• Tidak ada hasil yang ditemukan

KAJIAN TEORITIK DAN PENGAJUAN KONSEPTUAL INTERVENSI TINDAKAN

E. Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS)

1. Pengertian IPS

Pendidikan IPS adalah “penyederhanaan atau adaptasi dari disiplin ilmu-ilmu sosial dan humaniora, serta kegiatan dasar manusia yang diorganisasikan dan

disajikan secara ilmiah dan pedagogis atau psikologis untuk tujuan pendidikan.”

IPS merupakan padanan dari Sosial Studies konteks kurikulum di Amerika Serikat. Istilah tersebut pertama kali digunakan di AS pada tahun 1913 mengadopsi nama lembaga Social Studies yang mengembangkan kurikulum di AS (Marsh, 1980; Martorella, 1976). Kurikulum Pendidikan IPS tahun 1994 sebagaimana yang dikatakan oleh Hamid Hasan (1990), merupakan difusi dari

berbagai disiplin ilmu”.

Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) adalah salah satu mata pelajaran yang di ajarkan di sekolah, mulai dari jenjang pendidikan dasar hingga pendidikan menengah. Sasaran utamanya adalah pengembangan teoritis, seperti yang menjadi penekaan pada socian science. Berdasarkan uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa IPS adalah suatu mata pelajaran yang mengkaji kehidupan sosial yang bahannya didasarkan pada kajian sejarah, geografi, ekonomi, serta mata pelajaran ilmu sosial lainnya.

2. Ruang Lingkup IPS

IPS bukanlah mata pelajaran yang berdiri sendiri, tetapi terdiri dari beberapa disiplin ilmu, yaitu sejarah, geografi, ekonomi, sosiologi, antropologi dan tata negara.

Ruang lingkup mata pelajaran IPS (Terpadu) meliputi beberapa aspek-aspek sebagai berikut:

1) Manusia, tempat dan lingkungan. 2) Waktu, keberlanjutan dan perubahan. 3) Sistem sosial dan budaya.

4) Perilaku ekonomi dan kesejahteraan.39

Pembelajaran IPS berkenaan dengan kehidupan manusia yang melibatkan segala tingkah laku dan kebutuhannya, IPS berkenaan dengan cara manusia menggunakan usaha memenuhi kebutuhan materinya, memenuhi kebutuhan kebudayaan-kebudayaan jiwanya, pemanfaatan sumber daya yang ada dipermukaan bumi, mengatur kesejahteraan, pemerintahan dan sebagainya. Sehingga dapat dikatakan yang menjadi ruang lingkup IPS adalah manusia pada konteks sosialnya atau manusia sebagai anggota masyarakat.

Mengingat manusia dalam konteks sosial itu demikian luasnya maka dalam pembelajaran IPS ditiap jenjang pendidikan harus melakukan pembatasan-pembatasan sesuai dengan kemampuan pada tingkat masing-masing. Pembelajaran IPS bukan hanya sekedar menyajikan materi-materi yang akan memenuhi ingatan para siswa, melainkan lebih jaun kebutuhannya sendiri dan sesuai kebutuhan dan tuntutan masyarakat. Oleh karena itu, pembelajaran IPS harus pula menggali materi-materi yang bersumber pada masyarakat.

Gejala-gejala yang di luar jendela kelas dan di luar halaman sekolah seperti; persampahan, kemacetan lalu lintas, pengangguran dan lain-lain merupakan materi IPS yang dapat merangsang pikiran para siswa. Gejala-gejala tersebut ditinjau dari berbagai dimensi atau segi ekonomi, segi mental, segi sikap, berhubungan antar manusia dan lain-lain. Melalui proses tersebut, guru dan siswa telah memberikan fungsi yang praktis kepada masyarakat sebagai sumber materi IPS. Dengan demikian, baik guru maupun murid tidak berhadapan dengan sumber

39

Sapriya, Pendidikan IPS Konsep dan Pembelajaran (Bandung: PT. Remaja Rosda Karya, 2009), cet,1, hal.208.

dan materi yang asing bagi mereka, pada diri siswa dapat dibina konsep-konsep IPS yang sesuai dengan kenyataan.

