• Tidak ada hasil yang ditemukan

Hasil

Bakteri Potensial Probiotik Pada Lambung dan Usus Ikan Mas

Dari penelitian yang telah dilakukan, diperoleh hasil bahwa jumlah isolat bakteri potensial probiotik dari isolasi lambung dan usus ikan Mas (Cyprinus carpio) ditemukan sebanyak 4 isolat bakteri, yaitu terdapat 2 isolat bakteri dari hasil isolasi pada lambung dan 2 isolat bakteri dari hasil isolasi pada usus. Hasil tersebut diperoleh setelah dilakukan uji untuk menyeleksi seluruh isolat yang ditemukan dari lambung dan usus ikan Mas (C. carpio) sehingga diperoleh isolat bakteri yang memang merupakan potensial probiotik yaitu sebanyak 4 isolat murni.

Morfologi Koloni dan Sel Bakteri Potensial Probiotik Pada Ikan Mas

Isolat-isolat bakteri potensial probiotik yang ditemukan dari hasil isolasi lambung dan usus ikan Mas (C. carpio) dapat dilihat dari morfologi koloni meliputi tepian, elevasi dan warna koloni. Adapun ciri-ciri morfologi dari keempat koloni yang berhasil diperoleh dapat dilihat pada Tabel 1. Berdasarkan Tabel 1 dapat dijelaskan bahwa ke-4 jenis bakteri memiliki kemiripan pada tepian dan elevasi, yaitu bertepi licin dan berelevasi cembung, sedangkan pada warna dan bentuk memiliki perbedaan yaitu ke-2 isolat bakteri memiliki warna putih kekuningan dan 2 isolat lainnya memiliki warna putih.

Tabel 1. Morfologi Koloni Isolat Bakteri Potensial Probiotik Pada Ikan Mas

Kode Isolat Koloni Morfologi Sel

Tepian Elevasi Warna Gram Bentuk

LIM-01 Licin Cembung Putih Kekuningan + Kokus LIM-02 Licin Cembung Putih Kekuningan + Kokus

UIM-01 Licin Cembung Putih + Kokus

UIM-02 Licin Cembung Putih + Basil

Pengamatan morfologi pada sel isolat bakteri potensial probiotik yang diperoleh dari ikan Mas perlu dilakukan dengan pewarnaan Gram dan uji biokimia untuk mengidentifikasi bakteri potensial probiotik pada ikan Mas. Pewarnaan gram dilakukan secara mikroskopik dengan pembesaran 100x kemudian didapat hasil pewarnaan Gram dari ke-4 isolat bakteri yaitu berwarna ungu yang merupakan Gram positif karena mampu mengikat kristal violet. 1 dari 3 isolat bakteri tersebut berbentuk basil atau batang, sedangkan yang lainnya berbentuk kokus atau bulat. Hasil pewarnaan Gram dari isolat bakteri potensial probiotik dapat dilihat pada Gambar 3.

Gambar 2. Bentuk Sel dari Isolat (a) UIM-01 (b) UIM-02

Karakterisasi dan Identifikasi Bakteri Potensial Probiotik Pada Ikan Mas Hasil pengamatan morfologi sel baik pewarnaan Gram dan uji biokimia dari ke-4 isolat bakteri dapat dilihat pada Tabel 2. Hasil uji Biokimia dari ke-4

a b

bakteri yang diperoleh diidentifikasi menurut buku Bergey’s Manual of Determinative Bacteriology 8th Edition oleh Holt dkk., (1994).

Tabel 2. Karakterisasi Isolat Bakteri Probiotik Potensial Pada Ikan Mas Karakterisasi Keterangan: (+) positif, (-) negatif, (A) Acid, (K) Alkali

Hasil karakterisasi dan identifikasi ke-4 isolat bakteri dengan kode isolat LIM-01 dan LIM-02 mirip dengan Micrococcus varians, isolat dengan kode isolat UIM-01 mirip dengan Staphylococcus arlattae dan isolat dengan kode isolat UIM-02 mirip dengan Bacillus firmus.

