• Tidak ada hasil yang ditemukan

NGain siklus II

C. Pembahasan Hasil Temuan Penelitian

Sebelum dilakukan tindakan pembelajaran dengan menggunakan media audio video, proses pembelajaran IPS lebih didominasi oleh guru sehingga siswa kurang aktif selama proses pembelajaran berlangsung. Selain itu faktor penyebab rendahnya hasil belajar siswa adalah kurangnnya guru dalam menggunakan media bantu dalam kegiatan belajar-mengajar. Dengan menggunakan media audio video kegiatan pembelajaran selain menjadi lebih menarik dan menyenangkan juga bisa membuat kejenuhan siswa menjadi hilang dalam kegiatan belajar mengajar.

Penggunaan media audio video pada mata pelajaran IPS terpadu (sosiologi) di kelas VIII awalnya memang masih banyak terdapat berbagai kendala. Kendala itu muncul baik dari segi peralatan audio video yang akan dijadikan alat untuk menampilkan objek mata pelajaran, juga kendala yang timbul dari siswa itu sendiri. Di awal kegiatan pembelajaran masih banyak siswa yang kurang fokus dan menyimak materi yang diberikan oleh guru lewat media audio video. Namun seiring berjalannya waktu serta ditambah pengarahan dari guru sebagai peneliti, maka kegiatan pembelajaran IPS terpadu (sosiologi) dengan menggunakan media audio video berjalan dengan

baik dan terbukti dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas VIII SMP Al-Mubarak Pondok Aren.

Berdasarkan hasil dari siklus I, hasil belajar pada siklus I masih harus ditingkatkan, karena masih terdapat nilai siswa yang berada di bawah rata-rata. 3 siswa memiliki Ngain tergolong rendah, 29 siswa memiliki Ngain tergolong sedang dan hanya 7 siswa yang memiliki Ngail tergolong tinggi. Selain itu dapat dijelaskan mengenai rata nilai pretes yaitu 3,79 dan rata-rata nilai postes 7,3. Oleh karena itu proses pembelajaran IPS terpadu menggunakan media audio video dilanjutkan ke siklus II dengan tujuan meningkatkan hasil belajar IPS terpadu (sosiologi) karena masih ada siswa yang mendapatkan nilai rendah.

Hasil belajar IPS terpadu (sosiologi) siswa pada siklus II mengalami peningkatan dari siklus I, hal ini dapat dibuktikan dengan tidak ada lagi siswa yang memiliki Ngain rendah sehingga menambah siswa dengan nilai Ngain sedang dan tinggi. Pada siklus II terdapat 22 siswa yang memiliki nilai Ngain sedang dan 17 siswa yang memiliki nilai Ngain tinggi. Rata-rata nilai pretes adalah 4,05 dan rata-rata nilai postes adalah 8,2. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa proses pembelajaran pada siklus II mengalami peningkatan.

Berdasarkan tabel hasil belajar siklus I dan siklus II dapat dibandingkan adanya peningkatan pada nilai rata-rata pretes , postes serta Ngain pada siklus I dan siklus II. Perinciannya adalah sebagai berikut : nilai rata-rata pretes siklus I ialah 3,79, nilai rata-rata postes siklus I adalah 7,3. Nilai rata-rata pretes siklus II adalah 4,05 dan rata-rata nilai postes siklus II adalah 8,2. Rata-rata Ngain siklus I adalah 0,51 dan Rata-rata-Rata-rata Ngain siklus II adalah 0,68.

Dalam penelitian yang dilakukan oleh peneliti, terbukti bahwa ada pengaruh media audio video dalam kegiatan belajar mengajar IPS terpadu. Namun tidak bisa dipungkiri bahwa keberhasilan penggunaan media audio video diiringi oleh beberapa kelemagan. Kelemahan ini terjadi pada saat

proses pembelajaran menggunakan media audio video dilakukan. Pada saat kegiatan belajar menggunakan media dilaksanakan, masih banyak siswa yang kurang paham akan tujuan sebenarnya menonton materi yang diberikan oleh peneliti. Sehingga ada beberapa siswa yang saling berdiskusi antar siswa lainnya. Kurangnya arahan dari guru juga menjadi andil terjadinya hal tersebut. Banyak dari siswa dan siswi hanya terfokus kepada sesuatu yang terlihat menyenangkan dalam video yang diberikan peneliti. Padahal sesingguhnya tujuan dari menyimak materi audio video adalah untuk memberi kemudahan dalam memahami materi pelajaran yang terkandung dalam media audio video yang ditampilkan.

Selain itu kurangnya persiapan dari segi teknis juga bisa mengurangi keberhasilan dalam proses pembelajaran. Misalnya pada siklus I peneliti yang saat itu bertindak sebagai guru mata pelajaran IPS terpadu kurang mempersiapkan peralatan audio yang sesuai dengan spesifikasi untuk menanyangkan materi audio dan video yang akan diberikan kepada murid. Akibatnya pada saat kegiatan berlangsung, speaker yang digunakan untuk mendengarkan suara dari audio video yang diberikan oleh guru berfungsi kurang maksimal. Akibatnya banyak siswa dan siswi yang akhirnya sedikit kurang paham akan materin yang disampaikan melalui media audio video. Kurangnya dan terbatasnya waktu pembelajaran juga menjadi kelemahan dari pembelajaran menggunakan media audio video. Kelemahan tersebut yaitu waktu terlalu banyak habis hanya untuk memberi pengarahan dan mempersiapkan kondisi kelas agar lebih kondusif .

Dalam hal ini, media audio video bukanlah menjadi suatu media yang sempurna dan tidak memiliki kekurangan. Media audio video dengan segala kemenarikan dari segi audio dan visual tak selamanya membawa pengaruh yang positif pada saat kegiatan belajar berlangsung. Terkadang kemenarikan video dari segi audio visual akan mengurangi bahwa menghilangkan konsentrasi siswa dan siswi dalam menerima materi yang disampaikan. Namun dengan diberikannya arahan yang cukup mengenai tujuan dan hakikat

dari menonton materi yang disampaikan melalui media audio video tentu kegiatan pembelajaran akan berdampak positif dalam kegiatan pembelajaran.

Berdasarkan hasil evaluasi dapat dikatakan bahwa jalannya pembelajaran pada siklus II telah berhasil memperbaiki berbagai kelemahan yang terjadi pada siklus I. Perbaikan tersebut berakibat pada peningkatan aktifitas siswa dalam pembelajaran dan akhirnya mengakibatkan pada pencapaian hasil belajar siswa yang memuaskan.

Berdasarkan hasil wawancara terhadap guru mata pelajaran setelah tindakan, dapat disimpulkan bahwa media audio video bisa dikatakan sangat cocok dalam menunjang kegiatan pembelajaran terlebih dengan adanya media audio video penyampaian materi menjadi lebih mudah dipahami siswa dan bisa menarik perhatian siswa lebih baik tentang materi yang diajarkan. Hal ini dikarenakan guru mata pelajaran hanya menggunakan metode ceramah sehingga terkadang membuat siswa merasa bosan dalam mengikuti kegiatan pembelajaran.

Kemudian berdasarkan hasil wawancara terhadap siswa setelah tindakan, dapat disimpulkan bahwa penggunaan media audio video terasa lebih menarik dalam kegiatan pembelajaran. Dengan media audio video siswa pun merasa lebih mengerti jika dibandingkan dengan media buku. Dengan media audio video pun siswa bisa lebih memahami materi pembelajaran hal ini dikarenakan berbeda dengan buku, media audio dan video langsung menuju inti dari pembelajaran yang sedang dipelajari tanpa mengurangi makna dan isi dari materi yang diajarkan lewat media buku sehingga siswa tidak merasa bosan dan jenuh dalam mengikuti materi pelajaran IPS yang dikenal sebagai mata pelajaran hafalan.

93

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil pembahasan yang telah diuraikan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa media audio video dapat meningkatkan hasil belajar IPS terpadu (sosiologi) pada materi pengendalian sosial, hal ini didasarkan pada:

Setelah dilakukan kegiatan pembelajaran dengan media audio video dalam mata pelajaran IPS terpadu (sosiologi) di kelas VIII SMP Al-Mubarak Pondok Aren. Setiap siklusnya terdapat peningkatan hasil belajar siswa dalam mata pelajaran IPS Terpadu (sosiologi). Berdasarkan hasil belajar siklus I dan II dapat dibandingkan adanya peningkatanpada nilai rata-rata pretes, postes serta Ngain siklus I dan siklus II. Perinciannya adalah sebagai berikut : nilai rata-rata pretes siklus I adalah 3,79 dan nilai rata-rata-rata-rata postes adalah 7,3. Nilai pretes siklus II adalah 4,05 dan nilai rata-rata postes siklus II adalah 8,2. Sedangkan rata-rata NGain pada siklus I adalah 0,51 dan rata-rata nilai NGain siklus II adalah 0,68.

Hal ini menunjukan bahwa pemahaman siswa pada materi pengendalian sosial dapat ditingkatkan melalui media audio video. Dengan pembelajaran

menggunakan media audio video pun membuat siswa menjadi lebih aktif dan bersikap kritis terhadap materi yang diajarkan. Hal ini dapat dilihat dari respon siswa dan hasil wawancara yang melibatkan siswa yang menunjukan bahwa siswa menjadi lebih bersemangat dan tidak mudah merasa bosan sehingga membuat hasil belajarnya mengalami peningkatan yang signifikan.

B. SARAN

a. Siswa hendaknya menanamkan rasa senang terhadap pelajaran IPS (Sosiologi). Karena hal tersebut akan memudahkan siswa dalam memahami pelajaran sehingga dapat meningkatkan hasil belajar.

b. Berdasarkan penelitian ini, hendaknya guru dapat dan mau menggunakan media audio video sebagai salah satu sumber belajar bagi para siswanya. Karena media tersebut terbukti dapat meningkatkan hasil siswa dalam belajar IPS di sekolah. Sehingga sumber belajar yang dapat di akses siswa tidak hanya terbatas pada guru dan buku teks saja tetapi telah bertambah dengan di manfaatkannya media audio video.

c. Guru diharapkandapatmengoptimalkan kemampuannya mengajar untuk dapat memotivasi siswa dalam kegiatan belajar mengajar yaitu dengan menggunakan media pembelajaran.

d. Pengaruh media pembelajaran terhadap hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPS Terpadu di SMP Al-Mubarak Pondok Aren sebagai upaya peningkatan penggunaan media pembelajaran cukup baik. Upaya yang dilakukan untuk meningkatkan pengguanan media pembelajaran agar lebih efektif dan efisien adalah salah satunya dengan mengikuti pelatihan-pelatihan tentang penggunaan media pembelajaran serta tetap memperharikan prinsip-prinsip dan faktor-faktor dalam pemilihan dan penggunaan media pengajaran. Hal ini sangat diperlukan untuk menghasilkan pembelajaran yang efektif dan efisien khususnya pada pembelajaran IPS Terpadu serta informasi pengajaran atau materi pelajaran dapat diserap oleh anak didik dengan optimal.

e. Bagi peneliti diharapkan dengan adanya penelitian ini dapat bermanfaat dalam melakukan kegiatan penelitian yang terkait dengan penggunaan media audio dan video dalam proses kegiatan belajar mengajar pada mata pelajaran IPS terpadu (Sosiologi).

Dokumen terkait