• Tidak ada hasil yang ditemukan

Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kualitatif. Menurut Kunandar (2011), analisis data dapat dilakukan pada setiap data dalam penelitian ini dari data kualitatif maupun data kuantitatif.

1. Data Kualitatif

Data kualitatif adalah data yang berupa informasi berbentuk kalimat yang memberi gambaran tentang kemampuan siswa yang berkaitan dengan tingkat hasil belajar Fisika, pandangan atau sikap peserta didik terhadap metode pembelajaran yang baru (afektif), aktivitas siswa mengikuti pelajaran, perhatian, antusias dalam belajar, percaya diri, motivasi belajar, dan sejenisnya yang dapat dianalisis secara kualitatif.

2. Data Kuantitatif

Data kuantitatif (nilai tes hasil belajar Fisika siswa) dapat dianalisis secara deskriptif. Dalam hal ini peneliti menggunakan analisis statistik deskriptif dan uji gain ternormalisasi untuk mengetahui peningkatan hasil belajar Fisika siswa. a. Analisis Deskriptif

Teknik analisis deskriptif yang digunakan adalah hasil tes peningkatan hasil belajar Fisika siswa dan penyajian data berupa skor rata-rata, standar deviasi, skor ideal, skor terendah dan skor tertinggi.

1) Menghitung presentase peningkatan hasil belajar Fisika (P) siswa dengan menghitung jumlah frekuensi (f) siswa dibagi dengan jumlah keseluruhan (N) peserta didik dan dikali dengan 100%.

P =

2) Menentukan skor rata-rata siswa dengan menggunakan rumus: M =

Keterangan: M = skor rata-rata

∑X = jumlah skor total siswa N = jumlah responden

(Sugiyono, 2015) 3) Menentukan standar deviasi menggunakan rumus:

Keterangan:

s = standar deviasi xi = skor siswa x = skor rata-rata

n = banyaknya subjek penelitian

(Sugiyono, 2015) G. Indikator Keberhasilan

Menurut kriteria ketuntasan minimal kompetensi dasar SMAN 8 Makassar berdasarkan peraturan mentri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia, 2014:104), hasil belajar peserta didik dikatakan tuntas apabila peserta didik memperoleh skor >74 untuk kompetensi pengetahuan dan keterampilan, serta skor >80 untuk kompetensi sikap.

50 A. Hasil Penelitian

1. Siklus 1

a. Hasil Analisis Kuantitatif

Berdasarkan hasil tes yang diberikan kepada siswa pada akhir siklus 1, maka diperoleh hasil analisis deskriptif kuantitatif untuk skor tes hasil belajarfisika siswa kelas XI IPA SMAN 8 Makassar selama 4 kali pertemuan melaluimetode inquiry role approachpada proses pembelajaran dapat dilihat pada Tabel 4.1

Tabel 4.1 Statistik Skor Hasil Belajar Fisika Siswa pada Siklus I

Statistik Skor Statistik

Subjek penelitian 30

Skor maksimum ideal 40

Skor rata-rata 28,83

Standar deviasi 2,99

Skor tertinggi 32

Skor terendah 24

Rentang skor 9

Tabel 4.1 diperoleh bahwa skor rata-rata hasil belajar fisika siswa kelas XI IPA SMAN 8 Makassar yang diajar melalui metode Inquiry Role Approach pada siklus I adalah sebesar 28,33 dari skor maksimum ideal yang dapat dicapai yaitu 40. Skor tertinggi 33 dan skor terendah 24 dengan standar deviasi 2,99.

Apabila skor hasil belajar fisika siswa tersebut dikelompokkan kedalam 5 kategori, maka diperoleh distribusi frekuensi dan persentase skor hasil belajarfisika siswa pada siklus I, sebagaimana yang terlihat pada Tabel 4.2

Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi dan Persentase SkorHasil BelajarFisika Siswa pada Siklus 1

Skor Kategori Frekuensi Persentase (%)

Sangat rendah 0 0 Rendah 10 33,33 Sedang 11 36,66 Tinggi 9 30,00 Sangat tinggi 0 0 Jumlah 30 100

Tabel 4.2 Distribusi frekuensi tersebut memperlihatkan bahwa dari 30 orang siswa yang mengikuti tes hasil belajarsiklus I, yang berada pada kategori yang sangat rendah sebesar 33,33 %, pada kategori sedang sebesar 36,66 %, pada kategori tinggi sebesar 30,00 % dan tidak terdapat siswa yang tergolong kategori sangat tinggi.