Identifikasi bakteri dilakukan dengan teknik konvensional dengan membandingkan bakteri yang sedang diidentifikasi dengan bakteri yang telah teridentifikasi sebelumnya. Bila tidak terdapat bakteri yang ciri-cirinya 100%

mempunyai kemiripan ciri-ciri, maka dilakukan pendekatan terhadap bakteri yang memiliki ciri-ciri yang paling menyerupai. Oleh karena itu teknik identifikasi dengan metode konvensional akan selalu menghasilkan suatu bakteri tertentu yang

sudah teridentifikasi sebelumnya dan tidak akan dapat menemukan spesies baru (Bergey, 1994).

Hidrolisis Pati (Amilum) dan Kasein (Protein) Pada Isolat Bakteri

Uji hidrolisis pati (amilum) dan kasein (protein) terhadap isolat bakteri dilakukan untuk mengetahui kemampuan bakteri dalam menguraikan enzim amilase dan protease yang merupakan tahap awal dalam seleksi seluruh isolat bakteri untuk mendapatkan kandidat bakteri yang berpotensi probiotik pada ikan Mas. Uji hidrolisis dilakukan dengan menggoreskan masing-masing koloni bakteri pada media uji pati (amilum) dan kasein (protein) kemudian ditandai dengan terbentuknya zona bening. Kemampuan isolat-isolat bakteri dalam menghidrolisis pati (amilum) dan kasein (protein) dapat dilihat pada Tabel 3.

Tabel 3. Kemampuan Isolat Kandidat Probiotik Menghidrolisis Pati dan Kasein

Kode Isolat Hidrolisis

Kasein Pati/Amilum

LIM-01 + -

LIM-02 + -

UIM-01 + -

UIM-02 + -

Gambar 3. Hidrolisis Kasein (a) UIM-01 (b) UIM-02 Zona Bening

a

b

Indikasi Penghambatan Bakteri Aeromonas hydrophila

Isolat-isolat bakteri yang mampu menghidrolisis pati (amilum) dan kasein (protein) selanjutnya diuji tantang dengan bakteri Aeromonas hydrophila untuk mengetahui adanya indikasi penghambatan terhadap bakteri A. hydrophila. Uji tersebut bertujuan untuk memastikan bahwa ke-4 isolat bakteri tersebut merupakan isolat bakteri yang berpotensi probiotik pada ikan Mas (C. carpio) karena menunjukkan adanya indikasi penghambatan terhadap bakteri patogen A. hydrophila. Indikasi penghambatan isolat bakteri potensial probiotik terhadap bakteri patogen A. hydrophila dapat dilihat pada Gambar 5.

Gambar 4. Indikasi Penghambatan bakteri A. hydrophila (a) M. varians (b) M. varians (c) S. arlattae (d) B. firmus

a b

c d

Indikasi penghambatan pada bakteri patogen A. hydrophila menunjukkan empat isolat dari hasil isolasi saluran pencernaan ikan Mas menghasilkan zona bening di sekitar paperdisk yang menunjukkan bahwa isolat bakteri yang berpotensi sebagai probiotik tersebut mampu menghambat pertumbuhan bakteri uji patogen A. hydrophila.

Besarnya daerah zona bening di sekitar paper disk yang dihasilkan tiap-tiap isolat berbeda-beda berdasarkan tingkat daya hambat bakteri terhadap bakteri uji. Berdasarkan Gambar 4, nilai indikasi hambatan untuk bakteri M.

varians sebesar 2mm, bakteri S. arlattae sebesar 2 mm dan bakteri B. firmus sebesar 3 mm.

Pembahasan

Bakteri Potensial Probiotik Pada Lambung dan Usus Ikan Mas

Pengendalian penyakit bakterial yang umum dilakukan dengan pemakaian antibiotik atau bahan kimia sudah tidak diperbolehkan lagi. Hal ini dikarenakan antibiotik dapat menjadikan patogen-patogen menjadi resisten, berdampak negatif terhadap kesehatan konsumen berupa residu antibiotik dan menimbulkan kontaminasi terhadap lingkungan perairan. Sistem pengendalian penyakit yang ramah lingkungan haruslah dimunculkan, maka probiotik dipandang sebagai langkah alternatif yang berperan sebagai kontrol biologis yang digunakan sebagai musuh alami bakteri patogen.

