• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.6. Pembahasan Hasil Penelitian

4.6.1. Pengaruh Anggaran Partisipasi Terhadap Kinerja Manajerial Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa variabel anggaran partisipasi

secara parsial dan nilai koefisien regresi yang bertanda positif, hal ini

menunjukkan bahwa anggaran partisipasi mampu memberikan kontribusi

terhadap peningkatan kinerja manajerial, sehingga hipotesis ke-1 yang

menyatakan “Diduga bahwa anggaran partisipasi berpengaruh terhadap

kinerja manajemen PT. Angkasa Pura I, Bandara Ngurah Rai – Bali” teruji

kebenarannya.

Temuan ini mendukung penelitian Yusfaningrum dan Ghozali

(2005) yang menyatakan bahwa partisipasi dalam penyusunan anggaran

berpengaruh positif dan signifikan terhadap Job Relevant Informations.

Penelitian Maryani (2006) yang menyatakan bahwa partisipasi Anggaran

mempunyai pengaruh signifikan terhadap kinerja manajerial dan kepuasan

kerja. Dimana pengaruh terhadap kinerja manajerial positif sedangkan

pengaruh kepada kepuasan kerja negatif. Begitu juga dengan penelitian

Tondok dan Andarika (2004) yang menyatakan bahwa persepsi gaya

kepemimpinan Transaksional dan Transformasional secara

bersama-sama berkorelasi secara positif dan signifikan terhadap kepuasan kerja.

Variabel anggaran partisipasi berpengaruh signifikan terhadap

kinerja manajerial didukung dengan jawaban responden yaitu sebagian

besar responden yaitu 95,1% telah ikut serta dalam menentukan atau

menyusun anggaran yang ada dalam perusahaan, misalnya: menyatakan

pendapat/usulan kepada atasan, memberikan usulan ketika revisi

anggaran dibuat oleh atasan, memberikan pendapat/usulan yang

tercermin dalam anggaran akhir (final) dan lain sebagainya. Keikutsertaan

kinerja manajerial, karena partisipasi memberikan efek yang positif pada

pemikiran atau sikap manajer, meningkatkan kualitas atau kuantitas

produksi serta menambah kerjasama antar manajer. Akan tetapi walaupun

begitu, jika partisipasi diterapkan tidak tepat, partisipasi juga dapat

merugikan motivasi manajer dan menurunkan usaha untuk mencapai

tujuan organisasi.

Hasil ini sesuai dengan pendapat Tjiptono dan Diana (2001: 147)

yang menyatakan bahwa supaya sistem saran perusahaan dapat berhasil,

diperlukan partisipasi dari setiap karyawannya. Semakin banyak karyawan

yang berpartisipasi, semakin baik pula sistem sarannya. Bila sistem saran

telah berjalan, manajer dapat mengupayakan partisipasi aktif semua

karyawan dan menghilangkan hambatan tersembunyi, mendorong

karyawan baru agar terlibat dan melatih karyawan yang segan

berpartisipasi.

4.6.2. Pengaruh Kepuasan Kerja Terhadap Kinerja Manajerial

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa variabel kepuasan kerja

tidak berpengaruh terhadap kinerja manajerial, terlihat dari hasil uji secara

parsial, hal ini menunjukkan bahwa kepuasan kerja tidak memberikan

kontribusi terhadap peningkatan kinerja manajerial, sehingga hipotesis

ke-2 yang menyatakan “Diduga bahwa kepuasan kerja berpengaruh terhadap

kinerja manajemen PT. Angkasa Pura I, Bandara Ngurah Rai – Bali” tidak

Temuan ini tidak mendukung penelitian yang dilakukan oleh

Muhaimin (2004) yang menyatakan bahwa adanya hubungan positif antara kepuasan kerja dengan disiplin karyawan. Tidak berpengaruhnya

kepuasan kerja terhadap kinerja manajerial dikarenakan apa yang menjadi

harapan para manajer tidak dapat dipenuhi oleh perusahaan, sehingga

menimbulkan ketidakpuasan bagi individu-individu. Hal ini disebabkan

oleh beberapa faktor latar belakang yaitu masa kerja, pengalaman kerja,

pola pikir dan orientasi.

Berdasarkan hasil jawaban responden menunjukkan 24,4% manajer

menyatakan bahwa promosi yang diberikan perusahaan tidak sesuai

dengan keinginan dan harapannya. Promosi merupakan salah satu bentuk

penghargaan atas prestasi, pengalaman kerja dan masa bakti.

