• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

C. Pembahasan

Berdasarkan hasil analisis data, dapat diketahui bahwa tingkat pengaturan

diri dalam belajar siswa SMA Negeri 9 Yogyakarta adalah tinggi. Di samping itu,

hasil analisis data membuktikan bahwa hipotesis pertama ditolak dan hipotesis

kedua diterima. Hal tersebut berarti tingkat pengaturan diri dalam belajar antara

siswa laki-laki dan perempuan tidak terbukti berbeda secara signifikan sedangkan

tingkat pengaturan diri dalam belajar antara siswa kelas X, XI, dan XII terbukti

berbeda secara signifikan.

Pengaturan diri dalam belajar siswa SMA Negeri 9 Yogyakarta adalah

tinggi. Artinya, siswa melakukan pengaturan kognisi akademis, motivasi

akademis, dan perilaku akademik sehingga dapat berprestasi akademis. Hal ini

dapat terjadi dikarenakan kebanyakan waktu yang dimiliki siswa digunakan untuk

belajar akademik setiap harinya. Siswa SMA Negeri 9 Yogyakarta memiliki jam

belajar di sekolah antara pukul 07.15-14.00. Di samping itu, kebanyakan siswa

siswa berprestasi akademis yang baik, pengaturan diri dalam belajar yang tinggi

juga kelak dapat membantu siswa untuk mempersiapkan diri untuk menghadapi

belajar di perguruan tinggi.

Hipotesis pertama ditolak pada penelitian ini dapat diartikan bahwa tidak

ada perbedaan mean tingkat pengaturan diri dalam belajar secara signifikan antara

siswa laki-laki dan perempuan. Hal tersebut diduga dapat terjadi karena adanya

faktor-faktor lain yang mempengaruhi bangaimana siswa laki-laki dan perempuan

melakukan pengaturan diri dalam belajar. Seperti yang disebutkan Schunk dan

Zimmerman (2003) bahwa pengaturan diri dalam belajar dapat terjadi karena

adanya hubungan timbal balik antara 3 faktor yakni personal, lingkungan, dan

perilaku. Hubungan timbal balik ini mempengaruhi efikasi diri siswa untuk

belajar. Efikasi diri adalah keyakinan tentang kemampuan seseorang untuk belajar

dan melakukan performansi yang baik. Melihat bahwa karakteristik sampel yang

berasal dari satu sekolah serta siswa laki-laki dan perempuan membaur dalam satu

kelas memunculkan dugaan bahwa tidak adanya perbedaan mean pengaturan diri

dalam belajar antara jenis kelamin disebabkan oleh keadaan tersebut. Schunk dan

Zimmerman (2003) menyebutkan bahwa perilaku siswa dan lingkungan ruang

kelas saling mempengaruhi satu dengan yang lainnya.

Hipotesis kedua diterima dapat diartikan bahwa ada perbedaan pengaturan

diri dalam belajar secara signifikan antara siswa kelas X, XI, dan XII. Siswa kelas

XI memiliki pengaturan diri dalam belajar lebih tinggi daripada kelas X, dan

siswa kelas XII memiliki pengaturan diri dalam belajar lebih tinggi daripada kelas

dilihat dari nilai mean. Siswa kelas XII (M=206,00) melakukan pengaturan diri

dalam belajar paling tinggi, diikuti kelas XI (M=199,39), dan terakhir adalah

siswa kelas X (M=198,32). Adanya pengaruh perkembangan kognitif

menunjukkan adanya perbedaan tingkat pengaturan diri dalam belajar di tingkat

kelas. Hal ini terjadi karena di setiap tingkatan kelas, ada pengalaman yang

bertambah daripada sebelumnya. Pengalaman tersebut membuat kognitif

berkembang menyesuaikan diri. Ini sesuai dengan yang diungkapkan oleh Piaget

(Solso, Maclin, & Maclin, 2008) bahwa perkembangan kognitif menyesuaikan

lingkungannya. Di samping itu, Case, Marini dan Case, serta Pascual Leone

(Santrock, 2003) juga mengungkapkan bahwa pada perkembangan kognitif,

seseorang memiliki cara berpikir khusus terhadap suatu tugas tertentu. Hal ini

dapat mempengaruhi bagaimana siswa berperilaku terutama melakukan

56

BAB V

PENUTUP

Pada bagian ini diuraikan tentang kesimpulan, keterbatasan penelitian, dan

saran dari penelitian yang telah dilakukan.

