• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.2 Pembahasan

Tabel indikator pencapaian penelitian yang telah dirancang oleh peneliti dimulai dari kondisi awal, target capaian dan kondisi akhir dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 37. Tabel Indikator Pencapaian Penelitian

Indikator Deskriptor Kondisi Awal Target Capaia n Kondis i Siklus I Kondis i Akhir 1. Menyadari akan adanya nilai sebagai kualitas yang perlu diusahakan, indikator Jumlah siswa yang mendapatkan skor kesadaran akan nilai minimal cukup dibagi jumlah seluruh siswa x 100% 41,6% 80% 66,6% 87,5% 2. Menyadari akan peranan nilai yang menjadi daya tarik manusia untuk mewujudkan nya Jumlah siswa yang mendapatkan skor kesadaran akan nilai minimal cukup dibagi jumlah seluruh siswa x 100% 37,5% 70% 66,6% 75% 3. Menyadari akan sarana- sarana serta cara-cara yang perlu diusahakan demi terwujudnya nilai yang akan dituju Jumlah siswa yang mendapatkan skor kesadaran akan nilai minimal cukup dibagi jumlah seluruh siswa x 100% 62,5% 80% 87,5% 91,67%

4. Menyadari tindakan yang perlu dilakukan demi terwujudnya nilai yang diharapkan Jumlah siswa yang mendapatkan skor kesadaran akan nilai minimal cukup dibagi jumlah seluruh siswa x 100% 50% 80% 58,3% 80% 5. Menyadari tindakan yang perlu dilakukan demi terwujudnya nilai yang menjadi tujuan Jumlah siswa yang mendapatkan skor kesadaran akan nilai minimal cukup dibagi jumlah seluruh siswa x 100% 45,83 60% 54,16% 62,5%

Hasil dari perhitungan kelima indikator pada kondisi awal dibandingkan dengan perhitungan kondisi Siklus I telah mengalami peningkatan. Untuk lebih jelasnya, dapat dilihat pada grafik

Gambar 4. Grafik Hasil Peningkatan Kesadaran Siswa Akan Nilai Kedisiplinan 0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100 Indikator

1 Indikator 2 Indikator 3 Indikator 4 Indikator 5

Kondisi Awal Kondisi Siklus I Kondisi Akhir

Grafik menunjukkan hasil peningkatan kesadaran siswa akan nilai kedisiplinan. Penelitian ini dilakukan untuk meningkatkan kesadaran akan nilai kedisiplinan pada pelajaran PKn untuk siswa kelas II SD Sarikarya tahun pelajaran 2013/2014 dengan menggunakan model pembelajaran Paradigma Pedagogi Reflektif (PPR) yang dilaksanakan oleh peneliti dalam dua siklus. Hasil peningkatan tersebut dapat dilihat dari indikator 1 adalah menyadari akan adanya nilai sebagai kualitas yang perlu diusahakan telah memenuhi kriteria keberhasilan yang telah ditetapkan oleh peneliti yaitu minimal terdapat 19 siswa yang termotivasi atau sekitar 80% dari keseluruhan siswa yang berjumlah 24 siswa kemudian peneliti melaksanakan siklus I terdapat 16 siswa atau 66,6% siswa yang sadar akan nilai kedisiplinan dari jumlah seluruh siswa dan dilanjutkan dengan pelaksanaan kondisi akhir yang terdapat 21 siswa atau sekitar 87,5% siswa yang sadar akan nilai kedisiplinan dari jumlah seluruh siswa; Indikator 2 adalah menyadari akan peranan nilai yang menjadi daya tarik manusia untuk mewujudkannya telah memenuhi kriteria keberhasilan yang telah ditetapkan oleh peneliti yaitu minimal terdapat 17 siswa yang termotivasi atau sekitar 70% dari keseluruhan siswa yang berjumlah 24 siswa kemudian peneliti melaksanakan siklus I terdapat 16 siswa atau 66,6% siswa yang sadar akan nilai kedisiplinan dari jumlah seluruh siswa dan dilanjutkan dengan pelaksanaan kondisi akhir yang terdapat 18 siswa atau sekitar 75% siswa yang sadar akan nilai kedisiplinan dari jumlah seluruh siswa; indikator 3 adalah menyadari akan sarana-sarana serta cara- cara yang perlu diusahakan demi terwujudnya nilai yang akan dituju telah memenuhi kriteria keberhasilan yang telah ditetapkan oleh peneliti yaitu minimal

