• Tidak ada hasil yang ditemukan

PEMBAHASAN

Hasil penelitian menunjukkan sebanyak 41,2% subjek edentulus. Persentase penelitian ini lebih tinggi bila dibandingkan dengan hasil penelitian Adiatman di Jakarta menggambarkan 18% subjek edentulus.8 Hal ini mungkin disebabkan karena wilayah penelitian lebih kecil bila dibandingkan dengan wilayah penelitian yang dilakukan oleh Adiatman dan perbedaan pola pengasuhan di Panti Jompo. Hal ini juga dikaitkan dengan etiologi kehilangan gigi baik akibat karies, penyakit periodontal maupun trauma.4

Sebesar 64,7% memiliki 0 FTUs, sebesar 21,2% memiliki 1-6 FTUs dan sebesar 14,1% memiliki 7-12 FTUs. Persentase penelitian ini hampir sama dengan hasil penelitian Adiatman di Jakarta.8 Hal ini mungkin disebabkan oleh kehilangan gigi yang tidak diganti dengan gigi tiruan sehingga gigi kehilangan fungsionalnya.

Hasil penelitian menunjukkan persentase yang sangat besar pada subjek edentulus yang tidak memakai gigi tiruan menghindari makanan daging, berserat, kering dan lengket dan terjadi penurunan persentase seiring dengan kehilangan gigi yang semakin sedikit. Hal ini didukung oleh penelitian Gilbert dkk pada org Florida yang memiliki fungsi dan kenyamanan yang buruk pada pengunyahan sehingga manula cenderung memilih makanan yang mudah untuk dikunyah.5 Sedangkan subjek yang memiliki 0 FTUs juga menujukkan persentase yang tinggi menghindari makanan daging, kering dan lengket dan terjadi penurunan persentase seiring dengan bertambahnya jumlah gigi fungsional. Hal ini mungkin disebabkan karena jumlah gigi fungsional yang semakin banyak akan mempunyai fungsi yang adekuat sehingga kekuatan untuk penggilingan makanan lebih besar dan memberikan kenyaman yang lebih baik. Untuk makanan berserat terlihat sebesar 54,8% yang memiliki 0 FTUs tidak menghindari makanan berserat, hal ini mungkin disebabkan oleh makanan berserat cenderung lunak dan tidak membutuhkan pengunyahan dengan gigi posterior.

Hasil penelitian menunjukkan sebesar 55,2% subjek edentulus yang tidak memakai gigi tiruan mengalami kesulitan mengunyah dan terjadi penurunan persentase seiring dengan kehilangan gigi yang semakin sedikit. Hal ini mungkin disebabkan oleh jumlah gigi yang sedikit tidak dapat menggiling makanan dengan baik sehingga menimbulkan kesulitan pada saat makan. Sedangkan sebesar 82,8% yang memiliki 0 FTUs mengalami kesulitan mengunyah. Hal ini mungkin diakibatkan kehilangan gigi fungsional menyebabkan terganggunya proses penggilingan makanan sehingga membutuhkan kekuatan dari fungsi lain untuk membantu pengunyahan yang akan menimbulkan kesulitan bagi para manula.

Sebesar 50% edentulus yang tidak memakai gigi tiruan mengalami lelah di rahang. Hal ini mungkin disebabkan otot-otot pengunyahan membutuhkan kerja yang lebih ekstra untuk menggiling makanan sehingga menyebabkan rasa sakit dan lelah pada rahang, perubahan disebabkan akibat proses penuaan. Sedangkan yang memiliki 0 FTUs sebanyak 75% mengalami lelah di rahang. Hal ini mungkin disebabkan pengunyahan yang hanya mengandalkan gigi tanpa antagonis akan membutuhkan kerja otot yang lebih berat sehingga akan mengakibatkan rasa lelah.

Hasil penelitian juga menunjukkan persentase yang besar mengalami mulut kering baik kehilangan gigi geligi maupun gigi fungsional. Hal ini mungkin disebabkan oleh usia karena terdapat beberapa penelitian yang menyatakan semakin bertambahnya usia maka semakin kering mulut seseorang.11

Sebesar 38,5% edentulus yang tidak memakai gigi tiruan mengalami kesulitan menelan. Sedangkan yang memiliki 0 FTUs sebesar 61,6% mengalami kesulitan menelan. Hal ini mungkin disebabkan akibat mulut kering yang dialami manula sehingga berkurangnya pelumasan dan mengakibatkan makanan susah untuk masuk ke dalam proses pencernaan yang selanjutnya.