Sedangkan distribusi frekuensi dan persentase ketuntasan belajar fisika pada siklus 1dapat dilihat pada Tabel 4.3

Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi dan Persentase Ketuntasan Belajar FisikaSiswa pada Siklus 1

Daya Serap Siswa

Kategori Ketuntasan

Belajar Frekuensi Persentase (%)

Tidak tuntas 14 46,66

Tuntas 16 53,33

Tabel 4.3 diperoleh bahwa dari 40 orang siswa kelas XI IPASMAN 8 Makassar, setelah pemberian tindakan pada siklus I ternyata sebanyak 14 orang (46,66 %) siswa masuk pada kategori tidak tuntas dan 16 orang (53,33 %) siswa yang masuk kategori tuntas.

b. Hasil Analisis Kualitatif

Untuk mengetahui keaktifan siswa dalam proses pembelajaran pada siklus 1, dapat dilihat pada Tabel 4.4 hasil observasi yang dilakukan pada tiap pertemuan.

Tabel 4.4 Hasil Observasi Aktivitas Siswa pada Siklus 1

No Komponen yang diamati Pertemuan Persentase % I II III IV V

1. Siswa yang hadir pada saat

pembelajaran 29 27 29 30 T E S S I K L U S I 95,83 2.

Siswa yang memperhatikan pengarahan mengenai hal hal apa saja yang dilakukan dalam melakukan eksperimen

29 27 29 30 95,83

3. Siswa yang mampu

mengamati 25 25 27 27 86,66

4. Siswa yang mampu

mengukur 20 22 23 25 75,00

5 Siswa yang mampu

mengklasifikasikan 25 25 25 25 83,33

6 Siswa yang mampu

melakukan eksperimen 25 27 29 30 92,50

7 Siswa yang mampu

mengkomunikasikan 29 27 29 30 95,83

8

Siswa yang mampu menyimpulkan hasil eksperimen

Tabel 4.4 Hasil observasi aktivitas siswa selama mengikuti pembelajaran siklus 1yang terdiri dari 4 kali pertemuan, terdapat 95,83 % siswa yang hadir pada saat pembelajaran. 95,83% Siswa yang memperhatikan pengarahan mengenai hal hal apa saja yang yang dilakukan dalam melakukan eksperimen,86,66%Siswa yang aktif mengamati alat percobaan.75,00%Siswa yang mampu mengukur.83,33% Siswa yang mampu mengelompokkan benda.92,50% Siswa yang aktif melakukan eksperimen. 95,83% Siswa yang aktif mengkomunikasikan hasil eksperimennya.95,83% Siswa yang mampu menyimpulkan hasil eksperimen.

Berdasarkan hasil tersebut terlihat bahwa keaktifan siswa pada siklus 1 cukup baik, akan tetapi keaktifan siswa masih harus ditingkatkan guna menghasilkan proses pembelajaran yang kondusif bagi siswa sehingga materi yang diajarkan dapat diserap lebih baik.

c.Hasil Deskriptif

Berdasarkan penilaian sikap peserta didik kelas XI IPA 4 SMAN 8 Makassar dengan menggunakan inquiry role approach setiap pertemuan maka didapatkan nilai rata-rata sikap peserta didik selama siklus I berlangsung yang ditujukkan pada Tabel 4.1 sebagai berikut:

d.Tahap Refleksi

Hasil observasi yang telah dilaksanakan kemudian dianalisis dan direfleksikan untuk mengetahui hasil dari proses pembelajaran yang telah dilaksanakan pada siklus pertama, baik dari segi keterlaksanaan pembelajaran

dengan kegiatan guru maupun kegiatan siswa melalui metode pembelajaran inquiry role apparoach. Jika pada siklus pertama belum menunjukkan adanya peningkatan hasil belajar fisika siswa, maka perlu adanya suatu tindakan lagi sehingga peneliti akan melanjutkan pada siklus selanjutnya.

