PENGARUH PEMBIAYAAN BAGI HASIL DAN
PEMBIAYAAN JUAL BELI TERHADAP
PROFITABILITAS (ROA) DENGAN
NON
PERFORMING FINANCING (NPF)
SEBAGAI
VARIABEL
INTERVENING
(Studi Kasus Pada Bank Umum Syariah Periode 2013-2017)
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat
Guna Memperoleh GelarSarjana Ekonomi (S.E)
Disusun Oleh
LILIS SUDARWATI
NIM 213-14-281
JURUSAN S1 PERBANKAN SYARIAH
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA
vii
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
MOTTO
“
Hanya Kepada Allah Lah Tempat Ku Menyembah Dan Memohon
Pertolongan. Dialah Maha Kuasa Atas Segala Sesuatu.
Karena sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan.Maka
apabila kamu telah selesai (dari suatu urusan), kerjakanlah dengan
sungguh-sungguh (urusan) yang lain, dan hanya
kepada Tuhanmulah hendaknya
kamu berharap”
viii
PERSEMBAHAN
Dengan mengucap syukur kepada Allah SWT atas rahmat, hidayah
dan inayah-Nya. Serta dengan penuh cinta dan sayang skripsi ini saya
persembahkan kepada :
1.
Allah SWT yang telah memberikan kelancaran dan kemudahan
dalam melakukan penulisan skripsi ini.
2.
Kedua Orang Tua ku, Bapak Sugiyono dan Ibu Sri Hartati serta
Kakak-kakak ku Sudirman, Sukiman, dan Sutatik yang telah
memberikan dukungan serta doa untukku.
3.
Rahayu Kurniati yang sangat berperan dalam terselesainya
skripsi ini
4.
Teman sekaligus kakak Eka pratiwi,Nurul Khasanah, Oktaviani
Astuti
5.
Sahabat seperjuangan ku ( Samirah, Dwi Nuryanti, Amilina
Karimah, Nikmatul Azizah, Liliana Ahass, Anik Widyastuti,
Reza Resita H, Rani Noviani, Nila Selviana, Desi Kurniawati,
dan Wahyu Hidayati, yang banyak membantu dalam proses
mengerjakan skripsi.
6.
orang-orang yang telah memberiku semangat untuk
menyelesaikan skripsi ini
7.
Teman-teman Seperjuangan angkatan 2014 khususnya yang
telah membantu proses terselesainya skripsi ini.
8.
Almamater ku S1 Perbankan Syariah, Fakultas Ekonomi dan
Bisnis Islam (FEBI), Institut Agama Islam Negeri (IAIN)
ix
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum Wr. Wb.
Alhamdulillaahirrabil’aalamiin, Segala puji bagi Allah SWT, atas segala
limpahan rahmat serta hidayah-Nya, tak lupa shalawat serta salam kita sanjungkan
kepada junjungan kita, nabi Muhammad SAW. Atas karunia-Nya penulis dapat
menyelesaikan penulisan skripsi dengan judul: “Pengaruh Pembiayaan Bagi hasil,
Pembiayaan Jual-Beli Terhadap Profitabilitas (ROA) dengan NPF sebagai
Variabel intervening Bank Umum Syariah periode 2013-2017”. Skripsi ini
disusun sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan studi program Strata Satu
(S1) Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam Institut Agama Islam Negeri Salatiga.
Dalam penyusunan skripsi ini penulis menyadari tanpa adanya do‟a,
bimbingan, dukungan, nasehat, dan bantuan dari berbagai pihak, penulisan skripsi
ini tidak akan dapat terwujud. Oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasih
kepada :
1. Bapak Dr. Rahmat Hariyadi, M.Pd selaku Rektor IAIN Salatiga.
2. Bapak Dr. Anton Bawono, S.E.,M.Si selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan
Bisnis Islam IAIN Salatiga.
3. Ibu Fetria Eka Yudiana, M.Si selaku Ketua Jurusan S1 Perbankan Syariah
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam IAIN Salatiga.
4. Bapak Dr. Faqih Nabhan, MM. selaku pembimbing, yang telah
memberikan bimbingan, dorongan dan mengarahkan penulis dalam
x
5. Seluruh dosen jurusan S1 Perbankan Syariah dan seluruh staff IAIN
Salatiga
6. Kedua Orang Tua tercinta, Bapak Sugiyono dan Ibu Sri Hartati dan
seluruh keluarga yang telah memberikan doa, kasih sayang, semangat dan
dukungan.
7. Rekan-rekan mahasiswa angkatan 2014 Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Islam jurusan S1 Perbankan Syariah
8. Terima kasih untuk semua teman-teman yang tidak dapat disebutkan satu
per satu yang telah menjadi bagian dari hidupku, selalu sehat dan sukses
untuk kita semua.
9. Dan semua pihak yang telah membantu penulis, yang tidak bisa penulis
sebutkan satu persatu, terima kasih untuk semangat yang selalu kalian
berikan.
Dan akhirnya, tidak ada kata selain rasa syukur atas rahmat dan
karunia serta ridho Allah SWT. Semoga skripsi ini bermanfaat bagi
penulis khususnya dan bagi pembaca pada umumnya.
Wassalamualaikum Wr. Wb
Penulis
Lilis Sudarwati
xi
ABSTRAK
Sudarwati, Lilis. 2018.“Pengaruh Pembiayaan Bagi Hasil Dan Pembiayaan Jual
Beli Terhadap Profitabilitas (Roa) Dengan Non Performing Financing
(NPF) Sebagai Variabel Intervening”. Skripsi, Fakultas Ekonomi dan
Bisnis Islam Program Studi S1-Perbankan Syariah IAIN Salatiga.
Pembimbing: Dr. Faqih Nabhan, MM.
Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengaruh pembiayaan bagi hasil
dan pembiayaan jual-beli terhadap profitblitas bank syariah dengan Non
performing financing sebagai variabel intervening. Jenis penelitian ini adalah
penelitian kuantitatif dengan populasi Bank Umum Syariah di Indonesia periode
2013-2017. Pemilihan sampel menggunakan metode Purposif Sampling. Alat
analisis yang digunakan adalah analisis regresi linier berganda dengan
menggunakan alat bantu SPSS versi 21 dan Eviews versi 9. Hasil penelitian
secara parsial menunjukkan bahwa pembiayaan bagi-hasil berpengaruh negatif
signifikan terhadap (ROA), pembiayaan jual beli Berpengaruh positif tidak
signifikan terhadap (ROA), pembiayaan bagi hasil berpengaruh positif tidak
signifikan terhadap (NPF), Pembiayaan Jual-beli berpengaruh positif tidak
signifikan terhadap NPF, Non Performing Financing (NPF) berpengaruh negatif
signifikan terhadap (ROA). Pada uji koefisien Determinasi (R2) menunjukkan
bahwa pembiayaan bagi-hasil, pembiayaan jual beli dan NPF secara simultan
berpengaruh terhadap profitabilitas sebesar 13,5 % sedangkan sisanya sebesar
87,5 dipengaruhi oleh variabel lain diluar model penelitian ini.
