• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II KAJIAN TEORI DAN EMPIRIK

2.2. Landasan Teori

2.2.3. Kepemimpinan

2.2.3.2. Teori kepemimpinan

Kepemimpinan merupakan kegiatan sentral didalam suatu organisasi

atau perusahaan, yang berperan menentukan berbagai aspek dalam

kehidupan organisasinya, seperti menetapkan tujuan, pembagian dan

pembidangan kerja, struktur, cara kerja dan lain sebagainya, dari berbagai

ahli, sudah banyak yang membahas berbagai teori kepemimpinan dengan

maksud untuk memberikan gambaran mengenai perkembangan dan

pemahaman mengenai kepemimpinan untuk mengefektifkan organisasi

dalam mencapai tujuannya. Berbagai teori kepemimpinan antara lain;

a. Teori great man dan teori big bang

Teori ini menyatakan bahwa kepemimpinan merupakan bakat atau

bawaan sejak lahir. Bennis dan Nanus (1990,p.3) menjelaskan bahwa

Great Man (orang besar) berasumsi bahwa pemimpin dilahirkan dan

bukan diciptakan. Disisi lain Bennis dan Nanus (1990.p.3) juga

mengemukakan bahwa dalam perkembangan berikutnya dalam suatu

peristiwa besar (revolusi) menciptakan seorang pemimpin.

b. Teori sifat atau karakteristik kepribadian (Trait theories)

Teori ini bertitik tolak dari pemikiran bahwa keberhasilan seorang

pemimpin ditentukan oleh sifat-sifat / karakteristik kepribadian yang

dimiliki, baik secara fisik dan psikologis.

c. Teori perilaku (behavior theories)

Kepemimpinan untuk mengefektifkan organisasi, tergantung dari

perilaku atau gaya bersikap dan atau gaya bertindak seorang

d. Teori kontigensi (contingency theories) atau teori situasional (situational

theory)

Perilaku atau gaya kepemimpinan yang berbeda-beda didasarkan pada

respon atau reaksi yang timbul berfokus pada pendapat bahwa dalam

menghadapi situasi yang berbeda (Teori konjensi), sedang perilaku

atau gaya kepemimpinan harus sesuai dengan situasi yang dihadapi

seorang pemimpin (Teori situasional)

Keefektifan seorang pemimpin ditentukan oleh sifat, perangai atau

ciri-ciri kepribadian tertentu yang tidak hanya bersumber dari bakat, tetapi

juga yang diperoleh dari pengalaman dan hasil belajar. Menurut Keith

Davis di dalam Miftah Thoha (1998. h.251-252) mengemukakan bahwa

ada 4 (empat) sifat umum yang efektif bagi pemimpin meliputi ;

a. Kecerdasan

b. Kedewasaan dan keleluasaan pandangan sosial

c. Motivasi diri dan dorongan

d. Sikap-sikap hubungan sosial

Menurut Bennis dalam Hersey dan Blanchard (1998, p,89)

mengemukakan bahwa ada 4 (empat) sifat umum yang harus dimiliki oleh

seorang pemimpin antara lain :

a. Management of Attention

Kemampuan mengkomunikasikan tujuan dan arah yang dapat menarik

b. Management of Meaning

Kemampuan menciptakan dan mengkomunikasikan makna secara jelas

dan dapat dipakai.

c. Management of Trust

Kemampuan untuk dapat dipercaya dan konsisten sehingga

orang-orang akan memperhatikan.

d. Management of Self

Kemampuan mengetahui, menguasai dan mengendalikan sendiri dalam

batas kekuatan dan kelemahan diri.

Menurut Yulk dalam Hersey dan Balnchard (1998, p.89)

mengemukakan bahwa karakteristik seorang pemimpin yang sukses

meliputi: cerdas, kreatif, terampil secara konseptual, diplomatis dan taktis,

lancar berbicara, persuasif, memiliki keterampilan sosial, memiliki

pengetahuan mengenai tugas kelompok.

Stoner, Freeman dan Gilbert (1996, p.165) mengemukakan bahwa

pimpinan memiliki 2 (dua) orientasi kepemimpinan yaitu ;

a. Orientasi pada tugas (Task Oriented)

Mengawasi anggota organisasinya (karyawan) secara ketat untuk

memastikan tugas-tugasnya dilaksanakan secara memuaskan

b. Orientasi pada orang / bawahan (Consideration Oriented)

Lebih mengutamakan melakukan motivasi diri daripada mengendalikan

bawahan (karyawan).

