• Tidak ada hasil yang ditemukan

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

5.2. Pembahasan Hasil Penelitian

5.2.2. Pembahasan Hasil Uji t

a. Pengaruh Current Ratio terhadap return saham

Hasil uji regresi variabel CR terhadap return saham perusahaan manufaktur menunjukkan bahwa nilai signifikan CR sebesar 0.528 > 0.050 dengan nilai koefisien -0.139. Berdasarkan hasil uji t tersebut dapat disimpulkan bahwa variabel CR tidakberpengaruh signifikan terhadap return saham perusahaan. Dari hasil nilai koefisien variabel CR sebesar -0.139 menunjukkan bahwa hubungan antara variabel CR dengan return saham adalah negatif, artinya setiap kenaikan variabel CR satu satuan akan diikuti oleh penurunan return saham sebesar 0.139. Hal ini mengindikasikan bahwa investor kurang tertarik dengan hasil analisis variabel CR dari perusahaan karena hanya memberikan informasi yang berhubungan dengan kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya saja dan tidak bisa memberikan sinyal positif bagi keberlangsungan investasi yang ditanamkan investor. Hasil penelitian ini tidak konsisten dengan hasil penelitian Ulupui (2006) yang menemukan variabel CR berpengaruh signifikan terhadap return saham perusahaan. Perbedaan ini kemungkinan disebabkan objek penelitian yang berbeda karena karakteristik perusahaan manufaktur berbeda dengan karakteristik industri minuman. Faktor lainnya yang dapat menjadi dasar diperolehnya hasil penelitian yang berbeda

diduga dari rentang waktu penelitian yang mengakibatkan kondisi sosial, politik serta perekonomian setiap tahun akan selalu berubah-ubah.

b. Pengaruh Return On Assets terhadap return saham

Hasil uji regresi variabel ROA terhadap return saham perusahaan manufaktur menunjukkan bahwa nilai signifikan ROA sebesar 0.097 > 0.050 dengan nilai koefisien -0.466. Berdasarkan hasil uji t tersebut dapat disimpulkan bahwa variabel ROA tidak berpengaruh signifikan terhadap return saham perusahaan. Dari hasil nilai koefisien variabel ROA sebesar -0.466 menunjukkan bahwa

hubungan antara variabel ROA dengan return saham adalah negatif, artinya setiap kenaikan variabel ROA satu satuan akan diikuti oleh penurunan return saham sebesar 0.466. Berdasarkan hasil penelitian ini menunjukkan bahwa investor kurang tertarik dengan hasil analisis variabel ROA dari perusahaan karena rasio ini bukan pengukur return pemegang saham yang sebenarnya dan tidak memperhitungkan dividen maupun capital gain yang didapat oleh seorang investor. Hasil penelitian ini konsisten dengan hasil penelitian Kurniati (2008) yang menemukan ROA tidak berpengaruh secara signifikan terhadap return saham.

c. Pengaruh Net Profit Margin terhadap return saham

Hasil uji regresi variabel NPM terhadap return saham perusahaan manufaktur menunjukkan bahwa nilai signifikan NPM sebesar 0.084 > 0.050 dengan nilai koefisien 0.352. Berdasarkan hasil uji t tersebut dapat disimpulkan bahwa variabel NPM tidak berpengaruh signifikan terhadap return saham perusahaan.

Dari hasil nilai koefisien variabel NPM sebesar 0.352 menunjukkan bahwa hubungan antara variabel NPM dengan return saham adalah positif, artinya setiap kenaikan variabel NPM satu satuan akan diikuti oleh kenaikan return saham sebesar 0.352. Salah satu faktor yang menyebabkan rasio NPM pada penelitian ini tidak berpengaruh terhadap return saham adalah nilai dari rasio NPM masing-masing perusahaan dari tahun ke tahun berfluktuatif dan cenderung menurun, hal ini diduga karena kinerja perusahaan yang kurang baik sehingga investor tidak mempertimbangkan rasio NPM dalam mengambil keputusan berinvestasi di pasar modal.