xii DAFTAR ISI
JUDUL ... i
PERSETUJUAN PEMBIMBING ... Error! Bookmark not defined. PENGESAHAN ... Error! Bookmark not defined. PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN... Error! Bookmark not defined. MOTTO DAN PERSEMBAHAN ... vii
PERSEMBAHAN ... viii
KATA PENGANTAR ... ix
ABSTRAK ... xi
DAFTAR ISI ... xii
Daftar Tabel ... xv
Daftar Gambar ... xvi
BAB IPENDAHULUAN ... 1
A. Latar Belakang... 1
B. Rumusan Masalah ... 10
C. Tujuan Penelitian ... 10
D. Manfaat Penelitian ... 10
E. Sistematika Penulisan ... 11
BAB IILANDASAN TEORI ... 14
xiii
B. Kerangka Teori ... 17
C. Kerangka Penelitian... 35
D. Hipotesis ... 37
BAB IIIMETODE PENELITIAN... 42
A. Jenis Penelitian ... 42
B. Lokasi Dan Waktu Penelitian ... 42
C. Populasi Dan Sampel ... 42
D. Teknik Pengumpulan Data ... 45
E. Definisi Konsep Dan Operasional ... 46
F. Uji Instrumen Penelitian ... 50
G. Uji statistik... 51
H. Uji Asumsi Klasik ... 53
I. Analisis Jalur ( Path Analiysis) ... 55
J. Alat Analisis ... 56
BAB IVANALISIS DATA ... 58
A. Deskripsi Obyek Penelitian ... 58
B. Analisis Data ... 58
C. Pembahasan Hasil Penelitian ... 77
BAB VPENUTUP ... 85
xiv
B. Saran ... 89
DAFTAR PUSTAKA ... 69
xv Daftar Tabel
Tabel 1 Research Gap ... 6
Tabel 2 Penelitian Terdahulu ... 16
Tabel 3 Hipotesis... 41
Tabel 4 Analisis Deskriptif ... 58
Tabel 5 Hasil Uji Stationer ... 59
Tabel 6 Hasil Uji Multikolonieritas ... 64
Tabel 7 Hasil Uji Autokorelasi ... 65
Tabel 8 Hasil Uji Heteroskedastisitas ... 68
Tabel 9 Hasil Uji Analisis Regresi Linier Berganda Pertama ... 69
Tabel 10 Hasil Uji Analisis Regresi Linier Berganda Kedua ... 70
Tabel 11 Hasil Uji F ... 74
Tabel 12 Hasil Uji R Square ... 74
xvi
Daftar Gambar
Gambar 1 kerangka Penelitian ... 36
Gambar 2 Hasil Uji Normalitas... 67
1 BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Bank Syariah merupakan lembaga keuangan yang wajib
menjalankan fungsi menghimpun dana (funding) dan menyalurkan dana
(financing)kepada masyarakat. Kegiatan penyaluran dana (financing)
dilakukan melalui pembiayaan. Pembiayaan terbagi kedalam 4 transaksi,
yaitu transaksi jual beli, transaksi bagi hasil, transaksi sewa, dan transaksi
pinjam-meminjam (Firdaus, 2015)
Sebagai lembaga mediasi sektor keuangan, bank memiliki peran
penting dalam perekonomian. Mediasi keuangan pada sektor perbankan
tentu sangat penting bagi setiap negara termasuk Indonesia. Di Indonesia
sistem perbankan yang digunakan adalah dual banking sistem dimana
beroperasi dua jenis usaha bank yaitu bank syariah dan bank konvensional.
Dengan begitu kebijakan yang diambil pemerintah melalui Bank Indonesia
tentu berbeda untuk kedua jenis bank tersebut. Pada bank syariah tidak
mengenal sistem bunga, sehingga profit yang di dapat bersumber dari bagi
hasil dengan pelaku usaha yang menggunakan dana dari bank syariah serta
investasi dari bank syariah sendiri (Antonio, 2001: 19)
Di Indonesia bank syariah memiliki peranan penting dalam
perekonomian. Peranan bank syariah dalam aktifitas penyaluran dana bagi
memenuhi kebutuhan konsumsi sehari-hari dan juga memberikan jasa
layanan untuk memudahkan masyarakat dalam bertransaksi. Dengan
demikian maka semakin baik tingkat mediasi suatu perbankan dalam
pengumpulan serta penyaluran dananya maka perekonomian suatu negara
tentu akan berkembang lebih cepat menurut Demirguic-Kunt dan
Huizinga, (1998) dalam Setiawan.
Sebagai lembaga yang penting dalam perekonomian aka perlu
adanya pengawasan kinerja yang baik oleh regulator perbankan. Salah satu
indikator untu menilai kinerja keungan suatu bank dengan melihat tingkat
profitabilitasnya (Setiawan, 2000)
Profitabilitas merupakan indikator yang paling penting untuk
mengukur kinerja suatu bank. Kepercayaan masyarakat juga dapat
terbentuk dari penyampaian keberhasilan atau profitabilitas suatu bank. Bn
sebagai pendorong perekonomian juga tidak terlepas dari pengaruh kondisi
perekonomian. Posisi bank yang menjalankan bisnis dalam suatu negara,
akan berada pada kondisi ekonomi makro yang terjadi pada negara
tersebut. Sehingga saat ini industri perbankan di indonesia memiliki
tantangan bersaing dengan industri sejenis dalam lingkup ekonomi makro
yang sama dan memberikan pelayanan yang terbaik sehingga mendapat
tempat di hati masyarakat. ROA merupakan rasio antar laba sesudah pajak
terhadap total asset. Semakin besar Roa menunjukkan kinerja perusahaaan
semakin baik, karena tingkat pengembalian semakin besar (Husnan, 1998
Dalam menjalankan fungsi bisnisnya tentu bank syariah
memperoleh pendapatan (Profit). Pendapatan inilah yang selanjutnya
digunakan bank syariah untuk meningkatkan pembangun kantor-kantor
cabang di seluruh indonesia. Karena salah satu faktor utama masyarakat
belum menggunakan Bank Syariah dalam bermuamalah adalah karena
bank syariah tidak banyak tersedia diwilayah / daerah tempat tinggal
masyarakat secara luas. Sehingga bank syariah harus mampu menyediakan
dan menambah kantor cabang diseluruh indonesia. Karena masyarakat
indonesia mayoritas muslim, menjadi point penting bagi bank syariah
dalam mengembangkan unit usahanya di indonesia, masyarakat dapat
terlepas dari jeratan transaksi riba yang selama ini dekat dengan
masyarakat. Bank syariah merupakan pilihan terbaik dalam praktek
bermuamalah.
Dengan adanya penelitian ini bank syariah dituntut untuk dapat
meningkatkan profitabilitasnya melalui pembiayaan yang produktif
sehingga bank syariah bisa berkembang pesat pembangunan serta layanan
di masyarakat yang selanjutnya diharapkan mampu menghadapi
persaingan global demi mencapai kesejahteraan masyarakat.
Persaingan antar bank syariah yang semakin ketat,secara langsung
ataupun tidak langsung,akan berpengaruh terhadap pencapaian
profitabilitas bank syariah. Meskipun bank syariah memiliki motivasi
lebih daripada sekedar bisnis, kemampuan bank syariah dalam
Selain itu, kemampuan menghasilkan profit menjadi indikator penting
untuk mengukur kemampuan bersaing bank syariah dalam jangka panjang.
Keberadaan Bank Syariah diharapkan dapat mendorong dan
mempercepat kemakmuran ekonomi masyarakat melalui kegiatan
perbankan, pembiayaan, dan investasi sesuai kaidah Islam. Oleh karena itu
Bank Syariah perlu meningkatkan kinerjanya jauh lebih baik lagi. Salah
satu indikator yang digunakan untuk mengukur kinerja suatu Bank ialah
dengan melihat nilai profitabilitasnya. Profitabilitas merupakan
kemampuan Bank dalam menghasilkan laba.
Tingkat profitabilitas Bank Syariah tidak terlepas dari kegiatan
operasionalnya yakni menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk
simpanan berupa giro, tabungan, dan deposito baik dengan menggunakan
prinsip wadiah ataupun mudharabah. Kemudian Bank Syariahakan
menyalurkan kembali dana tersebut kepada masyarakat melalui
pembiayaan. Menurut Karim (2014:97), pembiayaan merupakan bentuk
penyaluran dana yang dilakukan Bank Syariah dengan menggunakan
prinsip jual beli, bagi hasil, prinsip ujroh dan akad pelengkap. Diantara 4
pola prinsip pembiayaan yang dimiliki Bank Syariah, terdapat 2 prinsip
utama yang dilakukan Bank Syariah didalam penyaluran pembiayaan
yakni prinsip jual beli dan bagi hasil. Murabahah, salam dan istisna
merupakan 3 jenis akad dalam prinsip jual beli yang dimiliki Bank
Syariah. Sedangkan mudharabah dan musyarakah adalah akad yang
Kemampuan dalam menghasilkan laba (profitabilitas) bagi Bank
Syariah sangat berdampak dalam meningkatkan pertumbuhan Bank
Syariah itu sendiri. Karena didalam meningkatkan pertumbuhan Bank,
diperlukan adanya sebuah komponen yang dapat mendukung tingkat
keberhasilan dalam pencapaiannya, yaitu banyaknya laba yang diperoleh.
Tingginya profitabilitas menunjukkan bahwa Bank Syariah memiliki
kinerja yang baik, terutama dalam hal menghasilkan laba. Rendahnya
profitabilitas mengindikasikan Bank Syariah tidak berkinerja baik, terlebih
dalam hal meraup keuntungan. Perlu usaha dalam menjaga pertumbuhan
profitabilitas Bank Syariah dengan melihat faktor-faktor yang
mempengaruhinya, sehingga dimungkinkan adanya usaha dalam
mendorong pertumbuhan profitabilitas ke arah yang lebih baik.
Pengetahuan tentang faktor-faktor yang mempengaruhi profitabilitas dapat
mendorong nilai profitabilitas menjadi lebih tinggi pada saat berpotensi
menguat dan menjaganya agar tidak mengalami penurunan pada saat
berpotensi melemah. Oleh karena itu, perlu kiranya mengidentifikasi
faktor-faktor yang mempengaruhi profitabilitas Bank Syariah, terutama
dari sisi kinerja internal Bank Syariah itu sendiri.
