• Tidak ada hasil yang ditemukan

commit to user

LAPORAN PELAKSANAAN PEMBELAJARAN SIKLUS II Tabel 8. Hasil observasi Keaktifan Siswa Siklus II Pertemuan I

B. Pembahasan hasil Penelitian

Sesuai dengan rumusan tujuan penelitian, maka penelitian ini ditujukan untuk meningkatkan keaktifan siswa kelas III dalam pembelajaran IPA tentang gerak benda di SD Negeri Somongari, Purworejo. Upaya yang dilakukan adalah dengan menerapkan metode inkuiri. Penerapan metode inkuiri pada setiap siklus diharapkan dapat membawa perubahan pada peningkatan keaktifan siswa kelas III dalam pembelajaran IPA di SD Negeri Somongari. Keaktifan siswa dapat dilihat pada lampiran 4 yang mengalami peningkatan dari tindakan siklus 1 pertemuan 1 sampai dengan siklus 2 pertemuan 3. Hampir semua siswa aktif dalam mengikuti pembelajaran IPA.

Dilihat dari hasil observasi keaktifan siswa pada masing-masing siwa, keaktifan siswa kelas III SD Negeri Somongari semester II tahun pelajaran 2009 / 2010 menggunakan metode inkuiri tampak ada

peningkatan. Pada siklus 1, siswa SD Negeri Somongari sudah mulai tertarik mengikuti pembelajaran IPA dengan metode inkuiri. Keaktifan siswa dalam melakukan percobaan sudah mulai tampak. Begitu pula dalam menjawab pertanyaan atau memberi pendapat terhadap kelompok lain sudah mulai tampak meskipun jumlahnya belum memadai. Keaktifan siswa dalam mengajukan pertanyaan kepada guru jika ada yang belum dimengerti ataupun kepada teman-temannya ikut mewarnai kegiatan belajar mengajar yang sedang berlangsung, sekalipun jumlahnya masih sedikit. Pada setiap kelompok paling antusias mengerjakan tugas kelompok rata-rata 2-3 siswa, sedangkan siswa yang lain cukup aktif apabila diawasi oleh guru. Siswa kurang aktif dalam diskusi dengan teman satu kelompok masih sangat kelihatan, dan bahkan ada juga siswa yang pura-pura aktif dalam mencari informasi dari sumber belajar yang ada. Sehingga keaktifan siswa dalam pembelajaran IPA pada tindakan siklus pertama ini hanya mencapai pertemuan 1: 37,3%, pertemuan 2: 42,2% dan pada pertemuan 3: 48,7%

Pelaksanaan tindakan 2, siswa sudah mulai terlihat antusias untuk mengikuti pembelajaran IPA Hal ini ditandai dengan meningkatnya skor keaktifan masing-masing siswa. Berdasar hasil analisis tersebut

menandakan bahwa suasana proses pembelajaran IPA dengan

menggunakan metode inkuiri sudah Nampak bergairah dan keaktifan siswa semakin ikut meningkat. Hal ini dibuktikan dengan meningkatnya

persentase pada tindakan siklus 1 dengan siklus 2 setiap pertemuan selalu meningkat.

Dengan demikian jika digambarkan secara keseluruhan mulai dari sebelum dilakukan tindakan atau pra tindakan rata-rata prosentase hanya mencapai 31,6% . Setelah diberikan tindakan siklus 1 dan pada siklus 2 rata-rata pertemuan Iyaitu 62,18 %, pertemuan II 76,14 % dan pertemuan III 81,23 % sehingga penggunaan metode inkuiri di SD Negeri Somongari sudah dapat dikatakan berhasil karena sudah mencapai target lebih dari 70 % siswa aktif.

Berdasarkan tabel 14 terlihat bahwa keaktifan siswa dalam pembelajaran IPA sampai pada tindakan siklus 2 mengalami peningkatan. Sebelum diberikan tindakan siswa kelas III yang sangat kurang aktif berjumlah 4 siswa, siswa kurang aktif 13 siswa, siswa cukup aktif 4 siswa tidak ada siswa yang aktif apalagi sangat aktif. Setelah tindakan siklus 1 pertemuan I banyak siswa masuk kategori sangat kurang aktif sudah mulai berkurang yaitu 3 siswa, siswa kurang aktif 10 siswa, cukup aktif 7 siswa dan sudah ada siswa yang kelihatan aktif yaitu 1 siswa. Pada pertemuan II sudah tidak ada siswa yang sangat kurang aktif, siswa kurang aktif ada 13 siswa, siswa cukup aktif 7 siswa, dan siswa aktif 1 siswa. Pada pertemuan III siswa kurang aktif sudah berkurang tinggal 7 siswa, cukup aktif mencapai 13 siswa dan siswa aktif ada 2 siswa.

