• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 45

F. keterbatasan Peneliti

Penelitian bimbingan konseling yang dilakukan di SMP Kanisius

Kalasan, mengalami keterbatasan, diantaranya adalah:

1. Instrumen yang dipakai dalam penelitian belum sempurna dalam

mengungkapkan konsep diri siswa

2. Kelengkapan hasil perolehan data belum sempurna sehingga harus

diperbaiki

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

Bab ini memuat kesimpulan dan saran berdasarkan hasil penelitian.

A.Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah diuraikan pada

bab sebelumnya, peneliti menyimpulkan bahwa:

1. Konsep diri siswa dapat dioptimalisasikan melalui layanan bimbingan

klasikal dengan media pada siswa kelas VIII SMP Kanisius Kalasan

yogyakrta Tahun Pelajaran 2014/2015.

2. Optimalisasi konsep diri siswa melalui layanan bimbingan klasikal dengan

media permainan antar siklus sudah optimal. Kesimpulan tersebut dapat di

buktikan melalui perbandingan data antar siklus. Hasil data angket konsep

diri pada siklus kedua diperoleh kenaikan nilai yang signifikan, ini

membuktikan layanan bimbingan klasikal dengan media permainan

memiliki peningkatan rata-rata pada prasiklus 65,5%, siklus I= 81,6%, dan

siklus II= 85,2%. Hasil ini diperoleh dari rata-rata angket yang telah diisi

oleh siswa.

B.Saran

Berdasarkan hasil penelitian, untuk mengembangakan gagasan dalam

mengoptimalkan konsep diri siswa, dikemukakan saran-saran untuk beberapa

1. Bagi guru pembimbing

Guru pembimbing dapat memberikan bimbingan dengan

mempertimbangkan hasil penelitian ini untuk mengoptimalkan konsep

diri siswa siswi, dengan dinamika dan penyampaian materi bimbingan di

kelas lebih variatif.

2. Bagi siswa

Siswa diharapkan dapat terus mengoptimalkan konsep diri mereka

sehingga tidak merasa ragu-ragu namun tetap percaya diri, dan tidak

merasa pesimis dengan kelemahan yang dimiliki.

3. Bagi peneliti lain

Penelitian ini dapat digunakan oleh peneliti lain mengaplikasikan media

permainan untuk mengoptimalisasi konsep diri siswa. Penelitian ini juga

dapat dikembangkan dengan menggunakan strategi yang berbeda sebagai

Daftar Pustaka

Agustiani, Hendrina. 2006. Psikologi Perkembangan. Bandung: Refika Aditama. Aqib, Jainal dkk. 2014. Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: Yarama widya Ahmadi, Abu. 2003. Psikologi Umum. Jakarta: Rineka Cipta.

Atsusi. 2014. Bermain Game di Sekolah. Jakarta: PT Indeks.

Azwar, Saifuddin. 2012. Penyusunan Skala Psikologi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Azwar, Saifuddin. 2011. Penyusunan Skala Psikologi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Azwar, Saifuddin. 1995. Sikap Manusia (Teori dan Pengukurannya). Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Dananjaya, Utomo. 2010. Media Pembelajaran Aktif. Bandung. Nuansa Cendikia. Desmita. 2009. Psikologi Perkembangan Peserta Didik. Bandung. Remaja

Rosdakarya.

Faisal,Amir & Zulfanah. 2010. Membangkitkan Gairah Anak Untuk Berprestasi. Jakarta: Kompas Gramedia.

Gunawan, Adi. 2007. Born to be a Genius. Jakarta. Gramedia.

Hapsari, Widya Wulan. 2014. Skripsi Peningkatan Konsep Diri Remaja Bab III. Hidayat, Rahmat & Badrujaman. 2012. Penelitian Tindakan dalam Bimbingan

Konseling. Jakarta. Indeks.

Hurlock, Elizabeth B. 1978. Perkembangan Anak Jilid 2. Jakarta: Erlangga.

Hurlock, Elisabeth B. 1980. Psikologi Perkembangan Suatu Pendekatan Sepanjang Rentang Kehidupan Edisi kelima. Jakarta: Erlangga.

Imani, Eva, Dkk. SEMINAR INTERNASIONAL BIMBINGAN DAN KONSELING, BANDUNG 15&16 FEBRUARI 2009

.http://www.academia.edu/6781662/Media_Games_Bimbingan_dan_Kons eling_73_(diunduh tanggal 12 februari 2015).

