• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANTI POLUSI ! HEMAT

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

B. Pembahasan Hasil Penelitian

Hasil penelitian di analisis menggunakan teknik dokumentasi. Berikut ini perbandingan nilai yang dicapai siswa pada kondisi awal, siklus I hingga siklus II.

Nilai rata-rata (mean) kelas =

60

Tabel 4.3 Perbandingan nilai siswa pada kondisi awal, siklus I dan siklus II No

NAMA SISWA Kondisi

Awal Siklus I Siklus II 01 Bdts 5.1 4,6 6,7 02 Ens 7 6,6 7,3 03 Snp 5,4 5,3 7,3 04 Ab 6.5 7,3 8 05 Apf 6.4 7,3 8 06 Ap 6.2 5,3 8,6 07 Adry 4.6 5,3 8 08 Afh 4,9 4,6 6,7 09 Apwh 7 6,6 7,3 10 Avi 6.4 6 7,3 11 Bvo 6,2 6,6 8 12 Bhk 6.2 7,3 7,3 13 Ddmep 7 6,6 7,3 14 Ddp 6.1 6,6 7,3 15 Ecp 6.1 7,3 7,3 16 Fds 5.4 6,6 8,6 17 Gap 6.2 6 8,6 18 Gynp 5.2 5,3 7,3 19 Had 6.2 7,3 6,7 20 Ldv 6.2 6,6 7,3 21 Mdn 6.4 5,3 6,7 22 Mgs 7 6,6 6,7 23 Ndp 6.9 6,6 8,6 24 Paa 6.2 5,3 6,7 25 Sdpb 7.5 7,3 6 26 Yaa 6.4 6 8,6 27 Yr 7.5 4,6 8,6 28 Yk 6.2 6 7,3 29 Nas 4.7 5,3 7,3 30 Ia 4.3 8,6 7,3 31 Mgw 6.6 8 7,3

61

32 Fgap 7 6 7,3

33 Oma 6.2 7,3 6,7

JUMLAH NILAI 203.2 209,3 248

Perbandingan nilai setiap siswa pada tabel 4.3 menunjukkan peningkatan dan penurunan hasil menulis puisi siswa. Dibandingkan dengan kondisi awal, siklus I menunjukkan 48,5 % dari total seluruh siswa dalam kelas mengalami peningkatan nilai yang signifikan. Berbeda dengan hal tersebut, hasil dari siklus I juga menunjukkan 51,5 % dari total seluruh siswa dalam kelas mengalami penurunan nilai. Berdasarkan pengamatan peniliti, penurunan hasil menulis puisi siswa tersebut diakibatkan terbatasnya durasi penelitian dan ketidakmampuan peneliti menguasai kelas sehingga siswa kurang mampu mengikuti petunjuk menulis puisi menggunakan bantuan media gambar dengan baik. Selain itu, adaptasi siswa terhadap media gambar yang baru diterapkan dalam menulis puisi di SD Kanisius Sengkan membuat siswa belum mampu memanfaatkan media tersebut dengan baik.

Pada siklus II menunjukkan bahwa siswa telah dapat menggunakan media gambar dalam menulis puisi. Dibandingkan dengan siklus sebelumnya, hanya terdapat empat siswa yang mengalami penurunan nilai hasil menulis puisi yang tidak terlalu signifikan dibandingkan dengan nilai hasil siklus I. Berdasarkan pengamatan peneliti, penurunan tersebut terjadi karena beberapa siswa tersebut kurang mampu berkonsentrasi dengan baik. Dibandingkan dengan kondisi awal, pada siklus II terjadi peningkatan kemampuan menulis puisi siswa yang

62

signifikan atau sebesar 93,9 % dari total seluruh siswa dalam kelas V SD Kanisius Sengkan.