3. Karakteristik IPS

Karakteristik mata pelajaran IPS SMP/MTS antara lain sebagai berikut: 1) IPS merupakan gabungan dari unsur-unsur geografi, sejarah, ekonomi,

hukum dan politik, kewarganegaraan, sosiologi bahkan juga bidang humaniora, pendidikan dan agama.

2) Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar IPS berasal dari struktur keilmuan geografi, sejarah, ekonomi dan sosiologi, yang dikemas sedemikian rupa sehingga menjadi pokok bahasan atau topik (tema) tertentu.

3) Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar IPS juga menyangkut berbagai masalah sosial yang dirumuskan dengan pendekatan interdisipliner dan multidisipliner.

4) Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar IPS dapat menyangkut peristiwa dan perubahan kehidupan masyarakat dengan prinsip sebab akibat, kewilayahan, adaptasi dan pengelolaan lingkungan, struktur, proses dan masalah sosial serta upaya-upaya perjuangan hidup agar survive seperti pemenuhan kebutuhan, kekuasaan, keadilan dan jaminan keamanan.

5) Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar IPS menggunakan tiga dimensi dalam mengkaji dan memahami fenomena sosial serta kehidupan manusia secara keseluruhan.40

Dengan demikian, dapat dipahami bahwa karakteristik IPS merupakan gabungan dari berbagai materi yang ada dalam kehidupan sehari-hari. Selain itu, IPS juga merupakan salah satu mata pelajarn yang sangat penting karena materinya menyangkut dengan kehidupan sehari-hari manusia secara keseluruhan.

4. Tujuan IPS

“Menurut Syafrudin Nurdin Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) bertujuan

untuk “mengembangkan kemampuan berpikir, sikap, dan nilai siswa sebagai individu maupun sebagai sosial budaya”.41

Tujuan utama IPS di tingkat sekolah yaitu untuk mempersiapkan para siswa sebagai warga Negara yang menguasai pengetahuan (knowledge), keterampilan (skills), sikap dan nilai (attitudes dan values) yang dapat digunakan sebagai kemampuan untuk memecahkan masalah pribadi atau masalah sosial serta

40

Trianto, Model Pembelajaran Terpadu Dalam Teori dan Praktek, (Jakarta : Prestasi Pustaka Publisher, 2001),hal.126.

41 Syafruddin Nurdin, “Model Pembelajaran yang Memperhatikan Keragaman Individu Siswa dalam KBK”, (Jakarta:Ciputat Press, 2005),hal.23

kemampuan mengambil keputusan dan berpartisipasi dalam berbagai kegiatan kemasyarakatan agar menjadi warga negara yang baik. Pada dasarnya tujuan dari pendidikan IPS adalah untuk mendidik dan memberi bekal kemampuan dasar kepada siswa untuk mengembangkan diri sesuai dengan bakat, minat, kemampuan dan lingkungannya, serta berbagai bekal bagi siswa untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi.

Berdasarkan uraian di atas, dapat dipahami bahwa IPS bertujuan untuk mengembangkan kemampuan berpikir, sikap dan nilai siswa sebagai individu, anggota masyarakat, makhluk sosial dan budaya, agar nantinya mampu hidup ditengah-tengah masyarakat dengan baik.

F. HAKIKAT SOSIOLOGI

1. Pengertian Sosiologi

Secara harfiah atau etimologi sosiologi berasal dari bahasa Latin yaitu socius atau logos. Socius artinya teman, kawan, sahabat (dapat juga diartikan sebagai pergaulan hidup manusia atau masyarakat), dan logos berasal dari bahasa Yunani yang artinya ilmu pengetahuan. Jadi, Sosiologi adalah “suatu ilmu tentang masyarakat”.42

Sosiologi pada hakikatnya bukanlah semata-mata ilmu murni yang hanya mengembangkan ilmu pengetahuan secara abstrak demi usaha peningkatan kualitas ilmu itu sendiri, namun Sosiologi bisa juga menjadi ilmu terapan yang menyajikan cara-cra untuk mempergunakan pengetahuan ilmiahnya guna memecahkan masalah praktis atau masalah sosial yang perlu ditanggulangi.43 Kekhususan Sosiologi adalah bahwa perilaku manusia selalu dilihat dalam kaitannya dengan struktur-struktur kemasyarakatan dan kebudayaan yang dimiliki, dibagi, ditunjang bersama. Sosiologi mempelajari perilaku sosial manusia dengan meneliti kelompok yang dibangunnya. Kelompok tersebut mencakup keluarga, suku bangsa, komunitas, pemerintahan, dan berbagai organisasi sosial, politik, ekonomi, dan organisasi lainnya. Dengan demikian,