Mundhi, Yudhi. 2013. Media Pembelajaran. Jakarta. Referensi.

Murti, Malahayati Tendi Khrisna. 2012. 50 Permainan Edukatif untuk Mengembangkan Potensi dan Mental Positif. Yogyakarta. Citra Aji Parama.

Riduwan. 2002. Skala Pengukuran Variabel-variabel Penelitian. Bandung: Alfabeta.

Riduwan.2007.Skala Pengukuran Variabel-variabel Penelitian. Bandung: Alfabeta.

Santrock, J.W. 2006. Life Span Development. Jakarta: Penerbit Erlangga Sobur, Alex. 2003. Psikologi Umum. Bandung. Pustaka Setia.

Sugiyono. 2010. Metode penelitian Pendidikan. Bandung. Alfabet. Sugiyono. 2010. Statistika untuk Penelitian. Bandung. Alfabet. Supratiknya. 2006. Teori-teori Holistk. Yogyakarta. Kanisius.

Lampiran 1. Satuan Pelayanan Bimbingan dan Konseling

SATUAN PELAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING

NO KETERANGAN

1 Pokok Bahasan Konsep Diri

2 Tugas Perkembangan Memantapkan nilai, dan cara bertingkah laku yang dapat diterima dalam kehidupan yang

lebih luas.

3 Bidang Bimbingan Bimbingan pribadi sosial 4 Jenis Layanan Pemberian informasi

5 Fungsi Bimbingan Pemahaman, pengembangan, pencegahan

6 Sasaran Siswa SMP

7 Standar Kompetensi Siswa mampu memiliki konsep diri yang baik.

8 Kompetensi Dasar Sesudah mengikuti kegiatan ini siswa mampu memiliki kematangan konsep diri dalam hidupnya.

9 Indikator 1. Peserta didik memiliki pemahaman baru tentang konsep diri.

2. Peserta didik memiliki pikiran positif tentang pentingnya konsep diri

10 Metode Eksperiential learning, tanya-jawab, sharing

11 Materi Konsep Diri

12 waktu 45 menit

13 Tempat Ruang kelas

14 Media Alat tulis dan handout

15 Prosedur 1. Pembukaan

2. Penyampaian materi tentang konsep diri

3. Memberikan contoh tentang konsep diri 4. Sharing dan tanya-jawab

5. Refleksi

6. Menyimpulkan seluruh materi dan kegiatan yang telah diberikan 7. Penutup

SATUAN PELAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING

NO KETERANGAN

16 Penilaian Lisan dan tertulis dengan melihat keaktifan siswa/i

17 Sumber pustaka - Desmita. 2011. Psikologi Perkembangan Perserta Didik. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. - Hendrianti. 2006. Psikologi

Perkembangan (Pendekatan Ekologi kaitannya dengan Konsep Diri dan Penyesuaian Diri pada remaja). Bandung: PT Refika Aditama

- Buku Panduan Guru. Pendidikan Kesehatan reproduksi dan Seksual.

Yogyakarta, 03 November 2014

Mengetahui

Guru BK Praktikan

Langkah-langkah

1. Kegiatan dan langkah- langkah

Guru Pembimbing Siswa/i Waktu Pengantar:

Pembimbing meberi sapaan dan menjelaskan mengenai kegiatan yang akan dilaksanakan selama 45 menit

Mendengarkan 4 menit

1. Intruksi

Guru pembimbing Siswa/i Waktu

Pembimbing memberikan pengantar dan menjelaskan tentang konsep diri

Mendengarkan dan mengikuti kegiatan

7 menit

2. Kegiatan kelas

Guru pembimbing Siswa/i Waktu

Pada sesi ini guru pembimbing memberi contoh tentang konsep diri/ membagikan sebuah pengalaman berkaitan dengan konsep diri Mendengarkan dan mengikuti instruksi guru pembimbing. 14 menit 3. Pengumpulan data

Guru pembimbing Siswa/i Waktu

Pembimbing memberi pertanyaan kepada siswa:

*Siswa mengkaitkan cerita atau contoh dengan konsep dirinya

Mendengarkan dengan baik pendapat teman.