terdapat 19 siswa yang termotivasi atau sekitar 80% dari keseluruhan siswa yang berjumlah 24 siswa kemudian peneliti melaksanakan siklus I terdapat 21 siswa atau 87,5% siswa yang sadar akan nilai kedisiplinan dari jumlah seluruh siswa dan dilanjutkan dengan pelaksanaan kondisi akhir yang terdapat 21 siswa atau sekitar 87,5% siswa yang sadar akan nilai kedisiplinan dari jumlah seluruh siswa; indikator 4 adalah menyadari tindakan yang perlu dilakukan demi terwujudnya nilai yang diharapkan telah memenuhi kriteria keberhasilan yang telah ditetapkan oleh peneliti yaitu minimal terdapat 19 siswa yang sadar akan nilai kedisiplinan atau sekitar 80% dari keseluruhan siswa yang berjumlah 24 siswa kemudian peneliti melaksanakan siklus I terdapat 14 siswa atau 58,3% siswa yang sadar akan nilai kedisiplinan dari jumlah seluruh siswa dan dilanjutkan dengan pelaksanaan kondisi akhir yang terdapat 19 siswa atau sekitar 80% siswa yang sadar akan nilai kedisiplinan dari jumlah seluruh siswa; indikator 5 adalah menyadari tindakan yang perlu dilakukan demi terwujudnya nilai yang menjadi tujuan telah memenuhi kriteria keberhasilan yang telah ditetapkan oleh peneliti yaitu minimal terdapat 15 siswa yang sadar akan nilai kedisiplinan atau sekitar 60% dari keseluruhan siswa yang berjumlah 24 siswa kemudian peneliti melaksanakan siklus I terdapat 13 siswa atau 54,16% siswa yang sadar akan nilai kedisiplinan dari jumlah seluruh siswa dan dilanjutkan dengan pelaksanaan kondisi akhir yang terdapat 15 siswa atau sekitar 62,5% siswa yang sadar akan nilai kedisiplinan dari jumlah seluruh siswa.

Dari hasil penelitian tersebut dapat diketahui bahwa adanya peningkatan kesadaran siswa akan nilai kedisiplinan dalam pelajaran PKn dengan menerapkan

model pembelajaran Paradigma Pedagogi Reflektif. Hal ini terbukti dengan adanya peningkatan pada setiap indikator kesadaran siswa akan nilai kedisiplinan.

Adapun pembelajaran di kelas yang telah dilakukan oleh siswa sebagai berikut:

1. Siswa menggunakan media pembelajaran yang telah disediakan oleh peneliti

Gambar 5. menunjukkan salah satu siswa sedang menggunakan media pembelajaran berupa diorama jalan raya. Siswa tampak antusias menempelkan salah satu bangunan rumah sesuai dengan petunjuk yang telah disediakan.

Gambar 6. menunjukkan 3 orang siswa sedang mengisi Lembar Kerja Siswa secara bersama-sama. Tugas kelompok yang sedang dikerjakan adalah menempelkan gambar-gambar sikap disiplin. Salah seorang siswa menuliskan jawaban pada Lembar jawaban sedangkan 2 siswa memberikan ide jawaban.