A. Kesimpulan

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat pengaturan diri dalam

belajar siswa SMA Negeri 9 Yogyakarta dan dieksplorasi berdasarkan jenis

kelamin dan tingkat kelas. Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan yang telah

dilakukan, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:

1. Pengaturan diri dalam belajar yang dilakukan oleh siswa SMA Negeri 9

Yogyakarta adalah tinggi (M=200,90>M=75). Ini berarti siswa SMA Negeri

9 Yogyakarta melakukan pengaturan kognitif, motivasi, dan perilaku

sehingga dapat mencapai keberhasilan atau berprestasi dalam bidang

akademis.

2. Tidak ada perbedaan tingkat pengaturan diri dalam belajar secara signifikan

antara siswa laki-laki dan perempuan di SMA Negeri 9 Yogyakarta

(F=2,64, p=0,10).

3. Ada perbedaan tingkat pengaturan diri dalam belajar secara signifikan

antara siswa kelas X, XI, dan XII di SMA N 9 Yogyakarta (F=3,01,

B. Keterbatasan Penelitian

Penelitian pengaturan diri dalam belajar pada siswa SMA Negeri 9

Yogyakarta memiliki keterbatasan penelitian yakni teknik pengambilan sampel

yang tidak acak dengan teknik convenience sampling yang mengakibatkan tidak

semua elemen pada siswa SMA Negeri 9 Yogyakarta terlibat dalam penelitian.

C. Saran

Berdasarkan hasil penelitian, pembahasan, kesimpulan, serta keterbatasan

dari penelitian tentang pengaturan diri dalam belajar yang telah dilakukan, maka

peneliti mengajukan saran:

1. Siswa SMA Negeri 9 Yogyakarta

Dengan mengetahui bahwa pengaturan diri dalam belajar yang dilakukan

tinggi, maka siswa diharapkan dapat terus melatih dan mempertahankan

pengaturan diri dalam belajar sehingga dapat mengoptimalkan diri dalam

belajar serta berprestasi baik.

2. Pengajar dan Sekolah SMA Negeri 9 Yogyakarta

Dengan mengetahui pengaturan diri dalam belajar yang dilakukan oleh

siswa di SMA Negeri 9 Yogyakarta adalah tinggi, maka pengajar dan

sekolah diharapkan dapat terus membantu siswa untuk melatih pengaturan

diri dalam belajar yang dilakukan guna mengoptimalkan belajarnya.

3. Peneliti Selanjutnya

Bagi peneliti yang ingin melakukan penelitian dengan topik pengaturan diri

untuk melakukan penelitian selanjutnya. Apabila ingin melakukan

perbandingan pengaturan diri dalam belajar pada siswa laki-laki dan

perempuan, selanjutnya mungkin dapat dilakukan pada subjek dari

bermacam-macam sekolah. Apabila ingin melakukan dimana hasilnya dapat

digeneralisasikan dapat dipertimbangkan untuk pengambilan sampel secara

59

DAFTAR PUSTAKA

Arisandy, M. S. (2011). Perbedaan self-regulated learning pada mahasiswa bertempat tinggal di kos dan di rumah bersama orang tua. Skripsi yang tidak diterbitkan. Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta.

Azwar, S. (2012). Penyusunan skala psikologi (ed. ke-2). Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Chung, M. (2000). The development of self-regulated learning. Asia Pacific Education Review, 1 (1), 55-66.

Departemen Pendidikan Indonesia. (2011). Kamus besar bahasa indonesia (ed. ke-4). Jakarta: Gramedia.