7 menit

4. Refleksi

Guru pembimbing Siswa/i Waktu

Pembimbing meminta siswa/i untuk menjawab dan menuliskan dalam selembar kertas:

* Gambarkan atau tulisakan mengenai konsep diri mereka selama ini dalam sebuah kertas. Menuliskan pada selembar kertas/ menggambarkan 10 menit 5. Penutup

Guru pembimbing Siswa/i Waktu

Pembimbing menyimpulkan kegiatan yang dilakukan hari ini dan mengarahkan agar siswa/i mampu lebih meningkatkan konsep diri dalam kehidupan sehari-hari. Mendengarkan dan Mengikuti 3 menit

HANDOUT

KONSEP DIRI

I. Pengertian Konsep Diri

Konsep diri adalah gambaran yang dimiliki seseorang tentang dirinya, yang dibentuk melalui pengalaman- pengalaman ang diperoleh melalui pengalaman- pengalaman yang diperoleh dari interaksi dengan lingkungan. Konsep diri terdiri dari bagaimana kita melihat diri sendiri sebagai pribadi, bagaimana kita merasa tentang diri sendiri, dan bagaimana kita menginginkan diri sendiri menjadi manusia sebagaimana kita harapkan. Konsep diri bukan merupakan factor bawaan, melainkan berkembang dari pengalaman yang terus menerus dan terdiferensiasi.

Konsep diri bukan sesuatu yang bersifat mati dan statis. Konsep diri terbentuk dan berubah karena interaksi dengan lingkungan dan wawasan yang dimilikinya. Apabila individu berinteraksi dengan lingkungan secara positif dan berwawasan positif, maka hal itu akan membentuk konsep diri secara positif, demikian pula sebaliknya. Konsep diri memiliki 3 unsur yaitu :

a.Pengetahuan terhadap diri sendiri, artinya informasi yang kita miliki tentang diri kita atau wawasan terhadap diri sendiri. Misalnya; jenis kelamin,

penampilan, kesukaan(hoby), kelebihan, dan kekurangannya.

b. Penghargaan terhadap diri sendiri (diri ideal), artinya harapan terhadap diri secara ideal di masa yang akan dating atau gagasan kita tentang kemungkinan menjadi apa kelak. Contohnya, saya ingin menjadi orang yang jujur, takwa, dan menjadi pengusaha.

c. Penilaian terhadap diri sendiri, artinya pengukuran kita tentang keadaan kita dibandingkan dengan apa yang menurut kita dapat dan seharusnya terjadi pada diri kita. Hasil pengukuran tersebut adalah harga diri. Disadari atau tidak, setiap saat kita menilai diri sendiri. Contohnya saya sangat senang dengan pelajaran matematika dan nilai saya selalu bagus dan saya bercita-cita menjadi dokter, tetapi bahasa Inggris saya kurang bagus.

II.Faktor-faktor yang Mempengaruhi Konsep Diri a. Orang tua

Orang penting bagi seorang anak adalah orang tua dan saudarasaudaranya yang tinggal serumah. Mereka adalah orang-orang yang pertama-tama menanggapi perilaku anak, sehingga secara perlahanlahan terbentuklah konsep diri anak. Segala sanjungan, senyuman, pujian, dan penghargaan akan menyebabkan penilaian positif terhadap diri seseorang.

Sedangkan ejekan, cemoohan, dan hardikan akan menyebabkan penilaian yang negatif terhadap dirinya. b. Peranan Faktor Sosial

Konsep diri terbentuk karena adanya interaksi seseorang dengan orang-orang di sekitarnya. Apa yang dipersepsi tentang dirinya, tidak terlepas dari struktur, peran dan status sosial yang disandang orang tersebut. Struktur, peran dan status sosial yang menyertai seluruh individu dipengaruhi oleh faktor sosial. Dijelaskan bahwa perkembangan konsep diri tidak terlepas dari pengaruh status sosial, agama dan ras. Dijelaskan bahwa individu yang berstatus sosial tinggi akan mempunyai konsep diri yang lebih positif dibandingkan individu yang berstatus sosial rendah. c. Belajar

Konsep diri merupakan produk belajar. Proses belajar ini terjadi setiap hari dan umumnya tidak disadari oleh individu. Belajar di sini diartikan sebagai perubahan psikologis yang relatif permanen yang terjadi sebagai konsekuensi dari pengalaman (Hilgard dan Bower, dalam Calhoun, 1990). Seorang anak yang pendek,

melalui pengalamannya dipanggil “udang” oleh teman

-temannya, akan tahu bahwa pendek bukanlah sifat yang dihargai (paling tidak bagi anak laki-laki) dan oleh karena itu meragukan harga dirinya.