Pembiayaan secara luas diartikan sebagai pendanaan yang
dikelurkan untuk mendukung investasi yang telah direncanakan baik
dilakukan sendiri maupun dijalankan oleh orang lain (muhammad,2009).
Kemudian menurut Antonio, (2011) pembiayaan adalah pemberian
merupakan defisit unit. Sedangkan menurut Undang-undang No. 10 tahun
1998 pebayaan adalah penyediaan uang atau tagihan yang dapat
dipersamakan dengan itu, berdasarkan persetujuan tau kesepakatan antara
bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak yang di biayai untuk
mengembalikan uang atau tagihan tersebut setelah jangka waktu tertentu
dengan imbalan atau bagi hasil. Pola penyaluran pembiayaan bank syariah
adalah pembiayaan jual-beli, pembiayan bagi-hasil, pembiayaan sewa dan
lain sebagainya.
Dari kegiatan pembiayaan bank syariah tidak terlepas dari adanya
risiko pembiayaan bermasalah (Non Performing Financing/ NPF).
Perlambatan ekonomi yang terjadi di Indonesia saat ini diikuti oleh
meningkatnya risiko kredit perbankan. Iklim bisnis yang semakin tidak
kondusif ini kemudian menyebabkan pembiayaan bermasalah perbankan
mengalami kenaikan.
Berdasarkan latar belakang diatas maka dapat disajikan tabel
Research Gap sebagai berikut :
Tabel 1Research Gap
Gap Peneliti Temuan
Isu : Pengaruh Pembiayaan terhadap Profitabilitas Bank Syariah
Research Gap : Terdapat Perbedaan Hasil Penelitian Pengaruh Pembiayaan terhadap Profitabilitas Bank Syariah
Pembiayaan
memberikan pengaruh positif dan signifikan terhadap tingkat ROE Faradila, et al (2017) Murabahah berpengaruh positif
dan signifikan terhadap profitabilitas Bank Umum Syariah. Hal tersebut dikarenakan murabahah merupakan pembiayaan yang paling dominan di bank umum syariah, hal ini juga terjadi karena bank umum syariah masih menghindari risiko,
murabahah menjauhkan
ketidakpastian yang ada pada pendapatan dan bisnis-bisnis dengan
Permata, et al (2012) Pembiayaanmudharabahmemberikan pengaruh negative dan signifikan terhadap tingkat
ROE. Karena dilihat dari perolehan keuntungannya, pihak bank menerima 100%, tetapi resiko yang ditanggung juga besar jika usaha tersebut mengalami kerugian.
Faradila, et al (2017) Musyarakah berpengaruh negatif dan signifikan terhadap profitabilitas Bank Umum Syariah. Hal tersebut di karenakan Nilai NPF bank syariah mengalami kenaikan yang signifikan sehingga kredit macet di bank syariah meningkat seiring dengan persaingan bank syariah yang semakin ketat.
Muslim, (2014) Musyarakahmemiliki pengaruh
negatifdan signifikan
terhadapprofitabilitas bank pembiayaan
juga menurun. Isu : Pengaruh Pembiayaan terhadap NPF Bank Syariah
Research Gap : Terdapat Perbedaan Hasil Penelitian Pengaruh Pembiayaan terhadap NPF Bank Syariah
Pembiayaan
Afif, ( 2014 ) Pembiayaan murabahah berpengaruh positif terhadap pembiayaan bermasalah. Hal ini terjadi karena kurang kehati-hatian dan ketelitian pihak bank syariah dalam menilai dan memperkirakan kondisi ekonomi yang terjadi serta lingkungan sekitar. Semakin tinggi pembiayaan yang disalurkan maka bank syariah akan mempunyai risiko tidak tertagihnya pembiayaan yang tinggi dan pada titik tertentu bank akan mengalami kerugian
Hanifah, (2016) Pembiayaan akad mudharabah memiliki hubungan signifikan positif terhadap tingkat NPF pada jangka panjang. Hal tersebut disebabkan oleh tingginya risiko yang dihadapi bank sebagai shahibul maal atau penyedia dana yang menyediakan seluruh modal dan kerugian yang akan ditanggung oleh bank selama hal tersebut terjadi bukan akibat dari kelalaian mudharib atau nasabah.
Hanifah, (2016) Pembiayaan akad Murabahah memiliki hubungan signifikan negatif terhadap tingkat NPF pada jangka panjang. Hal tersebut dikarenakan pembiayaan murabahah tidak memiliki risiko yang tinggi. pembiayaan tersebut memiliki kepastian keuntungan dan pendapatan, baik dari segi jumlah maupun waktu penyerahannya. Sehingga sifat dari pembiayaan tersebut adalah tetap dan dapat ditentukan besarannya.
Isu : Pengaruh NPF terhadap Profitabilitas Bank Syariah
Research Gap : Terdapat Perbedaan Hasil Penelitian Pengaruh NPF terhadap Profitabilitas Bank Syariah
berpengaruh positif
terhadap ROA
pembiayaan seperti penempatan pada bank lain, investasi surat berharga, atau penyertaan mampu menutupu kerugian yang terjadi atas pembiayaan bermasalah. Sehingga NPF berpengaruh positif terhadap ROA.
Tingginya NPF mengakibatkan munculnya pencadangan yang lebih besar, sehingga pada akhirnya modal bank menjadi berkurang. Besarnya NPF menjadi salah satu penghambat tersalurnya pembiayaan perbankan. Semakin besar NPF maka semakin besar pula kerugian yang dialami bank, yang kemudian akan mengakibatkan berkurangnya keuntungan bank. Keuntungan yang berkurang akan mengakibatkan total asset bank tersebut juga ikut berkurang.
Pratiwi, (2012) Non performing loan (NPL) berpengaruh negatif terhadap ROA. Hal ini dikarenakan NPL yang semakin meningkat akan meningkatkan biaya cadangan aktiva produktif, sehingga mengakibatkan menurunnya ROA.
Sumber : Rahayu, et al (2016), Permata, et al (2014), Faradila, et al
(2017),Muslim, (2014), Afif, ( 2014 ), Hanifah, (2016)Rahmad, rochmanika,
Almunawwaroh, marliana (2018), Pratiwi, (2012)
Dari tabel research gap diatas terdapat beberapa hasil penelitian
yang berbeda-beda, sehingga Berdasarkan latar belakang di atas, inilah
yang mendorong peneliti untuk melakukan penelitian dan mengkaji lebih
lanjut mengenai Pengaruh Pembiayaan terhadap Profitabilitas Bank
B. Rumusan Masalah
Agar penelitian ini tidak meluas maka sesuai judul penelitian ini,
penulis membatasi masalah tersebut. Dari pembatasan masalah tersebut,
maka dapat dirumuskan bahwa pokok permasalahan yang dibahas adalah
1. Bagaimana Pengaruh Pembiayaan Bagi Hasil terhadap
Profitabilitas bank syariah?
2. Bagaimana Pengaruh Pembiayaan Jual Beli Terhadap Profitabilitas
Bank Syariah?
3. Bagaimana Pengaruh Pembiayaan Bagi Hasil Terhadap Non
Performing Financing (NPF) Bank Syariah?
4. Bagaimana Pengaruh Pembiayaan Jual Beli Terhadap Non
Performing Financing (NPF) Bank syariah?
5. Bagaimana Pengaruh Non Performing Financing Terhadap
Profitabilitas Bank syariah?
C. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahuipengaruh
Pembiayaan terhadap profitabilitas bank syariah dengan NPF sebagai
Variabel Intervening.
D. Manfaat Penelitian
Adapun manfaatnya adalah :
Memberikan wawasan dan menambah pengetahuan tentang bank
syariah khususnya mengenai pembiayaan dan profitabilitas Bank
Syariah.
2. Bagi Perbankan syariah
Penelitian ini sebagai bahan pertimbangan pihak bank syariah
dalam menentukan kebijakan-kebijakan dalam rangka
menyalurkan pembiayaan di bank syariah demi mengoptimalkan
pendapatan sehingga dapat tercapai profitabilitas yang maksimal.
3. Bagi pihak lain
Menambah wawasan dan pengetahuan dalam dunia perbankan bagi
masyarakat luas dan sebagai bahan perbandingan peneliti lainnya
serta bahan masukan atau referensi bagi pihak lain guna
menambah informasi.
E. Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan penelitian ini menunjuk pada Pedoman
Penulisan Skipsi Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga Fakultas
Ekonomi dan Bisnis Islam tahun 2018. Untuk mengetahui gambaran
secara keseluruhan isi penulisan dalam penelitian ini, penyusun
menguraikan secara singkat sebagai berikut:
BAB I PENDAHULUAN
Pada bab ini penulis menguraikan tentang masalah masalah
yang akan dilakukan penelitian pada bab ini terdiri dari lima sub
masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan sistematika
penelitian.
BAB II LANDASAN TEORI
Pada bab ini membahas tentang landasan teori yang
berhubungan dengan variabel penelitian. Pada bab ini dimulai
dengan sub bab telaah pustaka untuk memaparkan penelitian
sejenis yang pernah dilakukan guna mengetahui posisi penelitian
ini. Kemudian kerangka teori, kerangka penelitian dan hipotesis
yang akan digunakan dalam penelitian ini.
BAB IIIMETODE PENELITIAN
Pada bab ini diuraikan tentang metode penelitian yang
digunakan pendekatan dan jenis penelitian, populasi, sampel dan
teknik sampling, teknik pengumpulan data, sumber data,
variabel dan skala pengukuran, definisi perasional variabel,
analisa data yang digunakan dalam penelitian.
BAB IV ANALISIS DATA
Pada bab ini menyajikan tentang analisa penelitian yang akan
menguraikan tentang deskripsi data dan analisis data yang telah
ditemukan pada bab sebelumnya sebagai interprestasi hasil
analisis.
BAB V PENUTUP
Pada bab ini menyajikan tentang simpulan dari penelitian yang
dapat diberikan kepada bank dan pihak-pihak lain yang
membutuhkan.
14 BAB II
LANDASAN TEORI
A. Telaah Pustaka
Peneltian terdahulu merupakan kumpulan hasil-hasil penelitian yang
telah dilakukan oleh penelit-peneliti terdahulu dan mempunyai kaitan
dengan pengaruh pembiayaan terhadap profitabilitas bank syariah telah
diteliti oleh berbagai peneliti terdahulu.
Penelitian yang dilakukan oleh Rahayu, Husaini, Dan Azizah (2016)
menyimpulkan bahwa Pembiayaan bagi hasil mudharabah memberikan
pengaruh signifikan positif terhadap profitabilitas (ROE), hal ini
dikarenakan penyaluran dana pembiayaan mudharabah dan musyarakah
mengalami peningkatan yang signifikan dikarenakan sistem penawaran
bank syariah yang bagus, dimana bank menawarkan dana sebagai modal
usaha dengan sistem bagi hasil. Apabila usaha yang dijalankan nasabah
mengalami kerugian maka kerugian usaha akan ditanggung bersama-sama,
dan apabila mendapatkan keuntungan, maka keuntungan akan dibagi
sesuai kesepakatan yang telah disetujui. Penawaran ini yang menjadi daya
tarik nasabah untuk memilih pembiayaan mudharabah dan musyarakah.
Semakin tinggi pembiayaan yang disalurkan maka semakin tinggi pula
profit yang diterima oleh bank.
Penelitian yang dilakukan oleh Permata, Yaningwati, dan Zahroh
pengaruh positif dan signifikan terhadap tingkat ROE. Hal ini dikarenakan
resiko yang ditanggung pihak bank lebih kecil, karena penyertaan modal
dan penanggungan kerugian akan dibagi oleh masing-masing pihak.
Penelitian yang dilakukan oleh Faradilla, Arfan, dan. Shabri (2017)
menyimpulkan bahwa murabahah berpengaruh positif dan signifikan
terhadap profitabilitas Bank Umum Syariah. Karena Murabahah termasuk
pembiayaan yang paling dominan di Bank Umum Syariah, ini dapat dilihat
dari porsi pembiayaan murabahah yang paling besar. Hal ini juga dapat
terjadi karena Bank Umum Syariah masih menghindari risiko. Mark Up
dalam Murabahah dapat ditetapkan sedemikian rupa sehingga memastikan
bahwa bank dapat memperoleh keuntungan yang sebanding dengan
keuntungan bank-bank berbasis bunga yang menjadi saingan bank-bank
islam : murabahah menjauhkan ketidakpastian yang ada pada pendapatan
dari bisnis-bisnisdengan sistem PLS.
Penelitian yang dilakukan oleh Hanifah, (2016) menyimpulkan
bahwa Pembiayaan akad mudharabah memiliki hubungan signifikan
positif terhadap tingkat NPF pada jangka panjang. Hal tersebut disebabkan
oleh tingginya risiko yang dihadapi bank sebagai shahibul maal atau
penyedia dana yang menyediakan seluruh modal dan kerugian yang akan
ditanggung oleh bank selama hal tersebut terjadi bukan akibat dari
kelalaian mudharib atau nasabah.
Afif, (2014) Pembiayaan murabahah berpengaruh positif terhadap
ketelitian pihak bank syariah dalam menilai dan memperkirakan kondisi
ekonomi yang terjadi serta lingkungan sekitar. Semakin tinggi pembiayaan
yang disalurkan maka bank syariah akan mempunyai risiko tidak
tertagihnya pembiayaan yang tinggi dan pada titik tertentu bank akan
mengalami kerugian
Penelitian yang dilakukan oleh Rahmad, Rochmanika (2018)
menyimpulkan bahwa NPF berpengaruh positif terhadap ROA. Hal ini
dikarenakan Return dari penyaluran dana selain pembiayaan seperti
penempatan pada bank lain, investasi surat berharga, atau penyertaan
mampu menutupu kerugian yang terjadi atas pembiayaan bermasalah.
Sehingga NPF berpengaruh positif terhadap ROA.
Untuk mempermudah dalam memahami telaah pustaka diatas
maka berikut peneliti sajikan dalam bentuk tabel.
Tabel 2 Penelitian Terdahulu
No
Peneliti Temuan
1
Rahayu, et.al., (2016) Pembiayaan bagi hasil mudharabah memberikan pengaruh signifikan positif terhadap profitabilitas (ROE
2
Permata,et.al., (2014) pembiayaan musyarakah memberikan pengaruh positif dan signifikan terhadap tingkat ROE
3
Faradila, et.al., (2017) Murabahah berpengaruh positif dan signifikan terhadap profitabilitas Bank Umum Syariah.
4
5
Rahmad, Rochmanika (2018)
NPF berpengaruh positif terhadap ROA.
B. Kerangka Teori
1) Agency Teori
Jensen dan meckling (1976) mendefinisikan Agency Theory
sebagai teori hubungan dimana principal telah mendelegasikan
wewenng kepada agen dalam menelola usaha serta mengambil
keputusan yng berkaitan. Agency Theory dikenal sebagai suatu
hubungan kontraktual keuangan yang melibatkan pihak pemilik dana
dengan pihak pengelola dana. Dalam penerapannya pemilik dana
(Principal) memberi otoritas terhadap managemen selaku agen
(agency relationshp), tetp eudian terjadi perbedaan kepentingan.
Kepentingan yang berbeda tersebut dapat menyebabkan asymetri
Information dari agen terhadap prncipal (Ardiyansyah, 2014)
Dalam Lembaga Keuangan Islam, agency theory dapat terjadi
dalam skema penyaluran produk pembiayaaan yang berbasis bagi hasil
pada perbankan syariah. Dimana ketika salah satu mudharib sebagai
pihak yang aktif serta memiliki pengetahuan mengenai proyek
investasi yang beresiko tetapi menguntungkan nmun tidak memiliki
dana awal untuk membiayai proyek tersebut dan pihak shhibul maal
sebagai pemilik dana, tetapi terdapat kepentingan dari kedua belah
hubungan kontraktual dan tidak berbuat berdasarkan kepentingan
shahibul maal dengan melaporkan Profit tidak sesuai dengan keadaan
yang sebenarnya penyebab asimetri information sendiri dapat
dikategorikan menjadi faktor eksternal dan internal. Fktor eksternal
dapat berasal dari kondisi mudharib dalam menjelaskan akad
pembiayaan berprinsip bagi-hasil. Faktor dari kalangan nternal
lembaga keungan syariah yang dapat berupa kurangnya pemahaman
tentang mekanisme kerja produk pembiayaan bagi hasil, sehingga bank
cenderung risk averse karena cenderung mengarah terhadap risiko
munculnya masalah keagenan (Putri, 2016)
2) Teori Uang Al-Ghazali
Dalam Profitabilitas membahas bagaimana cara memperoleh
atau menghasilkan laba atau uang, sehingga disini menggunakan teori
tentang uang.
