• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

D. Pembahasan Hasil Penelitian

13

Lampiran 18, h. 221-225.

14

Lampiran 18, h. 221-225.

55

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan di SMAN 87 Jakarta, menunjukkan bahwa diterapkannya penggunaan media cetak dan presentasi pada strategi pembelajaran aktif crossword puzzle (TTS) ini dapat mempengaruhi retensi (daya ingat) siswa. Serangkaian proses penelitian dimulai dari mengetahui kemampuan awal siswa dengan melakukan pretest sebelum diberikan perlakuan pada kelas eksperimen berupa penggunaan media presentasi pada strategi pembelajaran aktif crossword puzzle (TTS) dan pada kelas kontrol berupa strategi pembelajaran aktif crossword puzzle (TTS) dalam bentuk cetak. Pretest diberikan kepada kedua kelas baik kelas eksperimen maupun kelas kontrol berupa 25 butir soal pilihan ganda.

Hasil data pretest di atas, rata-rata hasil pretest kedua kelompok tersebut masih termasuk kedalam kategori kurang karena nilai tersebut masih dibawah standar nilai KKM yang diberlakukan oleh sekolah yakni sebesar ≥ 75. Rata-rata pretest pada kelompok eksperimen hanya mencapai 41,89 (tidak ada siswa yang tuntas), sedangkan kelompok kontrol memiliki nilai rata-rata pretest sebesar 42,67 (tidak ada siswa yang tuntas). Hal ini dapat kita terima dikarenakan pada saat dilakukan pretest kedua kelompok tersebut sebelumnya belum ada yang mempelajari konsep struktur dan fungsi jaringan hewan. Selain itu berdasarkan hasil uji-t di dapatkan bahwa thitung < ttabel (0,31 < 1,69) sehingga H0 diterima, yang menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan antara pretest kelas kontrol dan kelas eksperimen.

Setelah pretest dilaksanakan, kemudian kedua kelompok tersebut menjalankan proses belajar mengajar (diberikannya perlakuan). Pembelajaran pada kelas ekperimen diberi perlakuan dengan penggunaan media presentasi (PowerPoint) pada strategi pembelajaran aktif crossword puzzle (TTS), sedangkan kelas kontrol diberi perlakuan dengan strategi pembelajaran aktif crossword puzzle (TTS) dalam bentuk media cetak. Setelah selesai dalam proses pembelajaran yang telah diberikan perlakuan, kegiatan berikutnya ialah diadakannya posttest. Posttest dilakukan untuk mengetahui hasil belajar pada aspek kognitif pada konsep struktur dan fungsi jaringan hewan berupa 25 butir soal pilihan ganda.

56

Pada saat dilakukan posttest, rata-rata hasil kedua kelompok mengalami peningkatan. Rata-rata nilai posttest pada kelompok eksperimen mencapai 88,78 termasuk dalam kategori sangat baik karena telah melampaui nilai KKM (≥ 75). Dengan jumlah siswa yang tuntas sebanyak 33 siswa dari 36 siswa (91,67% siswa yang tuntas pada kelompok eksperimen). Sedangkan pada kelompok kontrol juga sama mengalami peningkatan dengan rata-rata posttest nya sebesar 84,22 yang juga termasuk dalam kategori sangat baik karena sudah melampaui nilai KKM. Dengan jumlah siswa yang tuntas sebanyak 31 siswa dari 36 siswa (86,11% siswa yang tuntas pada kelompok kontrol).

Perbedaan nilai rata-rata antara kedua kelompok memang tidak terlalu besar selisihnya. Namun kelompok eksprimen memiliki rata-rata posttest lebih besar dari kelompok kontrol. Meskipun perbedaan rata-rata antara kedua kelompok tidak terlalu besar namun setelah dilakukan analisis uji-t nilai posttest, didapatkan bahwa thitung > ttabel (2,06 > 1,69) sehingga H0 ditolak, hal ini menunjukkan bahwa terdapat pengaruh penggunaan media cetak dan presentasi pada strategi pembelajaran aktif crossword puzzle (TTS). Kedua jenis media tersebut memiliki pengaruh yang berbeda, menurut rata-rata hasil postets kedua kelas menunjukkan bahwa penggunaan media presentasi pada kelas ekperimen memiliki pengaruh yang lebih baik dari penggunaan media cetak pada kelas kontrol. Hal tersebut di dukung pula oleh analisis uji-t nilai N-Gain, yang menyatakan pula thitung > ttabel (2,00 > 1,69) dimana rata-rata N-Gain kelas eksperimen sebesar 28,70 dan rata-rata kelas kontrol sebesar 25,92.

