• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

B. Pembahasan Hasil Penelitian

Keterampilan menulis merupakan salah satu keterampilan yang penting untuk dikuasai oleh siswa tak terkecuali siswa SD. Menurut Bryne (Kundharu Saddhono dan Y. Slamet, 2014: 163) yaitu,

………. Keterampilan menulis adalah kemampuan menuangkan buah pikiran ke dalam bahasa tulis melalui kalimat-kalimat yang dirangkai secara utuh, lengkap, dan jelas sehingga buah pikiran tersebut dapat dikomunikasikan kepada pembaca dengan berhasil.

159

Dari pendapat tersebut, keterampilan menulis dapat dipahami sebagai kemampuan dalam mentransfer ide atau gagasan ke dalam tulisan secara utuh, lengkap, dan jelas sehingga pembaca dapat memahami ide atau gagasan yang disampaikan. Keterampilan menulis dapat menunjang seseorang dalam melakukan kegiatan menulis dengan baik dan benar.

Pembelajaran siswa SD di sekolah erat kaitannya dengan kegiatan menulis. Kegiatan menulis yang sehari-hari siswa lakukan di sekolah yaitu, mencatat materi, mencatat hal-hal penting, mengerjakan tes tertulis, mengerjakan tes menulis, dan lain sebagainya. Kegiatan menulis tersebut dilakukan oleh siswa untuk menunjang siswa dalam mencapai tujuan pembelajaran.

Pada pembelajaran di SD, keterampilan menulis termasuk salah satu aspek keterampilan yang dipelajari dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia. Walaupun begitu, keterampilan menulis juga dapat membantu siswa dalam mempelajari bidang lainnya dalam pembelajaran. Hal tersebut sejalan dengan pendapat Maman Suryaman (2012: 36) bahwa mahir menulis dapat mempermudah dalam mempelajari bidang-bidang lainnya di sekolah. Sehari-hari siswa memberdayakan keterampilan menulisnya untuk mencatat pengetahuan dan hal-hal penting hasil dari pembelajaran. Hasil tulisan tersebut digunakan oleh siswa sebagai sumber belajar dalam mempelajari berbagai bidang mata pelajaran di sekolah. Maka dari itu, keterampilan menulis dikatakan dapat membantu siswa dalam mempelajari berbagai bidang mata pelajaran.

160

Kondisi di beberapa tempat menunjukan keterampilan menulis siswa masih rendah. Salah satunya terjadi di kelas IV SD Negeri Siyono III Playen, Gunungkidul. Hal tersebut dibuktikan dengan nilai rata-rata hasil menulis narasi ekspositoris siswa pada pratindakan yang baru mencapai 63,25. Dari keseluruhan siswa yang berjumlah 21 orang, belum ada siswa yang dinyatakan tuntas atau memenuhi Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) sebesar ≥ 75.

Hasil menulis narasi ekspositoris siswa pada pratindakan belum menunjukan hasil yang baik. Ada siswa yang belum menggunakan tanda baca sama sekali. Ada siswa yang belum menggunakan tanda baca dan huruf kapital dengan tepat dan benar. Siswa kurang memperhatikan pilihan diksi yang benar, siswa masih menggunakan kata-kata yang tidak baku sesuai Bahasa Indonesia yang baik dan benar. Banyak siswa yang belum menguasai pembentukan kalimat yang efektif dan benar. Pengembangan isi narasi terbatas. Siswa juga belum lancar dalam mengungkapkan gagasannya ke dalam tulisan, sehingga ada beberapa siswa yang pekerjaannya belum selesai ketika waktu menulis habis.

Selain hasil menulis narasi ekspositoris, proses pembelajaran menulis narasi ekspositoris pada pratindakan juga belum berjalan dengan baik. Guru kelas IV mengatakan, selama periode semester genap sampai pada saat kegiatan pratindakan dilaksanakan, pembelajaran menulis baru dilaksanakan tiga kali yaitu untuk menyusun teks pengumuman, menulis pantun, dan menulis karangan berdasarkan pengalaman pada kegiatan pratindakan ini. Frekuensi pembelajaran menulis tersebut masih minim. Padahal, keterampilan menulis sebagai aspek dalam keterampilan berbahasa dan bersastra hanya dapat dicapai melalui praktik dan

161

latihan (Henry Guntur Tarigan, 2008: 3). Semakin tinggi jam terbang kita dalam menulis, maka kita akan semakin lancar dan terampil dalam menulis (Wawan Susetya, 2014: 11). Kurangnya frekuensi pembelajaran menulis menyebabkan siswa kurang mendapat bimbingan dari guru dalam mengembangkan keterampilan menulisnya termasuk keterampilan menulis narasi ekspositoris.