Penghargaan disini sebagian besar berhubungan dengan dengan lokasi

kerja, penempatan individu pada jabatan dan faktor psikologis keluarga

terkait dengan berakhirnya masa bakti para pejabat. Salah satu

contohnya; pada umumnya para manajer dalam jangka waktu 4 sampai 2

tahun sebelum berakhirnya masa tugas di perusahaan, sebagaian besar

mereka berkeinginan kembali ke daerah asal atau berkumpul dengan

keluarga yang dianggap paling ideal bagi karyawan.tersebut. Bila

penghargaan tersebut dirasakan memadai dan dapat memenuhi harapan

karyawan, maka kepuasan karyawan akan meningkat karena mereka

menerima penghargaan. Dilain pihak, bila penghargaan dipandang tidak

cenderung terjadi. Kondisi kepuasan atau ketidakpuasan kerja tersebut

selanjutnya menjadi umpan balik yang akan mempengaruhi kinerja di

waktu yang akan datang (Handoko, 1996 : 195).

4.6.3. Pengaruh Gaya Kepemimpinan Terhadap Kinerja Manajerial Hipotesis ke-3 pada penelitian ini yaitu diduga bahwa gaya

kepemimpinan berpengaruh terhadap kinerja manajemen PT. Angkasa

Pura I, Bandara Ngurah Rai – Bali” teruji kebenarannya, karena penelitian

ini menyimpulkan bahwa variabel gaya kepemimpinan berpengaruh positif

terhadap kinerja manajerial, terlihat dari hasil uji secara parsial dan nilai

koefisien regresi yang bertanda positif, hal ini menunjukkan bahwa gaya

kepemimpinan mampu memberikan kontribusi terhadap peningkatan

kinerja manajerial.

Variabel gaya kepemimpinan berpengaruh terhadap kinerja

manajerial didukung dengan jawaban responden yaitu sebagian besar

responden yaitu 90,2% menyatakan bahwa pemimpin memberikan

keputusan yang baik dalam suatu organisasi, seperti: saling tukar ide

dalam pembuatan keputusan, sikap saling percaya, kekeluargaan, dan

kedekatan antar pegawai (atasan dan bawahan), memberi kesempatan

untuk melakukan pekerjaan menggunakan kemampuannya sehingga

kebijakan perusahaan diterapkan dalam praktik, pimpinan

mengorganisasikan dan mendefinisikan hubungan-hubungan didalam

kejelasan (Clarity) tugas dan tanggung jawab, memberdayakan seluruh

karyawan, komitmen dan konsistensi arah kebijakan.

Gaya kepemimpinan yang diterapkan di perusahaan ini sesuai

dengan teori Jalan Kecil-Tujuan (Path-Goal Theory) menurut House dan

Mitchel (1974) dalam Sucahyono (2004), yang memasukkan empat tipe

atau gaya kepemimpinan sebagai berikut :

1. Kepemimpinan direktif. Bawahan tahu senyatanya apa yang

diharapkan darinya pengarahan yang khusus diberikan oleh pemimpin.

Dalam model ini tidak ada partisipasi dari bawahan.

2. Kepemimpinan yang mendukung. Kepemimpinan model ini mempunyai

kesediaan untuk menjelaskan sendiri, bersahabat, mudah didekati, dan

mempunyai perhatian kemanusiaan yang murni terhadap para

bawahannya.

3. Kepemimpinan partisipatif. Pada gaya kepemimpinan ini, pemimpin

berusaha meminta dan mempergunakan saran-saran dari bawahannya

namun pengambilan keputusan masih berada di tangannya.

4. Kepemimpinan yang berorientasi pada prestasi. Gaya kepemimpinan

ini menetapkan serangkaian yang menantang bawahannya untuk

berprestasi. Dengan demikian pula pemimpin memberikan keyakinan

kepada mereka yang mampu melaksanakan tugas pekerjaan

mencapai tujuan secara baik.

Berdasarkan keempat tipe gaya kepemimpinan tersebut di atas,

Bandara Ngurah Rai – Bali adalah kepemimpinan yang partisipatif dan

mendukung. Hal tersebut ditunjukkan dengan keikutsertaan para

pimpinan dalam setiap kegiatan operasional, penyusunan Rencana Kerja

Anggaran (RKA) Triwulanan, Semesteran dan Tahunan, memberi

dukungan moral kepada manajer, dan lain sebagainya.

Dokumen terkait