Setelah tiga minggu pembelajaran selesai, dilaksanakan retest hal ini bertujuan untuk mengetahui retensi (daya ingat) siswa terhadap konsep yang telah diajarkan. Soal yang diberikan masih sama dengan soal pretest dan posttest yang berupa soal pilihan ganda sebanyak 25 butir soal. Begitu juga dengan perhitungan rata-rata nilai retest kelompok eksperimen memiliki rata-rata lebih tinggi dibandingkan kelompok kontrol. Kelompok eksperimen memiliki nilai rata-rata retest sebesar 94,33 dengan jumlah siswa yang mencapai ketuntasan sebanyak 32 siswa dari 36 siswa yang ada. Sedangkan kelompok kontrol memiliki nilai rata-rata sebesar 87,33 dengan jumlah siswa yang mencapai ketuntasan sebanyak 33

57

siswa dari 36 siswa. Hasil analisis uji-t nilai retest, didapatkan bahwa thitung > ttabel (2,97 > 1,69) sehingga H0 ditolak, hal ini menunjukkan bahwa terdapat pengaruh penggunaan media cetak dan presentasi pada strategi pembelajaran aktif crossword puzzle (TTS).

Berdasarkan hasil pengolahan data retest, terlihat bahwa nilai retest pada kedua kelompok meningkat. Rata-rata hasil retest kelompok eksperimen lebih tinggi dibandingkan dengan hasil retest kelompok kontrol. Retensi merupakan hasil bagi nilai retest dengan posttest dikali 100. Berdasarkan persentase retensi, rata-rata persentase retensi kelompok eksperimen mencapai 106,6% hal ini menunjukkan bahwa terdapat peningkatan ingatan siswa dari rentang siswa mengerjakan posttest hingga soal retest sedangkan pada kelompok kontrol persentase rata-ratanya sebesar 99,5% yang menunjukkan rata-rata retensi siswa dalam satu kelas mengalami penurunan dari rentang hasil postets hingga hasil retest. Hasil dari perhitungan tersebut menunjukkan adanya perubahan retensi pada siswa, dikatakan ingatan atau retensi siswa masih tetap atau tidak mengalami perubahan dari rentang posttest ke retest saat mendapatkan hasil sebesar 100% yang menunjukkan bahwa hasil posttest dan retest memiliki nilai yang sama atau ingatan siswa terhadap materi yang diajarkan dalam rentang 3 minggu masih tersimpan dengan baik. Rata-rata persentase kedua kelompok tersebut masuk kedalam kategori sangat baik. Hal ini senada dengan hasil uji-t nilai retest didapatkan bahwa thitung > ttabel (2,97 > 1,69). Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh penggunaan media cetak dan presentasi pada strategi pembelajaran aktif crossword puzzle (TTS). Kedua jenis media tersebut memiliki pengaruh yang berbeda, menurut rata-rata peresentase nilai retensi kedua kelas menunjukkan bahwa penggunaan media presentasi pada kelas ekperimen memiliki pengaruh yang lebih baik dari penggunaan media cetak pada kelas kontrol.

Penggunaan media cetak dan presentasi pada strategi pembelajaraan aktif crossword puzzle ini merupakan salah satu pilihan strategi pembelajaran yang dapat membuat suasana baru dalam proses pembelajaran, dimana pembelajaran dapat terasa menyenangkan dan lebih terkesan santai tanpa menghilangkan esensi

58

dari pembelajaran tersebut. Sehingga, ketika siswa sudah merasakan nyaman dalam proses pembelajaran akan memudahkan siswa dalam memaknai proses pembelajaran tersebut sehingga diharapkan siswa dapat lebih memahami materi ajar dalam proses ini. Hal ini senada dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Sulekha menunjukan bahwa teka-teki silang dapat memberikan pengaruh positif karena berkontribusi dalam meningkatkan peran aktif individu dalam pembelajaran Biochemistry.15 Selanjutnya, hasil penelitian yang dilakukan Ulyatis menunjukan adanya pengaruh positif antara aktivitas siswa dan hasil belajar siswa melalui strategi pembelajaran crossword puzzle dengan menggunakan media slide presentasi.16

Peningkatan nilai rata-rata kedua kelompok tersebut karena pada dasarnya kedua kelompok tersebut sama sama diberikan perlakuan dengan menggunakan strategi pembelajaran aktif berupa penggunaan crossword puzzle (TTS). Crossword Puzzle merupakan salah satu permainan yang dapat digunakan sebagai strategi pembelajaran yang baik dan menyenangkan tanpa kehilangan esensi belajar yang sedang berlangsung. Bahkan strategi ini dapat melibatkan partisipasi peserta didik secara aktif sejak awal.17 Pembelajaran dengan menggunakan TTS dirasakan siswa salah satunya ialah sangat membantu siswa dalam mempelajari materi materi yang terlalu padat dengan hafalan dan dapat meminimalisir terjadinya tingkat kebosanan pada saat proses pembelajaran.

