• Tidak ada hasil yang ditemukan

1. Pengaruh pembiayaan bagi-hasil terhadap ROA

Hasil penelitian menunjukkan bahwa Pembiayaan bagi-hasil (X1) dengan t hitung -2.014 dan nilai signifikansi pembiayaan bagi-hasil (X1) 0.046, dimana nilai signifikansi lebih kecil dari nilai alfa 0.05 maka dapat dikatakan bahwa pembiayaan bagi-hasil (X1) secara statistik berpengaruh negatif signifikan terhadap ROA (Y). Dengan demikian secara empiris menolak hipotesis pertama (H1), yang menyatakan bahwa pembiayaan bagi-hasil berpengaruh positif dan signifikan terhadap ROA (Y). Hal ini berarti semakin tinggi tingkat pembiayaan bagi-hasil (X1) maka semakin menurun tingkat profitabilitas.Hal tersebut dikarenakan pembiayaan bagi- hasil yang disalurkan oleh bank syariah selama 5 tahun sangat kecil. Pengaruh negatif juga dapat dikarenakan usaha yang dijalankan nasabah dari pembiayaan musyarakah tidak berjalan dengan lancar atau mengalami kerugian, sehingga bagi hasil yang di peroleh Bank Syariah sebagai pendapatan juga menurun. Hasil peneltian ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan olehFaradila, et.,al (2017) yang menyatakan bahwa Musyarakah berpengaruh negatif dan signifikan terhadap profitabilitas Bank Umum Syariah. Dan penelitian yang dilakukan oleh Muslim, (2014) menyimpulkan bahwa Musyarakah memiliki pengaruh negatif dan signifikan terhadap profitabilitas bank pembiayaanrakyat syariah.

2. Pengaruh pembiayaan jual-beli terhadap ROA

Hasil penelitian menunjukkan bahwa pembiayaan jual-beli (X2) dengan t hitung 1.380 dan nilai signifikansi pembiayaan jual-beli (X2) 0.170, dimana nilai signifikansi lebih besar dari nilai alfa 0.05 maka dapat dikatakan bahwa pembiayaan jual-beli (X2)secara statistik berpengaruh positif tidak signifikan terhadap ROA (Y). Dengan demikian secara empiris menolak hipotesis kedua (H2), yang menyatakan bahwa pembiayaan jual-beli berpengaruh positif dan signifikan terhadap ROA (Y). Hal ini berarti semakin tinggi tingkat pembiayaan bagi-hasil (X1) maka semakin tinggi juga tingkat profitabilitas. Hal tersebut dikarenakan murabahah merupakan pembiayaan yang paling dominan di bank umum syariah, hal ini juga terjadi karena bank umum syariah masih menghindari risiko, murabahah menjauhkan ketidakpastian yang ada pada pendapatan dan bisnis-bisnis dengan sistem PLS.

Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Pratika, (2013) yang menyimpulkan bahwa murabahah berpengaruh positif terhadap ROA. Dengan demikian, kenaikan pembiayaan akan diikuti pula oleh kenaikan ROA.

Pengaruh tidak signifikan juga dapat disebabkan karena pendapatan yang diterima bank syariah dari pembiayaan jual-beli berupa margin keuntungan yang didalamnya juga termasuk harga jual. Dalam sistem pembayarannya, nasabah dapat melakukan pelunasan langsung setelah menerima barang, atau nasabah dapat melakukan pembayaran

secara bertahap. Dalam kenyataanya nasabah akan membayar utangnya dengan cara angsuran. Dalam pembayaran secara bertahap melalui angsuran, bank syariah dapat menaikan pendapatannya dengan menaikan margin keuntungan. Dengan kata lain semakin lama jangka waktu pembayaran, margin yang ditetapakan oleh bank syariah akan semakin besar, namun keuntungan diterima secara bertahap. Jika pelunasan dipercepat, maka pendapatan yang diterima bank syariah kurang maksimal sehingga akan berdampak pada profitabilitas.