III. Aspek-aspek Konsep Diri

Agustiani (2006: 139-141), membagi konsep diri dalam beberapa aspekaspek

seperti berikut ini : a. Aspek Fisik

Aspek fisik meliputi sejumlah konsep yang dimiliki individu mengenai penampilan, kesesuaian dengan jenis kelamin, arti pentingnya tubuh, dan perasaan gengsi di hadapan orang lain yang disebabkan oleh keadaan fisiknya.

b. Aspek Psikologis

Aspek ini meliputi penilaian individu terhadap keadaan psikis dirinya, seperti perasaan mengenai kemampuan atau ketidakmampuannya. Peranan tersebut akan berpengaruh terhadap rasa percaya diri dan harga dirinya.

c. Aspek Moral

Aspek moral merupakan nilai dan prinsip yang memberi arti dan arah dalam kehidupan individu atau seseorang dalam memandang nilai etika moral bagi dirinya, seperti kejujuran, tanggungjawab atas kegagalan yang dialaminya, religiusitas serta perilakunya (nilai-nilai hidup yang dijalaninya).

d. Aspek Sosial

Aspek ini meliputi kemampuan individu dalam berhubungan dengan dunia diluar dirinya seperti perasaan mampu dan berharga dalam lingkup interaksi sosial dengan orang lain secara umum, yaitu mencakup hubungan antara individu dengan keluarga dan individu dengan lingkungannya.

SATUAN PELAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING

NO KETERANGAN

1 Pokok Bahasan Percaya Diri

2 Tugas Perkembangan Memantapkan nilai, dan cara bertingkah laku yang dapat diterima dalam kehidupan yang lebih luas.

3 Bidang Bimbingan Bimbingan pribadi sosial 4 Jenis Layanan Pemberian informasi

5 Fungsi Bimbingan Pemahaman, pengembangan, pencegahan 6 Sasaran Siswa SMP

7 Standar Kompetensi Siswa mampu memiliki percaya diri yang baik. 8 Kompetensi Dasar Sesudah mengikuti kegiatan ini siswa mampu

memiliki kematangan percaya diri dalam hidupnya.

9 Indikator 1. Peserta didik memiliki pemahaman baru tentang percaya diri.

2. Peserta didik memiliki pikiran positif tentang pentingnya percaya diri

10 Metode Eksperiential learning, tanya-jawab, sharing 11 Materi Percaya Diri

12 waktu 45 menit 13 Tempat Ruang kelas

14 Media Alat tulis dan handout

SATUAN PELAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING

NO KETERANGAN

15 Prosedur 1. Pembukaan

2. Penyampaian materi tentang percaya diri

3. Kegiatan peserta didik 4. Sharing dan tanya-jawab 5. Refleksi

6. Menyimpulkan seluruh materi dan kegiatan yang telah diberikan 7. Penutup

16 Penilaian Lisan dan tertulis dengan melihat keaktifan siswa/i

18 Sumber pustaka - http://belajarpsikologi.com/2014/11/pen gertian- kepercayaan-diri/

- . Davies Philippa.2004.Meningkatkan Rasa Percaya Diri

HANDOUT

PERCAYA DIRI

A.Pengertian Percaya Diri

Percaya diri adalah salah satu aspek kepribadian yang sangat penting dalam kehidupan manusia. Orang yang percaya diri yakin atas kemampuan mereka sendiri serta memiliki pengharapan yang realistis, bahkan ketika harapan mereka tidak terwujud, mereka tetap berpikiran positif dan dapat menerimanya. Sejauhmana Anda punya keyakinan terhadap penilaian Anda atas kemampuan Anda dan sejauh mana Anda bisa merasakan adanya

“kepantasan” untuk berhasil. Percaya diri dapat juga diartikan sejauhmana Anda punya keyakinan terhadap penilaian Anda atas kemampuan Anda dan

sejauh mana Anda bisa merasakan adanya “kepantasan” untuk berhasil.