Sedangkan adanya perbedaan nilai rata-rata antara kedua kelompok dapat dipengaruhi oleh perbedaan bentuk strategi pembelajaran aktif tersebut, dimana pada kelas kontrol penggunaan TTS dalam pembelajaran dihadirkan dalam bentuk cetak sedangkan pada kelompok eksperimen dihadirkan dengan tampilan yang berbantu media presentasi PowerPoint, dimana kolom-kolom yang harus diisi

15

Sulekha Rao Coticone, Utility of Self-Made Crossword Puzzle as an Active Learning Method to Study Biochemistry in Undergraduate Education, Journal of Collage Science Teaching, vol.42, 2013, pp. 33. (tersedia melalui www.researchgate.net diunduh pada tanggal 25 Februari 2014).

16

Ulyatis Sholikhah, Pengaruh Aktivitas Siswa Dalam Strategi Pembelajaran Crossword Puzzle Dengan Menggunakan Media Slide Presentasi Pada Mata Pelajaran IPA (Biologi) Terhadap Hasil Belajar, Skripsi Ilmu Pendidikan Biologi: Institut Agama Islam Negeri Walisongo Semarang, Semarang, 2011. h.vi.

17

Hisyam Zaini, Bermawy Munthe, dan Sekar Ayu Aryani, Strategi Pembelajaran Aktif. (Yogyakarta: Pustaka Insan Madani, 2008), h. 71.

59

dalam TTS di pantulkan di papan tulis dengan cara pemberian soal bervariasi dapat secara visual (gambar) atau audio (suara) serta audiovisual (video). Penggunaan media pada kelompok eksperimen membantu proses pembelajaran di kelompok tersebut. PowerPoint digunakan sebagai alat media pembelajaran,dimana media pembelajaran merupakan teknologi pembawa pesan yang dapat dimanfaatkan untuk keperluan pembelajaran.18 Oleh sebab itu penggunaan media dalam proses pembelajaran dapat membantu dalam mempermudah siswa memahami bahkan mengingat materi pelajaran apa yang sudah dipelajari disekolah. Selain itu prosedur dalam pengerjaan TTS pada kelas ekperimen ialah pengisian jawaban pada kolom-kolom yang disediakan dipapan tulis, hal tersebut membuat siswa dapat merasakan dengan sendiri bagaimana rasanya ketika dia harus menjawab dan memberikan alasan terhadap jawaban yang dituliskannya. Terdapat perbedaan ketika seseorang mengalami sendiri proses pembelajaran yang sedang berlangsung. belajar yang sukses (successful learning) adalah belajar dengan mengalami.19 Dengan mengalami sendiri makna pembelajaran yang dirasakan akan jauh terasa berkesan sehingga mampu menciptakan kesan atau ingatan yang lama pada siswa.

Ketika informasi atau materi yang telah masuk atau telah didapat tidak diberikan perhatian yang lebih mendalam dan tidak dipelajari lagi dapat memungkinkan siswa mengalami lupa, hal tersebut dapat terjadi karena pada proses pembelajaran siswa cenderung pasif dan guru berfungsi sebagai pusat kegiatan pembelajaran di dalam kelas, sehingga informasi tersebut akan keluar dari short term memory dan tidak tersimpan pula dalam long term memory. Peristiwa lupa tersebut akan menyebabkan terjadinya penurunan daya ingat.

Seorang siswa akan mengalami lupa apabila materi pelajaran baru membawa konflik dan gangguan terhadap pemanggilan kembali (recall) materi pembelajaran lama yang telah lebih dahulu tersimpan dalam subsistem akal permanen siswa. Dalam hal ini, materi pelajaran lama akan sulit diingat atau

18

Rudi Susilana dan Cepi Riyana, Media Pembelajaran: Hakikat, Pengembangan, Pemanfaatan, dan Penilaian, (Bandung: CV Wacana Prima, 2009), h. 6.

19

Yudhi Munadi, Media Pembelajaran, (Jakarta: GP Press,2010),h. 19.