Pada pelaksanaan pratindakan guru melaksanakan pembelajaran menulis narasi ekspositoris dengan metode ceramah dan metode penugasan biasa. Guru juga masih kurang memberikan bimbingan yang intensif ketika siswa mengerjakan tes menulis narasi ekspositoris. Guru memberikan tugas menulis narasi ekspositoris, kemudian hanya mengawasi siswa yang sedang mengerjakan. Guru belum berkeliling dan memberikan bimbingan yang intensif pada tiap-tiap siswa. Setelah selesai mengerjakan, guru tidak mengevaluasi hasil menulis siswa secara keseluruhan. Siswa hanya diminta untuk mengumpulkan hasil menulisnya saja, kemudian guru mengajak siswa untuk melaksanakan kegiatan berikutnya.

Selain itu, pada pelaksanaan pratindakan juga masih banyak siswa yang kurang berminat dalam menulis. Siswa bermalas-malasan saat mengerjakan tugas menulis. Beberapa siswa memiliki perhatian terhadap pembelajaran menulis, tetapi mengalami kesulitan ketika menulis narasi yaitu, kesulitan menuangkan ide atau gagasan yang dimiliki ke dalam tulisan.

Berdasarkan hasil observasi terhadap proses pembelajaran dan hasil menulis narasi ekspositoris pada pratindakan, maka akan diputuskan penerapan suatu tindakan untuk meningkatkan keterampilan menulis narasi ekspositoris siswa

162

kelas IV SD Negeri Siyono III Playen, Gunungkidul. Supriyadi dkk (1992: 225- 228) mengemukakan permasalahan yang sering dialami siswa dalam menulis berasal dari berbagai komponen, antara lain berasal dari siswa, guru, tujuan, bahan/materi, metode, media, dan penilaian. Maka dari itu, pada permasalahan ini dipilih pelaksanaan tindakan melalui penerapan suatu teknik yaitu teknik catatan harian.

Menurut Andayani (2015: 208) salah satu teknik pembelajaran keterampilan menulis ialah teknik menulis catatan harian atau buku harian. Tujuan teknik menulis catatan harian yaitu agar siswa dapat menulis aktivitas yang mereka lakukan melalui pengalaman secara runtut. Pendapat lain dari Saleh Abbas (2006: 129) teknik catatan harian merupakan kegiatan lanjutan dari kegiatan yang berawal menulis satu kejadian yang pernah dialami siswa. Teknik catatan harian merupakan teknik pembelajaran keterampilan menulis yang memfasilitasi siswa untuk berlatih dan mengembangkan keterampilan menulis melalui serangkaian pengalaman latihan menulis catatan harian selama kurun waktu tertentu.

Teknik catatan harian tepat dilaksanakan untuk meningkatkan keterampilan menulis narasi ekspositoris. Hal ini didukung oleh pendapat White dan Arndt (Luu Trong Tuan, 2010: 82) this technique (journal writing) has been found to be an effective and productive means of arousing interest in writing, which, at the same

time, develops fluency of expression. Pendapat tersebut intinya, teknik catatan harian dirancang untuk efektif dan produktif dalam membangun minat menulis juga meningkatkan kelancaran dalam menulis. Selain itu, catatan harian termasuk salah satu bentuk tulisan narasi ekspositoris. Seperti pendapat yang dikemukakan oleh

163

Dalman (2014: 111-112), contoh narasi ekspositoris adalah biografi, autobiografi, kisah perjalanan seseorang, kisah kepahlawanan, catatan harian, dan lain-lain.