42

M. Sitorus, Berkenalan dengan Sosiologi, (Jakarta: Erlangga, 1999), h.2

43

J. Dwi Narwoko dan Bagong Suyanto, Sosiologi: Teks Pengantar & Terapan, (Jakarta: Kencana, 2007), Ed.2,cet.3,h.2.

Sosiologi bisa dikatakan sebagai ilmu tersendiri, karena sosiologi adalah disiplin intelektual yang secara khusus, sistematis, dan terandalkan mengembangkan pengetahuan tentang hubungan sosial manusia pada umumnya dan tentang produk dari hubungan tersebut.

Selo Soemardjan dan Soelaeman Soemardi yang dikutip oleh Soerjono Soekanto menyatakan bahwa sosiologi atau ilmu masyarakat adalah “ilmu yang mempelajari struktur sosial dan proses-proses sosial termasuk perubahan-perubahan sosial”.44

Menurut Auguste Comte ilmuan yang berasal dari Prancis dan dikenal sebagai bapak Sosiologi dan dikutip oleh Bernard Raho mengatakan bahwa Sosiologi adalah ilmu positif tentang mansyarakat. Ia menggunakan istilah positiff yang artinya sama dengan empiris. Jadi bagi dia, Sosiologi adalah studi empiris tentang masyarakat. Menurut Comte “fokus dari studi sosiologis tentang masyarakat ada dua, yakni struktur masyarakat yang disebutnya statika sosial dan prose-proses sosial di dalam masyarakat yang disebut dengan istilah dinamika sosial”.45

Dari beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa Sosiologi adalah merupakan salah satu ilmu sosial yang mempelajari tentang masyarakat, hubungan antara individu dengan individu, individu dengan kelompok, dan kelompok dengan kelompok. Banyak yang dipelajari dalam Sosiologi seperti interaksi dalam masyarakat, hubungan sosial masyarakat dan lain-lain, semua materi yang dipelajari berkembang sesuai dengan keadaan sosial yang terjadi pada saat ini.

“Menurut Dahlan Al Barry sosiologi adalah ilmu yang mempelajari struktur sosial dan proses-proses sosial, terutama di dalamnnya perubahan-perubahan sosial”.46

Menurut Soekanto sosiologi merupakan ilmu sosial yang objeknya adalah masyarakat. Sosiologi merupakan ilmu pengetahuan yang berdiri sendiri karena telah memenuhi segenap unsur-unsur ilmu pengetahuan, yang ciri-ciri utamanya adalah:

44

Soerjono Soekanto, Memperkenalkan Sosiologi, (Jakarta: CV. Rajawali, 1982),h.21.

45

Bernard Raho, Sosiologi-Sebuah Pengantar, (Surabaya: Ledalero, 2004),h.2.

a. Sosiologi bersifat empiris yang berarti bahwa ilmu pengetahuan tersebut didasarkan pada observasi terhadap kenyataan dan akal sehat serta hasilnya tidak bersigat spekulatif.

b. Sosiologi bersifat teoritis, yaitu ilmu pengetahuan tersebut selalu berusaha untuk menyusun abstraksi dari hasil-hasil observasi. Abstraksi tersebut merupakan kerangka unsur-unsur yang tersusun secara logis serta bertujuan untuk menjelaskan hubungan-hubungan sebab-akibat, sehingga menjadi teori.

c. Sosiologi bersifat kumulatif yang berarti bahwa teori-teori Sosiologi dibentuk atas teori-teori yang sudah ada dalam arti memperbaiki, memperluas serta memperhalus teori-teori yang lama.

d. Bersifat non-etis, yakni yang dipersoalkan bukan buruk baiknya fakta tertentu, akan tetapi tujuannya adalah untuk menjelaskan fakte tersebut secara analisis.47

Jadi, Sosiologi merupakan ilmu yang membahas tentang struktur, proses dan perubahan sosial yang terjadi dimasyarakat. Sosiologi memiliki ciri-ciri empiris. Teoritis, kumulatif, dan non-etis.