Irving Fisher dari kelompok Flow conceptmenyatakan bahwa
besarnya tingkat pendapatan masyarakatdapat diukur oleh tingkat
kecepatan peredaranuang. Pertanyaan mendasar dalam teori ini
adalahberapa kali uang yang berada dalam masyarakat
berpindahtangan dalam suatu periode tertentu. Penerapannya dalam
perbankan syariah adalah tingkat pendapatan bank syariah dapat
diukur dari tingkat lancarnya pembiayaan yang diberikan bank syariah
kepada nasabah.
Al-Ghazali mendefinisikan uang sebagai: Barang atau benda
barang yang disepakati fungsinya sebagai media pertukaran (medium
of exchange). Benda tersebut dianggap tidak mempunyai nilai sebagai
barang (nilai intrinsic). Nilai benda yang berfungsi sebagai alat tukar.
Nilai “peran” dalam benda yang berfungsi sebagai uang adalah nilai
tukar dan nilai nominalnya. Karena itu ia mengibaratkan uang sebagai
cermin yang tidak mempunyai warna sendiri, tetapi mampu
merefleksikan semua jenis warna (Al-Ghazali,1963).
3) Pembiayaan
a. Pengertian Pembiayaan
Menurut Dahlan (2012: 162) Pembiayaan (Financing)
merupakan istilah yag dipergunakan dalam bank syariah, sebagaimana
dalam bank konvensional disebut dengan kredit (Lending).
Dalam kredit kentungan berbasis pada bunga (interest based),
sedangkan dalam pembiayaan (financing) berbasis pada keuntungan
riil yang dikehendaki (margin) ataupun bagi hasil (Profit sharing).
Dalam pasal 1 angka 25 Undang-undang No. 21 Tahun 2008
tentang Perbankan Syariah disebutkan, pembiayaan adalah penyediaan
dana atau tagihan yang dipersamakan dengan itu berupa:
a) Transaksi bagi hasil dalam bentuk Mudharabah dan Musyarakah
b) Transaksi sewa-menyewa dalam bentuk ijarah tau sewa beli
c) Transaksi jual-beli dalam bentuk piutang murabahah, salam dan
istishna‟
d) Transaksi pinjam-meminjam dalam bentuk piutang qardh, dan
e) Transaksi sewa-menyewa jasa dalam bentuk ijarah untuk
transaksi multijasa berdasarkan persetujuan atau kesepakatan
antara Bank Syariah dan atau UUS dan pihak lain yang
mewajibkan pihak yang dibiayai dan atu diberi fasilitas dana
untuk mengembalikan dana tersebut setelah jangka waktu
tertentu dengan imbalan ujrah, tanpa imbalan, atau bagi hasil.
Pengertian pembiayaan menurut Muhammad (2002:17),
pembiayaan adalah pendanaan yang diberikan oleh suatu pihak
untuk mendukung investasi yang direncanakan. Pendanaan tersebut
diadakan berdasar kesepakatan antar lembaga keuangan dan pihak
peminjam untuk mengembalikan utangnya setelah jatuh tempo
dengan imbalan atau bagi hasil (Rivai dalam Purwanto, 2011: 15).
Tujuan pembiayaan ini yaitu :
a. Secara makro adalah meningkatkan ekonomi, tersedianya dana
bagi peningkatan usaha, meningkatkan produktifitas, membuka
lapangan kerja baru, dan erjadi distribusi pendapatan.
b. Secara makro adalah upaya untuk memaksimalkan laba, upaya
meminimalkan resiko, pendayagunaan sumber ekonomi,
Berdasarkan sifat penggunaannya, pembiayaan ini dibagi
menjadi dua, yaitu: 1) pembiayaan produktif untuk memenuhi
pembiayaan kebutuhan produksi. 2) pembiayaan konsumtif,
untuk memenuhi kebutuhan konsumsi.
1) Pembiayaan transaksi bagi hasil
Menurut Dahlan (2012: 164) Jenis pembiayaan dengan transaksi
bagi hasil didasarkan pada produk tersebut menggunakan prinsip bagi hasil
dalam pembagian keuntungan. Transaksi bagi hasil dapat juga dapat
disebut dengan equity financing atau pembiayaan yang dalam pembagian
keuntungannya didasarkan pada keadilan antara nasabah dengan bank.
Keadilan tersebut tercermin dalam prinsip profit and loss sharing, rugi
dibagi bersama dan rugi ditanggung bersama.
a) Pembiayaan Mudharabah
1) Pengertian Mudharabah
Akad mudharabah adalah akad kerjasama usaha antara dua
pihak dimana pihak pemilik dana (shahibul maal) menyediakan
seluruh modal (100%), sedangkan pihak pengelola dana
(mudharib) menggunakan dana tersebut untuk usaha dimana
nantinya keuntungan usaha dibagi menurut kesepakatan yang
dituangkan dalam kontrak, sedangkan kerugian ditanggung oleh
pihak pemilik modal selama kerugian tersebut bukan disebabkan
Menurut (Karim, 2010: 204) pembiayaan Mudharabah
adalah bentuk kontrak anatara dua pihak, dimana pihak pertama
berperan sebagai pemilik modal dan mempercayakan sejumlah
modalnya untuk dikelola oleh pihak kedua, yaitu pelaksana usaha,
dengan tujuan untuk mendapatkan untung.
Menurut (Muhamad, 2013: 237) menyatakan bahwa akad
mudharabah adalah akad kerjasama antara bank selaku pemilik
dana (shahibul maal) dengan nasabah selaku mudharib yang
mempunyai keahlian atau keterampilan untuk mengelola suatu
usaha yang produktif dan halal. Hasil dari penggunaan dana
tersebut dibagi bersama berdasarkan nisbah yang disepakati.
2) Jenis-jenis Pembiayaan Mudharabah
Dalam prakteknya mudharabah digolongkan dalam dua
bentuk, yaitu:
a) Mudharabah Muthlaqah,
Merupakan bentuk mudharabah dimana bentuk
kerjasama antara shahibul maal dengan mudharib yang
cakupannya sangat luas dan dibatasi oleh spesifikasi jenis
usaha, waktu dan daerah bisnis.
b) Mudharabah Muqayyadah,
Merupakan dana yang diinvestasikan digunakan
dalam usaha yang sudah ditentukan oleh pemberi dana.
kecenderungan umum si shahibul maal dalam memasuki
jenis dunia usaha (Yudiana, 2014: 15).
3) Rukun Pembiayaan Mudharabah
Rukun pembiayaan mudharabah menurut Asiyah (2015:187):
a) Pelaku
Pelaku pihak pertama bertindak sebagai pemilik modal
(shahibul maal), sedangkan pihak kedua bertindak sebagai
pelaksana usaha (mudharib).
b) Objek Mudharabah
Pemilik modal menerahkan dananya sebagai objek
mudharabah, sedangkan pelaksana usaha menyerahkan
kerjanya sebagai objek mudharabah. Modal ang diserahkan
dapat berupa uang ataupun barang, sedangkan kerja yang
diserahkan dapat berupa keahlian atau ketrampilan.
c) Persetujuan Kedua Belah Pihak (Ijab-Qabul)
Persetujuan merupakan konsekuensi dari prinsip an-taraddin
minkum (sama-sama rela). Kedua belah pihak harus secara rela
bersepakat untuk mengikatkan diri dalam akad mudharabah.
d) Nisbah Keuntungan
Nisbah keuntungan merupakan cermin imbalan yang berhak
diterima oleh kedua belah pihak yang menggunakan akad
mudharabah. Pihak pengelola (mudharib) mendapatkan
(shahibul maal) mendapatkan imbalan atas pemberian atau
penyertaan modalnya.
4) Syarat Pembiayaan Mudharabah
Syarat pembiayaan mudharabah menurut Yudiana (2014:62):
a) Kedua belah pihak yang melakukan akad harus memiliki
kemampuan dan kemauan untuk bekerjasama dengan akad
mudharabah.
b) Pihak-pihak yang akan melakukan akad harus jelas.
c) Objek yang akan diakadkan harus dinyatakan dalam jumlah
atau nominal yang jelas.
d) Jenis usaha, jangka waktu kerjasama, dan nisbah bagi hasil
ditentukan berdasarkan kesepakatan kedua belah pihak.
e) Pemilik modal berhak menyertakan persyaratan tertentu
untuk memperkecil resiko kerugian.
b. Pembiayaan Musyarakah
1) Pengertian Musyarakah
Menurut (Antonio, 2001: 90) Pembiayaan musyarakah
dijelaskan sebgai suatu akad kerjasama dua pihak atau lebih dalam
usaha dengan tujuan masing-masing yang bersangkutan mampu
berkontribusi dalam bentuk dana berdasarkan kesepakatan untuk
menanggung keuntungan serta resiko secara bersama-sama. Rivai
adanya kerjasama pembiayaan antara Islamic banking dan nasabah
untuk mengelola suatu kegiatan usaha dengan penyertaan dana
sesuai porsi yang disepakati. Pengelolaan dana dipercayakan
kepada nasabah, serta pemilik dana dapat melakukan intervensi
kebijakan usaha.