Erbert, E. S. & Culyer, R. C. (2010). School: An introduction to education (ed. ke- 2). Boston: Cengage Learning.

Gurian, M. (2011). Boys and girls learn differently! A guide for teachers and parents. San Francisco: Jossey-Bass.

Kurniawati, F. Y. (2010). Hubungan antara self-regulated learning dengan prokrastinasi pada mahasiswa yang sedang menyusun skripsi. Skripsi yang tidak diterbitkan. Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta.

Leedy, P. D., & Ormrod, J. E. (2005). Practical research planning and design (ed. ke-8). Upper Saddle River, NJ: Pearson Prentice Hall.

Mau, W.C., & Lynn, R. (2000). Gender differences in homework and test scores in mathematics, reading and science at tenth and twelfth grade. Psychology Evolution and Gender, 2, 119-125.

Montalvo, F. T & Torres, M. C. G. (2004). Self-regulated learning: current and future directions [Versi elektronik]. Journal of Research in Educational Psychology, 2 (1), 1-34.

Ormrod, J.E. (2008). Educational psychology developing learners (ed. ke-6). Upper Saddle River, N. J: Pearson/Merrill Prentice Hall.

Ormrod, J. E. (2011). Educational psychology developing learners. Upper Saddle River, N. J: Pearson/Merrill Prentice Hall.

Pintrich, P. R. & De Groot, E. V. (1990). Motivational and self-regulated learning components of classroom academic performance. American Educational Research Journal, 82 (1), 33-40.

Pintrich, P. R., Smith, D. A. F., Garcia, T., & McKeachie, W. J. (1991). A manual for the use of the motivated strategies for learning questionnaire (MSLQ). Ann Arbor, MI: National Center for Research to Improve Postsecondary Teaching and Learning. (Layanan Reproduksi Dokumen ERIC No. ED338112)

Putriansari, E. Y. (2009). Hubungan antara self-regulated learning dengan prestasi mahasiswa. Skripsi yang tidak diterbitkan. Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta.

Santrock, J. W. (2003). Adolescence: Perkembangan remaja (ed. ke-6). Jakarta: Erlangga.

Santrock, J. W. (2011). Educational psychology (ed. ke-5). New York: McGraw- Hill.

Sayekti, U. R. (2011). Perbedaan self-regulated learning antara mahasiswa dan mahasiswi. Skripsi yang tidak diterbitkan. Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta.

Schunk, D. H. (2005). Self-regulated learning: the educational legacy of Paul. R. Pintrich. Educational Psychologist, 40, 85-94.

Schunk, D. H. & Zimmerman, B. J. (Ed). (1998). Self-regulated learning: From teaching to self-reflective practice. New York: The Guilford Press.

Schunk, D. H. & Zimmerman, B. J. (2003). Self-regulation and learning [Versi elektronik]. Educational Psychology, 7, 59-78.

Shaughnessy, J. J., Zechmeister, E. B., & Zechmeister, J. S. (2007). Metodologi penelitian psikologi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Solso, R. L., Maclin, O. H., & Maclin, M. K. (2008). Psikologi kognitif (ed. ke-8). Jakarta : Erlangga.

Steinbergh, L. (2002). Adolescence (ed. ke-6). New York: McGraw-Hill.

Supratiknya, A. (2014). Pengukuran psikologis. Yogyakarta: Universitas Sanata Dharma.

Winarsunu, T. (2006). Statistik dalam penelitian psikologi dan pendidikan. Malang: Universitas Muhammadiyah.

Winkel, W. S. (1986). Psikologi pendidikan dan evaluasi belajar. Jakarta: Gramedia.

Wolters, C. A., Pintrich., P. R., & Karabenick. S. A. (2003, Maret). Assessing academic self-regulated learning. Makalah disajikan dalam konferensi pada Indicators of Positive Development: Definitions, Measures, and Prospective Validity, Michigan, USA.

Xu, J., & Corno, L. (2006). Gender, family help, and homework management reported by rural middle school students. Journal of Research in Rural Education, 21(2).