Sebesar 41,7% edentulus pemakai gigi tiruan mengalami batuk saat makan. Sedangkan yang memiliki 0 FTUs sebesar 83,3% mengalami batuk saat makan. Hal ini mungkin disebabkan oleh pengendoran otot yang dialami akibat proses penuaan sehingga makanan masuk ke saluran yang salah yang akan menyebabkan batuk,

selain pengendoran otot hal ini juga dikaitkan dengan refleks katup yang sudah tidak berfungsi dengan baik.

Sebesar 27,3% edentulus yang tidak memakai gigi tiruan mengalami sakit saat menelan. Sedangkan yang memiliki 0 FTUs sebanyak 72,7% mengalami sakit saat menelan. Hal ini mungkin disebabkan akibat kehilangan gigi maupun gigi fungsional menyebabkan makanan yang dikunyah menghasilkan bolus yang besar dan kasar sehingga bila ditelan akan menimbulkan sakit. Selain itu, makanan yang kering juga akan menyebabkan sakit karena kondisi manula yang mengalami mulut kering akibat proses penuaan.17

Sebesar 31% subjek yang kehilangan 8-17 gigi dan tidak memakai gigi tiruan menelan dengan air. Sedangkan yang memiliki 0 FTUs sebesar 69% menelan dengan air. Hal ini mungkin disebabkan akibat proses penuaan pada manula yang mengalami mulut kering sehingga menggunakan air untuk membantu proses penelanan tersebut.

Sebanyak 43,3% edentulus yang tidak memakai gigi tiruan mengalami makanan tersangkut di tenggorokan. Sedangkan yang memiliki 0 FTUs sebesar 70% mengalami makanan tersangkut di tenggorokan. Hal ini mungkin disebabkan oleh bolus makanan yang besar dan kasar dan mulut kering yang diderita sehingga makanan akan susah untuk turun akibat kurangnya pelumasan dari saliva.

5.1 Hubungan Kehilangan Gigi dengan Status Gizi pada Manula di Panti Jompo Karya Kasih Medan berdasarkan jumlah gigi geligi di rongga mulut

Hasil penelitian menunjukkan edentulus yang tidak memakai gigi tiruan sebanyak 52% kurus, kehilangan gigi yang semakin sedikit, status gizi semakin bagus yaitu 66,7% normal. Hasil ini sesuai dengan penelitian Joshipura dkk bahwa ada kecenderungan menurunnya konsumsi zat gizi sebagai akibat menurunnya jumlah gigi di rongga mulut.10 Hasil uji statistik chi-square menunjukkan tidak adanya hubungan yang signifikan antara kehilangan gigi dan status gizi (p = 0.084). Hasil penelitian ini tidak sesuai dengan penelitian Srisilapanan dkk pada manula di Thailand dimana adanya hubungan kehilangan gigi yang menyebabkan status gizi

underweight.7 Namun hasil penelitian sesuai dengan penelitian Adiatman dkk yang tidak menemukan adanya hubungan kehilangan gigi dengan status gizi.

5.2 Hubungan Kehilangan Gigi dengan Status Gizi pada Manula di Panti Jompo Karya Kasih Medan berdasarkan jumlah gigi fungsional

Sebanyak 43,6% subjek yang memiliki 0 FTUs berstatus kurus, semakin banyak jumlah gigi fungsional semakin bagus status gizi yaitu 30,8% normal. Hal ini mungkin terjadi akibat kehilangan gigi fungsional, gigi tidak dapat melakukan fungsi secara maksimal dalam pengunyahan sehingga terjadi kesulitan dan keterbatasan dalam pengunyahan. Hasil uji statistik chi-square menunjukkan adanya hubungan yang signifikan antara kehilangan gigi fungsional dan status gizi (p = 0.033). Penelitian ini didukung oleh penelitian yang dilakukan M. Adiatman dkk, yang mana kehilangan gigi fungsional secara keseluruhan menyebabkan responden memiliki status gizi underweight atau obesitas.8

Dokumen terkait