Menurut Asmuni (2004:160) musyarakah berasal dari kata
syarika yang berarti persekutuan.Secara etimologi as-syarikah
atau al-musyarakah mengndung makna al-ikhtilāt wa al-imtijāz
yaitu percampuran. Dalam lisan Arab disebutkan as-syirkah dan
as-syarikah mengandung makna yang sama mukhala atu a
-syarikaini (bercampur atau bergabungnya dua orang) untuk
melalukan kerja sama.
Musyarakah adalah akad kerja sama antara dua pihak atau
lebih dalam menjalankan suatu usaha tertentu dimana
masing-masing pihak memberikan kontribusi dana dengan kesepakatan
bahwa keuntungan dan risiko akan ditanggung bersama-sama
sesuai kesepakatan (Antonio, 2001:90).
Musyarakah, merupakan salah satu produk bank syariah
yang mana terdapat dua pihak atau lebih yang bekerjasama untuk
meningkatkan aset yang dimiliki bersama dimana seluruh pihak
memadukan sumber daya yang mereka miliki baik yang
berwujud/tangible maupun yang tidak berwujud/ittangible.
berupa dana, barang, skill ataupun aset-aset lainnya. Sudah
menjadi ketentuan bahwa dalam musyarakah pemilik modal
berhak dalam menentukan kebijakan usaha yang dijalankan
pelaksana proyek (Yudiana, 2014: 19).
Menurut Rivai dan Veithzal (2008, 45-47) karakteristik dari
transaksi ini karena adanya keinginan dari para pihak (dua pihak
atau lebih) melakukan kerja sama untuk suatu usaha tertentu.
Masing-masing menyertakan dan menyetorkan modalnya (baik
intanjible asset atau tanjible asset) dengan pembagian
keuntungan di kemudian hari sesuai kesepakatan. Penyertaan
setiap pihak yang melakukan kerjasama dapat berupa dana
(funding), keahlian (skill), kepemilikan (property), peralatan
(equipment), barang perdagangan (tradingassets) atau intanjible
asset seperti good will atau hak paten, reputasi/nama baik,
kepercayaan serta barang-barang lain yang dapat dinilai dengan
uang. Lembaga keuangan menyediakan fasilitas pembiayaan
dengan cara menyuntikkan modal berupa dana segar agar usaha
customer dapat berkembang ke arah yang lebih baik.
2) Jenis-Jenis Pembiayaan Musyarakah
Menurut Aisyah (2015:200) musyarakah dibagi menjadi dua:
1) Syirkah al-milk (musyarakah kepemilikan)
Musyarakah kepemilikan muncul karena adanya
kepemilikan satu aset oleh dua orang atau lebih. Dalam hal
ini kepemilikan tersebut berbagi baik dalam sebuah aset
nyata maupun dalam keuntungan yang dihasilkan dari aset
tersebut.
2) Syirkah al-aqd (musyarakah akad)
Musyarakah akad tercipta dengan cara kesepakatan
di mana dua orang atau lebih menyetujui bahwa setiap
orang dari mereka memberikan modal musyarakah dan
merekapun menyepakati pembagian keuntungan dan
kerugian.
3) Syarat Pembiayaan Musyarakah
Syarat pembiayaan musyarakah menurut Yudiana (2014:65)
a) Para mitra yang akan melakukan akad musyarakah harus
dalam kondisi cakap hukum dan memiliki kommpetensi
dalam memberi maupun diberi kekuasaan perwakilan.
b) Modal dapat berupa aset perdagangan, seperti barang dagang,
properti, perlengkapan dan sebagainya termasuk juga aset
tidak bberwujud seperti hak paten dan lisensi.
c) Tidak diperbolehkan untuk mencantumkan ketidakikutsertaan
pihak lainnya, namun dalam bekerja salah satu pihak oleh
melaksanakan dengan porsi yang lebih besar.
d) Akad dianggap sah apabila diucapkan secara verbal atau
2. Pembiayaan transaksi jual-beli
a) Murabahah
1) Pengertian Murabahah
Pengertian murabahah menurut (syafi‟i, 2007: 101)
murabahah merupakan salah satu prinsip akad jual-beli barang
yang dijalankan bank syariah tanpa mengenal riba, pada harga asal
dengan tambahankeuntungan yang disepakati bersama, dengan
disertai cara pembayarannya. Murabahah adalah menjualsuatu
barang dengan harga pokok ditambah keuntungan yang disetujui
bersama untuk dibayar pada waktu yang ditentukan atau dibayar
secara cicilan.
Menurut Karim (2004:98) Murabahah ( al-bai’ bi t aman
ajil) lebih dikenal sebagai Murabahah saja. Murabahah yang
berasal dari kata ribhu (keuntungan) , adalah transaksi jual beli
dimana bank menyebut jumlah keuntungannya. Bank bertindak
sebagai penjual, sementara nasabah sebagai pembeli. Harga jual
adalah harga beli bank dari pemasok ditambah keuntungan
(margin).
Kedua belah pihak harus menyepakati harga jual dan
jangka waktu pembayaran. Harga jual dicantumkan dalam akad
berjalannya akad. Dalam perbankan Murabahah selalu dilakukan
pembayaran dengan cicilan (bi tsaman ajil, atau muajjal). Dalam
transaksi ini barang diserahkan segera setelah akad, sementara
pembayaran dilakukan secara tangguh atau cicilan
2. Jenis-Jenis Pembiayaan Murabahah
Menurut Harahap (2008: 93) Jenis pembiayaan murabahah antara
lain:
1) Murabahah tanpa pesanan artinya ada yang beli atau tidak, bank
syari‟ah menyediakan barang.
2) Murabahah berdasarkan pesanan artinya bank syari‟ah baru akan
melakukan transaksi jual-beli apabila ada yang pesan.
3. Rukun Pembiayaan Murabahah
Menurut Zulkifli (2007: 40) Rukun pembiayaan murabahah antara
lain:
1) Penjual (bai’)
2) Pembeli (mu ytari’)
3) Barang/ objek (mabi’)
4) Harga (tsaman)
5) Ijab qabul (shigat)
b) Salam
1. Pengertian Salam
Jual beli salam merupakan prinsip jual beli suatu barang
pokok ditambah nilai keuntungan yang disepakati, dimana waktu
penyerahan barang dilakukan di kemudian hari sementara
penyerahan uang dilakukan di muka (secara tunai) Dahlan
(2012:194)
2. Rukun Jual Beli Salam
Jual beli ini memiliki tiga rukun yaitu :
a. Ada transaktor, yaitu al-muslim dan al-muslam ilaihi
b. Ada modal as-salam (ra‟su mâlis salam).
c. Ada shighat (akad) yaitu ijab dan qabûl, baik tertulis maupun
terucap.
3. Syarat-Syarat Jual Beli Salam
Disamping rukun, untuk keabsahan jual beli salam, para Ulama
menetapkan syarat-syarat sah. Secara garis besar, para Ulama
menggolongkan syarat-syarat ini menjadi dua yaitu :
a. Syarat umum jual beli dan ini pernah dimuat dalam majalah
Assunnah edisi 09/Thn XIII/Dzulhijjah 1431/Desember 2009M
b. Syarat khusus pada jual beli salam ada enam yaitu :
1) Jual beli ini pada barang-barang yang memiliki kriteria
jelas
2) Pembayaran dilakukan pada saat akad (transaksi)
3) Penyebutan kriteria, jumlah dan ukuran barang dilakukan
4) Jual beli salam harus ditentukan dengan jelas tempo
penyerahan barang pesanan
5) Barang pesanan sudah tersedia di pasar saat jatuh tempo
agar dapat diserahkan pada waktunya
6) Barang pesanan adalah barang yang pengadaannya ada
dalam tanggung jawab penjual, bukan dalam bentuk satu
barang yang telah ditentukan dan terbatas.
c) Istishna‟
1. Pengertian istishna
Pembiayaan istishna adalah jual beli barang dalam bentuk
pemesanan pembuatan barang dengan kriteria dan persyaratan yang
telah disepakati dengan pembayaran sesuai dengan kesepakatan,
Yudiana (2014: 47)
2. Rukun istishna:
a. Penjual atau bank
b. Pembeli atau nasabah
c. Barang yang diperjual-belikan
d. Ijab qabul yang dituangkan dalam bentuk akad pembiayaan
3. Persyaratan Istishna
a. Pihak yang melakukan akad cakap secara huum dan suka
sama tau tidak ada unsur paksaan
b. Bebas riba
1. Ada meskipun tidak ditempat
2. Milik sah si penjual atau bank
3. Tidak termasuk sebagai obyek yang diharamkan sebagai
obyek jual-beli
4. Harus sesuai dengan pernyataan penjual
d. Harga dan ketentuan
1. Harga jual bank adalah harga perolehan di tambah harga
keuntungan
2. Keuntungan yang diminta bank harus diketahui oleh
nasabah
3. Harga jual tidak boleh berubah selama masa perjanjian
4. Sistem pembayaran dan jangka waktu disepakati
bersama
e. Bank dapat meminta agunan tambahanatas fasilitas yang
diberikan
f. Dokumen pendukung
1. Surat keputusan pembiayaan
2. Surat keterangan atau call memo bahwa bank telah
membeli atau memesan barang dari supplier.
