Berdasarkan hasil analisis data yang telah dilakukan pada bagian sebelumnya, maka secara deskriptif penelitian ini dapat menunjukkan perbedaan hasil belajaryang diperoleh oleh siswa pada siklus I dan siklus II melalui metode Inquiry Role Approach.
Siklus 1
Tidak Tuntas Tuntas
Siklus 2
14 Orang 46,66 % 16 Orang 53,33 % 24 Orang 80,00 % 6 Orang 20,00 %Dalam proses pembelajaran siswa diharapkan aktif atau terlibat langsung pada saat berlangsungnya proses pembelajaran, bukan menerima sepenuhnya informasi dari guru. Salah satu cara yang melibatkan langsung siswa dalam proses pembelajaran adalah dengan menghadapkannya pada suatu masalah , kemudian menyelidiki tentang bagaimana sesuatu itu bekerja dan mencari jawaban permasalahan sendiri dengan mendesain dan melakukan eksperimen . Salah satu cara pemecahan masalah dalam fisika adalah dengan melakukan metode inquiry role approach.
Dalam metode inquiry role approach, siswa diberi kesempatan untuk mengalami sendiri, mencari kebenaran atau mencari suatu hukum atau dalil dan menarik kesimpulan atas proses yang dialaminya itudari hal yang bersifat khusus menuju hal yang lebih umum. Dengan kata lain metode inquiry role approachmerupakan siswa dapat menemukan sendiri sebuah pernyataan dalam fisika secara berkelompok sebanyak 4 orang sehingga mereka bisa lebih mudah untuk menemukan jawabannya.
Berdasarkan analisis data dan hasil tes siklus pada akhir pembelajaran, hasil belajar fisika kelas XI IPA 4 SMAN 8 Makassar yang diajar dengan menggunakan metode pembelajaran Inquiry Role Approach. Jumlah peserta didik yang diteliti sebanyak 30 peserta didik.
Dari aspek afektif, kognitif dan psikomotor dapat dikelompokan berdasarkan Tabel 4.11
Tabel 4.11.Pengelompokkan hasil penilaian sikap, pengetahuan dan keterampilan.
No. Peserta Didik Sikap Pengetahuan Keterampilan
1 2 Sangat baik Sangat baik Sangat baik
2 1 Sangat baik Sangat baik Baik
3 3 Sangat baik Baik Sangat baik
4 10 Baik Baik Baik
5 1 Baik Baik Cukup
6 1 Baik Cukup Baik
7 1 Baik Cukup Cukup
8 7 Cukup Cukup Cukup
9 1 Kurang Cukup Cukup
10 3 Kurang Cukup Kurang
Dari Tabel 4.11 ada 2 peserta didik yang mendapat nilai sikap, pengetahuan dan keterampilan yang sangat baik, hal ini terlihat bahwa peserta didik ini senantiasa memperhatikan mulai awal pembelajaran sampai akhir pembelajaran, yaitu menanggapi saat guru menyampaikan motivasi, aktif dalam melakukan berdiskusi, meminta bimbingan pada saat mengerjakan LKS, menanggapi presentase kelompok lain, aktif dalam menjawab pertanyaan, serta aktif dalam menanggapi jawaban dari kelompok lain. Dari keaktifanya selama proses pembelajaran kedua peserta didik ini mendapat nilai yang sangat baik. Ada 1 orang peserta didik yang mendapat nilai sikap dan pengetahuan sangat baik, tetapi nilai psikomotornya baik. Hal ini menunjukkan bahwa peserta didik ini senantiasa memperhatikan mulai awal pembelajaran sampai akhir pembelajaran, yaitu menanggapi saat guru menyampaikan motivasi, aktif dalam melakukan diskusi, meminta bimbingan pada saat mengerjakan LKS, menanggapi jawaban dari kelompok lain tetapi hanya pengolaan datanya yang sedikit keliru. Ada 3 peserta didik yang mendapat nilai sikap dan keterampilan sangat baik, tetapi nilai pengetahuanya baik. Hal ini menunjukan bahwa peserta didik ini memperhatikan