Zimmerman, B. J. (1989). A social cognitive view of self-regulated academic learning. American Educational Research Journal, 81 (3), 329-339.

Zimmerman, B. J. (1990). Self-regulated learning and academic achievement: an overview. American Educational Research Journal, 25 (1), 3-17.

Zimmerman, B. J. (2008). Investigating self-regulation and motivation: historical background, methodological developments, and future prospects. American Educational Research Journal, 45 (1), 166-183.

Zimmerman, B. J. & Martinez-Pons, M. (1986). Development of a structured

interview for assessing students’ use of self-regulated learning strategies.

American Educational Research Journal, 23 (4), 614–628.

Zimmerman, B. J. & Martinez-Pons, M. (1990). Student differences in self- regulated learning: relating grade, sex, and giftedness to self-efficacy and strategy use. American Educational Research Journal, 82 (1), 51-59.

LAMPIRAN 1

SKALA PENGATURAN DIRI DALAM BELAJAR

UNTUK UJI COBA

SKALA PENELITIAN

Disusun Oleh:

Fransisca Paula Genevra Aprodita

Fakultas Psikologi

Universitas Sanata Dharma Yogyakarta 2014

PENGANTAR

Dalam rangka menyelesaikan tugas akhir (skripsi), saya selaku mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta memohon kesediaan Anda meluangkan waktu sejenak untuk berpartisipasi mengisi skala ini.

Dalam skala ini, tidak ada jawaban benar ataupun salah. Oleh sebab itu, saya mengharapkan jawaban yang jujur dan terbuka sesuai dengan keadaan diri Anda. Semua jawaban dan identitas yang Anda berikan akan dijaga kerahasiaannya dan hanya akan digunakan untuk kepentingan penelitian.

Besar harapan saya untuk kesediaan Anda mengisi skala ini. Atas perhatian dan kerjasama Anda, saya mengucapkan terima kasih.

Hormat saya,

PETUNJUK PENGERJAAN

1. Pada halaman-halaman berikut terdapat 90 butir pernyataan.

2. Bacalah setiap pernyataan dengan cermat dan teliti.

3. Pilihlah jawaban dengan memberikan tanda silang (X) pada kolom yang telah

disediakan.

4. Penggantian jawaban dapat dilakukan dengan cara memberi tanda sama dengan (=)

pada jawaban pertama, lalu berilah tanda silang (X) pada jawaban yang dikehendaki.

5. Pilihan jawaban yang tersedia adalah

SS : SANGAT SESUAI apabila pernyataan sangat sesuai dengan keadaan diri Anda.

S : SESUAI apabila pernyataan sesuai dengan keadaan diri Anda.

TS : TIDAK SESUAI apabila pernyataan tidak sesuai dengan keadaan diri Anda.

STS : SANGAT TIDAK SESUAI apabila pernyataan sangat tidak sesuai dengan keadaan diri Anda.

Contoh cara menjawab:

No. Pernyataan Pilihan Jawaban 1. Agar dapat memahami pelajaran, saya mengulangi materi

pelajaran yang disampaikan oleh guru secara berulang-ulang. SS S TS STS

Contoh cara penggantian jawaban:

No. Pernyataan Pilihan Jawaban 1. Agar dapat memahami pelajaran, saya mengulangi materi

pelajaran yang disampaikan oleh guru secara berulang-ulang. SS S TS STS

6. Dalam skala ini tidak ada jawaban yang benar atau salah. Oleh sebab itu, jawablah

secara jujur dan terbuka sesuai dengan keadaan diri Anda.

7. Jawablah seluruh pernyataan dan jangan sampai terlewatkan satu pernyataan pun.

8. Terima kasih atas perhatian Anda terhadap petunjuk yang diberikan dan kesediaan

IDENTITAS

Inisial : ... Jenis Kelamin : L / P *

Kelas : X / XI / XII * Usia : ... tahun. (Catatan : *lingkari yang sesuai)

No. Pernyataan Pilihan Jawaban 1. Agar dapat memahami pelajaran, saya mengulangi materi

pelajaran yang disampaikan oleh guru secara berulang- ulang.