d. Pengaruh Earning Per Share terhadap return saham

Hasil uji regresi variabel EPS terhadap return saham perusahaan manufaktur menunjukkan bahwa nilai signifikan EPS sebesar 0.816 > 0.050 dengan nilai koefisien -0.017. Dari hasil nilai koefisien variabel EPS sebesar -0.017 menunjukkan bahwa hubungan antara variabel EPS dengan return saham adalah negatif, artinya setiap kenaikan variabel EPS satu satuan akan diikuti oleh penurunan return saham sebesar 0.466. Berdasarkan hasil uji t tersebut menunjukkan bahwa variabel EPS tidak berpengaruh signifikan terhadap return saham perusahaan. Faktor-faktor yang menyebabkan EPS tidak berpengaruh terhadap return saham dapat dilihat dari rasio EPS dari masing-masing perusahaan berfluktuatif dari tahun ke tahun, hal ini diduga terjadi karena kinerja perusahaan kurang baik. Meskipun informasi yang disajikan rasio EPS

memberikan gambaran mengenai kemampuan perusahaan dalam menghasilkan keuntungan bersih setiap lembar saham akan tetapi meningkatnya EPS tidak digunakan perusahaan untuk pembagian dividen melainkan digunakan untuk pengembangan usaha. Hasil penelitian ini konsisten dengan hasil penelitian Sulaiman dan Handi (2008) dan tidak konsisten dengan hasil penelitian dari Kurniati (2008) yang menyimpulkan bahwa variabel EPS berpengaruh secara signifikan terhadap return saham. Perbedaan ini kemungkinan disebabkan objek penelitian yang berbeda karena karakteristik perusahaan manufaktur berbeda dengan karakteristik perusahaan consumer goods. Faktor lainnya yang dapat menjadi dasar diperolehnya hasil penelitian yang berbeda diduga dari rentang waktu penelitian yang mengakibatkan kondisi sosial, politik serta perekonomian setiap tahun akan selalu berubah-ubah.

e. Pengaruh Leverage Ratio terhadap return saham

Hasil uji regresi variabel LR terhadap return saham perusahaan manufaktur menunjukkan bahwa nilai signifikan LR sebesar 0.323 > 0.050 dengan nilai koefisien -0.874. Berdasarkan hasil uji t tersebut dapat disimpulkan bahwa variabel LR tidak berpengaruh signifikan terhadap return saham perusahaan. Dari hasil nilai koefisien variabel LR sebesar -0.874 menunjukkan bahwa hubungan antara variabel LR dengan return saham adalah negatif, artinya setiap kenaikan variabel LR satu satuan akan diikuti oleh penurunan return saham sebesar 0.874. Rasio LR tidak berpengaruh terhadap return saham perusahaan

kemungkinan disebabkan struktur permodalan dari perusahaan lebih banyak memanfaatkan hutang dibandingkan aktiva, sehingga rasio LR semakin tinggi. Rasio LR yang tinggi menunjukkan semakin besarnya aktiva perusahaan yang didanai oleh kreditur yang menyebabkan beban yang ditanggung perusahaan akan semakin tinggi. Tingginya rasio LR akan mempengaruhi minat investor terhadap saham perusahaan tertentu, karena investor lebih tertarik pada saham yang tidak menanggung banyak beban utang.

f. Pengaruh Total Assets Turn Over terhadap return saham

Hasil uji regresi variabel TATO terhadap return saham perusahaan manufaktur menunjukkan bahwa nilai signifikan TATO sebesar 0.533 > 0.050 dengan nilai koefisien 0.188. Berdasarkan hasil uji t tersebut dapat disimpulkan bahwa variabel TATO tidak berpengaruh signifikan terhadap return saham perusahaan. Dari hasil nilai koefisien variabel TATO sebesar 0.188 menunjukkan bahwa

hubungan antara variabel TATO dengan return saham adalah positif, artinya setiap kenaikan variabel TATO satu satuan akan diikuti oleh kenaikan return saham sebesar 0.188. Meskipun informasi yang disajikan rasio TATO dapat memberikan gambaran bagaimana aktiva yang terdapat dalam perusahaan dapat dikembalikan dari hasil aktivitasnya berupa penjualan bersih, akan tetapi informasi rasio TATO dari perusahaan tidak memberikan daya tarik bagi investor dalam melakukan investasinya.