Isolasi bakteri pada penelitian ini dilakukan untuk mendapatkan bakteri potensial probiotik pada ikan Mas (C. carpio). Isolasi dilakukan pada lambung dan usus ikan mas (cyprinus carpio) yang belum terkena antibiotik ataupun bahan

kimia lainnya dalam proses pembudidayaan agar kandidat bakteri probiotik yang ditemukan pada lambung dan usus ikan Mas (Cyprinus carpio) tidak merupakan bakteri dari hasil penggunaan antibiotik melainkan murni yang terdapat pada lambung dan usus ikan Mas.

Bakteri probiotik merupakan bakteri yang aman dan relatif menguntungkan dalam saluran pencernaan yaitu lambung dan usus ikan.

Lambung dan usus tersusun oleh mikroba yang bersifat memberikan dampak bagi peningkatan keseimbangan mikroba. Bakteri ini menghasilkan zat yang tidak berbahaya bagi inang tetapi justru menghancurkan bakteri patogen pengganggu sistem pencernaan. Dari hasil isolasi dan pemurnian didapatkan sebanyak 4 isolat, yaitu terdapat 2 isolat bakteri pada lambung dan 2 isolat dari hasil isolasi usus.

Hal ini sesuai dengan Lestari (2012) yang menyatakan bahwa jenis bakteri yang dominan dalam saluran pencernaan dapat mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan ikan sehingga dapat meningkatkan kualitas ikan. Bakteri yang terdapat didalam saluran pencernaan ikan menghasilkan enzim yang mampu digunakan dalam mendegradasi nutrisi dalam pakan. Bakteri tersebut memainkan peranan penting bagi kesehatan melalui beberapa cara seperti efeknya terhadap morfologi saluran pencernaan, nutrisi, patogen, dan immunitas. Beberapa mikroflora dalam saluran pencernaan dapat melindungi usus dari serangan bakteri patogen dan merangsang pembentukan imunitas.

Morfologi Koloni dan Sel Bakteri Potensial Probiotik Pada Ikan Mas

Berdasarkan hasil pengamatan koloni dari ke-4 isolat bakteri potensial probiotik pada tabel 2 diketahui, bahwa morfologi pada ke-4 isolat bakteri

memiliki kemiripan pada tepian dan elevasi, dimana ke-4 isolat bakteri tersebut memiliki tepian licin, dan elevasi cembung. Ke-4 isolat tersebut berasal dari isolasi lambung sebanyak 2 isolat dengan kode isolat LIM-01 dan LIM-02 serta 2 isolat dari hasil isolasi usus dengan kode isolat UIM-01 dan UIM-02 dan untuk warna ke-4 isolat bakteri tersebut memiliki sedikit perbedaan dimana pada isolat kode LIM-01 dan LIM-02 berwarna putih kekuningan dari hasil isolasi lambung dan isolat kode UIM-01 dan UIM-02 berwarna putih dari hasil isolasi usus.

Hasil pengamatan morfologi sel dari ke-4 isolat bakteri melalui pewarnaan Gram menunjukkan bahwa 3 isolat bakteri tersebut memiliki bentuk sel kokus dan 1 isolat bakteri berbentuk basil. Masing-masing bakteri merupakan gram positif yang mampu mempertahankan kristal violet pada pewarnaan Gram (Gambar 3).

Bakteri gram positif merupakan bakteri yang memiliki dinding sel yang tebal dan membran sel selapis sehingga pada saat bakteri mengalami dehidrasi dengan pemberian alkohol 96% pori-porinya akan mengkerut yang menyebabkan warna utama (kristal violet) tidak bisa keluar.

