• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pembahasan

Dalam dokumen Pengembangan Pemuda Budidaya Ayam Arab (Halaman 70-77)

BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

B. Pembahasan

1. Tujuan Pemberdayaan

Berdasarkan informan penyelenggara pemberdayaan, tujuan dari penyelenggaran pemberdayaan ini adalah untuk memberdayakan pemuda dengan kecakapan vocasional tertentu dalam bentuk kelompok-kelompok binaan, sehingga mereka dapat mandiri atau berkarya melalui usaha budidaya ayam Arab. Hal ini sudah sesuai dengan Teori pemberdayaan

Suzanne Kindervater, dimana proses belajar atau pemberiaan kekuatan terdiri dari delapan pokok tahapan, yaitu: (a)

belajar dilakukan dalam kelompok-kelompok kecil, (b) pemberian tanggung jawab yang lebih besar kepada warga belajar selama kegiatan pembelajaran berlangsung, (c) kepemimpinan kelompok diperankan oleh warga belajar (d) sumber belajar bertindak selaku fasilitator (e) proses kegiatan belajar mengajar berlangsung secara demokratis (f) adanya kesatuan pandangan dan langkah dalam mencapai tujuan (g) menggunakan metode dan teknik pembelajaran yang dapat

menimbulkan rasa percaya diri pada warga belajar, dan (h) bertujuan akhir untuk meningkatkan status sosial, ekonomi, dan atau politik warga belajar dalam masyarakat.

Proses Pemberdayaan

Sebelum pelaksanaan kegiatan pelatihan budidaya ayam Arab, diadakan identifikasi kebutuhan masyarakat terlebih dahulu. Untuk desa Beji Para’an Ungaran dari pihak BPPLSP menunjuk bapak Djumadi sebagai ketua pelaksana, sedangkan bapak Sigit untuk mengidentifikasi wilayah desa Sekunir Gunungpati Semarang. Identifikasi kebutuhan masyarakat ini menggunakan beberapa metode, yakni : (a) Metode PRA (Partisipatory Rural Appraisal), pendekatan pemahaman masyarakat pedesaan dimana team survai langsung datang ke masyarakat melihat sejumlah potensi baik meliputi sumber daya alam maupun sumber daya manusia, setelah itu dibuat pemetaan skala prioritas kebutuhan masyarakat, (b) Metode Konvensional yaitu datang langsung ke masyarakat kemudian masyarakat dikumpulkan dan diadakan diskusi skala prioritas kebutuhan. (c) Analisis SWOT (Strength, Weakness, Opportunity, Threatness) yaitu melihat kekuatan, kelemahan, peluang dan tantangan dari masyarakat sekitar. Hal ini sesuai dengan teori Smith&Dahalaya (1987) yang menyatakan bahwa dalam pelatihan ada tiga tahap prosedur yang biasa digunakan dalam assessment kebutuhan pelatihan, yaitu pertama, survey yang dilakukan dengan mereview data vital secara berkala dalam suatu masyarakat. Kedua, investigasi, dimana dikumpulkan data secara detail dan spesifik dilingkungan masyarakat. Ketiga, analisis yakni menguraikan data dengan cara mengeliminasi informasi-informasi yang tidak valid, kemudian mengkelompokkan, meresum, dan mengambil kesimpulan berdasarkan data yang diperoleh.

Setelah teridentifikasi kebutuhan masyarakat, maka dari pihak BPPLSP segera merancang kegiatan pelatihan budidaya ayam Arab. Hal-hal yang dilakukan dalam merancang kegiatan pelatihan budidaya ayam Arab adalah sebagai berikut :

lxxi

(1) Menetapkan tujuan, tujuan umum diadakannya pelatihan budidaya ayam Arab adalah agar memberikan bekal pengetahuan dan keterampilan tentang budidaya ayam Arab kepada warga masyarakat kurang mampu. Sedangkan tujuan khususnya adalah agar peserta pelatihan dapat menjelaskan tentang jenis ayam Arab, dapat mempraktekkan cara pembuatan kandang, dapat mempraktekkan cara pembuatan mesin tetas, dapat mempraktekkan cara pembuatan ransum makanan, dapat menjelaskan penetasan dan pembesaran ayam Arab, dapat menjelaskan pencegahan dan pengobatan penyakit, dapat menjelaskan tentang pengelolaan usaha budidaya ayam Arab, serta mendapatkan pengalaman dari kunjungan lapangan. Penyelenggara pelatihan budidaya ayam Arab pada prakteknya telah mampu memberikan kecakapan atau keahlian yang dapat dilakukan oleh peserta setelah selesai mengikuti kegiatan pelatihan. (2) Menentukan sasaran, dalam pelaksanaan pelatihan budidaya ayam Arab,

peserta yang lebih diutamakan adalah orang-orang yang memenuhi persyaratan berikut ini : warga masyarakat kurang mampu, memiliki motivasi tinggi untuk mengikuti pelatihan, sudah teridentifikasi kebutuhan belajar sasaran, warga masyarakat yang putus sekolah/tidak melanjutkan, berusia 16-44 tahun (usia produktif). Adapun jumlah peserta yang mengikuti kegiatan pelatihan berjumlah kurang lebih 30 oarang, yang terdiri dari 4 warga belajar dari desa Sekunir Gunungpati Semarang, 10 warga belajar dari desa Beji Para’an Ungaran serta 16 pamong belajar SKB di Jawa Tengah.