B.Akibat Kurang Percaya Diri

Ketika ini dikaitkan dengan praktek hidup sehari-hari, orang yang memiliki kepercayaan diri rendah atau telah kehilangan kepercayaan, cenderung merasa/bersikap sebagai berikut :

1. Tidak memiliki sesuatu (keinginan, tujuan, target) yang diperjuangkan secara sungguh-sungguh.

2. Tidak memiliki keputusan melangkah yang decissive (ngambang). 3. Mudah frustasi atau give-up ketika menghadapi masalah atau kesulitan 4. Kurang termotivasi untuk maju, malas-malasan atau setengah-setengah. 5. Sering gagal dalam menyempurnakan tugas-tugas atau tanggung jawab

(tidak optimal)

6. Canggung dalam menghadapi orang

7. Tidak bisa mendemonstrasikan kemampuan berbicara dan kemampuan mendengarkan yang meyakinkan

8. Sering memiliki harapan yang tidak realistis 9. Terlalu perfeksionis

C.Tips-tips Meningkatkan Percaya Diri

1. Memilih sebuah aktifitas yang menurut kita masih kurang percaya diri. Dengan hal ini kita akan belajar banyak mengenai penyebab rasa tidak percaya diri kita yang sesungguhnya. Dengan hal ini diharapkan kita akan bisa secara pelan-pelan mengatasi rasa minder atau tidak PD pada diri kita dan mengeksplorasi diri.

2. Menetapkan target keberhasilan dari sebuah aktifitas. Target adalah sesuatu hal yang ingin kita capai. Bila kita memiliki sebuah targat yang harus dicapai maka hal ini akan menumbuhkan semangat dalam diri kita untuk terus berusaha dan berusaha mencapai target keberhasilan tersebut.

3. Jangan Takut Terhadap Tantangan. Karena dengan kita melakukan sebuah tantangan adalah satu cara langkah awal dalam meyakinkan diri akan kemampuan diri sendiri. Jika kita hanya melakukan apa yang hanya kita bisa, maka kita tidak bisa melihat kemampuan diri kita sendiri yang sesungguhnya.

Sumber:

Wiriaatmadja, Rochiati. 2005. Metode Penelitian Tindakan Kelas: Meningkatkan Kinerja Guru dan Dosen. Bandung: Remaja Rosdakarya.

SATUAN PELAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING

NO KETERANGAN

1 Pokok Bahasan Kemampuan Berkomunikasi 2 Tugas

Perkembangan

Memperluas hubungan antar pribadi

(berkomunikasi/bergaul) secara lebih dewasa dengan orang lain

3 Bidang Bimbingan Pribadi sosial

4 Jenis Layanan Pemberian informasi,orientasi 5 Fungsi Bimbingan Pemahaman, pengembangan 6 Sasaran Siswa SMP

7 Standar Kompetensi

Siswa mampu berbicara dengan baik.

8 Kompetensi Dasar Sesudah mengikuti kegiatan ini siswa mampu memiliki keberanian untuk berbicara dengan baik 9 Indikator 1. Peserta didik memiliki pemahaman

baru tentang kemampuan berkomunikasi 2. Peserta didik memiliki pikiran positif

mengenai pentingnya kemampuan berkomunikasi dalam kehidupan sehari-hari

10 Metode Eksperiential learning, tanya-jawab, permainan 11 Materi Kemampuan Berkomunikasi

12 waktu 60 menit

13 Tempat Ruang kelas dan luar kelas 14 Media Alat tulis dan handout

SATUAN PELAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING

NO KETERANGAN

15 Prosedur 1. Pembukaan 2. Icebreaker

3. Penyampaian materi tentang Kemampuan berkomunikasi

4. Permainan 5. Refleksi

6. Menyimpulkan seluruh materi dan kegiatan yang telah diberikan 7. Penutup

16 Penilaian Lisan dan tertulis dengan melihat keaktifan siswa/i

18 Sumber pustaka - Sinurat, R.H. Dj. (2005) Reader, Mata Kulaih Komunikasi Antar Pribadi. Sanata Dharma: Yogyakarta

- (2007) Menjalin Komunikasi Yang Efektif Dalam Keluarga. Yogyakarta Yogyakarta, 18 November 2014 Mengetahui Guru BK Praktikan

1. Kegiatan dan langkah- langkah

Guru Pembimbing Siswa/i Waktu Pengantar:

 Pembimbing meberi sapaan

 Icebreaker Mendengarkan Aktif 2 menit 5 menit 2. Intruksi

Guru pembimbing Siswa/i Waktu

Pembimbing memberikan pengantar dan menjelaskan tentang kemampuan berkomunikasi

Mendengarkan dan mengikuti kegiatan

7 menit

3. Kegiatan kelas

Guru pembimbing Siswa/i Waktu

Megajak siswa/i untuk mengikuti permainan Mendengarkan dan mengikuti instruksi guru pembimbing. 25 menit 4. Pengumpulan data

