• Tidak ada hasil yang ditemukan

C. Hasil Penelitian

4. Pembahasan Umum

Hasil penelitian ini menunjukkan adanya hubungan antara tema-tema sosial yang muncul pada kepuasan hidup abdi dalem Keraton Kasunanan Surakarta. Pada tema yang membahas mengenai persoalan ekonomi sulit, kehidupan keluarga, pilihan dan tujuan hidup, serta tugas pengabdian kepada keraton memiliki hubungan dengan tema yang membahas mengenai relasi dengan Tuhan. Hal ini menunjukkan bahwa dalam menghadapi masalah ekonomi, menjalani kehidupan keluarga, menjalankan tugas pengabdian, serta dalam menentukan pilihan dan tujuan hidupnya ketiga subjek memiliki orientasi yang berhubungan dengan relasinya kepada Tuhan. Hal ini sejalan dengan nasehat Jawa yaitu eling

sangkan paraning dumadi, yang memiliki makna ajaran bahwa seseorang

hendaknya selalu ingat pada asal mulanya dan akhir dari perjalanan hidupnya. Kesadaran bahwa manusia berasal dari Tuhan dan kelak akan kembali kepada Tuhan mendorong seseorang untuk selalu berbuat baik dan tidak bertentangan dengan ketentuan Tuhan, karena berharap kelak kembalinya diterima oleh Tuhan.

Pada tema yang membicarakan mengenai persoalan ekonomi sulit menunjukkan adanya hubungan dengan tema kehidupan keluarga, pilihan hidup, tugas pengabdian kepada keraton, serta relasinya dengan Tuhan. Sedangkan tema mengenai tugas pengabdian kepada keraton menunjukkan adanya hubungan dengan tema persoalan ekonomi sulit, pilihan dan tujuan hidup, serta relasinya dengan Tuhan.

Hasil penelitian ini juga menunjukkan adanya hubungan antara tema yang membicarakan kehidupan keluarga dengan tema mengenai persoalan ekonomi sulit, tujuan hidup, serta relasinya dengan Tuhan. Pada tema mengenai pilihan hidup juga menunjukkan adanya hubungan dengan tema persoalan ekonomi sulit, tugas pengabdian kepada keraton, serta relasinya dengan Tuhan. Sedangkan tema mengenai tujuan hidup menunjukkan adanya hubungan dengan tema kehidupan keluarga, tugas pengabdian kepada keraton, serta relasinya dengan Tuhan.

Tema yang mengulas kehidupan sosial ketiga subjek dengan masyarakat di sekitar tempat tinggalnya menunjukkan tidak adanya hubungan dengan tema-tema sosial yang lain. Pada penelitian ini ketiga subjek tidak banyak menceritakan kehidupan sosialnya dengan masyarakat di sekitar tempat tinggalnya. Subjek Bejo mengikuti kegiatan kampung apabila diminta untuk hadir saja, karena ia tidak mau dianggap mempengaruhi masyarakat di sekitar tempat tinggalnya. Subjek Trisno mengikuti kegiatan kampung apabila tidak bersamaan dengan hari kerja, karena yang utama adalah pengabdiannya kepada keraton. Sedangkan

Sartinah tinggal di lingkungan khusus untuk abdi dalem Keraton Kasunanan Surakarta, sehingga kehidupan sosialnya hanya terbatas dengan abdi dalem yang tinggal di lingkungan tersebut. Hal ini menunjukkan bahwa ketiga subjek tidak sering terlibat dengan kegiatan di masyarakat, serta menunjukkan bahwa kehidupan sosial ketiga subjek hanya terbatas di dalam lingkup keraton saja.

