• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

B. Pembahasan

Berdasarkan penelitian yang telah dilaksanakan, hasil penelitian

menunjukkan motivasi belajar sebagian besar siswa SMP Negeri 32 Sendawar

tahun ajaran 2012/2013 termasuk kategori cukup, yaitu sebanyak 87 siswa

(72,5%). Kondisi ini disebabkan karena kebiasaan belajar dari siswa etnis

Dayak Benuaq itu sendiri. Berdasarkan pengalaman dan observasi di

lapangan, siswa etnis Dayak Benuaq mempunyai sistem belajar yang belum

tertata dengan baik. Misalnya, siswa belajar hanya pada saat ulangan saja atau

ketika ada tugas dari guru. Hal ini mengindikasikan keinginan atau motivasi

siswa untuk belajar belum tinggi. Oleh karena itu, motivasi belajar siswa perlu

ditingkatkan dengan melakukan beberapa tindakan seperti pemberian pujian

baik oleh guru di sekolah atau orang tua di rumah, pemberian hadiah apabila

siswa mencapai prestasi belajar yang baik dan lain sebagainya. Seperti yang

diungkapkan oleh Djamarah (2000) yang menyebutkan bahwa motivasi

belajar siswa dapat ditingkatkan dengan memberi angka, hadiah, kompetisi,

memberi ulangan, mengetahui hasil, pujian, hukuman, hasrat untuk belajar,

minat dan tujuan yang diakui.

Apabila bentuk-bentuk peningkatan motivasi di atas dijalankan oleh

guru di kelas, maka motivasi belajar siswa akan meningkat. Motivasi belajar

yang tinggi akan membuat siswa merasa bersemangat untuk pergi ke sekolah.

Seperti yang diungkapkan oleh Supriyadi (2005), siswa yang mempunyai

motivasi belajar dapat dilihat dari perilaku belajarnya, seperti memperhatikan

keseringan belajar, komitmennya dalam memenuhi tugas-tugas sekolah,

semangat dalam belajar dan kehadiran siswa di sekolah (Supriyadi, 2005).

Sedangkan menurut Uno (2008), ciri-ciri siswa yang memiliki motivasi belajar

antara lain adanya hasrat dan keinginan berhasil, dorongan dan kebutuhan

dalam belajar, harapan dan cita-cita masa depan, penghargaan dalam belajar,

kegiatan yang menarik dalam belajar dan lingkungan belajar yang kondusif.

Berdasarkan dua pendapat ahli di atas, menunjukkan bahwa siswa

yang mempunyai motivasi belajar cenderung untuk selalu berpikir positif

untuk masa depan dan tidak pernah putus asa, terutama dalam hal belajar.

Dalam penelitian ini, membuktikan bahwa motivasi belajar yang dimiliki

siswa sudah cukup tinggi, yang dapat dilihat dari aspek dorongan mencapai

sesuatu, komitmen, inisiatif dan optimis. Belum tingginya motivasi belajar

siswa di SMP Negeri 32 Sendawar tahun ajaran 2012/2013 disebabkan karena

penyediaan sarana dan prasarana penunjang kegiatan belajar belum

mencukupi untuk mendukung kegiatan proses belajar mengajar.

Penelitian ini juga membuktikan sebanyak 12 siswa (10%)

mempunyai motivasi belajar yang rendah. Rendahnya motivasi belajar siswa

ini mungkin disebabkan karena masih minimnya sarana dan prasarana yang

menunjang pendidikan di kabupaten Kutai Barat. Menurut observasi peneliti,

alat bantu pendidikan untuk proses belajar mengajar di Kutai Barat terutama di

Sendawar bisa dikatakan memprihatinkan dan perlu dikembangkan seperti

pengadaan alat pelajaran, alat peraga dan media pendidikan yang lainnya.

dan ada beberapa sarana yang kondisinya tidak layak lagi untuk menunjang

proses belajar mengajar. Kondisi ini menyebabkan siswa menjadi malas untuk

menggunakan sarana dan prasarana belajar, yang pada akhirnya akan

menurunkan motivasi mereka untuk belajar.