Guru pembimbing Siswa/i Waktu

Pembimbing memberi pertanyaan dan kesempatan kepada siswa:

 Ungkapkan perasaan yang dialami Mendengarkan dengan baik pendapat teman. 8 menit

5. Refleksi

Guru pembimbing Siswa/i Waktu

Pembimbing meminta siswa/i untuk menjawab dan menuliskan dalam selembar kertas:

 Manfaat apa yg didapatkan dari kegiatan hari ini

 Niat-niat yg akan dilakukan agar memiliki kemampuan berkomunikasi dengan baik

Menuliskan pada selembar kertas

10 menit

6. Penutup

Guru pembimbing Siswa/i Waktu

Pembimbing menyimpulkan kegiatan yang dilakukan hari ini dan mengarahkan agar siswa/i mampu lebih meningkatkan konsep diri dalam kehidupan sehari-hari.

Mendengarkan dan Mengikuti

HANDOUT

Kemampuan Berkomunikasi

1. Pengertian komunikasi

Komunikasi adalah proses perpindahan informasi/pesan dari seseorang kepada orang lain (penerima) melalui sarana/saluran/metode tertentu yang saling dapat dipahami untuk suatu tujuan tertentu.

Kemampuan berkomunikasi merupakan penyampaian yang melibatkan aspek berbahasa, bicara, suara, dan irama dengan mengandalkan kemampuan berfikir, mengartikan perasaan orang, menghayati keadaan, kemampuan untuk mengekspresikan sehingga dapat menyampaikan perasaan, kehendak, pikiran, dan pesan dengan rangkaian kaidah bahasa yang sesuai dengan aturan tata bahasa yang dituturkan oleh alat bicara.

2. Tujuan komunikasi

Pada umumnya orang berkomunikasi mempunyai tujuan antara lain seperti berikut :

a. Untuk memberi informasi yang dimiliki dengan orang lain,

b. Untuk membujuk atau mempengaruhi orang ( lawan berkomunikasi)

c. Untuk saling mengerti satu sama lain,

d. Untuk menyampaikan sesuatu yang dirasakan,

e. Untuk mendapatkan informasi tentang keadaan diri sendiri.

Komunikasi akan berhasil dengan baik jika :

b. Perlu penegasan mengenai maksud dan tujuan pengiriman pesan,

c. Memperhatikan unsur kemanusiaan dan lingkungan,

d. Perlu dialog (bicara timbal balik) antara pengirim dengan penerima pesan,

e. Adanya unsur-unsur yang menguntungkan bagi penerima dengan adanya pesan tersebut.

f. Tindak lanjut dari apa yang dikomunikasikan,

g. Memberikan contoh-contoh yang nyata,

h. Memperhatikan berbagai hubungan yang terdapat dalam masyarakat, seperti hubungan organisasi dan sebagainya.

3. Pentingnya keterampilan komunikasi

Komunikasi antar pribadi sangat penting dalam hidup kita. Johnson (1981) menunjukan beberapa peranan yang disumbangkan

oleh komunikasi antarpribadi dalam rangka menciptakan

kebahagiaan hidup manusia;

a. Komunikasi antarpribadi membantu perkembangan intelektual

dan sosial kita

b. Identitas atau jati diri kita terbentuk dalam dan lewat

komunikasi dengan orang lain

c. Dalam rangka memahami realitas di sekeliling kita serta menguji

kebenaran kesan-kesan dan pengertian yang kita miliki tentang dunia di sekitar kita, kita perlu membandingkannya dengan kesan-kesan dan pengertian orang lain tentang realitas yang sama.

d. Kesehatan mental kita sebagian besar juga ditentukan oleh kualitas komunikasi atau hubungan kita dengan orang lain, lebih-lebih orang yang merupakan tokoh-tokoh signifikan.

Sumber:

Sinurat, R.H. Dj. (2005) Reader, Mata Kulaih Komunikasi Antar Pribadi. Sanata Dharma: Yogyakarta . (2007) Menjalin Komunikasi Yang Efektif Dalam Keluarga. www.google.com: Yogyakarta

http://ginaamuthia.wordpress.com/2013/06/20/communication-skill-atau-kemampuan-berkomunikasi/

Lampiran 2. Kisi-kisi Penelitian Tabel 3.