3. Hasil Peta konsep yang telah dibuat siswa dengan bimbingan peneliti

Gambar 7. menunjukkan hasil kegiatan membuat peta konsep yang dibimbing oleh peneliti dan guru. Beberapa siswa secara bergantian diminta untuk menempelkan potongan-potongan kertas mengenai ciri-ciri, manfaat dan akibat bila tidak disiplin. Pada jam istirahat, beberapa siswa juga mewarnai dan menghias peta konsep tersebut dan di temple pada dinding kelas.

4. Siswa menulis refleksi pembelajaran yang telah dilakukan

Gambar 8 menunjukkan hasil refleksi pembelajaran yang telah dilakukan oleh siswa. Ada 2 hasil refleksi pembelajaran, pada hasil yang pertama menuliskan bahwa ia sudah memahami materi yang telah disampaikan dan tidak mengalami kesulitan saat pembelajaran tadi serta menunjukkan ekspresi senang. Pada gambar kedua, siswa menulis sudah memahami materi dan sedikit mengalami kesulitan saat pembelajaran di kelas serta menunjukkan ekspresi senang.

BAB V PENUTUP

Pada bab ini akan dibahas mengenai tiga bagian penutup yaitu: kesimpulan, keterbatasan penelitian dan saran.

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan yang telah diuraikan, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:

5.1.1 Kesadaran akan nilai kedisiplinan pada siswa kelas SD Negeri Sarikarya mengalami peningkatan dengan cara menerapkan 5 langkah pola pembelajaran yaitu: konteks, pengalaman, refleksi, aksi dan evaluasi sehingga dapat mengembangkan competence, conscience dan compassion dalam diri siswa. Pelaksanaan Pembelajaran Paradigma Pedagogi Reflektif yang telah diterapkan oleh peneliti mengajak siswa untuk lebih disiplin saling menghargai guru maupun teman.

5.1.2 Kesadaran akan nilai kedisiplinan pada siswa kelas II SD Negeri Sarikarya mengalami peningkatan dengan penerapan model pembelajaran Paradigma Pedagogi Reflektif. Peningkatan kesadaran akan nilai kedisiplinan pada siswa kelas II SD Negeri Sarikarya meliputi kelima indikator yaitu: (1) menyadari akan adanya nilai sebagai kualitas yang perlu diusahakan, misalnya pada pertemuan ketiga, siswa meminta ijin terlebih dahulu kepada peneliti sebelum meninggalkan kelas dan mau mengerjakan PR atau latihan yang diberikan oleh guru; (2) menyadari akan peranan nilai yang menjadi daya tarik manusia untuk mewujudkannya, misalnya siswa

mau mengikuti kegiatan ekstrakulikuler dengan gembira; (3) menyadari akan sarana-sarana serta cara-cara yang perlu diusahakan demi terwujudnya nilai yang akan dituju, misalnya saat peneliti memberikan tugas kepada siswa untuk mempelajari kembali materi yang sudah dipelajari karena akan diadakan kuis pada pertemuan selanjutnya maka siswa mau mempelajari kembali. Hal ini terbukti dengan siswa dapat menjawab pertanyaan dalam kuis dengan tepat.; (4) menyadari tindakan yang perlu dilakukan demi terwujudnya nilai yang diharapkan, misalnya siswa selalu mengucapkan salam saat bertemu dengan guru dan mau menegur teman yang ribut saat belajar dikelas; (5) menyadari tindakan yang perlu dilakukan demi terwujudnya nilai yang menjadi tujuan, misalnya siswa lebih peduli pada kebersihan lingkungan dengan membuang sampah pada tempatnya dan pada pertemuan kedua hingga keempat siswa tidak terlambat datang ke sekolah.

