• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

D. Pembahasan

1. Pengaruh Jigsaw terhadap Kemampuan Kerjasama

Dalam penelitian ini, instrumen yang digunakan untuk mengetahui kemampuan kerjasama siswa berupa kuesioner kerjasama yang diberikan kepada siswa sebelum dan sesudah perlakuan. Perlakuan yang diberikan di kelas eksperimen berupa model pembelajaran cooperative tipe Jigsaw, sedangkan perlakuan di kelas kontrol berupa model pembelajaran ekspositori. Berdasarkan analisis data hasil kuesioner awal yang diberikan sebelum siswa menerima

130

perlakuan diperoleh data bahwa nilai rata-rata kuesioner yang diperoleh kelas eksperimen sebesar 77,50 dan kelas kontrol sebesar 80,00. Berdasarkan hasil uji beda hasil kuesioner awal, diperoleh nilai signifikansi sebesar 0,958. Hal tersebut menunjukkan bahwa kedua kelas tidak memiliki perbedaan kemampuan yang signifikan atau dapat dikatakan memiliki kemampuan kerjasama yang sama.

Kemudian, berdasarkan hasil analisis data kuesioner akhir, diperoleh data bahwa rata-rata hasil kuesioner kelas eksperimen sebesar 99,6, sedangkan kelas kontrol sebesar 77,38. Berdasarkan hasil analisis uji beda terhadap hasil kuesioner akhir dengan menggunakan uji t didapatkan nilai signifikansi sebesar 0,000. Hal tersebut menunjukkan bahwa terdapat perbedaan kemampuan yang signifikan antara kelas eksperimen dan kelas kontrol. Selanjutnya, berdasarkan hasil analisis gain yang digunakan untuk melihat besarnya selisih hasil kuesioner awal dan akhir, didapatkan hasil bahwa nilai gain kelas eksperimen sebesar 0,517, sedangkan kelas kontrol sebesar 0,017. Dari hasil analisis tersebut, dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh model pembelajaran cooperative tipe Jigsaw terhadap kemampuan kerjasama siswa yang lebih besar dibandingkan dengan pengaruh model pembelajaran ekspositori.

Dari uraian di atas dapat diketahui bahwa model pembelajaran cooperative tipe Jigsaw berpengaruh terhadap kemampuan kerjasama siswa, hal ini sesuai dengan teori yang di kemukakan oleh Sujarwo (2011: 101) yang menyatakan bahwa pembelajaran kooperatif adalah pembelajaran yang memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk saling berkomunikasi, bekerjasama serta berinteraksi dengan susunan dan rancangan tugas yang dibuat oleh pendidik,

131

sehingga tercipta kesempatan munculnya suatu aktivitas berupa kerjasama. Teori tersebut juga telah dibuktikan dengan penelitian sebleumnya yaitu penelitian Sarvia Trisniati (2014) yang menunjukkan bahwa penerapan model pembelajaran koopertaif tipe Jigsaw berpengaruh dalam meningkatkan kemampuan kerjasama dan hasil belajar siswa kelas X di SMA N 1 Bangunrejo.

Pembelajaran cooperative salah satunya adalah Jigsaw merupakan salah satu model pembelajaran yang sangat dianjurkan untuk digunakan dalam proses pembelajaran terutama yang bertujuan untuk meningkatkan keterlibatan aktif siswa selama pembelajaran. Melalui proses keterlibatan tersebut, siswa dapat meningkatkan kemampuan yang dimilikinya salah satunya adalah kemampuan untuk bekerjasama. Hal ini sesuai dengan kelebihan pembelajaran kooperatif yang dikemukakan Isjoni (2010: 16), yang menyatakan bahwa model ini tidak hanya unggul dalam membantu siswa memahami konsep yang sulit, tetapi juga sangat berguna untuk menumbuhkan kemampuan berpikir kritis, bekerjasama dan membantu teman.

2. Pengaruh Jigsaw terhadap Prestasi Belajar

Berdasarkan hasil analisis data pretest dan posttest kelas eksperimen dan kelas kontrol, menunjukkan bahwa terdapat perbedaan prestasi belajar siswa kelas eksperimen dan kelas kontrol sebelum dan sesudah perlakuan. Hasil analisis data pretest menunjukkan bahwa nilai rata-rata yang diperoleh kelas eksperimen sebesar 54,50 dan kelas kontrol sebesar 53,33. Berdasarkan hasil uji beda rata-rata diperoleh kesimpulan bahwa kedua kelas tidak memiliki perbedaan yang

132

signifikan atau dapat dikatakan bahwa kedua kelas memiliki kemampuan awal yang sama dalam memahami materi.

