• Tidak ada hasil yang ditemukan

Hutan Tanaman Industri (HTI) PT TPL khususnya di Sektor Aek Nauli, terbagi atas beberapa unit pengelolaan yang disebut estate dengan luas yang masing-masing yang berbeda-beda. Estate yang berada di Sektor Aek Nauli adalah estate A, B, C, D, E, F dan G. Sebagai unit pengelolaan terkecil dari setiap estate kemudian ada yang disebut dengan kompartemen. Luasan masing-masing kompartemen juga berbeda-beda dengan topografi dan jenis tanaman yang berbeda juga.

Kompartemen-kompartemen yang berada di setiap estate ditanami jenis yang berbeda dengan klon yang berbeda juga. Jenis yang ditemukan adalah Eucalyptus grandis, Eucalyptus pellita, Eucalyptus urophylla dan Eucalyptus hybrid. Klon yang ditanami di estate A terdiri dari IND 32, IND 47, IND 65, IND 33, IND 38, IND 46, IND 52, IND 48. Tetapi yang paling banyak dikembangkan saat ini adalah klon IND 47 yang merupakan persilangan antara Eucalyptus urophylla S.T. Blake dengan Eucalyptus grandis W.Hill ex Maid yang terkenal dengan nama hibrid Eucalyptus urograndis dan klon IND 32 yang merupakan persilangan Eucalyptus urophylla S.T. Blake dengan Eucalyptus pellita.

Biomassa dalam penelitian ini diduga dengan menggunakan persamaan alometrik Eucalyptus hybrid dengan dimensi penduga adalah diameter pohon setinggi dada atau yang sering juga disebut dengan dbh (diameter breast height) Brown (1997) mengatakan bahwa diameter setinggi dada merupakan data inventarisasi yang baik untuk menduga biomassa.

Biomassa Eucalyptus urograndis

Eucalyptus urograndis yang ditanam di estate A, Sektor Aek Nauli ditemukan dalam 38 kompartemen dengan luas masing-masing kompartemen yang berbeda-beda. Data diameter pohon yang diperoleh dari bagian perencanaan hutanan tanaman industry PT TPL merupakan data rata-rata diameter pohon dalam satu kompartemen. Diameter setiap kompartemen berbeda-beda menurut umur tanaman dalam satu kompartemen. Diameter terbesar yang ditemukan adalah pada kompartemen dengan ID059 dengan diameter rata-rata 13,1 cm dan umur pohon 3,1 tahun. Sedangkan diameter terkecil adalah pada kompartemen dengan ID162 dengan diameter rata-rata 1,4 cm dan umur tanaman 1,4 tahun.

Gambar 2. Tegakan Eucalyptus urograndis umur 2 tahun

Rata-rata biomassa Eucalyptus urograndis di Estate A dari 38 kompartemen tersebut adalah 22,95 ton/ha pada umur 1-3,3 tahun. Biomassa tertinggi adalah kompartemen dengan ID018 sebesar 48,27 ton/ha, umur tanaman 3,2 tahun, diameter rata-rata 12,9 cm dan luas kompartemen 12,53 ha. Biomassa

terendah adalah berada pada kompartemen dengan ID162 sebesar 0,55 ton/ha, umur tanaman 1,4 tahun, diameter rata-rata 1,4 cm dan luas kompartemen 0,19 ha (Lampiran 1).

Perbedaan biomassa antar kompartemen di estate A tersebut dikarenakan umur tanaman setiap kompartemen berbeda sehingga terjadi perbedaan diameter rata-rata setiap tanaman antar kompartemen yang satu dengan yang lain dan jumlah tanaman setiap kompartemen. Selain itu, diduga ada faktor lain yang mempengaruhi seperti curah hujan, elevasi, kelerengan, jenis tanah dan pH tanah yang selanjutnya disebut sebagai faktor lingkungan. Oleh karena itu dilakukan analisis data lanjutan dengan analisis regresi linear berganda.