3. Akad istishna antar bank dengan pembeli atau nasabah
4. Perjanjian pengikatan agunan
5. Surt perohonan realisasi istishna
7. Tanda terima barang
8. Polis asuransi
3. Pengertian Non Performing Finance (NPF)
Non Performing Finance adalah rasio yang digunakan untuk
mengukur kemampuan manajemen bank dalam mengelola pembiayaan
bermasalah yang ada dapat dipenuhi dengan aktiva produktif yang
dimiliki oleh suatu bank (Mulyono, 1996). Non Performing Finance
(NPF) secara luas dapat didefinisikan sebagai suatu kredit dimana
pembayaran yang dilakukan tersendat-sendat dan tidak mencukupi
kewajiban minimal yang ditetapkan sampai dengan kredit yang sulit
untuk dilunasi atau bahkan tidak dapat ditagih (Hayati, 2013)
Rivai dan Arifin (2010: 742) menyatakan bahwa pembiayaan
bank menurut kualitasnya pada hakikatnya didasrkan atas resiko
kemungkinan menurut bank terhadap kondisi dan kepatuhan nasabah
pembiayaan dalam memenuhi keewajiban-kewajiban untuk membayar
bagi-hasil, mengangsur, serta melunasi pembiayaan kepada bank. Jadi
unsur utama dalam menentukan kualitas tersebut meliputi waktu
pembiayaan bagi hasil, pembayaran angsuran maupun pelunasan
pokok pembiayaan dan diperinci sebagai berikut : a) Pembiayaan
Lancar (Pass), b) perhatian Khusus (Special Mention) c) Kurang
Lancar (Substanndard), d) Diragukan (Doubtful), d) Macet (loss).
Berikut adalah Rumus yang digunakan untuk menghitungan Non
NPF = Pembiayaan Bermasalah (KL, D, M) x 100 %
Total Pembiayaan
4. Pengertian Profitabiltas
Profitabilitas merupakan kemampuan perusahaan menghasilkan
laba. Laba tersebut diperoleh dari modal dan aktiva yang dimilikinya.
Rasio profitabilitas adalah perbandingan anatara laba perusahaan
dengan ekuitas yang digunakan. Rasio yang digunakan adalah Return
On Asset (ROA) diukur dengan laba bersih setelah pajak dibagi dengan
total aktiva yang dimilikinya (Syamsudin, 2011: 59) dalam Oktaviani.
Profitabilitas adalah rasio yang digunakan untuk melihat
kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba (Hanafi & Halim,
2000) dalam (Mawaddah, 2015:245).Setiap perusahaan akan berusaha
untuk meningkatkan kinerja perusahaannya dalam rangka untuk
meningkatkan produktivitas dan laba perusahaan. Kinerja keuangan
bank merupakan suatu ukuran yang menggambarkan kondisi keuangan
suatu bank. Bagi nasabah, sebelum mendepositokan dananya di suatu
bank merekaakan melihat terlebih dahulu kinerja keuangan bank
tersebut melalui laporan keuangan berupa neraca dan laba rugi.
Rasio profitabilitas dalam penelitian ini merupakan rasio yang
digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam
menghasilkan laba dari aktivitas normal bisnisnya (Hery, 2016:104).
Rasio profitabilitas terbagi menjadi beberapa jenis, yaitu: (Hery,
a. Hasil pengembalian atas aset (Return On Assets)
b. Hasil pengembalian atas ekuitas (Return On Equity)
c. Marjin laba kotor (Gross Profit Margin)
d. Marjin laba operasional (Operating Profit Margin)
e. Marjin laba bersih (Net Profit Margin)
Menurut Sawir dalam (2005: 18) , ROAadalah rasio yang
digunakan untuk mengukur kemampuan manjemen perusahaan
dalam meperoleh keuntungan (laba) secara keseluruhan. Sehingga
rumus yang digunakan untuk menghitung Return On Assets
menurut Syamsudin, (2011:59) adalah sebagai berikut:
ROA = Laba Bersih Sesudah Pajak x 100 %
Total Aktiva
Semakin besar Return on Assets (ROA) suatu bank maka
semakin besar pula tingkat keuntungan yang dicapai bank tersebut,
dan semakin baik pula posisi bank tersebut dari segi penggunaan
aset (Mawaddah, 2015:246).
C. Kerangka Penelitian
Menurut Hamid (2007) dalam Zainab kerangka penelitian
merupakan sintesa dari serangkaian teori yang tertuang dalam tinjauan
pustaka, yang pada dasarnya merupakan gambaran sistematis dari kinerja
masalah yang ditetapkan. Kerangka penelitian dapat disajikan dalam
bentuk bagan, deskripsi kualitatif, dan atau gabungan keduanya.
Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji tentang permasalahan tentang
profitabilitas Bank Syariah. Faktor-faktor yang dianggap dapat
mempengaruhi peningkatan profitabilitas bank syariah yaitu;
1. Pembiayaan bagi hasil
2. Pembiayaan Jual-beli
3. Pembiayaan bermaslah (NPF)
KERANGKA PENELITIAN
Berdasarkan penelitian Mustofiyah, (2017) kerangka berpikir
diatas, menggunakan variabel intervening yang dapat mempengaruhi
bermasalah ini jelas akan mempengaruhi kinerja bank sebagai lembaga
keuangan dan akan berdampak pada laba yang akan diperoleh
bank.Berdasarkan peneltian Endraswati, (2018) menggunakan variabel
Kinerja sebagai variabel dependen.
D. Hipotesis
Hipotesis merupakan jawaban sementara yang kebenarannya masih
harus di uji, atau rangkuman kesimpulan teoritis yang diperoleh dari
tinjauan pustaka (Martono, 2011, 71). Berdasarkan kerangka pemikiran
teoritis dan hasil penemuan beberapa peneliti, maka hipotesis dapat
dirumuskan sebagai berikut :
1. Pengaruh pembiayaan bagi hasil terhadap profiabilitas
Semakin tinggi Pembiayaan bagi hasil yang diberikan bank
syariah maka profitabilitas bank syariah juga akan semakin tinggi.
Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Rahayu,
et.al(2016) menyipulkan bahwa pembiayaan bagi hasil mudharabah
memberikan pengaruh signifikan positif terhadap profitabilitas (ROE).
hal ini dikarenakan penyaluran dana pembiayaan mudharabah dan
musyarakah mengalami peningkatan yang signifikan dikarenakan
sistem penawaran bank syariah yang bagus, dimana bank menawarkan
dana sebagai modal usaha dengan sistem bagi hasil. Apabila usaha
yang dijalankan nasabah mengalami kerugian maka kerugian usaha
akan ditanggung bersama-sama, dan apabila mendapatkan
telah disetujui. Penawaran ini yang menjadi daya tarik nasabah untuk
memilih pembiayaan mudharabah dan musyarakah. Semakin tinggi
pembiayaan yang disalurkan maka semakin tinggi pula profit yang
diterima oleh bank. Dan penelitian yang dilakukan oleh oleh Permata,
et.al., (2014) menyimpulkan bahwa pembiayaan musyarakah
memberikan pengaruh positif dan signifikan terhadap tingkat ROE.
Hal ini dikarenakan resiko yang ditanggung pihak bank lebih kecil,
karena penyertaan modal dan penanggungan kerugian akan dibagi
oleh masing-masing pihak.
H1 : Pembiayaan bagi hasil berpengaruh positif dan signifikan
terhadap Profitabilitas
2. Pengaruh pembiayaan jual-beli terhadap profitabilitas
Semakin tinggi pembiayaan jual beli maka profitabilitas bank
syariah juga akan semakin tinggi. Penelitian ini sesuai dengan
penelitian yang telah dilakukan oleh Faradilla, et.al., (2017)
menyimpulkan bahwa murabahah berpengaruh positif dan signifikan
terhadap profitabilitas Bank Umum Syariah. Karena Murabahah
termasuk pembiayaan yang paling dominan di Bank Umum Syariah,
ini dapat dilihat dari porsi pembiayaan murabahah yang paling besar.