Hasil pencapaian menulis puisi siswa juga dapat dilihat dari setiap aspek intrinsik puisi yang dicapai. Hasil menulis puisi siklus I dan siklus II dapat dibandingkan dalam tabel 4.4 dan grafik 4.4 dibawah ini:

Tabel 4.3 Perbandingan pencapaian setiap aspek intrinsik menulis puisi siklus I dan siklus II dalam persentase

No Aspek Persentase (%) 1 Diksi 82,82 92,92 2 Pencitraan 59,59 72,72 3 Kata-kata konkret 81,81 82,82 4 Gaya bahasa 41,41 67,67 5 Rima 52,52 57,57

Grafik 4.4 Pencapaian skor setiap aspek pada siklus I dan siklus 2

Dari hasil membandingkan dua data antara siklus I dan siklus II, dapat dibuat kesimpulan pencapaian setiap aspek intinsik menulis puisi sebagai berikut:

82,82 52,52 59,59 81,81 41,41 92,92 57,57 72,72 82,82 67,67

63

1. Aspek diksi dan aspek kata-kata konkret merupakan aspek yang mengalami pencapaian paling tinggi. Kemudahan siswa membuat pilihan kata dan kata-kata konkret berdasarkan pengalamaan penginderaan yang siswa dapatkan dari media gambar membuat kedua aspek tersebut mengalami pencapaian paling tinggi.

2. Aspek bahasa kiasan dan aspek rima adalah aspek yang pencapaiannya paling rendah. Perbendaharaan siswa kelas V SD mengenai puisi masih sangat terbatas. Hal inilah yang menyebabkan kemampuan membuat rima dalam setiap bait puisi masih sulit untuk ditingkatkan

3. Terjadi peningkatan yang signifikan aspek gaya bahasa siklus II dibandingkan siklus I. Imajinasi siswa pada objek yang terdapat dalam media gambar pada siklus II lebih bebas. Adapun hal tersebut ditunjukkan dengan kemampuan siswa mengandaikan objek dalam media gambar menjadi hidup (personifikasi), mengandaikan secara berlebihan (hiperbola), atau mengungkapkan sebuah objek dengan memakai kata atau kelompok kata yang merupakan bukan arti sesungguhnya.

Hasil menulis puisi siswa kelas V SD Kanisius Sengkan jika berdasarkan aspek intrinsik puisi tentu saja terdapat peningkatan yang tidak merata. Meskipun demikian dapat diambil kesimpulan bahwa terjadi peningkatan nilai rata-rata menulis puisi siswa yang signifikan dari kondisi awal hingga siklus II. Hasil yang diperoleh dari siklus I adalah sebesar 6,34, dan hal tersebut menunjukan adanya

64

peningkatan nilai rata-rata kemampuan menulis puisi siswa jika dibandingkan dengan kondisi awal yaitu sebesar 6,15. Peningkatan rata-rata kemampuan mengarang pada siklus I dapat dilihat pada grafik di bawah ini :

Grafik 4.2 Nilai rata-rata kemampuan menulis puisi siswa kondisi awal dan siklus 1

Hasil tindakan siklus I memang telah menunjukkan peningkatan nilai rata-rata menulis puisi. Jika melihat kembali Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) materi ini, nilai rata-rata kelas setelah tindakan siklus I belum mencapai KKM yang ditetapkan yaitu 7,00. Beberapa hal berikut ini menjadi kesulitan yang dialami dalam siklus I :

1. Peneliti kurang mampu menguasai kelas sehingga setiap siswa tidak mampu menerima arahan dari peneliti dengan baik.

(6.15)

65

2. Siswa telah mampu membuat kalimat puisi, tetapi siswa belum mampu membuat bahasa kiasan/majas sehingga kalimat-kalimat puisi siswa masih belum terasa hidup.

3. Keterbatasan siswa membuat kalimat dalam puisi membuat rima dalam setiap bait puisi kurang terbentuk dengan baik oleh siswa

Berdasarkan pertimbangan tersebut peneliti melanjutkan penelitian pada tahap berikutnya, yaitu siklus II. setelah dilakukan tindakan siklus II, nilai rata mengarang siswa kembali meningkat menjadi 7,51. Peningkatan nilai rata-rata kemampuan mengarang pada kondisi awal, siklus I, dan II dapat dilihat pada diagram di bawah ini :

Grafik 4.4 Nilai rata-rata kemampuan menulis puisi siswa kondisi awal, siklus 1 dan siklus 2.