Setelah melaksanakan pengamatan atas tindakan pembelajaran di dalam kelas, selanjutnya diadakan refleksi dari tindakan yang telah dilakukan. Dalam kegiatan pada siklus I didapatkan hasil refleksi sebagai berikut:

h. Guru telah mampu mengelolah dan melaksanakan kegiatan peserta didik dalam pembelajaran dengan menggunakan metode inquiry role approach. Hal ini berdasarkan data hasil pengamatan dalam lembar observasi bahwa hanya sebagian kecil peserta didik yang tidak memeperhatikan materi yang disampaikan oleh guru.

i. Dalam melakukan percobaan terdapat beberapa anggota kelompok yang kurang efektif. Setelah pembelajaran siklus I selesai, guru menanyakan pendapat peserta didik yang bersangkutan tentang kelompoknya. Ternyata peserta didik yang kurang efektif dalam kerja kelompok selama siklus I berlangsung penyebabnya adalah diganggu sama temanya.

j. Dari hasil tes evaluasi pertama pada siklus I ini, peserta didik yang tuntas belajar 16 peserta didik, sedangkan yang belum tuntas belajar 14 peserta didik. Ketuntasan belajar individual belum tercapai dengan melihat nilai rata-rata kelasnya 28,83 yang seharusnya mencapai kriteria ketuntasan minimalnya yaitu 40,00.

nilai fisika sebelum dilakukan penelitian ini, setiap kelompok terdapat anggota yang memiliki nilai yang tinggi dengan tujuan peserta didik yang memiliki nilai yang tinggi bisa membimbing teman kelompoknya.

l. Pada saat Kuis Tim berlangsung, banyak peserta didik yang tidak bisa menjawab pertanyaan dari kelompok lain, karena banyak siswa merasa sulit dimengerti bahasa soal yang diberikan oleh kelompok lain. Tetapi banyak siswa yang menanggapi benar salahnya jawaban dari kelompok lain disebabkan satu kelompok rata-rata mengetahui jawaban dari pertanyaan yang mereka buat

m. Banyaknya peserta didik meminta hadiah sebagai penghargaan ketika dapat menjawab pertanyaan guru dengan benar dan pada saat setelah mempersentasekan hasil diskusinya.

n. Setelah melakukan diskusi antara guru dengan peserta didik mengenai soal tugas rumah yang diberikan terdapat beberapa hal yang membuat nilai tugas menurun pada beberapa pertemuan yaitu, terlalu sulit soal, bahasa soal yang kurang dimengerti. Sedangkan pada nilai kelompok dari hasil kerja LKPD yang membuat nilai menurun dibeberapa pertemuan karena prosedur kerja pada LKPD yang masih kurang dimengerti sehingga peserta didik membutuhkan bimbingan guru yang lebih banyak.

Secara garis besar, pelaksanaan siklus pertama berlangsung cukup baik, maka perlu beberapa perbaikan dan dilanjutkan ke siklus berikutnya, karena berdasarkan hasil evaluasi, skor rata-rata kelas belum terpenuhi dan ketuntatasan klasikal belum tercapai. Agar kemampuan peserta didik lebih mudah dalam

menemukan jawaban, bekerjasama dengan kelompok dapat ditumbuh kembangkan dan hasil belajar peserta didik dapat lebih ditingkatkan, maka upaya perbaikan pada siklus berikutnya seperti hal di bawah ini:

f. Lebih memperketat pengawasan kepada peserta didik yang sering melakukan kegiatan yang kurang positif di dalam kelas dan memberikan sanksi kepada peserta didik yang masih melakukan hal yang kurang positif di dalam kelas, seperti disuruh berdiri atau biasa ditulis namanya,

g. Guru lebih memotivasi peserta didik untuk berani menjawab pertanyaan dari kelompok lain, berani memberikan tanggapan, serta berani tampil ke depan pada saat mempresentasikan hasil diskusi kelompoknya. Guru menginformasikan bahwa keberanian peserta didik merupakan salah satu aspek yang akan dinilai oleh guru.

h. Memberikan motivasi kepada semua kelompok dengan memberitahukan bahwa kelompok yang semua anggota kelompoknya aktif atau saling kerjasama dalam menyelesaikan LKPD, kelompok yang paling cepat menyelesaikan LKPD, kelompok yang mampu mempertanggungjawabkan hasil kerja kelompoknya, serta aktif dalam menjawab pertanyaan dari kelompok lain akan mendapat penghargaan berupa nilai.

i. Memperbaiki bahasa soal yang mudah dimengerti oleh peserta didik dan memperbaiki bahasa pada prosedur kerja yang terdapat didalam LKPD untuk mempermudah jalannya percobaan.