Hal ini juga dapat terjadi karena Bank Umum Syariah masih
menghindari risiko. Mark Up dalam Murabahah dapat ditetapkan
keuntungan yang sebanding dengan keuntungan bank-bank berbasis
bunga yang menjadi saingan bank-bank islam, murabahah
menjauhkan ketidakpastian yang ada pada pendapatan dari
bisnis-bisnisdengan sistem PLS.
H2 :Pembiayaan jual-beli berpengaruh positif dan signifikan
terhadap Profitabilitas
3. Pengaruh pembiayaan bagi hasil terhadap NPF bank syariah
Semakin tinggi Pembiayaan bagi hasil yang diberikan bank syariah
maka risiko pembiayaan bermasalah (NPF) bank syariah juga akan
semakin tinggi. Penelitian yang dilakukan oleh Hanifah (2016)
Pembiayaan akad mudharabah memiliki hubungan signifikan positif
terhadap tingkat NPF. Hal tersebut disebabkan oleh tingginya risiko
yang dihadapi bank sebagai shahibul maal atau penyedia dana yang
menyediakan seluruh modal dan kerugian yang akan ditanggung oleh
bank selama hal tersebut terjadi bukan akibat dari kelalaian mudharib
atau nasabah
H3 : Pembiayaan bagi hasil berpengaruh positif signifikan terhadap
NPF
4. Pengaruh pembiayaan jual-beli terhadap NPF
Semakin tinggi pembiayaan jual-beli yang disalurkan bank
(NPF) yang akan di tanggung bank syariah. Penelitian yang dilakukan
oleh Afif, (2014) menyimpulkan bahwa pembiayaan murabahah
berpengaruh positif terhadap NPF). Hal ini terjadi karena kurang
kehati-hatian dan ketelitian pihak bank syariah dalam menilai dan
memperkirakan kondisi ekonomi yang terjadi serta lingkungan sekitar.
Semakin tinggi pembiayaan yang disalurkan maka bank syariah akan
mempunyai risiko tidak tertagihnya pembiayaan yang tinggi dan pada
titik tertentu bank akan mengalami kerugian
H4 : Pembiayaan jual-beli berpengaruh positif dan signifikan
terhadap NPF
5. Pengaruh NPF terhadap profitabilitas
Semakin tinggi NPF maka profitabilitas akan semakin menurun. Hal
ini sesuai dengan penelitian yang telah dilakukan oleh
Almunawwaroh, et.al., (2018) menyimpulkan bahwa NPF
berpengaruh negatif terhadap profitabilitas. Tingginya NPF
mengakibatkan munculnya pencadangan yang lebih besar, sehingga
pada akhirnya modal bank menjadi berkurang. Besarnya NPF menjadi
salah satu penghambat tersalurnya pembiayaan perbankan. Semakin
besar NPF maka semakin besar pula kerugian yang dialami bank,
yang kemudian akan mengakibatkan berkurangnya keuntungan bank.
Keuntungan yang berkurang akan mengakibatkan total asset bank
Pratiwi, (2012) Non performing loan (NPL) berpengaruh negatif
terhadap ROA. Hal ini dikarenakan NPL yang semakin meningkat
akan meningkatkan biaya cadangan aktiva produktif, sehingga
mengakibatkan menurunnya ROA.
H5 : NPF berpengaruh negatif dan signifikan terhadap Profitabilitas.
Tabel 3 Hipotesis
Semakin tinggi Pembiayaan bagi hasil yang diberikan bank syariah maka profitabilitas bank syariah juga akan semakin tinggi
2 Pembiayaan jual-profitabilitas bank syariah juga akan semakin tinggi.
Semakin tinggi Pembiayaan bagi hasil yang diberikan bank syariah maka risiko pembiayaan bermasalah (NPF) bank syariah juga akan semakin tinggi.
Semakin tinggi pembiayaan jual-beli yang disalurkan bank syariah maka semakin tinggi pula risiko pembiayaan bermasalaha (NPF) yang akan di tanggung bank syariah
5 NPF berpengaruh negatif terhadap Profitabilitas
42 BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah
kuantitatif. Penelitian kuantitatif adalah suatu proses menemukan
pengetahuan yang menggunakan data berupa angka sebagai alat
menganalisi keterangan mengenai apa yang ingin diketahui (Kasiram
(2008: 149).
B. Lokasi Dan Waktu Penelitian
Waktu yang digunakan untuk menyusun proposal dan
melaksanakan penelitian ini adalah pada bulan April sampai
bulanSeptember 2018, sedangkan Lokasi pada penelitian ini adalah pada
laporan keungan data statistik yang dipublikasikan oleh website
masing-masing Bank Umum Syariah di Indonesia.
C. Populasi Dan Sampel
1. Populasi
Menurut Sugiyono (2005: 90) populasi adalah wilayah
generalisasi yang terdiri atas : obyek/aubyek yang mempunyai kualitas
dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari
tetapi juga obyek dan benda-benda alam yang lain. Bukan sekedar
jumlah yang ada pada obyek/subyek yang dipelajari, tetapi meliputi
seluruh karakteristik/sifat yang dimiliki oleh subyek atau obyek itu.
Populasi dalam penelitian ini adalah Bank Umum Syriah di Indonesia.
2. Sampel
Sampe adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki
oleh populasi tersebut. Apabila populasi besar, dan peneliti tidak
mungkin mempelajari semua yang ada pada populasi, misalnya karena
keterbatasan dana, tenaga dan waktu, maka peneliti dapat
menggunakan sampel yang dapat diambil dari populasi itu. Apa yang
dipelajari dari sampel itu, kesimpulannya akan dapat diberlakukan
untuk populasi. Untuk itu sampel yang diambil dari populasi harus
betul-betul representatif (mewakili) (Sugiyono, 2015: 91).
Tehnik pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan
purposive sampling. Menurut Teddlie & Yu (2007:77) purposive
sampling merupakan tehnik pengambilan sampel secara sengaja sesuai
dengan persyaratan sampel yang diperlukan dalam penelitian. Dengan
kriteria yang ditetapkan yaitu :
a. Bank Umum Syariah yang terdaftar dalam Statistik Perbankan
Syariah.
b. Bank Umum Syariah yang mencantumkan laporan keuangan
c. Bank Umum Syariah yang memiliki data lengkap sesuai dengan
variabel yang diteliti dan periode penelitian.
d. Bank Syariah yang memiliki urutan peringkat berdasarkanjumlah
aset seperti pada tabel berkut ini :
No. Urut
Nama Bank Total Asset
1 Bank Syariah Mandiri 62.7%
Sumber Statistik Perbankan Syariah yang diolah 2018
Berdasarkan kriteria diatas pada bank panin tidak
memenuhi kriteria memiliki data laporan keungan secara lengkap,
maka bank yang dapat dijadikan sample adalah : BRI Syariah,
Bank BNI Syariah, Bank Mandiri Syariah, Bank Muamalat
Indonesia, Bank Syariah Bukopin, dan Bank Mega Syariah dengan
mengambil sampel 5 tahun yaitu periode 2013-2017. Pengambilan
sampel secara sengaja sesuai dengan persyaratan sampel yang
D. Teknik Pengumpulan Data
1. Pegertian Data
Data adalah hasil pencatatan peneliti, baik yang berupa fakta
maupun angka (Arikunto, 2006: 118). Dari sumber Sk Menteri P dan
K No. 0259/U/1977 tanggal 11 Juli 1977 disebutkan bahwa data
adalah segala fakta dan angka yang dapat dijadikan bahan untuk
menyusun suatu informasi. Data yang baik adalah data yang bisa
dipercaya kebenarannya (realiable), tepat waktu dan mencakup ruang
lingkup yang luas dan bisa memberikan gambaran tentang suatu
masalah secara menyeluruh merupakan data relevant (Supranto,2003:
17).
2. Sumber dan jenis penelitian
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder.
Data sekunder adalah sumber data yang tidak langsung memberikan
data kepada pengumpul data, misalnya lewat orang lain atau lewat
dokumen (Sugiyono, 2005: 156). Data sekunder dapat diperoleh dari
jurnal , majalah, buku, data statistik maupun dari internet (Bawono,
2006: 30). Selain itu data juga dapat diperoleh dalam bentuk yang
sudah dipublikasikan yang tersedia di perusahaan seperti literatur,
company profile, jurnal dan sebagainya.
3. Teknik pengumpulan data
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini