• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pembahasan Hasil Stimulus Projektif

Dalam dokumen MOTIVASI PERILAKU MERAWAT DIRI PADA LAKI-LAKI (Halaman 130-136)

BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

B. Hasil Penelitian

3. Pembahasan Hasil Stimulus Projektif

Data yang didapatkan dari hasil penelitian menunjukkan adanya beberapa kemunculan kebutuhan, baik yang juga muncul pada hasil wawancara maupun hanya muncul pada pola gambar saja. Berikut tabel need yang muncul dalam hasil data gambar :

Tabel 3

Prosentase Need Stimulus Projektif Gambar

Gambar Need Prosentase

Gambar 1 Passivity 71,4% Blame Avoidance 14,3% Harm Avoidance 28,6% Recognition 28,6% Sentience 14,3% Gambar 2 Affiliation 57,1% Blame Avoidance 57,1% Recognition 28,6% Counteraction 28,6% Sentience 14,3% Cognizance 14,3% Passivity 14,3% Abasement 28,6%

Gambar Need Prosentase Gambar 3 Recognition 100% Harm Avoidance 42,8% Sentience 28,6% Blame Avoidance 14,3% Gambar 4 Recognition 57,1% Passivity 42,8% Sentience 14,3% Nurturance 14,3% Cognizance 14,3% a. Gambar 1

Gambar 1 memuat gambar seorang laki-laki yang tampak sedang berbaring dengan terlihat hanya bagian wajahnya saja yang dilumuri dengan masker atau semacam ramuan. Tampak juga sepasang tangan yang terletak di dahi laki-laki tersebut hendak menyentuh wajahnya. Dari respon para subjek mengenai gambar 1, terdapat beberapa kebutuhan yang muncul. Pada gambar ini, 71,4% subjek menunjukkan adanya kebutuhan tentang passivity atau kebutuhan akan ketenangan dan kenyamanan. Beberapa subjek mengasosiasikan bahwa tokoh pada gambar tersebut sedang di massage, dengan itu tokoh mendapatkan relaksasi yang menyegarkan fisik, menjaga kesehatan, dan menjaga kebersihan kulit. Beberapa subjek yang lain mengungkapkan bahwa tokoh laki-laki tersebut sedang mendapatkan perlakuan masker pada

perawatan yang sedang dilakukannya. Beberapa respon tersebut pada umumnya menggambarkan bahwa subjek sedang merasakan relaksasi dan kenyamanan dalam perawatannya. Namun di sisi lain, terdapat subjek yang menyatakan bahwa tokoh sedang merasakan kesakitan karena menurut subjek, kegiatan yang sedang dilakukan adalah kegiatan pengobatan sehingga yang dirasakan adalah rasa sakit, hasil dari proses pengobatan tersebut yang dapat tergolong dalam 28,6% subjek yang menunjukkan adanya kebutuhan untuk menghindari sakit fisik (harm avoidance).

Selain kebutuhan akan ketenangan dan kenyamanan, 28,6% subjek menunjukkan adanya kebutuhan akan penghargaan dan perhatian (recognition). Di sisi lain, 14,3% subjek menunjukkan kebutuhan akan kesan yang menyenangkan (sentience) yang bisa ditangkap dari gambar yan dimunculkan. Dengan adanya stimulus gambar yang dianggap merupakan kegiatan yang memunculkan kenyamanan dan ketenangan, maka kebutuhan akan kesan yang menyenangkanpun muncul dengan membayangkan rasa nyaman yang bisa dihasilkan dari perawatan yang sedang dilakukan tersebut. Kebutuhan terakhir yang muncul adalah sebanyak 14,3% dimana subjek menunjukkan adanya kebutuhan untuk menghindari kesalahan dan ketakutan akan penolakan (blame avoidance)

b. Gambar 2

Pada gambar ini tampak seorang laki-laki mengenakan pakaian rapi dengan tampilan wajah yang tampak kotor dengan detail jenggot dan beberapa noda di wajah. Di hadapan laki-laki tersebut berdiri seorang wanita dengan penampilan yang rapi juga sedang mengarahkan cermin ke arah wajah laki-laki itu. Berdasarkan gambar tersebut, muncul 7 kebutuhan dalam cerita subjek. Kebutuhan yang paling sering muncul pada gambar ini adalah Affiliation yang merupakan kebutuhan untuk menjalin hubungan dengan orang lain dengan prosentase sebesar 57,1 %. Kebutuhan untuk menjalin hubungan dengan orang lain muncul dalam gambar tersebut karena adanya tokoh selain tokoh utama maka bisa saja memunculkan kebutuhan affiliasi yang berkaitan dengan penerimaan oleh lingkungan. Kebutuhan yang selanjutnya muncul adalah Blame avoidance yaitu kebutuhan untuk menghindari hukuman, kesalahan dan ketakutan akan penolakan kebutuhan dengan prosentase sebesar 57,1%. Kebutuhan untuk menghindari kesalahan dan menghindari hukuman muncul pada diri subjek dengan mengungkapkan bahwa tokoh mendapatkan saran, masukan dan kritik dari orang lain yang kemudian diterima dan dilakukan subyek karena menghindari penolakan yang mungkin saja muncul bila kritik tersebut tidak dihiraukan oleh tokoh dalam gambar. Selain itu, muncul kebutuhan yang lain yaitu kebutuhan akan penghargaan dan perhatian banyak

(abasement), dan kebutuhan Counteraction yang merupakan kebutuhan untuk melawan penghinaan dengan prosentase yang sama yaitu sebesar 28,6%. Tiga kebutuhan selanjutnya muncul dengan prosentase yang sama yakni masing-masing sebesar 14,3%. Kebutuhan tersebut antara lain adalah Sentience (kebutuhan akan kesan yang menyenangkan), kebutuhan akan ketenangan dan kenyamanan (passivity) dan

Cognizance (kebutuhan untuk mencari tahu atau ilmu pengetahuan).

c. Gambar 3

Pada gambar ini terdapat seseorang yang sedang mengaplikasikan sebuat botol cairan pewarna rambut pada rambutnya sendiri sambil tangan kanan membelah rambut dan tangan kiri tampak sedang mengaplikasikannya pada rambut. Stimulus gambar ini mampu memunculkan kebutuhan Recognition pada semua subjek (100%). Setiap subjek mengatakan bahwa tokoh dalam gambar tersebut pergi ke tempat perawatan diri karena kebutuhan untuk mendapatkan perhatian. Mereka merawat diri antara lain untuk meminimalisir kerusakan pada fisiknya sehingga mereka akan mendapatkan perhatian dari lingkungan sekitar dan menjaga penampilan agar selalu tampil baik. Bahkan sebagian mengatakan bahwa pergi ke tempat perawatan diri karena mereka merasa menjadi pusat perhatian lingkungan sekitar, sehingga wajib menjaga penampilan, mereka mempunyai perasaan untuk harus selalu tampil sempurna. Salah satu subjek bahkan menyebutkan bahwa merawat diri sudah menjadi salah satu gaya hidup.

Disamping kebutuhan recognition, sebanyak 42,8% subjek mengatakan bahwa dalam gambar tersebut tokoh pergi ke tempat perawatan diri untuk menghindari sakit fisik, menarik diri, melarikan diri (Harm Avoidance). Hal ini menunjukkan bahwa penampilan yang memburuk menimbulkan ancaman dan kecemasan dalam diri subek sehingga perilaku merawat diri dimunculkan guna mengatasi ketakutan yang dianggap mengancam tersebut. Kebutuhan selanjutnya yang yang muncul adalah kebutuhan Sentience dengan prosentase sebesar 28,6%. Melakukan perawatan diri memunculkan kesan yang menyenangkan atas hasil dari perawatan. Kebutuhan terakhir yang muncul yakni Blame

Avoidance sebesar 14,3%. Mereka merasakan adanya ketakutan akan

penolakan dari lingkungan sekitar jika penampilannya tidak baik atau jika menolak dan mengabaikan saran serta masukan orang lain terhadap penampilannya.

d. Gambar 4

Pada gambar ke empat ini terdapat gambar seorang laki-laki dari belakang yang tampak sedang duduk menghadap pada seorang wanita pegawai customer service sebuah salon dan day spa. Mereka tampak sedang berbincang sambil melihat pada sebuah lembaran yang berisi mengenai gambaran dan penjelasan perawatan yang terdapat di salon

dan day spa tersebut. Gambar ini mampu mengungkap beberapa

macam kebutuhan pada cerita subjek, antara lain kebutuhan akan penghargaan dan perhatian (recognition) menjadi alasan 57,1% subjek

untuk pergi ke tempat-tempat perawatan agar menjadi tampak lebih menarik dan mendapatkan perhatian dari lingkungan sekitar.

Kemudian sebanyak 42,8% subyek mengatakan alasannya untuk mengatasi keluhan akan terganggunya kenyamanan fisik (passivity) Mereka akan mendapatkan pikiran yang segar setelah perawatan dan harapan akan penampilan yang baik serta pikiran yang segar.

Sedangkan 3 kebutuhan yang yang masing-masing sebanyak 14,3%, dimunculkan juga oleh subjek, yaitu kebutuhan akan kesan yang menyenangkan (sentience), memenuhi tuntutan akan kebutuhan orang lain dan membuat pasangan bangga dengan penampilan yang baik

(nurturance) dan memenuhi rasa keingintahuan untuk mengatasi

masalah pada penampilannya (cognizance).

Dalam dokumen MOTIVASI PERILAKU MERAWAT DIRI PADA LAKI-LAKI (Halaman 130-136)

Dokumen terkait