SS S TS STS

2. Untuk meningkatkan kemampuan memahami pelajaran, saya

mengecek cara belajar yang telah dilakukan. SS S TS STS 3. Saya berpikir akan memperoleh nilai yang tinggi. SS S TS STS 4. Saya cenderung mengabaikan untuk mempelajari pelajaran

yang diulang-ulang. SS S TS STS 5. Saya tetap akan bersenang-senang meskipun mendapat nilai

jelek di sekolah. SS S TS STS 6. Saya menutup ruangan belajar untuk mengurangi gangguan

ketika belajar. SS S TS STS 7. Aktivitas belajar saya cenderung berantakan. SS S TS STS 8. Saya sering terlambat menyelesaikan tugas sekolah karena

banyak mengikuti kegiatan. SS S TS STS 9. Saya berdiskusi dengan teman ketika mengalami kesulitan

memahami pelajaran. SS S TS STS 10. Saya sering bingung mempelajari materi pelajaran yang

disampaikan oleh guru. SS S TS STS 11. Saya memperhatikan detil tugas yang diberikan sehingga

dapat merencanakan aktivitas pengerjaannya. SS S TS STS 12. Saya meragukan diri dapat belajar dengan baik. SS S TS STS

13. Ketika menghadapi pelajaran yang diulang-ulang, saya

mampu membuatnya menjadi menarik untuk dipelajari. SS S TS STS 14. Saya tetap melakukan hal yang disukai meskipun saya

kewalahan menyelesaikan tugas sekolah. SS S TS STS 15. Saya menonaktifkan gadget selama belajar. SS S TS STS 16. Saya menyediakan waktu lebih banyak untuk belajar

sebelum menghadapi ujian. SS S TS STS 17. Saya cenderung mudah menyerah untuk menyelesaikan

tugas jika ada gangguan atau masalah. SS S TS STS 18. Saya meminta saran teman ketika mengalami kesulitan

memahami pelajaran. SS S TS STS 19. Saya menggambar diagram untuk memudahkan pemahaman

tentang suatu materi pelajaran. SS S TS STS 20. Saya malas mengerjakan latihan soal. SS S TS STS 21. Bagi saya mustahil untuk memperoleh nilai yang tinggi. SS S TS STS 22. Saya frustasi mempelajari materi yang diulang-ulang. SS S TS STS 23. Saya akan mengurangi waktu bermain apabila mendapat

nilai jelek. SS S TS STS

24. Saya mengabaikan gadget ketika sedang belajar. SS S TS STS 25. Saya memiliki tempat khusus di rumah untuk dapat

menyelesaikan tugas dengan optimal. SS S TS STS 26. Meskipun banyak hal yang mengganggu pikiran, saya tetap

berusaha untuk fokus belajar. SS S TS STS 27. Saya malas berdiskusi dengan teman ketika memngalami

kesulitan memahami pelajaran. SS S TS STS 28. Saya sering mem-fotocopy catatan teman daripada

membuatnya sendiri. SS S TS STS 29. Saya sering menuruti suasana hati untuk belajar. SS S TS STS 30. Saya yakin cukup berkompeten untuk dapat mengerjakan

31. Ketika pelajaran menjadi membosankan, saya mampu

membuatnya menjadi menyenangkan untuk dipelajari. SS S TS STS 32. Saya enggan belajar meskipun saya kesulitan memahami

pelajaran. SS S TS STS

33. Saya cenderung lebih sering bercanda dengan teman

daripada berkonsentrasi untuk belajar. SS S TS STS 34. Saya memiliki jadwal belajar di rumah. SS S TS STS 35. Meskipun materi pelajaran yang saya hadapi sulit, saya tetap

akan mempelajarinya sampai paham. SS S TS STS 36. Saya enggan meminta teman untuk membantu ketika saya