Teknik ini mampu merevitalisasi pembelajaran menulis sehingga pembelajaran menulis kembali mendapatkan tempat. Pelaksanaan pembelajaran menulis dalam teknik ini memberikan alokasi waktu yang lebih luas, bahkan di luar jam pembelajaran di kelas. Hal tersebut dikarenakan adanya penugasan menulis catatan harian di luar jam pelajaran pada teknik ini. Walaupun begitu, teknik ini tidak lantas membuat siswa mudah merasa bosan dan terbebani, karena siswa melaksanakan pembelajaran menulis melalui menulis catatan harian dimana siswa boleh menentukan sendiri hal yang akan ditulis. Tulisan pada catatan harian juga tidak tergolong sebagai tulisan yang menyulitkan. Catatan harian berisi ide atau gagasan maupun peristiwa yang diambil dari kehidupan sehari-hari siswa. Tanpa disadari oleh siswa, menulis catatan harian secara rutin dapat memberikan banyak manfaat terlebih pada keterampilan menulis narasi ekspositorisnya.

Pelaksanaan teknik catatan harian dimulai dengan penugasan menulis catatan harian selama 7 hari berturut-turut, sebelum pelaksanaan tindakan siklus I. Hasil menulis catatan harian dikumpulkan pada guru setiap dua hari sekali untuk dievaluasi. Pada pelaksanaan tindakan siklus I, guru menyampaikan materi tentang menulis narasi ekspositoris. Guru juga menyampaikan evaluasi terhadap hasil menulis narasi ekspositoris yang telah dikerjakan sebelumnya. Setelah itu, siswa diminta untuk mengerjakan tes unjuk kerja berupa menulis narasi ekspositoris berdasarkan pengalaman berkesan pada catatan hariannya. Siswa mengerjakan tes menulis narasi ekspositoris secara terpimpin dengan bimbingan guru.

164

Guru memimpin siswa mengerjakan tes menulis sesuai dengan tahap-tahap pada proses menulis yaitu, pramenulis, menulis, merevisi, mengedit dan mempublikasi. Setelah semua kegiatan tersebut selesai, hasil menulis narasi ekspositoris dikumpulkan pada guru untuk dievaluasi. Pelaksanaan pembelajaran menulis narasi ekspositoris dengan teknik catatan harian tersebut diulangi dengan perbaikan pada siklus II.

Proses pembelajaran menulis narasi ekspositoris dengan menggunakan teknik catatan harian pada siklus I telah berjalan dengan baik, namun masih kurang maksimal. Sebagian siswa sudah memperhatikan dengan baik selama pembelajaran. Sebagian besar siswa masih kurang aktif dalam mengikuti pembelajaran. Dalam aspek motivasi, sebagian siswa sudah mengikuti pembelajaran menulis dengan sungguh-sungguh. Sebagian besar siswa masih kurang antusias dalam mengikuti pembelajaran. Adapun evaluasi hasil menulis narasi ekspositoris pada siklus I, sebagian besar siswa masih kurang baik dalam mengerjakan tugas catatan harian. Siswa masih melakukan banyak kesalahan dalam penggunaan tanda baca, penggunaan kata, dan penyusunan kalimat. Keterampilan proses menulis siswa pada siklus I masih kurang baik. Siswa masih kurang lancar dalam menentukan tema, judul, gagasan, dan menyusun kalimat yang baik dan benar.

Pelaksanaan tindakan dilanjutkan ke siklus II dengan perbaikan berdasarkan refleksi pada siklus I yang bertujuan untuk mengatasi kendala dan kekurangan pelaksanaan tindakan siklus I. Pelaksanaan tindakan pada siklus II telah berjalan dengan baik dan mampu mengatasi kekurangan pada pelaksanaan siklus I. Sebagian

165

besar siswa sudah memperhatikan dengan baik selama pembelajaran. Sebagian besar siswa sudah aktif dalam mengikuti pembelajaran. Siswa tersebut mau menjawab pertanyaan dari guru, mengajukan pertanyaan, bersegera mengerjakan tugas yang diberikan, memberikan tanggapan terhadap siswa lain yang maju ke depan kelas. Dalam aspek motivasi, sebagian besar siswa sudah mengikuti pembelajaran menulis dengan sungguh-sungguh. Sebagian besar siswa antusias dalam mengikuti pembelajaran. Adapun evaluasi hasil menulis narasi ekspositoris pada siklus II, Siswa sudah tidak melakukan banyak kesalahan dalam penggunaan tanda baca, penggunaan kata, dan penyusunan kalimat. Keterampilan proses menulis siswa pada siklus II sudah baik. Siswa sudah lancar dalam menentukan tema, judul, gagasan, dan menyusun kalimat yang baik dan benar.