mulai awal pembelajaran sampai akhir pembelajaran, yaitu menanggapi saat guru menyampaikan motivasi, aktif dalam melakukan percobaan, meminta bimbingan pada saat mengerjakan LKS, menanggapi presentase kelompok lain, aktif dalam menjawab pertanyaan dari kelompok lain, tetapi pada saat tes siklus akhir siswa ini ada sedikit keliru dalam mengisi soal. 10 peserta didik yang mendapat nilai sikap, pengetahuan dan keterampilan baik, karena peserta didik ini memperhatikan pelajaran mulai awal sampai akhir pembelajaran, aktif dalam kerja kelompok, tetapi belum aktif dalam menjawab pertanyaan dan menanggapi jawaban dari kelompok lain. Peserta didik ini tidak terlalu berani meminta bimbingan pada saat melakukan LKPD.1 peserta didik yang mendapat nilai sikap dan pengetahuan baik, tetapi nilai sikapnya cukup. Hal ini ditandai dengan memperhatikan pelajaran mulai awal sampai akhir pembelajaran, aktif dalam kerja kelompok tetapi belum aktif dalam menjawab pertanyaan dan menanggapi jawaban dari kelompok lain. Hal ini menunjukkan juga bahwa nilai hasil tes mendapat nilai yang baik.Ada 1 peserta didik yang mendapat nilai sikap dan keterampilan baik, tetapi nilai pengetahuanya cukup. Peserta didik ini memperhatikan pelajaran mulai awal sampai akhir pembelajaran, aktif dalam kerja kelompok, tetapi belum aktif dalam menjawab pertanyaan dan menanggapi jawaban dari kelompok lain tetapi selalu ribut. Peserta didik ini cepat lupa dengan pelajaran sehingga pada saat tes akhir peserta didik ini mendapat nilai yang cukup.1 peserta didik yang mendapat nilai sikap baik tetapi nilai pengetahuan dan keterampilanya cukup.Peserta didik ini selalu memperhatikan materi pembelajaran dari awal sampai akhir, tetapi malu untuk meminta
bimbingan pada saat pratikum.7 peserta didik yang mendapat nilai sikap, pengetahuan dan psikomotor cukup baik.Peserta didik ini cenderung pendiam, hanya memperhatikan saja tetapi tidak aktif dalam kerja kelompok terutama menjawab pertanyaan dari kelompok lain. Ada 1 peserta didik yang mendapat nilai sikap kurang tetapi nilai pengetahuan dan keterampilan cukup baik.Peserta didik ini selalu menggagu temanya tetapi pada saat melakukan pratikum sedikit aktif walaupun tidak bisa mengolah data.3 peserta didik yang mendapat nilai sikap dan psikomotor kurang, tetapi nilai pengetahuanya cukup. Peserta didik selalu melakukan kegiatan lain pada proses pembelajaran berlangsung.
Atas dasar hal tesebut maka hasil belajar fisika siswa akan dapat ditingkatkan melalui metode inquiry role approach. Dari hasil penelitian dapat dihasilkan data yaitu hasil persentase skor hasil belajar fisika siswa, adapun pada siklus I yaitu jumlah siswa yang mendapatkan skor nilai 20 sampai 25 adalah 10 orang atau 33,33%, jumlah siswa yang mendapatkan skor nilai 25 sampai 30 adalah 11 orang atau 36,66%, jumlah siswa yang mendapatkan skor nilai 30 sampai 35 adalah 9 orang atau 30,00%. Hal tersebut membuktikan bahwa pada siklus I masih banyak siswa yang belum memperhatikan pelajaran. Namun pada siklus II jumlah siswa yang mendapatkan skor nilai 20-25 adalah 2 orang atau 6,66%, jumlah siswa yang mendapatkan skor nilai 26-30 adalah 6 orang atau 20,00%, jumlah siswa yang mendapatkan skor nilai 31 sampai 35 adalah 22 orang atau 73,33%. Hal ini membuktikan bahwa hasil dari siklus II meningkat drastis dari hasil siklus I. Selain itu hal yang membuktikan bahwa hasil belajar fisika siswa dapat ditingkatkan yaitu pada analisis deskriptif pada bagian
sebelumnya yaitu skor rata-rata perolehan hasil belajar fisika siswa siklus I dan siklus II berturut turut adalah 53,33dan 80,00. Perbedaan skor rata rata perolehan siswa dari siklus I dan siklus II tersebut menggambarkan metode inquiry role approach dapat meningkatkan hasil belajarfisika siswa kelas XI IPA SMAN 8 Makassar.