Pengaruh Faktor Lingkungan dan Umur Terhadap Biomassa

Pengaruh faktor lingkungan dan umur terhadap biomassa Eucalyptus urograndis dilakukan dengan analisis regresi linear berganda. Persamaan regresi yang terbentuk (Tabel 6) menunjukkan bahwa persamaan tersebut dapat menjelaskan faktor lingkungan dan umur tanaman terhadap biomassa Eucalyptus urograndis sebesar 80,79%. Artinya bahwa pertambahan biomassa Eucalyptus urograndis 80,79% dipengaruhi oleh faktor lingkungan dan umur tanaman.

Tabel 6. Persamaan Regresi

Persamaan regresi Y = -49,175 + 8,268 X1 – 0,053 X2 + 7,694 X3 + 0,006 X4 + 2,150 X5 + 8,140 X6 R 0.898838 R2 0.80791 F hitung 21.73049 F tabel 2.41

Dimana Y : Biomassa Eucalyptus urograndis (ton/ha) X1 : Rata-rata curah hujan (mm/hari)

X2 : Ketinggian tempat (m dpl)

X3 : pH

X5 : Jenis tanah

X6 : Umur tanaman (tahun)

-49,175 : Intercept atau koefisien konstanta

Rata-rata curah hujan pertahunnya berkontribusi dalam pertambahan biomassa Eucalyptus urograndis. Setiap pertambahan curah hujan 1 mm/bulan akan menaikkan biomassa Eucalyptus urograndis sebesar 8,268 gram/kompartemen. Hal ini diduga karena pertambahan curah hujan ini maka akan tersedia dalam jumlah yang cukup air untuk pertumbuhan Eucalyptus urograndis dimana air berfungsi sebagai pengangkut unsur hara dari tanah ke bagian-bagian lainnya. Sehingga jika tersedia dalam jumlah yang cukup akan membantu pertumbuhan pohon sedangkan jika berlebih atau kurang akan menjadi factor pembatas bagi pertumbuhan tanaman (Runtunuwu dan Syahbuddin, 2007).

Rata-rata curah hujan di Estate A berada pada selang 6,97-8,92 mm/bulan, berarti rata-rata curah hujan tahunannya adalah 83,64-107,04 mm/tahun. TPL (2010), Eucalyptus urograndis tumbuh dengan baik pada curah hujan rata-rata tahunan 2824 mm dengan rata-rata bulanan 235 mm. Jadi, pertambahan biomassa ini sebesar 8,268 gr/pohon untuk setiap kenaikan 1 mm curah hujan per bulan berlaku ketika rata-rata curah hujan tahunan masih sesuai dengan syarat tumbuh Eucalyptus urograndis yaitu 2824 mm/tahun.

Curah hujan yang baik tentunya akan berpengaruh terhadap pertambahan biomassa. Dimana bahwa curah hujan berkaitan dengan ketersediaan air untuk proses fotosintesis sehingga hasil fotosintesis ini nantinya akan berguna untuk pertumbuhan dan perkembangan tanaman.

TPL (2010) menyebutkan bahwa Eucalyptus urograndis tumbuh baik pada ketinggian 250-1700 m dpl. Sementara dari hasil pengambilan titik ketinggian

dari permukaan laut untuk setiap kompartemen yang ditanami Eucalyptus urograndis di estate A, kompartemen berada pada ketinggian 1160-1376 m di atas permukaan laut (Lampiran 3). Tetapi dari persamaan yang diperoleh bahwa setiap kenaikan 1 m di atas permukaan laut akan menurunkan biomassa Eucalyptus urograndis sebesar 0,053 gr/pohon. Hal ini berkaitan dengan syarat tumbuh Eucalyptus urograndis yang tumbuh baik pada ketinggian 250-1700 m dpl.

Persamaan (Tabel 6) menunjukkan bahwa setiap kenaikan pH tanah 1 satuan akan menaikkan biomassa Eucalyptus urograndis sebesar 7,694 gr/pohon. Kenaikan pH satu satuan tentunya akan memperbaiki pH tanah (mendekati netral) dimana Eucalyptus urograndis akan lebih optimal lagi pertumbuhannya jika pH netral yaitu pH 6,5-7,0. Karena pada pH netral ketersediaan hara yang dibutuhkan tanaman lebih tersedia dalam jumlah cukup (Mukhlis, 2007).