Siswa yang mempunyai motivasi belajar rendah ini perlu ditingkatkan

dengan cara memberikan stimulus atau rangsangan-rangsangan yang mampu

memberikan dorongan agar siswa memiliki motivasi belajar yang tinggi.

Pemberian stimulus atau rangsangan tersebut dapat dilakukan oleh guru di

sekolah dengan memberikan pujian apabila siswa berhasil menjawab

pertanyaan guru atau memberikan nilai yang tinggi apabila siswa mampu

menjawab semua pertanyaan guru.

Peningkatan motivasi belajar juga dapat dilakukan guru dengan

mengubah metode pembelajaran yang selama ini diterapkan dalam mengajar

di kelas. Hal ini disebabkan banyak siswa yang merasa malas untuk belajar

karena faktor ketidaksukaan siswa terhadap cara mengajar guru yang

monoton. Penggunaan metode pembelajaran yang mengajak siswa untuk aktif

dan ikut serta dalam proses belajar mengajar diyakini dapat meningkatkan

motivasi siswa dalam mengikuti pembelajaran di kelas. Oleh karena itu,

diharapkan guru dapat menemukan cara tepat dalam mengajar sehingga siswa

termotivasi untuk belajar yang akhirnya dapat meningkatkan prestasi

belajarnya. Hal ini sesuai dengan pendapat Rohani dan Ahmadi (2007) yang

menyebutkan bahwa guru dapat meningkatkan motivasi siswa yang rendah

memberikan stimulus baru, memberikan kesempatan kepada siswa untuk

menyalurkan belajarnya dan menggunakan media dan alat bantu yang menarik

perhatian siswa.

Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa terdapat tujuh butir

pengukur motivasi belajar yang mempunyai skor capaian rendah. Tujuh butir

pengukur motivasi belajar tersebut diusulkan sebagai topik untuk dilakukan

bimbingan belajar dalam rangka meningkatkan motivasi belajar siswa.

Topik-topik bimbingan yang diusulkan untuk meningkatan motivasi belajar siswa

adalah motivasi untuk berprestasi, belajar kelompok, menghilangkan rasa

malas belajar dan cara belajar yang efektif dan efisien. Topik motivasi untuk

berprestasi mendorong siswa untuk lebih bersemangat dalam belajar agar

memperoleh prestasi yang baik. Faktor-faktor yang mempengaruhi siswa

memiliki motivasi berprestasi adalah tingkat laku dan karakteristik model

yang ditiru oleh anak melalui observational learning, harapan orang tua,

lingkungan, penekanan kemandirian dan praktik pengasuhan anak.

Topik belajar kelompok mendorong siswa untuk memilih belajar

kelompok sebagai salah satu media pembelajaran. Dengan belajar kelompok,

siswa dapat belajar memecahkan masalah secara bersama-sama dengan teman

satu kelompok, belajar mengeluarkan pendapat dan belajar untuk menghargai

pendapat orang lain. Topik menghilangkan rasa malas belajar mendorong

siswa untuk tetap bersemangat dalam belajar. Beberapa cara yang dapat

ditempuh siswa untuk menghilangkan rasa malas belajar antara lain berpindah

relaksasi atau penyegaran, berbincang-bincang ringan, membuat minuman dan

mengubah kebiasan belajar.

Topik cara belajar yang efektif dan efisien mendorong siswa untuk

mengetahui bagaimana cara belajar yang baik. Agar belajar menjadi efektif

dan efisien, dapat dilakukan dengan cara belajar kelompok, rajin membuat

catatan atau intisari dari setiap pelajaran, disiplin dan tekun dalam belajar,

bertanya apabila belum paham, hindari sikap yang tidak jujur, ciptakan

suasana yang kondusif, lihat garis besarnya dulu dan berlatih teknik

kemampuan meningkat. Dengan cara-cara belajar seperti yang disebutkan

tersebut, siswa akan memperoleh manfaat yaitu nilai belajar yang semakin

baik.

Dokumen terkait