Jika melihat kembali pada Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) materi ini, nilai rata-rata siklus II sebesar 7,51 sudah mencapai KKM yang telah ditentukan

(7.51)

(6.34) (6.15)

66

yaitu 7,00. Pilihan kata yang tepat, kemampuan menguasai penginderaan siswa lebih maksimal dan penggunaan bahasa kiasan/majas siswa yang baik membuat puisi lebih hidup adalah beberapa hal yang menunjukkan peningkatan yang signifikan pada siklus II.

Peneliti juga menggunakan t test untuk menghilangkan bias atau keraguan yang timbul dari perbedaan nilai rata-rata kondisi awal dan nilai rata-rata di akhir siklus II. Hasil yang diperoleh dari t test tersebut menunjukkan taraf kepercayaan 99% (Nurgiyanto, Burhan). Berdasarkan hasil yang diperoleh dari t test dapat disimpulkan bahwa ada perbedaan yang signifikan antara nilai rata-rata kondisi awal dengan nilai rata-rata pada akhir siklus II. Hal itu juga menyatakan bahwa terjadi peningkatan kemampuan mengarang dari kondisi awal dengan akhir siklus II.

Berdasar pada hasil penelitian ini, dapat disimpulkan bahwa hipotesis

“Peningkatan Kemampuan Menulis Puisi dengan Bantuan Media Gambar Siswa Kelas V SD Kanius Sengkan Yogyakarta Tahun Pelajaran 2010/2011” diterima.

Hipotesis diterima dengan bukti perbedaan rata-rata nilai kondisi awal dengan nilai rata-rata akhir siklus II, dimana pada siklus II nilai rata-rata mengarang siswa mencapai 7,51 dari kondisi awal 6,15.

67

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan pembahasan bab sebelumnya, dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:

1) Media gambar dapat meningkatkan kemampuan menulis puisi siswa kelas V SD Kanisius Sengkan. Peningkatan ini dibuktikan dengan meningkatnya nilai rata-rata menulis puisi siswa.

2) Peningkatan kemampuan menulis puisi siswa dengan media gambar ditunjukkan dengan nilai rata-rata kemampuan menulis puisi siswa pada kondisi awal 6,15 pada siklus I meningkat menjadi 6,34. Peneliti melanjutkan penelitian hingga pada tahap siklus II dan hasilnya menunjukkan nilai rata kemampuan menulis puisi siswa meningkat menjadi 7,51. Perbedaan rata-rata kemampuan menulis puisi siswa pada kondisi awal hingga siklus II juga telah diyakinkan penulis menggunakan uji t, dengan hasil perbedaan rata-rata tersebut tersebut mempunyai taraf kepercayaan sebesar 99 %.

B. Saran

Peneliti ingin memberikan saran kepada pihak-pihak yang berkecimpung dalam dunia pendidikan ataupun pihak yang ingin meneliti masalah yang serupa sebagai berikut:

68

1. Media gambar adalah salah satu media yang dapat membantu meningkatkan kemampuan menulis puisi siswa. Oleh sebab itu, guru Bahasa Indonesia dapat menggunakan media gambar dalam pembelajaran menulis puisi.

2. Pada penggunakan media gambar, pilihlah gambar dengan tema yang kontekstual dengan keseharian siswa.

3. Guru diharapkan tidak memberikan batasan waktu yang terlalu ketat kepada siswa dalam kegiatan mengeksplorasi imajinasi menggunakan media gambar karena bukan kecepatan yang ingin dicapai melainkan hasil puisi siswa. 4. Pada penerapan pembelajaran menulis puisi dengan bantuan media gambar,

guru disarankan melaksanakan seluruh prinsip yang ada pada penelitian ini sehingga hasil yang akan dicapai akan memuaskan.

69

Dokumen terkait