Pada temuan tambahan ini juga dapat diketahui bahwa tidak semua tema-tema sosial yang muncul pada kepuasan hidup abdi dalem Keraton Kasunanan Surakarta selaras dengan enam aspek kesejahteraan psikologis Ryff yang sering disamaartikan dengan kepuasan hidup. Tema-tema sosial yang memiliki keselarasan dengan aspek Ryff yaitu:

a. Tema mengenai persoalan ekonomi sulit selaras dengan aspek otonomi, khusunya mampu menghadapi tekanan sosial dan menemukan cara mengatasainya. Selain itu juga selaras dengan aspek penguasaan lingkungan, khususnya mampu memanfaatkan berbagai peluang yang tersedia di lingkungan secara efektif.

b. Tema tentang kehidupan keluarga dan masyarakat selaras dengan aspek relasi positif dengan orang lain.

c. Tema mengenai pilihan hidup selaras dengan aspek otonomi khususnya mampu mengambil keputusan yang berkaitan dengan diri sendiri, juga selaras dengan aspek penguasaan lingkungan khususnya mampu memilih lingkungan yang sesuai kebutuhan dan nilai pribadi. Selain itu selaras dengan aspek tujuan hidup khususnya memiliki

keinginan dan cita-cita yang ingin dicapai dalam hidup, serta selaras dengan aspek pertumbuhan pribadi khususnya mampu menyadari potensi diri yang dimiliki.

d. Tema mengenai tujuan hidup selaras dengan aspek tujuan hidup khusunya memiliki keinginan dan cita-cita yang ingin dicapai dalam hidup, serta percaya pada keyakinan tertentu yang memberikan arah kehidupan.

e. Tema mengenai relasi dengan Tuhan selaras dengan aspek tujuan hidup, khususnya percaya pada keyakinan tertentu yang memberikan arah kehidupan.

Sedangkan tema sosial yang tidak selaras dengan aspek Ryff yaitu tema mengenai tugas pengabdiannya kepada keraton.

Skema 1. Hubungan Tema-tema Sosial pada Kepuasan Hidup

Abdi Dalem Keraton Kasunanan Surakarta Relasi dengan Tuhan

Persoalan Ekonomi Sulit Tujuan Hidup

Kehidupan Keluarga Kehidupan Masyarakat

120

A. Kesimpulan

1.Abdi dalem Keraton Kasunanan Surakarta dapat mencapai kepuasan hidup yang berupa perasaan senang, tenteram, ayem, tenang, dan damai. Kepuasan yang dirasakan bukan perwujudan material, melainkan ketenteraman batin. Abdi dalem ini juga merasa tenteram karena keluarganya rukun, dan merasa mantap dengan pilihan hidupnya menjadi

abdi dalem. Kepuasan yang dirasakan juga berkaitan dengan tugas

pengabdiannya kepada keraton. Abdi dalem tersebut merasa senang dan

ayem karena mampu menyelesaikan tugas-tugasnya sebagai abdi dalem

dengan baik.

2.Sistem nilai budaya Jawa yang berperan dalam proses pencapaian kepuasan hidup abdi dalem Keraton Kasunanan Surakarta antara lain:

a.Nilai rukun: mengikuti kegiatan gotong royong (rewang, layatan, kerja bakti), musyawarah, dan nrima.

b.Nilai hormat: menerima dan puas akan kedudukan yang diperoleh, menjalankan tugas dengan sebaik-baiknya, serta hormat kepada orang lain yang berkedudukan lebih tinggi.

c.Selalu ingat akan keberadaan dirinya sebagai makhluk ciptaan Tuhan

(eling) yang tampak dari kepercayaannya kepada Tuhan, memiliki

kejujuran dan ketemenan, rame ing gawe, nunggak semi, dan mupus.

3.Apabila enam aspek kesejahteraan psikologis Ryff yang sering disamaartikan dengan kepuasan hidup dibandingkan dengan kepuasan hidup

abdi dalem Keraton Kasunanan Surakarta, maka aspek yang tidak memiliki

kesesuaian yaitu:

a. Aspek penguasaan lingkungan, khususnya kemampuan mengontrol berbagai kegiatan yang kompleks. Hal ini disebabkan karena abdi dalem

lebih mengutamakan dan memfokuskan diri pada kegiatan di dalam keraton, sehingga abdi dalem tidak banyak melibatkan diri pada kegiatan di luar keraton. Oleh karena itu, kemampuan mereka dalam mengontrol berbagai kegiatan yang kompleks kurang tampak.

b. Aspek pertumbuhan pribadi, khususnya keterbukaan terhadap pengalaman baru. Hal ini disebabkan karena abdi dalem hanya terfokus pada nilai-nilai tradisi yang mereka yakini dan mereka jalankan. Selain itu, kegiatan yang dijalankan abdi dalem hanya terfokus pada pengabdiannya pada keraton, sehingga abdi dalem tidak menunjukkan keterbukaannya terhadap pengalaman baru.