mengalami kesulitan belajar. SS S TS STS 37. Saya sering kewalahan memahami materi pelajaran. SS S TS STS 38. Saya mengabaikan membuat perencanaan untuk belajar. SS S TS STS 39. Saya berpikir dapat mengerjakan tugas dengan baik. SS S TS STS 40. Belajar dengan baik di sekolah akan berguna untuk

kehidupan saya. SS S TS STS 41. Saya enggan menjanjikan diri akan bersenang-senang

apabila mampu menyelesaikan tugas dengan baik. SS S TS STS 42. Saya memastikan ruangan belajar nyaman sehingga dapat

belajar dengan optimal. SS S TS STS 43. Saya tidak memiliki jadwal belajar yang tetap di rumah. SS S TS STS 44. Saya cenderung mengabaikan belajar saat ada hal lain yang

lebih menarik perhatian. SS S TS STS 45. Saya meminta teman membantu untuk memahami suatu

tugas, sehingga saya dapat mengerjakannya secara mandiri kemudian.

SS S TS STS

46. Agar dapat memahami pelajaran, saya merangkum materi

dengan kata-kata sendiri. SS S TS STS 47. Saya membuat pertanyaan-pertanyaan untuk membantu

48. Saya ragu dapat memahami dengan baik pelajaran yang

disampaikan oleh guru. SS S TS STS 49. Saya akan belajar sebaik-baiknya agar dapat meraih cita-cita. SS S TS STS 50. Saya menjanjikan diri akan melakukan hal yang disukai

apabila mampu mendapat nilai yang baik. SS S TS STS 51. Saya sering menonton acara favorit daripada belajar. SS S TS STS 52. Saya tidak memiliki tempat khusus untuk menyelesaikan

tugas di rumah. SS S TS STS 53. Meski tugas yang saya kerjakan sulit, saya terus berusaha

mengerjakannya sampai selesai. SS S TS STS 54. Saya malu bertanya kepada guru meskipun kurang

memahami pelajaran yang disampaikannya. SS S TS STS 55. Saya sering lupa materi yang disampaikan oleh guru. SS S TS STS 56. Saya sering kewalaha untuk mengerjakan tugas yang

diberikan oleh guru. SS S TS STS 57. Saya mengingatkan diri bahwa saya mampu untuk belajar

dengan baik. SS S TS STS

58. Saya enggan mempelajari pelajaran yang membosankan. SS S TS STS 59. Saya akan menambah waktu belajar apabila mendapat nilai

jelek. SS S TS STS

60. Saya malas membuat ruangan belajar menjadi nyaman untuk

digunakan belajar. SS S TS STS 61. Saya mempelajari materi hanya pada malam hari sebelum

ujian. SS S TS STS

62. Saya cenderung melewatkan untuk mempelajari materi

pelajaran yang sulit. SS S TS STS 63. Saya bertanya kepada guru ketika kurang memahami

pelajaran yang disampaikannya. SS S TS STS 64. Saya membuat catatan dengan kata-kata sendiri ketika

65. Saya mengerjakan latihan soal untuk mengetes seberapa jauh

memahami pelajaran. SS S TS STS 66. Saya meyakinkan diri bahwa saya mampu menyelesaikan

tugas lebih baik daripada orang lain. SS S TS STS 67. Saya bingung menghubungkan materi yang dipelajari di

sekolah dengan cita-cita saya. SS S TS STS 68. Saya akan bersenang-senang apabila mampu menyelesaikan

tugas dengan baik. SS S TS STS 69. Ruangan belajar saya berantakan, sehingga saya sulit

berkonsentrasi untuk belajar. SS S TS STS 70. Lebih banyak waktu saya guanakan untuk bermain daripada

belajar. SS S TS STS

71. Meskipun banyak gangguan ketika menyelesaikan tugas,

saya tetap akan mengerjakannya hingga selesai. SS S TS STS 72. Saya enggan meminta saran teman ketika mengalami

kesulitan memahami pelajaran. SS S TS STS 73. Untuk memudahkan pemahaman, saya belajar dengan