2. Ruang Lingkup Sosiologi

Pitirim Sorokin mengatakan bahwa Sosiologi adalah suatu ilmu yang mempelajari:

a) Hubungan dan pengaruh timbal balik antara aneka macam gejala-gejala sosial (misalnya antara gejala-gejala ekonomi dengan agama; keluarga dengan moral, hukum dengan ekonomi, gerak masyarakat dengan politik dan lain sebagainya).

b) Hubungan dan pengaruh timbal balik antara gejala sosial dengan gejala-gejala non sosial (misalnya gejala geografis, biologis, dan sebagainya).

c) Ciri-ciri umum semua jenis gejala-gejala sosial.48 3. Perspektif Sosiologi

Didalam setiap ilmu pengetahuan, senantiasa ada perspektif atau imajinasi tertentu; di dalam sosiologi hal itu disebut sebagai perspektif atau imajinasi sosiologi (sociological perspective atau sociological imajination). Untuk dapat memahami suatu ilmu dengan baik, maka terlebih dahulu harus dikuasai dasar-dasar konsepsional dari perspektif ilmu yang bersangkutan, yaitu:

a. Interaksi sosial

Adalah hubungan timbal balik antara individu dengan individu, kelompok dengan kelompok, serta individu dengan kelompok.

b. Struktur sosial

47

Soekanto, Sosiologi Suatu ..., h. 15 48

Adalah jalinan unsur-unsur sosial yang pokok dalam masyarakat mencakup antara lain:

(a) Kelompok sosial, baik yang teratur maupun tidak teratur.

(b) Kebudayaan yang merupakan hasil karya, rasa dan cipta yang didasarkan pada karsa.

(c) Lembaga sosial, yaitu himpunan kaidah-kaidah dari segala tingkatan yang berkisar pada kebutuhan pokok manusia.

(d) Stratifikasi sosial, yaitu lapisan-lapisan dalam masyarakat yang didasarkan pada kenyataan, kekuasaan, ilmu pengetahuan, kehormatan, dan sebagainya.

(e) Kekuasaan dan wewenang. Kekuasaan merupakan kemampuan untuk mempengaruhi pikiran orang lain, segingga orang tersebut mengikuti kehendak yang memberi pengaruh; wewenang merupaka kekuasaan yang diakui.

c. Jangka waktu atau aspek historis

Setiap masyarakat terikat oleh jangka waktu atau ruang waktu. Misalnya, walaupun di Bali dewasa ini masyarakat masih terbagi atas kasta (stratifikasi), akan tetapi kasta-kasta tersebut pasti berbeda dengan keadaannya dua puluh tahun yang lalu.

d. Ruang di mana suatu masyarakat hidup

Ruang tempat suatu masyarakat tinggal, juga perlu diperhatikan di dalam pemikiran sosiologis.49

G. PENELITIAN TINDAKAN KELAS (PTK)

1. Pengertian PTK

“Menurut Rochiati Wiriaatmadja Penelitian tindakan kelas ialah dimana guru melakukan peranan sebagai peneliti dan kelas sebagai laboratorium”.50

“Menurut Kunandar Penelitian tindakan kelas (PTK) memiliki peranan penting dan strategis untuk meningkatkan mutu pembelajaran apabila di implementasikan dengan baik dan benar. Diimplementasikan dengan baik, artinya pihak yang terlibat dalam PTK mencoba dengan sadar mengembangkan kemampuan dalam mendeteksi dan memecahkan masalah-masalah yang terjadi dalam pembelajaran di kelas melalui tindakan bermakna yang diperhitungkan

49

Soerjono Soekanto, Memperkenalkan Sosiologi, (Jakarta: CV. Rajawali, 1982), h.8-10

50

Rochiati Wiriaatmadja, Metode Penelitian Tindakan Kelas, (Bandung: PT. Remaja Rosydakarya, 2006), h 23-24

dapat memecahkan masalah atau memperbaiki situasi dan kemudian secara cermat mengamati pelaksanaannya untuk mengukur tingkat keberhasilannya”.51