4.Tema-tema sosial yang muncul pada kepuasan hidup abdi dalem Keraton Kasunanan Surakarta menunjukkan adanya keterkaitan satu sama lain, kecuali tema mengenai kehidupan bermasyarakat. Tema-tema yang memiliki keterkaitan yaitu tema mengenai persoalan ekonomi sulit, kehidupan keluarga, tugas pengabdian pada keraton, pilihan dan tujuan hidup, serta tema mengenai relasi dengan Tuhan. Sedangkan tema mengenai

kehidupan bermasyarakat tidak menunjukkan adanya keterkaitan dengan tema-tema yang lain karena abdi dalem tidak banyak melibatkan diri pada kegiatan di luar keraton, khususnya di lingkungan tempat tinggalnya. Meskipun demikian, abdi dalem tetap mengikuti kegiatan di lingkungan tempat tinggalnya untuk menjaga kerukunan dengan masyarakat, namun kegiatan tersebut disesuaikan dengan jadwal kegiatannya di keraton.

B. Keterbatasan Penelitian

Keterbatasan penelitian ini terletak pada pengambilan subjek penelitian yang terbatas pada abdi dalem berusia lebih dari 65 tahun dan sudah mengabdi minimal selama 20 tahun. Hal ini disebabkan karena tujuan penelitian ini ingin mengetahui kepuasan hidup abdi dalem, sehingga peneliti mencari abdi dalem

yang sudah mengabdi minimal selama 20 tahun dan berusia lebih dari 65 tahun. Oleh karena itu, diharapkan keterbatasan penelitian ini tidak diulang dalam penelitian selanjutnya, karena keterbatasan ini berpengaruh terhadap informasi yang didapatkan. Diharapkan penelitian selanjutnya menggunakan subjek penelitian yang lebih beragam dalam hal usia.

C. Saran

1.Bagi abdi dalem lainnya, hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi motivasi bagi abdi dalem yang lain untuk berusaha mencapai kepuasan hidup dengan menjalankan sistem nilai budaya Jawa untuk menjaga keharmonisan, keseimbangan hidup, dan mencapai keadaan slamet

(ketenteraman batin), Selain itu, sebagai motivasi bagi abdi dalem yang lain untuk tetap melestarikan budaya Jawa peninggalan nenek moyang dengan pengabdiannya kepada keraton.

2.Bagi keraton, hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi refleksi bagi keraton untuk lebih memperhatikan abdi dalem dengan memberi penghasilan yang layak untuk mencukupi kebutuhan hidup, tidak menunda pemberian gaji setiap bulannya, dan memberi lapangan kerja bagi abdi dalem seperti berjualan jamu tradisional Jawa, berjualan ratus, melakukan demo mewiru jarik, atau menjual hasil kerajinan untuk para wisatawan yang datang ke keraton, supaya abdi dalem mendapatkan penghasilan tambahan. 3.Bagi masyarakat, hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi informasi

bagi masyarakat supaya tidak memandang abdi dalem sebagai abdi atau pembantu saja, melainkan sebagai abdinya budaya yang masih setia melestarikan budaya Jawa peninggalan nenek moyang, karena tanpa adanya

abdi dalem maka keraton tidak akan dapat bertahan hingga sekarang.

4.Bagi peneliti selanjutnya, diharapkan dapat menambah: (a) pengumpulan data dan informasi yang lebih kaya melalui metode lain, (b) subjek dalam penelitian ini terlalu minim, maka dalam penelitian selanjutnya diharapkan lebih mempertimbangkan jumlah subjek penelitian agar dapat mewakili komunitas abdi dalem seluruhnya dari berbagai usia, (c) mewaspadai jawaban subjek yang bersifat normatif dan berusaha menggali jawaban yang sebenarnya, karena kultur orang Jawa sangat dipengaruhi oleh norma-norma yang berlaku dalam masyarakat.

Dokumen terkait