membuat peta konsep (mind-map). SS S TS STS 74. Saya merasa cara belajar saya berantakan. SS S TS STS 75. Saya berpikir mustahil untuk dapat mengerjakan tugas

sendiri. SS S TS STS

76. Saya akan terus belajar dengan baik demi masa depan. SS S TS STS 77. Meskipun nilai jelek, saya enggan belajar. SS S TS STS 78. Saya merapikan ruangan belajar terlebih dahulu sehingga

dapat berkonsentrasi dalam belajar. SS S TS STS 79. Saya memiliki waktu khusus untuk mengerjakan tugas

sekolah di rumah. SS S TS STS 80. Saya malas menyelesaikan tugas sekolah yang sulit seorang

81. Saya meminta saran kepada guru ketika kesulitan

menyelesaikan tugas. SS S TS STS 82. Saya sering kesulitan memahami materi pelajaran. SS S TS STS 83. Saya menetapkan tujuan belajar sehingga aktivitas yang

dilakukan menjadi terarah. SS S TS STS 84. Saya merasa orang lain dapat belajar lebih baik

dibandingkan saya. SS S TS STS 85. Saya sering bingung menerapkan pengetahuan yang

dipelajari di sekolah di kehidupan nyata. SS S TS STS 86. Saya akan mengurangi waktu bersenang-senang apabila lalai

menyelesaikan tugas tepat waktu. SS S TS STS 87. Saya lebih sering mengecek gadget daripada belajar. SS S TS STS 88. Saya melakukan aktivitas belajar di rumah sesuai dengan

jadwal yang telah dibuat. SS S TS STS 89. Saya bertanggungjawab untuk menyelesaikan tugas sekolah

dengan sebaik-baiknya. SS S TS STS 90. Saya enggan meminta saran guru ketika kesulitan

menyelesaikan tugas. SS S TS STS

*Silakan periksa jawaban Anda sekali lagi dengan teliti. Jangan sampai ada jawaban yang terlewatkan*

HASIL UJI VALIDITAS, RELIABILITAS, DAN DAYA DISKRIMINASI TES

Case Processing Summary

N %

Cases Valid 79 100.0

Excludeda 0 .0

Total 79 100.0

a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.

Seleksi Item dengan rit > 0,30 dan rit > 0,227.

Item-Total Statistics Scale Mean if Item Deleted Scale Variance if Item Deleted Corrected Item- Total Correlation Cronbach's Alpha if Item Deleted VAR00001 250.86 527.198 .107 .923 VAR00002 250.86 521.147 .357 .922 VAR00003 250.63 520.594 .313 .922 VAR00004 251.18 521.019 .314 .922 VAR00005 250.80 512.702 .479 .921 VAR00006 250.85 528.054 .065 .924 VAR00007 251.33 509.608 .613 .920 VAR00008 251.08 516.943 .372 .922 VAR00009 250.59 521.936 .353 .922 VAR00010 251.39 526.011 .153 .923 VAR00011 250.77 524.768 .236 .922 VAR00012 250.89 507.128 .704 .920 VAR00013 250.80 521.574 .300 .922 VAR00014 251.68 530.552 -.007 .924 VAR00015 251.46 511.174 .459 .921 VAR00016 250.76 520.313 .310 .922 VAR00017 251.08 521.661 .265 .922 VAR00018 250.72 527.306 .104 .923