Pada siklus 2 sesuai tabel 14 sudah dapat dilihat pada pertemuan I sudah tidak ada lagi siswa yang kurang aktif apalagi siswa yang kurang

aktif, siswa cukup aktif berjumlah 10 siswa, siswa aktif 10 siswa bahkan sudah ada siswa yang sangat aktif yaitu 1 siswa. Pertemuan II ada peningkatan jumlah siswa cukup aktif tinggal 2 siswa. Yang aktif meningkat dari pertemuan I 10 siswa pada pertemuan II 13 siswa, dan siswa yang sangat aktif mencapai 6 siswa. Pada pertemuan III siswa cukup aktif masih tetap seperti pertemuan II yaitu 2 siswa, siswa aktif menjadi 6 siswa dan siswa yang sangat aktif meningkat menjadi 13 siswa.

Siswa yang semula tidak aktif setelah diberi tindakan menjadi aktif karena siswa tersebut benar-benar tertarik dan antusias dalam mengikuti setiap pembelajaran IPA dengan menggunakan metode inkuiri. Bagi siswa yang masuk kategori cukup aktif diberikan tindakan lebih lanjut yaitu dengan memberikan motifasi kepada siswa agar lebih meningkatkan lagi aktivitasnya dalam setiap pembelajaran. Guru juga memberikan perhatian lebih agar siswa termotivasi antuk belajar. DEngan tercapainya target diatas menggambarkan bahwa penggunaan metode inkuiri dalam pembelajaran IPA berpengaruh pada meningkatkan keaktifan siswa kelas III

Pembelajaran dengan metode inkuiri ini dirancang untuk memberikan kesempatan kepada siswa agar aktif baik secara fisik, mental, emosional dan intelektual dalam proses pembelajaran. Jadi penerapan metode inkuiri ini dapat menfasilitasi siswa untuk menmcari dan menemukan sendiri konsep yang bipelajari. Sehingga siswa diberi kesempatan untuk belajar dengan melakukan.Dengan demikian metode

inkuiri siswa ditempatkan sebagai subyek pendidikan, siswalah pelaku dalam kegiatan pembelajaran.

Penerapan metode inkuiri dalam pembelajaran IPA pada setiap tindakan dalam setiap siklus telah menunjukkan adanya peningkatan. Pada siklus 1 pembelajaran dirancang antuk banyak memberi kesempatan kepada siswa untuk terkiba aktif dalam pembelajaran IPA, akan tetapi hanya sebagian siswa yang aktif. Hal tersebut dapat terjadi karena ada beberapa factor penghambat proses pembelajaran, dimana siswa hanya bekerja setelah diberi perintah dari guru, meskipun sudah disediakan lembar kegiatan sebagai pedoman untuk melakukan kegiatan. Untuk meningkatkan siswa agar lebih mandiri maka pada siklus 2 siswa diberi kesempatan antuk bekerja sesuai petunjuk yang ada dalam lembar kegiatan.

Berdasarkan hasil analisis dapat dilihat adanya peningkatan keaktifan siswa dalam pembelajaran IPA. Peningkatan yang tampak adalah siswa memperoleh kebebasan dalam belajar IPA dan tidak lagi tergantung pada perintah guru. Siswa menjadi terbiasa dengan kegiatan proses IPA, selain itu siswa menjadi lebih aktif dalam proses pembelajaran IPA. Proses pembelajaran denganmenggunakan metode inkuiri, peran guru tidak lagi menjadi penceramah ataupun penyampai informasi melainkan guru bertindak sebagai fasilitator, motifator, penanya, pengarah dan manager. Demikian juga dengan siswa tidak lagi menjadi pendengar ceramah guru.

Penerapan metode inkuiri tidak berarti siswa yang aktif sedangkan guru pasif, melainkan siswa dan guru sama-sama aktif dalam pembelajaran IPA. Peran guru dalam meningkatkan keaktifan siswa melalui metode inkuiri dengan memilih materi yang dapat merangsang siswa untuk berfikir dan menciptakan suasana belajar yang bebas dan terbuka untuk berinteraksi. Guru menyediakan peralatan yang merangsang siswa untuk melakukan percobaan, dan menyediakan waktu yang cukup untuk berdiskusi dan melakukan percobaan. Adanya bimbingan dari guru untuk menuntun siswa mencari dan menemukan jawaban dari pemasalahan yang dihadapi. Dengan cara sepert ini siswa termotivasi untuk belajar.

Dengan melihat keberhasilan dan hambatan yang terjadi selama proses pembelajaran, dikatakan bahwa pembelajaran IPA dengan menggunakan metode inkuiri dapat meningkatkan keaktifan siswa dalam pembelajaran IPA.

commit to user

BAB V

Dokumen terkait