Peneliti sebelumnya, Mindawati (2011) mengatakan bahwa Eucalyptus urograndis dapat tumbuh baik pada pH rendah, yaitu pada pH 3,9-4,7. Sementara dalam penelitian ini ditemukan pH tanahnya adalah 5,22-5,57, sedikit lebih baik jika dibandingkan dengan pH dari penelitian sebelumnya Mindawati (2011). Nilai pH tidak hanya menunjukkan suatu tanah masam atau alkali, tetapi juga informasi tentang sifat-sifat tanah yang lain seperti ketersediaan fospor, status kation-kation basa, status kation atau unsur beracun lainnya (Mukhlis, 2007). Nilai pH yang rendah akan membatasi pertumbuhan tanaman, menurunkan ketersediaan hara, menurunkan aktivitas biologi tanah, dan meningkatkan keracunan aluminium (Damanik et al., 2010).

Kelerengan lahan dari persamaan regresi menunjukkan bahwa setiap kenaikan kerengan lahan 1% akan menaikkan biomassa Eucalyptus urograndis

sebesar 0,006 gr/pohon. Kenaikan kelerengan ini tentunya tidak mutlak berlaku akan kenaikan biomasssa Eucalyptus urograndis dikarenakan kelerengan ataupun kemiringan lahan berhubungan erat dengan tingkat erosi. Semakin tinggi kelerengan suatu lahan maka akan lebih rentan terhadap erosi sehingga mengakibatkan pengikisan unsur-unsur hara yang berguna bagi pertumbuhan dan perkembangan tanaman (Damanik et al., 2010).

Jenis tanah yang ditemukan di kompartemen yang ditanami Eucalyptus urograndis terdiri dari jenis tanah andisol, inceptisol, oxisol, dan ultisol. Setelah keempat jenis tanah tersebut diurutkan dari kelas tanah yang paling subur ke tanah yang kurang subur dan diregresikan bersamaan dengan faktor lingkungan lainnya, maka ditemukan bahwa setiap kenaikan 1 skor kesuburan tanah (misalnya dari ultisol ke oxisol ataupun dari inceptisol ke andisol) akan menaikkan biomassa Eucalyptus urograndis sebesar 2,150 gr/pohon. Tanah merupakan faktor edafis penting untuk pertumbuhan tanaman karena tanah merupakan perantara penyedia faktor-faktor suhu, udara, air dan unsur-unsur hara yang mempengaruhi pertumbuhan tanaman (Wasis, 2005).

Umur tanaman berdasarkan persamaan dari Tabel 6 menunjukkan bahwa setiap pertambahan umur tanaman Eucalyptus urograndis 1 tahun akan menaikkan biomassanya sebesar 8,140 gr/pohon. Hal ini sangat jelas seiring dengan bertambahnya umur 1 tahun akan menambah diameter Eucalyptus urograndis dan bertambahnya biomassanya. Klimaks pertambahan biomassa Eucalyptus urograndis terjadi pada saat umurnya mencapai masak tebang.

Hubungan Antara Faktor Lingkungan dan Umur Terhadap Biomassa Hubungan ataupun korelasi antara faktor lingkungan dan umur tanaman terhadap biomassa Eucalyptus urograndis menyatakan seberapa kuat hubungan faktor lingkungan dan umur tanaman (sebagai variabel bebas) terhadap biomassa Eucalyptus urograndis (sebagai variabel terikat). Besar hubungan ini diuji dengan dua tahapan. Pertama, hubungan secara bersama-sama antara faktor lingkungan dan umur tanaman dengan biomassa E. urograndis. Kedua, hubungan secara parsial masing-masing faktor lingkungan dan umur tanaman dengan biomassa E. urograndis.

Hubungan ataupun korelasi secara bersama-sama diperoleh nilainya 0,89 (Tabel 6). Menurut Sarwono (2006) bahwa koefisien korelasi 0,75-0,99 dikategorikan korelasinya sangat kuat. Nilai hubungan positif maka antara faktor lingkungan dan umur terhadap biomassa Eucalyptus urograndis terjadi hubungan searah. Artinya jika nilai variabel bebas (faktor lingkungan dan umur) bertambah, maka nilai variabel terikat (biomassa) akan bertambah juga. Hal ini sesuai dengan Burhanuddin (2012) bahwa nilai koefisien korelasi positif berarti antara variabel bebas dan variabel terikat terjadi hubungan searah dan sebaliknya jika nilai koefisien korelasi negatif maka antara variabel bebas dan variabel terikat memiliki hubungan terbalik.