VAR00019 251.56 526.122 .122 .923 VAR00020 251.09 506.979 .581 .920 VAR00021 250.72 519.845 .322 .922 VAR00022 250.82 516.250 .481 .921 VAR00023 251.08 519.481 .307 .922 VAR00024 251.30 512.163 .462 .921 VAR00025 250.99 525.013 .179 .923 VAR00026 250.76 520.980 .383 .922 VAR00027 250.86 517.839 .420 .922 VAR00028 251.03 510.589 .467 .921 VAR00029 251.85 527.592 .080 .923 VAR00030 250.87 527.240 .128 .923 VAR00031 251.13 527.189 .096 .923 VAR00032 251.06 517.701 .425 .922 VAR00033 251.09 514.928 .457 .921 VAR00034 251.37 519.210 .318 .922 VAR00035 250.77 511.870 .581 .921 VAR00036 250.78 524.453 .154 .923 VAR00037 251.44 520.635 .312 .922 VAR00038 251.25 513.909 .527 .921 VAR00039 250.58 520.221 .440 .922 VAR00040 250.38 519.828 .429 .922 VAR00041 251.30 535.317 -.147 .925 VAR00042 250.62 523.033 .257 .922 VAR00043 251.46 516.636 .330 .922 VAR00044 251.48 521.458 .280 .922 VAR00045 250.61 521.857 .295 .922 VAR00046 250.82 519.096 .383 .922 VAR00047 251.22 524.786 .174 .923 VAR00048 251.01 519.936 .364 .922 VAR00049 250.29 519.824 .395 .922 VAR00050 250.63 520.184 .301 .922 VAR00051 251.23 519.845 .295 .922

VAR00052 251.13 521.035 .284 .922 VAR00053 250.76 509.313 .623 .920 VAR00054 251.05 521.972 .252 .922 VAR00055 251.48 521.612 .254 .922 VAR00056 251.33 525.711 .152 .923 VAR00057 250.58 515.554 .490 .921 VAR00058 251.44 515.968 .373 .922 VAR00059 250.86 511.891 .543 .921 VAR00060 251.01 518.859 .300 .922 VAR00061 251.15 517.797 .317 .922 VAR00062 251.15 522.028 .266 .922 VAR00063 250.81 516.233 .474 .921 VAR00064 250.77 520.794 .298 .922 VAR00065 250.81 516.412 .441 .921 VAR00066 250.71 513.568 .500 .921 VAR00067 251.39 521.857 .242 .923 VAR00068 250.70 523.240 .207 .923 VAR00069 251.09 524.902 .137 .923 VAR00070 251.33 515.249 .433 .921 VAR00071 250.87 518.727 .384 .922 VAR00072 250.92 520.225 .337 .922 VAR00073 251.29 520.235 .296 .922 VAR00074 251.41 515.808 .361 .922 VAR00075 250.81 517.669 .401 .922 VAR00076 250.32 519.809 .410 .922 VAR00077 250.77 507.127 .650 .920 VAR00078 250.78 517.966 .372 .922 VAR00079 251.00 517.513 .425 .922 VAR00080 251.13 515.984 .429 .921 VAR00081 250.94 522.599 .240 .923 VAR00082 251.44 524.378 .198 .923 VAR00083 250.94 515.522 .521 .921 VAR00084 251.54 515.020 .437 .921

VAR00085 251.42 525.631 .134 .923 VAR00086 250.89 515.359 .476 .921 VAR00087 251.32 522.783 .200 .923 VAR00088 251.28 521.204 .282 .922 VAR00089 250.56 521.301 .405 .922 VAR00090 251.00 523.538 .206 .923

Catatan. Warna abu-abu adalah item-item yang layak digunakan dengan seleksi item dengan rit > 0,30. Warna hijau adalah item-item layak yang ditambahkan setelah dengan seleksi item dengan menggunakan rit > 0,227.

Daya Diskriminasi Tes / Penghitungan Delta Ferguson

 = (n+1) (N2 - ∑fi2) / nN2

= (90+1) (792– 155) / 90. 792 = 0,985999

LAMPIRAN 2

SKALA PENGATURAN DIRI DALAM BELAJAR

UNTUK PENELITIAN

SKALA PENELITIAN

Disusun Oleh:

Fransisca Paula Genevra Aprodita

Fakultas Psikologi

Universitas Sanata Dharma Yogyakarta 2014

PENGANTAR

Dalam rangka menyelesaikan tugas akhir (skripsi), saya selaku mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta memohon kesediaan Anda meluangkan waktu sejenak untuk berpartisipasi mengisi skala ini.

Dokumen terkait