Tabel 4.5 Hasil Penilaian Sikap Peserta Didik pada Siklus I

Pertemuan Skor Rata-rata Sikap Kategori

Skor Rata-rata Nilai

I 2,75 68,75 Cukup

II 3,29 82,25 Baik

III 3,43 85,75 Baik

IV 3,52 88,00 Baik

Data Primer Terolah (2016)

Pada Tabel 4.5 menunjukkan bahwa skor rata-rata peserta didik pada pertemuan pertama 2,75, pada pertemuan kedua skor rata-rata sikap peserta didik sama dengan 3,29, pada pertemuan ketiga skor rata-rata sikap peserta didik sama dengan 3,43, dan pada pertemuan keempat skor rata-rata sikap peserta didik sama dengan 3,52.

Data Primer Terolah (2016)

Gambar 4.1 Skor Kompetensi Sikap Peserta Didik Pada Siklus I

2.Siklus II

a. Hasil Analisis Kuantitatif

Berdasarkan hasil tes yang diberikan kepada siswa pada akhir siklus II, maka diperoleh hasil analisis deskriptif kuantitatif untuk skor tes hasil belajarfisika siswa kelas XI IPA SMAN 8 Makassar selama 4 kali pertemuan

0 1 2 3 4 1 2 3 4 Skor rata-rata Pertemuan

melaluimetode inquiry role approach pada proses pembelajaran dapat dilihat pada Tabel 4.5

Tabel 4.6 Statistik SkorHasil BelajarFisika Siswa pada Siklus II

Statistik Skor Statistik

Subjek penelitian 30

Skor maksimum ideal 40

Skor rata-rata 30,73

Standar deviasi 1,98

Skor tertinggi 33

Skor terendah 25

Rentang skor 7

Tabel 4.6, diperoleh bahwa rata-rata skorhasil belajarFisika setelah pemberian tindakan pada siklus II adalah 30,73 dari skor ideal yang dapat dicapai oleh siswa yaitu 40. Skor tertinggi yang dicapai oleh siswa adalah 32 dan skor terendah 25 dengan standar deviasi 1,98.

Apabila skorhasil belajarfisika siswa tersebut dikelompokkan kedalam 5 kategori, maka diperoleh distribusi frekuensi dan persentase skorhasil belajarfisika siswa pada siklus II sebagaimana yang terlihat pada Tabel 4.6

Tabel 4.7 Distribusi Frekuensi dan Persentase SkorHasil BelajarFisika Siswa pada Siklus II

Skor Kategori Frekuensi Persentase (%)

Sangat rendah 0 0 Rendah 2 6,66 Sedang 6 20,00 Tinggi 22 73,33 Sangat tinggi 0 0 Jumlah 30 100

Tabel 4.7 Distribusi frekuensi tersebut memperlihatkan bahwa dari 30 orang siswa yang mengikuti tes hasil belajarsiklus II, yang berada pada kategoriyang sangat rendah sebesar 6,66 %, pada kategori sedang sebesar 20,00 %, pada kategori tinggi sebesar 73,33 % dan pada kategori sangat tinggi sebesar 0%.

Sedangkan distribusi frekuensi dan persentase ketuntasan belajar fisika pada siklus IIdapat dilihat pada tabel 4.7

Tabel 4.8 Distribusi Frekuensi dan Persentase Ketuntasan Belajar Fisika Peserta Didik pada Siklus II

Daya Serap Siswa

Kategori

Ketuntasan Belajar Frekuensi Persentase (%)

Tidak tuntas 6 20,00

Tuntas 24 80,00

Jumlah 30 100

Tabel 4.8 diperoleh bahwa dari 30 orang siswa kelas XI IPA SMAN 8 Makassar, setelah diajar melalui metode Inquiry Role Approachpada siklus II ternyata sebanyak 6 orang dengan persentase 20,00 %siswa masuk pada kategori tidak tuntas dan 24 orang dengan persentase 80,00 % siswa yang masuk kategori tuntas.

Data tersebut menunjukkan bahwa terjadi peningkatan hasil belajarsiswa setelah diajar melalui metode Inquiry Role Approachdari siklus I ke siklus II. Peningkatan ini terjadi karena pada saat proses belajar mengajar berlangsung di kelas, guru melakukan perbaikan-perbaikan dimana salah satunya adalah memberikan bimbingan sesuai kebutuhan siswa, khususnya siswa yang tidak tuntas pada pertemuan sebelumnya.

b. Hasil Analisis Kualitatif

Untuk mengetahui keaktifan siswa dalam proses pembelajaran pada siklus II, dapat dilihat pada Tabel 4.8 Hasil Observasi yang dilakukan pada tiap pertemuan.

Tabel 4.9 Hasil Observasi Aktivitas Siswa pada Siklus II

No Komponen yang diamati Pertemuan Persentase %

VI VII VIII IX X