Kemudian, berdasarkan hasil analisis data posttest, menunjukkan bahwa nilai rata-rata posttest kelas eksperimen lebih tinggi daripada kelas kontrol setelah diberi perlakuan yaitu sebesar 82,75 untuk kelas eksperimen dan 69,76 untuk kelas kontrol. Selanjutnya, berdasarkan perbandingan nilai gain kedua kelas, didapatkan hasil bahwa nilai gain kelompok eksperimen lebih besar daripada kelas kontrol yaitu sebesar 0,621 dan 0,448. Maka, dapat disimpulkan bahwa penggunaan model pembelajaran cooperative tipe Jigsaw mempunyai pengaruh yang lebih tinggi terhadap prestasi belajar siswa daripada mobel pembelajaran konvensional.

Hal tersebut sesuai dengan teori Slavin (2009: 4), yang menyatakan bahwa pembelajaran kooperatif merujuk pada berbagai macam metode pengajaran dimana siswa bekerja dalam kelompok-kelompok kecil untuk saling membantu satu sama lain dalam mempelajari materi pelajaran. Berdasarkan teori tersebut, dapat diketahui bahwa adanya interaksi antar siswa dapat membantu siswa untuk belajar dan memahami materi yang akan berdampak pada meningkatnya prestasi belajar siswa.

Selain adanya interaksi antar siswa, ada hal yang berpengaruh terhadap prestasi belajar siswa yaitu metode mengajar yang digunakan guru dalam kegiatan pembelajaran. Dalam penelitian ini, menunjukkan bahwa model pembelajaran yang digunakan berpengaruh terhadap prestasi belajar siswa. Hal tersebut sesuai dengan teori tentang faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar yang

133

dikemukakan oleh Sugihartono, dkk (2013: 76) yang menyatakan bahwa salah satu faktor eksternal yang mempengaruhi prestasi belajar berasal dari sekolah yang meliputi metode mengajar, kurikulum, relasi guru dengan siswa, relasi antar siswa, disiplin sekolah, pelajaran dan waktu sekolah, standar pelajaran, keadaan gedung, metode belajaran dan tugas rumah.

Selanjutnya, model pembalajaran Jigsaw dalam penelitian ini mempunyai pengaruh yang cukup baik terhadap prestasi belajar siswa pada mata pelajaran PKn. Hal tersebut dapat dilihat dari hasil posttest kelas eksperimen dan kelas kontrol yang selisihnya lebih tinggi kelas eksperimen dibandingkan kelas kontrol yang menggunakan model ekspositori. Hal tersebut sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh Nur Asma (2006: 72), yang menyatakan bahwa model pembe- lajaran cooperative tipe Jigsaw ini paling cocok digunakan dalam pelajaran- pelajaran semacam kajian-kajian sosial, sastra, berbagai ilmu pengetahuan (sains), dan berbagai bidang terkait yang tujuan pembelajarannya adalah pemerolehan konsep.

3. Pengaruh Jigsaw terhadap Kemampuan Kerjasama dan Prestasi Belajar Berdasarkan hasil analisis yang dilakukan dengan menggunakan MANOVA, tabel hasil uji Multivariate Test (tabel 53) menujukkan bahwa nilai signifikansi keempat jenis tes adalah 0,00. Kemudian berdasarkan tabel hasil uji Tests of Between-Subjects Effects (tabel 54), didapatkan nilai signifikansi untuk variabel prestasi belajar adalah 0,006, sedangkan untuk variabel kemampuan kerjasama adalah 0,000. Berdasarkan hasil tersebut, dapat diketahui bahwa nilai signifikansi yang diperoleh lebih kecil dari taraf signifikansi 0,05, sehingga dapat

134

disimpulkan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan antara penggunaan model pembelajaran cooperative tipe Jigsaw terhadap kemampuan kerjasama dan prestasi belajar siswa kelas IV SD N Progowati pada mata pelajaran PKn.

Dari uraian di atas dapat diketahui bahwa model pembelajaran cooperative tipe Jigsaw berpengaruh terhadap kemampuan kerjasama dan prestasi belajar siswa, hal tersebut sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh Nur Asma (2016: 12), yang menyatakan bahwa tujuan dari pengembangan pembelajaran cooperative adalah untuk pencapaian hasil belajar, penerimaan terhadap keragaman dan pengembangan keterampilan sosial salah satunya adalah kerjasama. Selain itu, teori tersebut didukung oleh hasil penelitian sebelumnya yaitu hasil penelitian Hendra Yogatama (2016) yang menunjukkan bahwa penggunaan model pembelajaran cooperative tipe Jigsaw berpengaruh terhadap hasil belajar aspek kognitif dan kemampuan kerjasama peserta didik kelas X SMA Negeri 7 Yogyakarta dengan nilai signifikansi 0,00 < 0,05.

Dokumen terkait