Karakterisasi dan Identifikasi Bakteri Potensial Probiotik Pada Ikan Mas Probiotik telah diketahui memiliki potensi untuk meningkatkan ketahanan tubuh dan memperbaiki kualitas air. Pada saluran pencernaan ikan, terdapat sedikitnya sembilan bakteri yang berfungsi membantu meningkatkan kecernaan pakan. Adapun jenis bakteri tersebut adalah Lactococcus sp., Carnobacterium sp., Stapylococcus sp., Bacillus sp., Eubacterium sp., Pseudomonas sp., Lactobacillus sp., Micrococcus sp., dan Bifidobacterium sp., bakteri-bakteri tersebut sering digunakan sebagai kandidat probiotik (Feliatra dkk., 2004).

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, isolat bakteri yang berpotensi probiotik yang berhasil ditemukan berjumlah 4 isolat dengan kode 01, LIM-02, UIM-01, dan UIM-02 (Tabel 1), yang memiliki ciri morfologi yang sama yaitu tepian licin dan elevasi datar tetapi memiliki sedikit perbedaan pada warna yaitu isolat LIM-01 dan LIM-02 berwarna putih-kekuningan dan isolat UIM-01 dan UIM-02 bewarna putih. Setelah melakukan pengamatan morfologi koloni, selanjutnya dilakukan tahap uji biokimia untuk menentukan spesies bakteri potensial probiotik dan ditemukan hasil uji biokimia pada ke-4 isolat bakteri tersebut.

Hasil uji biokimia pada kode LIM-01 dan LIM-02 menunjukkan hasil yang sama yaitu negatif untuk uji gelatin, urea, citrat, LIA, arabinosa, sorbitol dan sukrosa dan positif untuk uji katalase, oksidase, MR/VP, manitol, dan inositol serta TSIA bernilai acid. Dari hasil tersebut selanjutnya dilakukan penentuan spesies berdasarkan buku Bergey’s Manual of Determinative Bacteriology 8th Edition yang menyimpulkan bahwa hasil pada kode LIM-01 dan LIM-02 adalah Micrococcus varians. Hal ini sesuai dengan Holt et al. (1994) yang menyatakan bahwa bakteri Micrococcus sp. memiliki morfologi gram positif, jarang motil dan kebanyakan non motil, koloni berwarna kekuningan, tumbuh pada media yang sederhana, katalase positif, indol negatif, ada yang mampu memfermentasi glukosa dan ada yang mampu memfermentasi laktosa dan sukrosa, tumbuh optimum pada suhu 25ºC-37ºC.

Bakteri M. varians yang berhasil diisolasi dari saluran pencernaan ikan Mas adalah 2 isolat. Bakteri M. varians merupakan bakteri potensial probiotik yang berasal dari hasil isolasi pada lambung ikan Mas. Hal ini sesuai dengan

penelitian yang dilakukan oleh Saifudin, dkk (2015) yang menyatakan bahwa M.

varians merupakan bakteri yang berhasil diisolasi dari lambung ikan Mas dan memiliki antibakteri terhadap bakteri lain serta mampu menghidrolisis kasein dan lemak meskipun masih diperlukan penanganan selanjutnya bila sebagai probiotik baik skala laboratorium maupun lapangan.

Hasil uji biokimia pada isolat lainnya yaitu dengan kode UIM-01 ditemukan sedikit perbedaan hasil pada uji biokimia kode LIM-01 dan LIM-02 yaitu pada hasil uji oksidase dan sukrosa yang bernilai positif, dan TSIA yang bernilai alkali. Adapun hasil uji biokimia pada kode isolat UIM-01 yaitu positif untuk katalase, MR/VP, glukosa, manitol, inositol, dan sukrosa, negatif untuk motilitas, oksidase, gelatin, urea, citrat, LIA, arabinosa dan sorbitol serta TSIA yang bernilai alkali. Dari hasil tersebut menyatakan bahwa isolat dengan kode UIM-01 merupakan Staphylococcus arlettae. Hal ini sesuai dengan Holt et al.

(1994) yang menyatakan bahwa bakteri Staphylococcus sp. gram positif, motilitas berubah-ubah, kebanyakan motil, warna koloni putih susu atau krem. Bakteri ini memiliki katalase positif dan oksidase negatif, sering mengubah nitrit menjadi nitrat, mampu memfermentasi laktosa dan sukrosa, tumbuh optimum pada temperatur 37ºC. Beberapa spesies ada yang patogen pada manusia dan hewan.