Kisi-kisi Kuesioner Konsep Diri

No Aspek

Konsep Diri

Indikator No Item Jumlah + -

1 Aspek fisik 1.1 Siswa mampu menerima penampilan fisik yang ada di

dalam dirinya (gemuk, tinggi, kurus, pendek)

1.2 Siswa mampu menjaga penampilan dirinya di hadapan temantemannya. 1 2 3 4 2 2 2 Aspek Psikologis

2.1 Siswa mampu menghargai diri sendiri maupun orang lain

2.2 Siswa memiliki rasa percaya diri yang baik di dalam kelompok 2.3 Siswa mampu mengeksplorasi atau mengaktualisasikan kemampuan/potensi yang dimiliki 5 7 6, 10 8 9 - 2 2 2

3 Aspek Moral 3.1 Siswa memiliki tanggung jawab atas diri pribadinya 3.2 Keadaaan pribadi siswa

dalam hubungannya dengan Tuhan 11, 13 15 - 16 2 2

4 Aspek Sosial 4.1 Siswa mampu berinteraksi dengan individu lain didalam kelompok

4.2 Siswa dapat menilai diri apakah diterima/ditolak dalam lingkungan sekitar 4.3 Siswa mampu menghargai

pendapat individu lain didalam kelompok 12 20 17 14 18 19 2 2 2 Jumlah 12 8 20

Skala Konsep Diri Identitas Diri

Nama : Jenis Kelamin :

Petunjuk Pengisian

1. Tuliskanlah identitas Anda pada tempat yang sudah disediakan

2. Berilah tanda centang ( pada alternative jawaban yang sesuai dengan keadaan bimbingan hari ini, pada bagian kolom yang disediakan dengan keterangan alternative jawaban:

S= Setuju SS= Sangat Setuju TS= Tidak Setuju STS= Sangat Tidak Setuju

No Pertanyaan S SS ST ST

S

1 Saya dapat menerima keadaan fisik saya

2 Saya berusaha tampil rapi dihadapan teman-teman saya hari ini

3 Saya menyesali bentuk badan saya

4 Saya kurang begitu senang dengan keadaan tubuh saya, untuk itu saya malas merawat diri

5 Saya bangga dengan sifat-sifat yang saya miliki 6 Saya bangga dengan kelebihan yang saya miliki

7 Saya percaya diri untuk tampil didepan teman-teman saya

8 Saya sering merasa tidak berguna

9 Saya merasa ragu ketika harus memulai pembicaraan dengan teman

10 Sesungguhnya saya memiliki bakat yang istimewa 11 Saya berani dalam mengambil keputusan

12 Saya memiliki kebanggaan tersendiri ketika berkumpul dengan teman-teman

13 Saya bertanggung jawab atas kesalahan-kesalahan saya 14 Dalam pergaulan, saya kadang takut ditolak

15 Saya bersyukur atas keadaan tubuh saya 16 Saya malu dilahirkan didunia ini

17 Saya menjadi pendengar yang baik ketika teman mengungkapkan pendapatnya

18 Saya lebih senang menyendiri

19 Saya kurang peduli dengan pendapat teman 20 Saya diterima baik dilingkungan saya

Lampiran 3. Instrumen Penelitian PANDUAN OBSERVASI KONSEP DIRI POSITIF

Hari/tanggal

Perilaku Konsep Diri Positif Waktu

10’ 15’ 20’ 25’ 30’ 35’ 40’ 45’ 55’

1. Mendengarkan 2. Berani bertanya

3. Mengungkapkan pendapat/sharing 4. Tampil percaya diri

5. Membaur dengan teman-temanya

6. Bersemangat mengikuti bimbingan 7. Berani menghadapi hal-hal baru 8. Tidak melamun/semangat 9. Berinteraksi dengan teman 10. Saling menghargai, menghormati 11. Antusias mengikuti permainan 12. Mengerjakan tugas yg diberikan 13. Bersabar menunggu giliran

14.Tenang /tidak berjalan-jalan

PANDUAN OBSERVASI KONSEP DIRI NEGATIF Hari/tanggal

Perilaku Konsep Diri Negatif Waktu

1. Bercanda, ngobrol dengan teman 2. Membuat keributan.

3. Sering izin keluar kelas 4. Tiduran.

5. Memainkan alat tulis 6. Melamun

7. Menganggu teman 8. Mengejek teman 9. Berteriak/mengeluh

10.Mondar-mandir di dalam kelas.

Dokumen terkait