(3) Menentukan nara sumber teknis/tutor, didalam pelatihan budidaya ayam Arab ini dikarenakan BPPLSP belum mempunyai tenaga ahli dibidang peternakan, maka nara sumber teknisnya adalah bapak Moh. Basirom diambil dari Dinas Pertanian dan Peternakan, disamping itu juga nara sumber teknisnya diambil dari Pengusaha atau peternak ayam Arab KPSM (Kelompok Pemberdayaan Swadaya Masyarakat) Jatinom Klaten yaitu bapak Margono dan bapak Gunawan.

(4) Mempersiapkan sarana dan prasarana yang digunakan dalam pelaksanaan pelatihan yang meliputi gedung, asrama penginapan,modul pelatihan, alat-alat tulis dan alat-alat-alat-alat praktek pembuatan kandang dan mesin tetas.

(5) Mempersiapkan materi pembelajaran, yang meliputi pembelajaran materi umum (sejarah dan manajemen/pengelolaan usaha ayam Arab), materi khusus (penetasan, pembesaran, dan pencegahan penyakit ayam) dan praktek pembuatan kandang serta mesin tetas.

(6) Mempersiapkan dan mengatur dana/biaya pelatihan yang berasal dari DBK Life Skills BPPLSP Jawa Tengah.

(7) Menentukan alat-alat evaluasi pelatihan, evaluasi yang digunakan dalam pelatihan ini terdiri dari : a) Evaluasi Persiapan (awal), evaluasi ini dimaksudkan untuk mengetahui seberapa jauh persiapan yang telah dilakukan oleh panitia. Dengan melalui evaluasi persiapan ini akan dapat diputuskan apakah pelatihan siap untuk dilaksanakan atau tidak. b) Evaluasi Pelaksanaan (proses) hal-hal yang dievaluasi pada tahap pelaksanaan pelatihan meliputi: evaluasi peserta, evaluasi fasilitator, serta

lxxiii

(8) Dokumentasi kegiatan, pelaksanaan kegiatan pelatihan budidaya yam Arab didokumentasikan dengan kamera foto dan kamera vidio, hal ini dilakukan sebagai bentuk laporan pertanggungjawaban atas pelaksanaan seluruh kegiatan pelatihan budidaya ayam Arab di BPPLSP Regional III Jawa Tengah.

Hasil Pemberdayaan

Hasil pemberdayaan yang dapat diperoleh warga belajar pelatihan budidaya ayam Arab di BPPLSP Ungaran dapat diuraikan sebagai berikut :

1. Rochman, dapat menambah pengetahuan dan keterampilan : (a). Pemilihan bibit ayam Arab yang baik, yaitu sehat, lincah, mata bulat, tidak mengantuk, tidak cacat, bentuk paruh normal, bulu tubuh kering. (b). Penetasan/pembesaran ayam, sebelum dimasukkan kedalam mesin tetas telur harus diseleksi terlebih dahulu, suhu mesin tetas harus dalam keadaan stabil. (c) Pembuatan kandang, harus sesuai dengan kebutuhan dan usia ayam Arab. Pada saat berumur 7 hari anak ayam dimasukkan kedalam kandang DOC berbentuk segi empat sederhana dengan sumber pemanas listrik. Setelah berumur lebih kurang 3 bulan, anak ayam dilepaskan dari kandang indukannya dan pada umur 5 bulan, ayam dimasukkan kedalam kandang baterai dengan ukuran 40 cm x 20 cm dengan tinggi 45 cm. (d) Pembuatan mesin tetas, menggunakan listrik lampu pijar, pipa seng pemanas, termometer, tempat tatakan telur dan bak air sebagai pelembab ruangan. (e). Pembuatan pakan, harus disesuaikan dengan kebutuhan atau usia ayam Arab (f). Pengendalian penyakit,

kandang harus selalu dalam keadaan bersih, kebutuhan pakan ayam harus cukup dan pemberian faksin secara rutin dua bulan sekali. Disamping itu juga dengan beternak ayam Arab, Rochman dapat meningkatkan produksi telur ayam Arab sehingga dapat menambah penghasilan keluarga.

2. Amin Rahardjo, dapat memperoleh pengetahuan dan keterampilan beternak ayam Arab, yang meliputi : (a). Pemilihan bibit ayam Arab yang baik, yaitu induk harus masih asli (b). Penetasan/pembesaran ayam Arab, penetasan ayam Arab menggunakan mesin tetas, dimana suhu atau panas serta pemutaran dan pendinginan elur selama penetasan harus selalu mendapatkan perhatian. (c) Pembuatan kandang, harus sesuai dengan kebutuhan dan usia ayam Arab, kandang harus dalam keadaan longgar/tidak terlalu sempit, cukup memperoleh sinar matahari untuk sirkulasi udara, (d) Pembuatan pakan, harus disesuaikan dengan kebutuhan atau usia ayam Arab, ayam diberi pakan 2 kali sehari (f). Pengendalian penyakit, mengontrol kesehatan ayam setiap hari dan pemberian faksin secara rutin dua bulan sekali. Disamping itu juga dengan beternak ayam Arab, Amin Rahardjo dapat memperoleh tambahan penghasilan walaupun belum seberapa.