3. Pengaruh Pembiayaan bagi-hasil terhadap NPF

Hasil penelitian menunjukkan bahwapembiayaan bagi-hasil (X1) dengan t hitung 0.986 dan nilai signifikansi pembiayaan bagi-hasil (X1) 0.326, dimana nilai signifikansi lebih besar dari nilai alfa 0.05 maka dapat dikatakan bahwa pembiayaan bagi-hasil (X1) secara statistik berpengaruh positif tidak signifikan terhadap NPF (Z). Dengan demikian secara empiris menolak hipotesis ke tiga (H3), yang menyatakan bahwa pembiayaan bagi-hasil berpengaruh positif dan signifikan terhadap NPF (Z). Hal ini berarti semakin tinggi tingkat pembiayaan bagi-hasil (X1) maka semakin tinggi tingkat NPF. Hal ini dikarenakan bank syariah dlam menyalurkan dananya selalu memperhatikan aspek kehati-hatian dan berusaha agar tidak melanggar prinsip syariah. Selain itu juga, ada pengawas yang dilakukan oleh Dewan Pengawas Syariah dan Dewan Pengawas Nasional sehnga penyaluran dananya tidak dapat sembarangan disalurkan. Dalam

jangka panjang pertumbuhan pembiayaan menjadi tidak signifikan, hal tersebut terjadi karena pengetatan yang dilakukan oleh bank syariah dalam menyalurkan pembiayaan justru akan membuat bank syariah tersebut tidak berani mengambil risiko untuk menyalurkan pembiayaan pada hal yang produktif ( pembiayaan komersil dan mikro), bank syariah lebih banyak mengambil porsi pada pembiayaan konsumtif. Sehingga sekalipun pertumbuhan pembiayaan meningkat tidak akan berpengaruh signifikan terhadap NPF karena pembiayaan konsumtif minim risiko pembiayaan bermasalah.

Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Hanifah, (2016) yang menyimpulkan bahwa Pembiayaan akad mudharabah memiliki hubungan positif terhadap tingkat NPF pada jangka panjang.

4. Pengaruh pembiayaan jual-beli terhadap NPF

Hasil penelitian menunjukkan bahwapembiayaan jual-beli (X2) dengan t hitung 1.562 dan nilai signifikansi pembiayaan bagi-hasil (X2) 0.121, dimana nilai signifikansi lebih besar dari nilai alfa 0.05 maka dapat dikatakan bahwa pembiayaan jual-beli (X2) secara statistik berpengaruh positif tidak signifikan terhadap NPF (Z). Dengan demikian secara empiris menolak hipotesis ke empat (H4), yang menyatakan bahwa pembiayaan jual-beli berpengaruh positif dan signifikan terhadap NPF (Z). Hal ini berarti semakin tinggi tingkat pembiayaan jual-beli (X2) maka semakin tinggi tingkat NPF (Z). Pengaruh tidak signifikan pembiayaan konsumsi

atau pembiayaan jual-beli terhadap NPF disebabkan pembiayaan tersebut yang diberikan kepada nasabah adalah untuk kepentingan pribadi biasanya untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Sehingga permintaanya cukup stabil. Pembiayaan konsumsi atau jual-beli juga biasanya digunakan oleh masyarakat untuk kepemilikan rumah, rata-rata orang yang akan membeli rumah merupakan orang yang memiliki pendapatan tetap yang tidak terpengaruh pada naik turunnya kondisi perekonomian. Hal ini lah yang menyebabkan pembiayaan konsumsi berpengaruh positif dan tidak signifikann terhadap non performing financing. Hasil ini dapat diartikan bahwa tinggi atau rendahnya penyaluran pembiayaan konsumsi atau jual- beli tidak terlalu berpengaruh pada NPF bank syariah.

Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Afif, (2014) yang menyimpulkan bahwa Pembiayaan murabahah berpengaruh positif terhadap pembiayaan bermasalah.