5.2 Keterbatasan Penelitian

Berdasrkan kegiatan penelitian yang telah dilaksanakan, peneliti menemukan kekurangan dan keterbatasan dalam penelitian. Keterbatasan dalam penelitian ini sebagai berikut:

5.2.1 Saat mengerjakan soal evaluasi, peneliti merasakan bahwa salah satu siswa kurang percaya diri sehingga semua jawaban dalam soal evaluasi menyalin dari jawaban teman. Tidak hanya dalam mengerjakan soal evaluasi tetapi juga saat mengisi lembar kuesioner, siswa tersebut menyalin dari jawaban temannya. Usaha yang dilakukan peneliti adalah meminta siswa untuk

duduk didekat peneliti serta mengawasi siswa tersebut dengan berdiri disamping siswa saat mengisi lembar kuesioner dan soal evaluasi.

5.2.2 Kelemahan dari penggunaan lembar kuesioner adalah peneliti tidak mengetahui kejujuran setiap siswa dalam mengisi sietiap pernyataan yang ada. Usaha yang telah dilakukan oleh peneliti adalah mengingatkan siswa untuk mengisi lembar kuesioner secara jujur.

5.2.3 Beberapa siswa kurang lancar dalam membaca sehingga saat melakukan aktivitas pembelajaran di kelas dan mengisi lembar kuesioner membutuhkan waktu relatif lama sehingga melampaui jam pelajaran. 5.2.4 Penggunaan media berupa video membutuhkan waktu yang relatif lama

dalam persiapan. Saat siswa sedang menonton video tanpa sengaja salah satu siswa menyentuh roll kabel sehingga listrik mati dan memerlukan waktu untuk menghidupkan kembali.

5.3 Saran

Berdasarkan kegiatan penelitian yang telah dilaksanakan, peneliti memberikan saran sebagai berikut:

5.3.1 Sebaiknya guru menerapkan aturan-aturan di dalam kelas misalnya membuat piket kelas sehingga siswa lebih disiplin dan bertanggung jawab. 5.3.2 Sebaiknya guru menggunakan berbagai macam model pembelajaran yang

bervariasi sehingga siswa lebih aktif dalam kegiatan pembelajaran

5.3.3 Guru tidak hanya berfokus dalam mengejar target materi yang harus diajarkan kepada siswa secara kognitif tetapi juga perlunya untuk

menanamkan nilai-nilai yang terkandung dalam sila Pancasila sehingga dapat terbentuk siswa yang cerdas dan humanis.

5.3.4 Bagi peneliti selanjutnya, lebih tegas dalam menyampaikan aturan-aturan sebelum memulai kegiatan pembelajaran sehingga pembelajaran di kelas dapat berlangsung dengan baik.

5.3.5 Bagi peneliti selanjutnya, lebih kreatif dalam mengembangkan Lembar Kerja Siswa sehingga aktivitas pembelajaran dapat berjalan secara maksimal.

DAFTAR PUSTAKA

Adisusilo, Sutarjo. 2012. Pembelajaran Nilai–Karakter. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada

Aryani, Ine Kusuma dan Susatim, Markum. 2010. Pendidikan Kewarganegaraan Berbasis Nilai. Bogor : Ghalia Indonesia

Azwar, Saifuddin. 2012. Reliabilitas dan Validitas. Yogyakarta : Pustaka Pelajar Bismoko dan Supraktinya. 2004. Pedoman Penulisan Skripsi. Yogyakarta: Universitas Sanata Dharma

Darmadi, Hamid. 2010. Pengantar Pendidikan Kewarganegaraan. Bandung: Alfabeta

Dewi, Elia Maya. 2011. Penerapan Paradigma Pedagogi Reflektif dalam Pembelajaran Tematik Untuk Meningkatkan Competence, Conscience, dan Compassion Peserta Didik kelas II SD Maria Assumpta Klaten Tahun Pelajaran 2010/2011. Yogyakarta: Universitas Sanata Dharma (Skripsi tidak diterbitkan)

Gonzali. 2009. Aplikasi Analisis Multivariatet dengan Program SSPS. Semarang: Universitas Diponegoro