Secara etimologis, ada tiga istilah yang berhubungan dengan Penelitia tindakan Kelas (PTK), yakni penelitian, tindakan dan kelas. Pertama, penelitian adalah suatu proses pemecahan masalah yang dilakukan secara sistematis, empiris, dan terkontrol. Sistematis dapat diartikan sebagai prosesyang runtut sesuai dengan aturan tertentu. Kedua, tindakan dapat diartikan sebagai perlakuan tertentu yang dilakukan peneliti yakni guru. Tindakan diarahkan untuk memperbaiki kinerja yang dilakukan guru. Ketiga¸ kelas menunjukan pada tempat proses pembelajaran berlangsung. Ini berarti PTK dilakukan di dalam kelas yang tidak di-settinguntuk kepentingan penelitian secara khusus, akan tetapi PTK berlangsung dalam keadaan situasi dan kondisi yang real tanpa rekayasa.52

“Menurut Kunandar Pendidikan tindakan kelas dapat didefinisikan sebagai suatu penelitian tindakan yang dilakukan oleh guru yang sekaligus sebagai peneliti di kelasnya atau bersama-sama dengan orang lain (kolaborasi) dengan jalan merancang melaksanakan dan merefleksikan tindakan secara kolaboratif dan partisipatif yang bertujuan untuk memperbaiki atau meningkatkan mutu (kualitas) proses pembelajaran di kelasnya melalui suatu tindakan tertentu dalam suatu siklus. Tujuan utama PTK ”adalah untuk memecahkan permasalahan nyata yang terjadi di kelas dan meningkatkan kegiatan nyata guru dalam kegiatan pengembang profesinya”.53

2. Ciri-ciri Penelitian Tindakan Kelas

Penelitian tindakan kelas dibedakan menjadi 2 ciri, yaitu ciri-ciri umum dan ciri-ciri khusus. Ciri-ciri umum adalah sebagai berikut

a. Situasional, kontekstual, berskala kecil, praktis, terlokalisasi, dan secara langsung relevan dengan situasi nyata dalam dunia kerja.

51

Kunandar, Langkah Mudah Penelitian Tindakan Kelas Sebagai Pengembang Profesi Guru (Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2010) h. 41

52

Wina sanjaya, Penelitian Tindakan Kelas,...h 25-26

53

Kunandar, Langkah Mudah Penelitian Tindakan Kelas ,... h 44-45

b. Memberikan kerangka kerja yang teratur kepada pemecah masalah praktis. Penelitian tindakan kelas juga bersifat empiris, artinya ia mengandalkan observasi nyata dan data perilaku

c. Fleksibel dan adaptif sehingga memungkinkan adanya perubahan selama masa percobaan dan pengabaian pengontrolan karena lebih menekankan sifat tanggap dan pengujicobaan serta pembaruan di tempat kejadian atau pelaksanaan PTK

d. Partisipatori karena peneliti dan/atau anggota tim peneliti sendiri ambil bagian secara langsung atau tidak langsung dalam melakukan PTK. e. Self-evaluation yaitu modifikasi secara kontinu yang dievaluasi dalam

situasi yang ada, yang tujuan akhirnya adalah untuk meningkatkan mutu pembelajaran dengan cara tertentu.

f. Perubahan dalam praktik didasari pengumpulan informasi atau data yang memberikan dorongan untuk terjadinya perubahan.

g. Secara ilmiah atau kurang ketat karea kesahihan internal dan eksternalnya lemah meskipun diupayakan untuk dilakukan secara sistematis dan ilmiah.54

Sementara ciri-ciri khusus penelitian tindakan kelas adalah sebagai berikut. a. Dalam penelitian tindakan kelas ada komitmen pada peningkatan

pendidikan. Komitmen tersebut memungkinkan setiap yang terlibat untuk memberikan andil yang berarti demi tercapainya peningkatan yang mereka sendiri dapat ikut rasakan.

b. Dalam penelitian tindakan kelas, ada maksud jelas untuk melakukan intervensi ke dalam dan peningkatan pemahaman dan praktik seseorang serta untuk menerima tanggung jawab dirinya sendiri.