3. Sugiarto, dapat memperoleh pengetahuan dan keterampilan beternak ayam Arab, yang meliputi : (a). Pemilihan bibit ayam Arab yang baik, yaitu berjengger besar, berdada lebar dan lincah (b). Penetasan/pembesaran ayam, menggunakan mesin tetas, dimana sebelum dimasukkan kedalam mesin tetas telur harus diseleksi terlebih dahulu. (c) Pembuatan kandang,

lxxv

harus sesuai dengan kebutuhan dan usia ayam Arab. Kandang baterai yang biasa digunakan berukuran 40cmx20cm dengan tinggi 45cm. (d) Pembuatan mesin tetas, menggunakan listrik lampu pijar, pipa seng pemanas, termometer, tempat tatakan telur dan bak air sebagai pelembab ruangan. (e). Pembuatan pakan, harus disesuaikan dengan kebutuhan atau usia ayam Arab dengan perbandingan 4: 3 : 3 (4 kg katul : 3 kg jagung : 3 kg sentrat) (f). Pengendalian penyakit, dengan cara pemberian pakan yang cukup, menjaga kebersihan kandang dan pemberian vaksin secara rutin 2 bulan sekali Disamping itu juga dengan beternak ayam Arab, Sugiarto dapat meningkatkan produksi telur ayam Arab sehingga dapat menambah penghasilan keluarga.

4. Khamdan, dapat memperoleh pengetahuan dan keterampilan beternak ayam Arab, yang meliputi : (a). Pemilihan bibit ayam Arab yang baik, yaitu berjengger merah, sehat (tidak cacat atau sakit) dan lincah (b). Penetasan/pembesaran ayam, menggunakan mein tetas, telur yang akan ditetaskan,sebelumnya harus diteropong atau diseleksi terlebih dahulu, suhu mesin tetas harus dalam keadaan stabil. (c) Pembuatan kandang, longgar/tidak terlalu sempit, bisa mendapatkan sinar matahari yang cukup, terdapat sirkulasi udara, dapat melindungi ayam dari udara malam serta penempatan kandang ditempat yang tenang, bebas dari gangguan suara keramaian, kandangdibuat dari bambu yang ukurannya disesuaiakan dengan kebutuhan ayam Arab. (d) Pembuatan pakan, disesuaikan dengan kebutuhan atau usia ayam Arab dengan menggunakan perbandingan 4: 3 : 3 (4 kg katul : 3 kg jagung : 3 kg sentrat) (f). Pengendalian penyakit,

dengan cara mengontrol keadaan ayam setiap hari, kandang selalu dalam keadaan bersih, pemberian ransum atau pakan ayam yang cukup, ayam yang sakit dipisahkan dengan ayam yang sehat sehingga tidak menular penyakitnya serta pemberian vaksin secara rutin 2 bulan sekali. Disamping itu juga dengan beternak ayam Arab, Khamdan dapat menambah penghasilan keluarga walaupun belum maksimal.

Dari hasil yang diperoleh tersebut diatas sudah sesuai dengan pendapat Broling (1989), dimana hakikat pendidikan kecakapan hidup/life skills adalah interaksi berbagai pengetahuan dan keterampilan yang sangat penting dimiliki seseorang asehingga dapat hidup mandiri.

4. Teknik Evaluasi

Teknik evaluasi dalam kegiatan pemberdayaan pemuda ini meliputi evaluasi dampak dan evaluasi pelaksanaan program kegiatan. Evaluasi dampak meliputi meningkatnya pengetahuandan keterampilan peserta pelatihan dan terlatihnya warga masyarakat dalam bidang budidaya ayam Arab. Sedangkan evaluasi pelaksanaan program kegiatan meliputi evaluasi peserta (penguasaan materi, kedisiplinan, ketertiban, dan sikap), evaluasi fasilitator (penguasaan materi, kesesuaian materi dengan topik bahasan yang disampaikan, ketepatan metode yang digunakan, kesesuaian media yang digunakan, penampilan, bahasa yang digunakan), dan evaluasi penyelenggara (kebersihan ruang pelatihan, akomodasi dan konsumsi, pelayanan panitia). Hal ini sudah sesuai dengan teori

Kirkpatrick, dimana rencana keseluruhan evaluasi pelatihan harus memberikan suatu kerangka untuk mengukur perubahan yang diinginkan pada tiap tuingkat

lxxvii

evalusi, yakni perubahan dalam tingkat belajar, tingkat perilaku dan tingkat hasil dengan menggunakan kriteria yang tepat.

Dalam dokumen Pengembangan Pemuda Budidaya Ayam Arab (Halaman 70-77)

Dokumen terkait