60

diproduksi kembali.20 Oleh sebab itu strategi pembelajaran aktif merupakan salah satu cara menyebabkan siswa dapat merasa aktif dan berperan serta dalam proses pembelajaran, merasakan esensi dalam sebuah membelajaran, dan memiliki ingatan lama dalam mempertahankan materi. Hal ini jika dipadukan dengan penggunaan media sebagai alat pembelajaran seperti penggunaan media cetak pada kelas kontrol dan media presentasi pada kelas eksperimen akan menunjukkan hasil yang lebih maksimal selain hanya penggunaan strategi pembelajaran aktif. Sehingga dapat meminimalisir terjadinya proses lupa pada siswa tersebut.

Selain itu, seseorang akan mengingat informasi dengan sangat baik jika informasi tersebut dicirikan oleh beberapa kualitas seperti, adanya asosiasi indera terutama indera penglihatan, pengalaman yang melibatkan penglihatan, bunyi, sentuhan, rasa, atau gerakan umumnya sangat jelas dalam memori kita, adanya konteks emosional (seperti cinta, kebahagiaan, dan kesedihan), kualitas yang menonjol pada benda, asosiasi yang intens, hal-hal yang memiliki keutamaan pribadi, dan hal-hal yang diulang.21 Beberapa hal tersebut sudah dirasakan langsung pada siswa SMAN 87, mereka mengalami proses pembelajaran dengan mendayagunakan alat indera baik indera penglihatan maupun pendengaran. Hal tersebut dirasakan pada siswa dalam kegiatan inti pembelajaran dimana siswa melihat langsung kolom TTS yang ditampilkan, mendengarakan segala instruksi dalam pengerjaan TTS dan tampilan soal, setelah mengetahui jawabannya siswa akan mengisi kolom TTS di depan disertai pemberian alasan terhadap jawaban yang telah dipilih.

Kegiatan tersebut dapat dikatakan sebagai respon yang baik yang dihadirkan oleh siswa, dengan mengikuti proses pembelajaran dengan baik dan berperan serta aktif, adanya peningkatan nilai baik posttest maupun retest hal tersebut menunjukkan adanya pengaruh dalam penggunaan media cetak dan presentasi pada strategi pembelajaran. Adanya pengaruh yang berbeda pada

20

Muhibbin Syah, Psikologi Pembelajaran, (Jakarta:Rajawali Pres, 2010), h.171.

21

Fifi Afifah, Pengaruh Pendekatan Contextual Teaching And Learning (CTL) Terhadap Retensi Siswa Pada Konsep Sistem Gerak Pada Manusia, Skripsi Program Studi Pendidikan Biologi: uin Syarif Hidayatullah Jakarta, Jakarta, 2013. h.26.

61

penggunaan kedua jenis media tersebut dapat dilihat menurut rata-rata hasil posttest, retest, dan peresentase nilai retensi kedua kelas menunjukkan bahwa penggunaan media presentasi pada kelas ekperimen memiliki pengaruh yang lebih baik dari penggunaan media cetak pada kelas kontrol.

Berdasarkan pembahasan diatas, dapat diketahui dan disimpulkan bahwa terdapat pengaruh penggunaan media cetak dan presentasi pada strategi pembelajaran aktif terutama penggunaan media presentasi powerpoint pada strategi pembelajaran aktif crossword puzzle (TTS) terhadap retensi siswa. Hal ini senada dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Ulyatis Sholikhah dalam skripsinya yang berjudul “Pengaruh Aktifitas Siswa Dalam Strategi Pembelajaran Crossword Puzzle Dengan Menggunakan Media Slide Presentasi Pada Mata Pelajaran IPA Biologi Terhadap Hasil Belajar”. Skripsinya menjelaskan bahwa terdapat pengaruh positif antara aktivitas siswa dengan hasil belajar dengan penggunaan strategi pembelajaran crossword puzzle dengan menggunakan media slide presentasi dikarenakan hasil dari aktivitas siswa yang diperoleh dari data angket mendapatkan rata-rata sebesar 69,92 (kategori cukup) dan hasil belajar siswa yang diperoleh dari hasil tes mendapatkan rata-rata sebesar 71,03 (kategori cukup). Secara gambaran umum dapat dikatakan bahwa strategi pembelajaran crossword puzzle dengan menggunakan media slide presentasi memiliki pengaruh terhadap hasil belajar siswa dan dimana hasil belajar siswa juga dapat menjadi acuan bagaimana hasil dari retensi siswa.22

Dokumen terkait