Hal ini dapat dilihat dari hasil penelitian terdahulu diantaranya Sulaiman dan Handi (2008) dan Ulupui (2006) yang menemukan bahwa secara parsial TATO tidak berpengaruh signifikan terhadap return saham.

g. Pengaruh Price Earning Ratio terhadap return saham

Hasil uji regresi variabel PER terhadap return saham perusahaan manufaktur menunjukkan bahwa nilai signifikan PER sebesar 0.001 < 0.050 dengan nilai koefisien -0.723. Berdasarkan hasil uji t tersebut dapat disimpulkan bahwa variabel PER berpengaruh negatif dan signifikan terhadap return saham perusahaan. Dari hasil nilai koefisien variabel PER sebesar -0.723 menunjukkan bahwa hubungan antara variabel PER dengan return saham adalah negatif, artinya setiap kenaikan variabel PER satu satuan akan diikuti oleh penurunan return saham sebesar 0.723. Meskipun informasi rasio PER dapat digunakan investor untuk menilai suatu saham, akan tetapi investor kurang tertarik dengan hasil analisis rasio PER dari perusahaan. Hal ini dikarenakan PER lebih banyak berhubungan dengan faktor lain diluar return saham seperti tindakan ambil untung (profit taking) yang dilakukan investor pada saat harga saham mengalami kenaikan ataupun penurunan yang disebabkan adanya ketidakpastian kondisi ekonomi, politik dan sentimentil dari pasar bursa itu sendiri.

Hasil uji regresi variabel PBV terhadap return saham perusahaan manufaktur menunjukkan bahwa nilai signifikan PBV sebesar 0.047 < 0.050 dengan nilai koefisien 0.366. Berdasarkan hasil uji t tersebut dapat disimpulkan bahwa variabel PBV berpengaruh signifikan terhadap return saham perusahaan. Dari hasil nilai koefisien variabel PBV sebesar 0.366 menunjukkan bahwa hubungan antara variabel PBV dengan return saham adalah positif, artinya setiap kenaikan variabel PBV satu satuan akan diikuti oleh kenaikan return saham sebesar 0.366. Hal ini mengindikasikan bahwa investor tertarik dengan hasil analisis variabel PBV dari perusahaan karena rasio ini dapat memberikan informasi mengenai hubungan antara harga pasar saham dengan nilai buku per lembar saham. Selain sebagai pendekatan alternatif untuk menentukan nilai suatu saham perusahaan, rasio PBV juga dapat memberikan petunjuk kepada investor mengenai return saham yang dihasilkan oleh suatu perusahaan karena secara teoritis nilai pasar suatu saham haruslah mencerminkan nilai bukunya. Hasil penelitian ini konsisten dengan hasil penelitian Sulaiman dan Handi (2008) dan tidak konsisten dengan hasil penelitian Utami dan Santoso (1998) yang menemukan bahwa variabel PBV tidak berpengaruh signifikan terhadap return saham. Perbedaan ini kemungkinan disebabkan objek penelitian yang berbeda karena karakteristik perusahaan manufaktur berbeda dengan karakteristik industri minuman. Faktor lainnya yang dapat menjadi dasar diperolehnya hasil penelitian yang berbeda diduga dari rentang waktu penelitian yang

mengakibatkan kondisi sosial, politik serta perekonomian setiap tahun akan selalu berubah-ubah.

i. Pengaruh Book Value per Share terhadap return saham

Hasil uji regresi variabel BVS terhadap return saham perusahaan manufaktur menunjukkan bahwa nilai signifikan BVS sebesar 0.921 > 0.050 dengan nilai koefisien 0.10. Berdasarkan hasil uji t tersebut dapat disimpulkan bahwa variabel BVS tidak berpengaruh signifikan terhadap return saham perusahaan. Dari hasil nilai koefisien variabel BVS sebesar 0.10 menunjukkan bahwa hubungan antara variabel BVS dengan return saham adalah positif, artinya setiap kenaikan variabel BVS satu satuan akan diikuti oleh kenaikan return saham sebesar 0.10. Hasil penelitian ini mengindikasikan bahwa investor tidak mempertimbangkan hasil analisis variabel BVS dari perusahaan untuk mengukur nilai shareholders equity atas setiap lembar saham. Hal ini disebabkan rasio-rasio BVS dari masing-masing perusahaan berfluktuatif dari tahun ke tahun.

BAB VI

Dokumen terkait