c. Pada penelitian tindakan kelas melekat tindakan yang berpengetahuan, berkomitmen, dan bermaksud. Tindakan dalam PTK direncanakan berdasarkan hasil refleksi kritis terhadap praktik terkait berdasarkan nilai-nilai nyang diyakini kebenarannya. Tindakan dalam PTK juga dilakukan atas dasar komitmen kuat dan keyakinan bahwa situasi dapat dirubah kearah perbaikan.

d. Dalam penelitian tindakan kelas dilakukan pemantauan sistemik untuk menghasilkan data atau informasi yang valid.

e. Penelitian tindakan kelas melibatkan deskripsi autentik tentang tindakan. Deskripsi yang dimaksud ialah bukan penjelasan tetapi rangkaian cerita tentang keguatan yang terjadi dan biasanya berbentuk laporan.55

3. Karakteristik dan Tujuan Penelitian Tindakan Kelas

PTK berbeda dengan pendidikan formkal pada umumnya, karena PTK memiliki beberapa karakteristik sebagai berikut .

54

Kusnandar,,h 56-57

55

Kunandar, Langkah Mudah Penelitian Tindakan Kelas ,...h 56-58

a. On-the job problem oriented(masalah yang diteliti ialah masalah yang nyata yang muncul dari dunia

b. Problem-solving oriented (berorientasi pada pemecahan masalah) c. Improvement-oriented (berorientasi pada peningkatan mutu) d. Ciclic (siklus)

e. Action oriented

f. Pengkajian terhadap dampak tindakan g. Specifics contextual

h. partisipatory56

Sedangkan Tujuan dari PTK ialah sebagai berikut.

a. Untuk memecahkan permasalahan nyata yang terjadi di dalam kelas yang dialami langsung dalam interaksi antara guru dengan siswa yang sedang belajar, meningkatkan profesionalisme guru, dan menumbuhkan budaya akademik di kalangan guru.

b. Peningkatan kualitas praktik pembelajaran di kelas secara terus-menerus mengingat masyarakat berkembang secara cepat

c. Peningkatan relevansi pendidikan, hal ini dicapai melalui peningkatan proses pembelajaran.

d. Sebagai alat training in-service, yang memperlengkapi guru dengan skill dan metode baru, mempertajam kekuatan analitisnyta dan mempertinggi kesadaran dirinya.

e. Sebagai alat untuk memasukan pendekatan tambahan atau inovatif terhadap sistem pembelajaran yang berkelanjutan yang biasanya menghambat inovasi dan perubahan.

f. Peningkatan mutu hasil pendidikan melalui perbaikan praktik pembelajaran di kelas dengan mengembangkan berbagai jenis keterampilan dan meningkatkan motivasi belajar siswa.

g. Meningkatkan sikap profesional pendidik dan tenaga kependidikan.

h. Menumbuhkembangkan budaya akademik di lingkungan sekolah, sehingga tercipta sikap proaktif dalam melakukan perbaikan mutu pendidikan dan pembelajaran secara berkelanjutan.

i. Peningkatan efisiensi pengelolaan pendidikan, peningkatan atau perbaikan proses pembelajaran di samping untuk meningkatkan relevansi dan mutu hasil pendidikan juga ditunjukan untuk meingkatkan efisiensi pemanfaatan sumber-sumber daya yang terintegrasi di dalamnya.57

4. Fokus dan Komponen Penelitian Tindakan Kelas (PTK)

Penelitian tindakan kelas berfokus pada kelas atau proses belajar mengajar yang terjadi di dalam kelas dan bukan pada input kelas, seperti silabus dan materi. PTK harus tertuju pada hal-hal yang terjadi di dalam kelas. Pengertian kelas dalam PTK tidak hanya sebatas pada kelas yang sedang aktif melangsungkan

56

Ibid, h.58-62

57

proses belajar mengajar di dalam suatu ruangan tertutup saja, tetapi dapat juga terjadi ketika siswa sedang melaksanakan aktifitas di luar kelas, seperti ketika siswa sedang karya wisata (study tour), di laboratorium, di kebun, di masyarakat, dan berbagai tempat lainnya.