Model kepemimpinan situasional berasumsi bahwa situasi yang

kepemimpinan kontijensi mengfokuskan perhatian yang lebih luas, yakni

pada aspek-aspek keterkaitan antara kondisi atau variabel situasional

dengan watak atau tingkah laku dan kriteria kinerja. Menurut Fielder

terdapat hubungan perilaku atau gaya kepemimpinan dengan situasi yang

dapat mempengaruhi kepemimpinan atau adanya kontribusi pimpinan

terhadap efektifitas kinerja kelompok tergantung pada cara atau gaya

kepemimpinan dan kesesuaian situasi yang dihadapi. Fielder dalam

Kreitner dan Kinicki (1989, p.459) mengemukakan bahwa terdapat 3 (tiga)

dimensi didalam situasi yang dihadapi pemimpin yaitu;

a. Hubungan pemimpin – anggota (the leaderd-member relationship)

Dimensi ini menjelaskan sampai sejauh mana pemimpin itu dipercaya

dan disukai oleh bawahan.

b. Derajat dari susunan tugas (the degree of task structure )

Dimensi ini menjelaskan sampai sejauh mana tugas-tugas dalam

organisasi didefinisikan secara jelas dan apa tugas-tugas tersebut

sudah dilengkapi dengan petunjuk yang rinci dan prosedur yang baku.

c. Posisi kekuasaan pemimpin (the leader position power)

Dimensi ini menjelaskan sampai sejauh mana kekuatan atau

kekuasaan yang dimiliki oleh pemimpin didalam menggunakan otoritas

dan wewenangnya.

Menurut Paul Hersey dan Kenneth H. Blancard (dalam Hadari

Nawawi 2006,h-100) mengembangkan model perilaku kepemimpinan

pembahasannya pada para anggota organisasi sebagai bawahan. Paul

Hersey dan Kenneth H. Blancard mengemukakan berdasarkan tingkat

kematangan dan kesiapan perilaku pimpinan dibagi menjadi 4 (empat)

jenis perilaku yaitu ;

a. Gaya mengatakan, memerintah dan mengarahkan (Telling style)

Berorientasi tinggi pada tugas dan rendah pada hubungan dengan

anggota organisasi atau bawahan.

b. Gaya menawarkan (selling style)

Gaya ini berorientasi tinggi pada tugas dan tinggi pada hubungan

dengan anggota organisasi atau bawahan.

c. Gaya partisipasi (participating style)

Berorientasi rendah pada tugas dan tinggi pada hubungan dengan

anggota organisasi atau bawahan.

d. Gaya pendelegasian wewenang (delegating style)

Berorientasi rendah pada tugas dan rendah pada hubungan dengan

anggota organisasi

Disamping berbagai teori kepemimpinan diatas, ada beberapa teori

kepemimpinan untuk mewujudkan kepemimpinan yang efektif (Dalam

Hadari Nawawi.2006,h-107) yaitu :

a. Teori Lingkungan (Environmental Theory)

Teori ini berdasarkan pada munculnya seorang pemimpin sebagai hasil

dari pada waktu, tempat dan keadaan atau situasi dan kondisi yang

b. Teori Interaksi dan Harapan (Interaction-Expectation Theory)

Keberhasilan seorang menjadi pemimpin didasari oleh beberapa

variabel yang terdiri dari; aksi, interaksi dan perasaan.

c. Teori Humanistik (Humanistic Theory)

Teori ini bertitik tolak dari ”the human being is by nature a motivate

organism; the organizations is by nature structure and controlled” (manusia pada hakikatnya sebagai organisme memerlukan pemimpin

yang mampu memotivasinya, sedang organisasi pada hakekatnya

sebagai struktur yang memerlukan pemimpin untuk mengendalikannya)

d. Teori Tukar Menukar (Exchange Theory)

Bahwa interakasi sosial antar individu, termasuk juga antar pemimpin

dan orang yang dipimpin merupakan tukar menukar kontribusi.

e. Teory Alur Tujuan (Path Goal Theory)

Pemimpin yang efektif harus mampu mempengaruhi persepsi bawahan

agar tujuan pribadi, tujuan pekerjaannya dan tujuan organisasi dapat

dicapai melalui satu jalur (jalan yang sama).

Dokumen terkait