Hubungan yang sangat kuat antara faktor lingkungan dan umur tanaman terhadap biomassa Eucalyptus urograndis maka dengan pertambahan nilai faktor lingkungan dan umur tanaman akan menambah kenaikan biomassa Eucalyptus urograndis. Tetapi pertambahan biomassa Eucalyptus urograndis seiring

pertambahan nilai dari faktor lingkungan dan umur tanaman terjadi hingga batas yang sesui dengan syarat tumbuh yang baik untuk jenis Eucalyptus urograndis. Tabel 7. Nilai Korelasi Parsial Variabel Bebas

No Variabel Bebas Nilai r Kriteria Hubungan

1. Curah hujan 0.76 Sangat kuat

2. Elevasi 0.59 Kuat

3. Kelerengan 0.44 Cukup

4. pH tanah 0.48 Cukup

5. Jenis tanah 0.46 Cukup

6. Umur tanaman 0.76 Sangat kuat

Terlihat bahwa hubungan secara parsial tergolong cukup, kuat dan sangat kuat berdasarkan kriteria menurut Sarwono (2006). Variabel bebas yang hubungannya sangat kuat terhadap pertumbuhan biomassa E. urograndis adalah curah hujan dan umur tanaman, sedangkan elevasi memiliki hubungan yang kuat. Tiga faktor lingkungan lainnya yakni kelerengan, pH tanah dan jenis tanah memiliki hubungan cukup.

Pengujian Parameter Persamaan

Pengujian parameter persamaan yang telah diperoleh dilakukan dengan dua tahap, yaitu pengujian secara serempak yang disebut dengan uji F dan pengujian secara parsial atau yang disebut dengan uji t. Uji t dilakukan ketika uji secara serempak (uji F) berpengaruh signifikan terhadap biomassa Eucalyptus urograndis.

Uji serempak (uji F) dimaksudkan untuk mengetahui apakah faktor-faktor lingkungan (curah hujan, elevasi, pH, kelerengan, jenis tanah) dan umur secara bersama-sama berpengaruh signifikan terhadap pertambahan biomassa Eucalyptus urograndis. Pengujian ini dilakukan dengan membandingkan nilai F hitung dengan F tabel.

Tabel 6 menunjukkan bahwa nilai F hitung lebih besar dari F tabel (21,73 > 2,41). Hal ini berarti bahwa ada pengaruh signifikan antara curah hujan, elevasi, kelerengan, pH tanah, jenis tanah dan umur tanaman secara bersama-sama terhadap biomassa Eucalyptus urograndis. Dikarenakan pengaruh signifikan antara curah hujan, elevasi, kelerengan, pH tanah, jenis tanah dan umur tanaman secara bersama-sama terhadap biomassa Eucalyptus urograndis maka dilakukan selanjutnya pengujian parameter secara parsial.

Uji parsial adalah pengujian satu persatu faktor-faktor lingkungan dan umur tanaman (variabel bebas) terhadap biomassa Eucalyptus urograndis. Tujuan dari pengujian ini adalah untuk mengetahui apakah masing-masing faktor-faktor lingkungan dan umur tanaman (variabel bebas) tersebut berpengaruh signifikan terhadap biomassa Eucalyptus urograndis. Pengujian secara parsial diperlukan setelah terbukti bahwa ada pengaruh signifikan antara curah hujan, elevasi, kelerengan, pH tanah, jenis tanah dan umur tanaman secara bersama-sama terhadap biomassa Eucalyptus urograndis.

Tabel 8. Uji parsial (uji t)

No Variabel Bebas t-stat T tabel Uji t 1 Curah hujan 3.646662 2.039513 Signifikan

2 Elevasi 2.21401 Signifikan

3 Kelerengan 0.412376 Tidak signifikan 4 pH tanah 0.035114 Tidak signifikan 5 Jenis tanah 1.312909 Tidak signifikan 6 Umur tanaman 3.227425 Signifikan

Tabel 8 menunjukkan bahwa curah hujan, elevasi dan umur tanaman masing-masing berpengaruh signifikan terhadap pertambahan biomassa Eucalyptus urograndis. Sedangkan kelerengan, pH tanah dan jenis tanah

masing-masing tidak berpengaruh secara signifikan terhadap biomassa Eucalyptus urograndis.