Hasil uji biokimia pada kode isolat UIM-02 memiliki hasil yang sama pada kode isolat UIM-01 kecuali morfologi bentuk isolat yang merupakan basil (batang). Adapun hasil uji biokimia pada kode isolat UIM-02 yaitu positif untuk katalase, MR/VP, glukosa, manitol, inositol, dan sukrosa, negatif untuk motilitas, oksidase, gelatin, urea, citrat, LIA, arabinosa dan sorbitol serta TSIA yang bernilai alkali. Dari hasil tersebut dilakukan pengidentifikasian spesies berdasarkan buku

Bergey’s Manual of Determinative Bacteriology 8th Edition dan menyimpulkan bahwa kode isolat UIM-02 merupakan Bacillus firmus. Hal ini sesuai dengan Holt et al. (1994) yang menyatakan bahwa bakteri Bacillus firmus memiliki ciri-ciri morofologi yaitu gram positif, motil dengan flagel peritrik, endospora oval, kadang-kadang bundar atau silinder dan sangat resisten pada kondisi yang tidak menguntungkan. Warna koloni putih susu sampai kekuningan dengan tepian berombak, katalase positif, indol negatif dan mampu memfermentasi glukosa dan sukrosa. Tersebar luas pada bermacam-macam habitat dan sedikit spesies yang patogen. Suhu tumbuh optimum pada 28ºC-35ºC.

B. firmus merupakan bakteri potensial probiotik yang berhasil diisolasi dari usus ikan Mas. Bakteri B. firmus dapat dikatakan sebagai probiotik karena bakteri ini mampu hidup dan bertahan serta berkembang biak di dalam saluran pencernaan ikan dan dapat hidup dan berkembang di dalam air wadah pemeliharaan ikan. Hal ini sesuai dengan Irianto (2005) yang menyatakan bahwa probiotik B. firmus merupakan bakteri fakultatif aerob lebih menyukai kondisi lingkungan yang cukup oksigen sehingga pertumbuhannya menjadi lebih baik.

Probiotik B. firmus merupakan bakteri pelarut fosfat dan dapat menghasilkan fitohormon sehingga bakteri ini mampu memanfaatkan pakan dan menguraikannya menjadi bentuk yang lebih sederhana. Dengan kemampuan inilah maka Bacillus seringkali dimanfaatkan untuk penguraian substrat polimer organik, memperbaiki kualitas air, mengurai jumlah bakteri patogen melalui penyeimbang populasi mikroba serta meningkatkan kesehatan dan pertumbuhan inang seperti ikan.

Hidrolisis Pati (Amilum) dan Kasein (Protein) Pada Isolat Bakteri

Prinsip dasar kerja probiotik adalah pemanfaatan kemampuan mikroorganisme dalam memecah atau menguraikan rantai panjang karbohidrat, protein dan lemak yang menyusun pakan yang diberikan. Kemampuan ini diperoleh karena adanya enzim-enzim khusus yang dimiliki oleh mikroba untuk memecah ikatan tersebut. Menurut Effendi (2002), pemecahan molekul-molekul kompleks ini menjadi molekul sederhana jelas akan mempermudah pencernaan lanjutan dan penyerapan oleh saluran pencernaan ikan. Di sisi lain, mikroorganisme pelaku pemecah ini mendapat keuntungan berupa energi yang diperoleh dari hasil perombakan molekul kompleks tersebut.

Uji hidrolisis protein dilakukan untuk mengetahui kemampuan bakteri dalam menguraikan enzim protease. Uji ini ditandai dengan terbentuknya zona bening disekeliling bakteri yang ditanam pada media Skim Milk Agar yang mengandung kasein yang dapat dipecah oleh mikroorganisme proteolitik.