5. Pengaruh Non Performing financing terhadap ROA

Hasil penelitian menunjukkan bahwa Non Performing Financing (Z) dengan t hitung -3.439 dan nilai signifikansi NPF (Z) 0.001, dimana nilai signifikansi lebih kecil dari nilai alfa 0.05 maka dapat dikatakan bahwa NPF (Z) secara statistik berpengaruh negatif signifikan terhadap ROA (Y). Dengan demikian secara empiris menerima hipotesis lima (H5), yang menyatakan bahwa NPF berpengaruh negatif dan signifikan terhadap ROA (Y). Hal ini berarti semakin tinggi tingkat NPF (X1) maka semakin

menurun tingkat profitabilitas. Tingginya NPF mengakibatkan munculnya pencadangan yang lebih besar, sehingga pada akhirnya modal bank menjadi berkurang. Besarnya NPF menjadi salah satu penghambat tersalurnya pembiayaan perbankan. Semakin besar NPF maka semakin besar pula kerugian yang dialami bank, yang kemudian akan mengakibatkan berkurangnya keuntungan bank. Keuntungan yang berkurang akan mengakibatkan total asset bank tersebut juga ikut berkurang. Penelitian ini didukung oleh penelitn yang dilakukan oleh Almunawaroh, dan Marliana (2018) yang menyatakan bahwa NPF berpengaruh negatif dan signifikan terhadap Profitabilitas. Dan penelitian yang dilakukan oleh Pratiwi, (2012) yang menyimpulkan bahwa Non performing financing berpengaruh negatif signifikan terhadap ROA.

6. Pengaruh pembiayaan bagi-hasil terhadap ROA yang diinterveningi oleh NPF

Hasil penelitian menunjukkan bahwa hasil nilai t = - yang berati lebih besar dari t tabel dengan tingkat signifikansi 0,05 sebesar - 2,014. Maka dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh NPF yang menginterveningi Pembiayaan Bagi-hasil.

Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Wahyuni (2016) yang menyimpulkan bahwa NPF memediasi pengaruh volume pembiayaan berbasis bagi hasil terhadap kinerja bank umum syariah yang diproaksikan dengan ROA. Pada akad pembiayaan bagi hasil, bank umum

syariah memiliki kewajiban untuk ikut menanggung resiko investasi yang mungkin memiliki tingkat resiko tinggi. hal ini dapt memunculkan perbedaan kepentingan antara pihak bank umum syaraih dengan pihak mudharib (nasabah) sebagai pengelola usaha. Pihak bank umum syariah sebagai pemilik dana cenderung menginginkan pelaporan keuntungan yang maksimal agar mendapatkan bagi hasil yang juga maksimal dan akan memaksimalkan pengawasan agar meminimalisir terjadinya resiko. Sebaliknya, pihak nasabah sebagai pengelola dana memiliki kemungkinan untuk melaporkan laba ataupun profit yang didapat lebih sedikit dari keadaan sebenarnya agar laba atau profit yang dibagikan dengan bank lebih sedikit.

7. Pengaruh pembiayaan bagi-hasil terhadap ROA yang diinterveningi oleh NPF

Hasil penelitian menunjukkan bahwa berdasarka perhitungan diatas diperoleh hasil nilai t = - yang berati lebih kecil dari t tabel dengan tingkat signifikansi 0,05 sebesar 1,380. Maka dapat disimpulkan bahwa NPF tidak dapat mengintervening Pembiayaan jual-beli terhadap Profitabilitas (ROA). Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Marissa, (2017) yang menyimpulkan bahwa jenis produk pembiayaan tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap NPF / pembiayaan bermasalah pada bank syariah.

Berdasarkan perhitungan statistik yang telah dilakukan, dapat dilihat hasil uji hipotesis dari masing-masing variabel yang dijelaskan dalam tabel berikut

Tabel 14 Hasil Uji Hipotesis

Hipotesis Hasil

H1 Pembiayaan bagi hasil berpengaruh negatif dan signifikan terhadap profitabilitas (ROA)

Ditolak

H2 Pembiayaan jual-beli berpengaruh positif tidak signifikan terhadap profitabilitas (ROA)

Ditolak

H3 NPF berpengaruh negatif dan signifikan terhadap profitabilitas (ROA)

Diterima

H4 Pembiayaan bagi-hasil berpengaruh positiftidak signifikan terhadap profitabilitas (ROA)

Ditolak

H5 Pembiayaan Jual-beli berpengaruh positif tidak signifikan

Ditolak

85 BAB V

PENUTUP

Dokumen terkait