Ditinjau dari hubungan atau korelasi (Tabel 7) terlihat juga bahwa ketiga faktor ini yakni kelerengan, pH tanah dan jenis tanah memiliki hubungan yang tidak kuat (cukup) dan pada pengujian secara parsial pada tingkat signifikasinya ternyata ditemukan ketiga factor ini tidak berpengaruh signifikan. Dikarenakan tidak berpengaruhnya secara signifikan yaitu kelerengan, pH tanah dan jenis tanah masing-masing terhadap biomassa Eucalyptus urograndis setelah dilakukan pengujian secara parsial, maka ketiga faktor lingkungan ini dikeluarkan dari analisis untuk memperoleh persamaan regresi yang baru untuk melihat seberapa besar hubungan antara curah hujan, elevasi dan umur tanaman (yang telah teruji berpengaruh signifikan) terhadap biomassa Eucalyptus urograndis yang dapat dilihat pada Tabel 9.

Tabel 9. Persamaan Regresi Variabel Signifikan

Persamaan regresi Y = 11,261 + 9,039 X1 – 0,068X2 + 8,283X3

R 0.884425

R2 0,7822

F hitung 40.70385 F table 2.882604

Dimana Y : Biomassa Eucalyptus urograndis (ton/ha) X1 : Rata-rata curah hujan (mm/bulan)

X2 : Ketinggian tempat/elevasi (m dpl) X3 : Umur tanaman

11,261 : Intercept atau koefisien konstanta

Nilai hubungan keeratan antara curah hujan, elevasi dan umur tanaman (faktor signifikan) terhadap biomassa Eucalyptus urograndis pada Tabel 9 yaitu 0,88. Berdasarkan kriteria Sarwono (2006) maka hubungan keeratan ini tergolong sangat kuat. Persamaan juga dapat menjelaskan bahwa curah hujan, elevasi dan umur tanaman berkontribusi menambah biomassa Eucalyptus urograndis sebesar

78,22%, artinya bahwa pertambahan biomassa Eucalyptus urograndis dipengaruhi 78,22% oleh curah hujan, ketinggian tempat dan umur tanaman.

Nilai koefisien konstanta dari Tabel 9 bernilai positif (11,261) berbeda dengan nilai koefisen konstanta pada Tabel 6 yang bernilai negatif (-49,175). Hal ini dikarenakan pada persamaan pada Tabel 6 masih menggunakan faktor lingkungan tidak signifikan sementara pada persamaan pada Tabel 9 hanya regresi dari faktor-faktor signifikan saja.

Pengujian selanjutnya adalah uji multikolinearitas yang digunakan untuk mengetahui ada atau tidaknya penyimpangan asumsi klasik multikolinearitas yaitu adanya hubungan linear antar variabel bebas dalam model regresi. Uji multikolinearitas ini dapat dilihat dari nilai VIF pada Tabel 10.

Tabel 10. Nilai VIF Variabel Bebas

No Variabel Bebas VIF Uji Multikolinearitas

1. Curah hujan 1.854 Tidak terjadi multikolinearitas

2. Elevasi 1.424 Tidak terjadi multikolinearitas

3. Kelerengan 4.448 Tidak terjadi multikolinearitas

4. pH tanah 4.567 Tidak terjadi multikolinearitas

5. Jenis tanah 1.728 Tidak terjadi multikolinearitas

6. Umur tanaman 2.248 Tidak terjadi multikolinearitas

Hasil uji multikolinearitas memperlihatkan bahwa tidak ada terjadi penyimpangan multikolinearitas atau hubungan linear antara variabel bebas yakni faktor lingkungan dan umur tanaman. Hal ini dilihat dari nilai VIF masing-masing variabel bebas yang kurang dari 5 berarti tidak terjadi multikolinearitas (Santoso, 2001). Maka faktor lingkungan dan umur tanaman ini memenuhi persyaratan dalam model regresi.

Dokumen terkait