dalam struktur keuangan proporsi hutang yang tepat menjadi hal utama yang harus diperhitungkan dalam penentuan struktur keuangan. Semakin besar penggunaan hutang maka risiko yang dihadapi akan semakin besar. Namun, mengapa beberapa perusahaan memilih menggunakan hutang adalah tergantung dari biaya relatif. Ada kalanya biaya hutang lebih murah dari biaya ekuitas. Sehingga penggunaan hutang yang lebih besar dapat meningkatkan laba. Walsh (2003:123) mengatakan, “dengan menambahkan hutang ke dalam neracanya, perusahaan secara umum dapat meningkatkan profitabilitasnya”. Husnan dan Pudjiastuti (1996:315) juga menyebutkan “Modigliani dan Miller menunjukkan bahwa sejauh pembayaran bunga bisa dipergunakan untuk mengurangi beban pajak, maka penggunaan hutang memberikan manfaat bagi pemilik perusahaan”. Pada penjelasan tersebut disebutkan bahwa biaya bunga dapat menjadi pengurang pajak. Dalam Brigham

dan Houston (2006:102) dijelaskan bahwa terdapat perbedaan laba bersih pada dua perusahaan yang memiliki tingkat penjualan dan pajak yang sama. Pada kondisi normal, ditunjukkan bahwa laba bersih pada perusahaan yang menggunakan hutang lebih besar dibanding perusahaan yang tidak memiliki hutang. Hal ini disebabkan karena pada perusahaan yang memiliki hutang terdapat bunga yang dapat mengurangi pajak. Berdasarkan uraian teori di atas terdapat suatu kesimpulan yaitu apabila penggunaan hutang dapat meningkatkan laba maka akan berpengaruh terhadap peningkatan Return on Assets. Namun, di lain pihak, Brigham dan Houston (2006:109) juga mengemukakan dua hal yang menjadi penyebab turunnya tingkat pengembalian atas aset (ROA) yaitu “(1) kemampuan untuk menghasilkan laba perusahaan yang rendah ditambah (2) biaya bunga yang tinggi yang dikarenakan oleh penggunaan hutang yang di atas rata-rata, dimana keduanya telah menyebabkan laba bersihnya menjadi relatif rendah”. Berdasarkan teori yang dikemukakan Brigham dan Houston pada poin (2) tersebut, terdapat pengertian bahwa penggunaan hutang di atas rata-rata dapat menyebabkan tingkat ROA turun. Jika dipahami lebih jauh, penggunaan hutang yang menyebabkan tingkat ROA turun adalah penggunaan hutang yang di atas rata-rata, dengan demikian teori ini dapat sejalan dengan teori yang dikemukakan sebelumnya dimana penggunaan hutang dapat meningkatkan laba. Sejalan juga dengan Modigliani dan Miller dalam Husnan dan Pudjiastuti (1996:315) yaitu “sejauh pembayaran bunga bisa dipergunakan untuk mengurangi beban pajak, maka penggunaan hutang memberikan manfaat bagi pemilik perusahaan”. Artinya,

sejauh penggunaan hutang dapat memberikan keuntungan dan meningkatkan laba maka penggunaan hutang dalam struktur keuangan dapat meningkatkan ROA. Namun apabila hutang yang digunakan tidak menghasilkan laba dan peningkatan ROA, berarti terdapat penggunaan hutang di atas rata-rata yang mengakibatkan beban bunga terlalu tinggi yang secara signifikan mengurangi laba bersih sehingga tingkat ROA menjadi rendah. Terlepas dari itu, keputusan pihak manajemen tentang berapa besar porsi penggunaan hutang yang tepat dalam struktur keuangan adalah penentu dasar dalam hal ini. Struktur keuangan hanyalah cermin dari pelaksanaan fungsi keuangan tersebut.

Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa apabila rasio struktur keuangan meningkat maka Return on Assets akan meningkat dengan asumsi bahwa rasio struktur keuangan kurang dari satu ( < 1 ), apabila rasio struktur keuangan lebih besar dari satu, artinya jumlah hutang lebih besar dari ekuitas, berarti terjadi penggunaan utang di atas rata-rata yang menyebabkan biaya bunga terlalu tinggi sehingga berpengaruh signifikan terhadap penurunan laba yang menyebabkan tingkat ROA juga menurun. Sebaliknya, apabila rasio struktur keuangan menurun Return on Assets juga akan menurun, sebab dalam hal ini hutang merupakan faktor pengungkit (leverage). Apabila hutang diturunkan maka rasio struktur keuangan akan menurun sehingga perolehan laba menurun yang menyebabkan penurunan tingkat ROA.

Dokumen terkait