Objek yang menjadi fokus penelitian tindakan kelas antara lain : a. Siswa

b. Guru

c. Media atau alat peraga pendidikan. d. Hasil pembelajaran.

e. Sistem evaluasi dan hasil pembelajaran,dan f. Lingkungan.58

5. Manfaat PTK

Sesuai dengan karakteristik dan Tujuan seperti yang telah dijelaskan di atas, maka PTK memiliki manfaat sebagai berikut :

a. Manfaat untuk Guru

PTK memiliki manfaat yang sangat besar untuk guru di antaranya : Pertama, PTK dapat meningkatkan kualitas pembelajaran yang menjadi tanggung jawab. Kedua, melalui perbaikan dan peningkatan kerja, maka akan tumbuh kepuasan dan rasa percaya diri yang dapat dijadikan sebagai modal untuk secara terus menerus meningkatkan kemampuan dan kinerjanya. Ketiga, keberhasilan PTK dapat berpengaruh terhadap guru lain. Keempat, PTK juga dapat mendorong guru memiliki sikap profesional.

b. Manfaat PTK untuk siswa

Selain untuk guru, PTK juga bermanfaat bagi siswa, di antaranya Pertama, melalui PTK dapat mengurangi bahkan menghilangkan rasa jenuh dalam mengikuti proses pembelajaran. Kedua, PTK dapat berpengaruh positif terhadap pencapaian hasil belajar siswa

c. Manfaat PTK untuk Sekolah

“Menurut Wina Sanjaya dengan adanya guru-guru yang kreatif dan inovatif dengan selalu berupaya meningkatkan hasil belajar siswa, secara

58

langsung akan membantu sekolah bertanggung jawab dalam penyelenggaraan pendidikan untuk mendidik siswanya”.59

6. Kelebihan dan Kelemahan PTK a. Kelebihan PTK

1. PTK tidak dilaksanakan oleh seorang saja, tapi dilaksanakan secara kolaboratif dengan melibatkan berbagai pihak antara lain guru sebagai pelaksana tindakan sekaligus peneliti, observasi baik yang dilakukan oleh guru lain sebagai teman sejawat atau oleh orang

2. Kerja sama sebagai ciri khas dalam PTK, memungkinkan dapat menghasilkan sesuatu yang lebih kreatif dan inovatif

3. Hasil atau simpulan yang diperoleh adalah hasil kesepakatan semua pihak khususnyaantara guru sebagai peneliti denga mitranya.

4. PTK berangkat dari masalah yang dihadapi guru secara nyata, dengan demikian kelebihan PTK adalah hasil yang diperoleh dapat secara langsung diterapkan oleh guru

b. Keterbatasan PTK

1. PTK adalah penelitian yang berangkat dari masalah praktis yang dihadapi guru, dengan demikian simpulan yang dihasilkan tidak bersifat universal yang berlaku umum.

2. “Menurut Wina Sandjaya PTK adalah penelitian yang bersifat situasional dan kondisional, yang bersifat longgar yang kadang-kadang tidak menerapkan prinsip-prinsip metode ilmiah”.60

7. Asas-Asas PTK

PTK adalah bentuk penelitian yang tidak formal, yakni penelitian yang bersifat longgar dalam menerapkan prinsip-prinsip metode ilmiah, oleh karena tujuan utamanya bukan menemukan atau menggeneralisasikan akan tetapi memperbaiki proses pembelajaran. Ada beberapa asas dalam proses pelaksanaan PTK. Asas-asas tersebut ialah sebagai berikut :

59

Wina Sanjaya, Penelitian Tindakan Kelas, ...h.35-36

60

a. Asas reflektif

PTK tidak berangkat dari keinginan peneliti untuk membuktikan sesuatu, akan tetapi berangkat dari semangat untuk memperbaiki kinerja guru itu sendiri. Melakukan refleksi adalah langkah utama dan pertama dalan menemukan berbagai kelemahan yang dilakukan oleh guru itu sendiri, misalnya dengan menelaah hasil observasi, hasil wawancara, dan menelaah hasil tes.

b. Asas Kolaboratif

Guru sebagai orang yang bertanggung jawab dalam pelaksaaan PTK harus mampu bekerja sama dengan mendorong mereka untuk memberikan data yang

Dokumen terkait