Adapun nilai analisis LKPD siswa selama siklus I dan siklus II dapat dirata-ratakan menjadi 84,74 dan dapat dipersentasekan dengan 84,74% dari 30 siswa. Nilai LKPD siswa tiap pertemuan dapat dilihat di tabel lampiran daftar nilai siswa kelas XI IPA 4 SMAN 8 Makassar yaitu setiap LKPD berikutnya akan meningkat satu sama lain. Hal ini dapat disimpulkan bahwa pengetahuan siswa tiap pertemuan meningkat. Nilai mentah siswa meningkat di setiap pertemuannya.
Dari hasil analisis observasi memperlihatkan bahwa pada selama pelaksanaan siklus I dan siklus II siswa yang hadir pada saat pembelajaran mengalami peningkatan perolehan persentase sebesar 1,67 %. Siswa yang memperhatikan pengarahan mengenai hal hal apa saja yang yang dilakukan dalam melakukan eksperimen mengalami peningkatan sebesar 1,67 %.Siswa yang aktif mengamati alat percobaan meningkat sebesar 10,84 %.Siswa yang mampu mengukur meningkat sebesar 22,50 %. Siswa yang aktif melakukan eksperimen juga meningkat sebesar 5,00 %.Siswa yang mampu mengklasifikasikan meningkat sebesar 5,00%.Siswa yang aktif mengkomunikasikan hasil eksperimennya sebesar 1,67%.Siswa yang mampu menyimpulkan hasil eksperimen sebesar 1,67 %.
Jika dilihat dari perbedaan persentase perolehan selama pelaksanaan dari siklus I ke siklus II maka dapat dikatakan bahwa terjadi peningkatan
pembelajaran siswa melalui metode inquiry role approach. Keberhasilan tersebut dikarenakan dalam proses pembelajaran siswaaktif dan terlibat langsung pada saat berlangsungnya proses pembelajaran, sehingga setelah di adakan tes maka terjadi peningkatan hasil belajar fisika siswa.
71 A. KESIMPULAN
Berdasarkan data hasil penelitian yang diperoleh dalam penelitian ini, maka dapat disimpulkan bahwa metode inquiry role approach dalam pembelajaran fisika dapat meningkatkan hasil belajar fisika siswa kelas XI IPA SMAN 8 Makassar. Sehingga, metode inquiry role approach dapat dijadikan alternative dalam proses pembelajaran fisika.
B. SARAN
Sehubungan dengan hasil yang diperoleh dalam penelitian ini, maka peneliti mengajukan saran sebagai berikut:
1. Diharapkan kepada guru-guru khususnya guru mata pelajaran fisika agar dapat menerapkan metode inquiry role approach untuk meningkatkan hasil belajar fisika siswa.
2. Kepada peneliti selanjutnya, diharapkan untuk mengembangkan penelitian ini dengan mengkaji metode inquiry role approach secara lebih mendalam lagi. 3. Kepada peneliti lain yang berniat melaksanakan penelitian yang berkaitan
dengan metode inquiry role approach dapat menjadikan hasil penelitian ini sebagai bahan perbandingan.