Haryati, Theresia Yeti. 2011. Implementasi Pendekatan Paradigma Pedagogi Reflektif dalam Pembelajaran Siswa Kelas VA SD Kanisius Sorowajan Semester Genap Tahun Pelajaran 2010/2011. Yogyakarta: Universitas Sanata Dharma (Skripsi tidak diterbitkan)

Helmi, Avin Fadilla. 1996. Buletin Psikologi Tahun IV Nomor mengenai Disiplin Kerja. Yogyakarta: Universitas Gajah Mada

Husdarta dan Kusmaedi. 2010. Pertumbuhan dan Perkembangan Peserta Didik. Bandung: Alfabeta

Departemen Pendidikan Nasioanl dan Kebudayaan. Kamus Besar Bahasa Indonesia. 2011. Jakarta: Gramedia

Lickona, Thomas. 2013. Educating For Character. Jakarta: Bumi Aksara

Masidjo. 1995. Penilaian Pencapaian Hasil Belajar Siswa di Sekolah. Yogyakarta: Kanisius

Mulyana, Rohmat. 2004. Mengartikulasikan Pendidikan Nilai. Bandung: Alfabeta Sanjaya, Wina. 2011. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta : Kencana Prenada

Media group

Subagya. 2010. Paradigma Pedagogi Reflektif. Yogyakarta: Kanisius

Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kualitatif, Kuantitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta

Sukmadinata, Nana Syaodih. 2008. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya

Sumini. 2010. Penelitian Tindakan Kelas dan Pengembangan Profesi Guru. Yogyakarta: Universitas Sanata Dharma

Supraktinya, A. 2012. Penilaian Hasil Belajar dengan Teknik Nontes. Yogyakarta: Universitas Sanata Dharma

Tim Nasional Dosen Pendidikan Kewarganegaran. 2010. Pendidikan Kewarganegaraan Paradigma Terbaru untuk Mahasiswa. Bandung: Alfabeta

Tim PPR SD Kelompok Kanisius. 2010. Paradigma Pedagogi Reflektif. Yogyakarta: Kanisius

Trianto. 2010. Pengembangan Model Pembelajaran Tematik. Jakarta: Prestasi Pustaka

Uno, Hamzah, Nina Lamatenggo dan Satria M.A Koni. 2011. Menjadi Peneliti PTK yang Profesional. Jakarta: Bumi Aksara

Prihatin, Atmadi, Dewi, Taum, Dewi, Sudiarjo, Antonius. Riana. Santosa, Irene, Setiawan, Sumarah, Adimassana, Dwiatmoko, dan Purwantini. 2012. Pedoman Model Pembelajaran Berbasis Pedagogi Ignatian. Yogyakarta: Universitas Sanata Dharma

Rahmawati, Laura Yuniar. 2013. Peningkatan Motivasi dan Prestasi Belajar IPS Siswa Kelas VB SD Kanisius Sengkan Dengan Media Audio-Visual. Yogyakarta: Universitas Sanata Dharma (Skripsi Tidak Diterbitkan) Wahab., A.A dkk. 2011. Teori dan Landasan Pendidikan Kewarganegaraan.

Bandung: Alfabeta

Wahana, Paulus. 2004. Nilai Etika Aksiologis Max Scheler. Yogyakarta: Kanisius Widjaja, A.W. 1984. Kesadaran Hukum Manusia dan Masyarakat Pancasila.

Jakarta: CV Era Swasta

Wijayanti, Maria Anita. 2013. Peningkatan Kedisiplinan dan Prestasi Belajar Siswa Kelas V SD Kanisius Kintelan Yogyakarta dengan Menggunakan

Pendekatan PMRI. Yogyakarta: Universitas Sanata Dharma (skripsi tidak diterbitkan)

Winarno. 2013. Pembejaran Pendidikan Kewarganegaraan Isi, Strategi, dan Penilaian. Jakarta: Bumi Aksara

Winataputra, dkk. 2008. Materi dan Pembelajaran PKn SD. Jakarta: Universitas Terbuka

Dokumen terkait