Pembahasan tersebut menunjukan keberhasilan proses pembelajaran pada penelitian ini. Sementara itu, keberhasilan produk ditunjukan melalui nilai hasil tes menulis narasi ekspositoris siswa. Data awal nilai menulis narasi ekspositoris didapat dari hasil menulis narasi ekspositoris siswa pada pelaksanaan pratindakan. Nilai rata-rata menulis narasi ekspositoris siswa pada pratindakan baru sebesar 63,52. Dari keseluruhan siswa yang berjumlah 21 siswa. Belum ada satupun siswa atau 0% siswa yang dinyatakan tuntas atau mendapat nilai ≥ 75 sesuai dengan KKM yang ditentukan. Hal tersebut artinya, 100% siswa dinyatakan belum tuntas atau belum mendapat nilai ≥ 75. Berdasarkan hasil menulis narasi ekspositoris pada pelaksanaan pratindakan, perlu ditingkatkan melalui suatu tindakan yaitu teknik catatan harian.

166

Pada siklus I dilaksanakan penerapan teknik catatan harian untuk meningkatkan keterampilan menulis narasi ekspositoris siswa. Nilai rata-rata menulis narasi ekspositoris siswa pada siklus ini meningkat menjadi 71,55 dari 63,52 pada pratindakan. Sebanyak 7 siswa atau 33,3% siswa dinyatakan telah tuntas atau mendapat nilai ≥ 75. Sebanyak 14 siswa atau 66,6% siswa dinyatakan belum tuntas atau belum mendapat nilai ≥ 75. Presentase ketuntasan tersebut mengalami peningkatan dibandingkan dengan presentase ketuntasan pada pratindakan. Meskipun mengalami peningkatan, nilai rata-rata dan presentase ketuntasan tersebut belum memenuhi kriteria keberhasilan penelitian ini, yaitu nilai menulis narasi ekspositoris mencapai ≥ 75 sesuai dengan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang ditetapkan dan jumlah siswa yang mencapai KKM ≥ 70% dari keseluruhan siswa. Maka, pelaksanaan tindakan dilanjutkan ke siklus II dengan perbaikan yang didasarkan pada refleksi.

Pelaksanaan tindakan siklus II merupakan pelaksanaan tindakan dengan perbaikan berdasarkan refleksi pada siklus I. Nilai rata-rata menulis narasi ekspositoris siswa pada siklus ini meningkat menjadi 81,30 dari 71,55 pada siklus I. Sebanyak 20 siswa atau 95,24% siswa dinyatakan telah tuntas. Sebanyak 1 siswa atau 4,76% siswa dinyatakan belum tuntas. Presentase ketuntasan tersebut mengalami peningkatan yang signifikan dibandingkan dengan presentase ketuntasan pada siklus I. Berdasarkan data tersebut, penelitian ini dikatakan berhasil karena telah memenuhi kriteria keberhasilan penelitian, yaitu nilai menulis narasi ekspositoris mencapai ≥ 75 sesuai dengan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang ditetapkan dan jumlah siswa yang mencapai KKM ≥ 70% dari

167

keseluruhan siswa. Oleh karena itu, penelitian diputuskan untuk tidak dilanjutkan ke siklus berikutnya.

Berdasarkan peningkatan proses pembelajaran dan hasil menulis narasi ekspositoris yang telah disampaikan, teknik catatan harian terbukti dapat meningkatkan keterampilan menulis narasi ekspositoris siswa. Sehubungan dengan hal tersebut Ngoh mengatakan (dalam Luu Trong Tuan, 2010: 82) journal writing provides students with good opportunities to improve their writing skills

individually and good chances to record their thoughts and feelings. Ngoh mengatakan menulis catatan harian (jurnal) memberikan kesempatan baik bagi siswa untuk mengembangkan keterampilan menulisnya dan kesempatan untuk merekam pikiran dan perasaan. Teknik catatan harian membuat siswa terbiasa menulis secara rutin. Seiring dengan pengalamannya dalam menulis, keterampilan menulis akan terasah dan meningkat semakin baik. Dalam teknik catatan harian, siswa juga akan mendapatkan bimbingan dari guru untuk meningkatkan keterampilan menulis narasi ekspositorisnya.

Dokumen terkait