Uji hidrolisis pati (amilum) dilakukan untuk mengetahui kemampuan bakteri dalam menguraikan karbohidrat. Hidrolisis dari pati dapat terjadi dengan bantuan enzim amilase yang akan mengubah amilum menjadi maltosa. Uji hidrolisis pati ditandai dengan terbentuknya zona bening setelah diteteskan iodine pada isolat bakteri. Hal ini terjadi karena molekul pati merupakan molekul yang larut dalam air dan memberikan warna biru apabila tercampur dengan larutan iodin dan akan membentuk zona bening apabila menghidrolisis pati.

Dari hasil penelitian diperoleh bahwa isolat bakteri potensial probiotik yang diperoleh berasal dari genus Bacillus, Micrococcus, dan Staphylococcus melalui uji yang telah dilakukan. Isolat probiotik menghasilkan zona bening pada

uji hidrolisis protein yang artinya isolat bakteri tersebut memiliki kemampuan dalam menguraikan protein di dalam saluran pencernaan. Hal ini sesuai dengan Fardiaz (1992) yang menyatakan bahwa bakteri B. firmus merupakan bakteri potensial probiotik yang mempunyai sifat fisiologis menarik karena mempunyai kemampuan dalam mendegradasi senyawa organik seperti protein, selulosa, hidrokarbon dan agar, serta mampu menghasilkan antibiotik. Selain itu bakteri ini juga menunjukkan kemampuan dan ketahanan dalam menghadapi kondisi lingkungannya, misalnya ketahanan terhadap panas, asam, dan kadar garam, serta mempunyai kemampuan enzimatik, diantaranya dalam menghasilkan enzim amilase, protease dan lipase.

Indikasi Penghambatan Bakteri Aeromonas hydrophila

Produksi senyawa antimikroba sering dijadikan seleksi probiotik yaitu dengan melakukan uji indikasi penghambatan terhadap bakteri patogen, dimana variabel yang dilihat yaitu terjadinya penghambatan pertumbuan mikroba patogen.

Kemampuan bakteri probiotik dalam menghmbatan pertumbuhan bakteri patogen adalah metabolisme bakteri probiotik dalam menghasilkan asam laktat mampu untuk menghmbat berbagai macam mikroba patogen. Berdasarkan hasil penelitian dengan uji penghambatan Aeromonas hydrophila, diperoleh hasil bahwa ke-4 isolat menunjukkan indikasi penghambatan bakteri A. hydrophila dengan daya hambat masing-masing isolat yaitu M. varians 2 mm, S. arlettae 2 mm dan B.

firmus 3 mm.

Uji penghambatan bakteri patogen terhadap kandidat bakteri probiotik yang ditemukan di dalam lambung dan usus ikan menggunakan bakteri patogem

Aeromonas hydrophila. Bakteri ini merupakan bakteri yang paling sering menyerang ikan karena termasuk bakteri patogen oportunistik yang hampir selalu terdapat di air dan seringkali menimbulkan penyakit apabila ikan dalam kondisi yang kurang baik seperti adanya bercak merah pada ikan dan kerusakan pada kulit, insang dan organ dalam.

Uji penghambatan bakteri patogen biasanya dilakukan secara in vitro. Uji tersebut dapat dilakukan dengan beberapa metoda. Berdasarkan penelitian yang dilakukan, uji penghambatan bakteri patogen A.hydrophila menggunakan metoda paper disk, dimana paper disk yang telah ditanam isolat bakteri kandidat probiotik selanjutnya di letakkan di atas media yang telah disebar isolat bakteri patogen A.hydrophila, zona bening yang terbentuk disekeliling paper disk berisi kultur probiotik menunjukkan terjadinya penghambatan. Hal ini sesuai dengan Irianto (2003) yang menyatakan bahwa metode paper disk merupakan metoda yang cukup baik dan cukup kuat manakala daya penghambatannya terlihat baik dibandingkan metoda goresan pararel atau silang yang memiliki banyak kelemahan karena pembentukan isolat probiotik dan pertumbuan bakteri patogen tidak signifikan.

M. varians merupakan bakteri potensial probiotik pada ikan Mas (C. carpio) karena mampu menghambat pertumbuhan A. hydrophila yang merupakan bakteri patogen yang sering menyerang ikan dengan nilai indikasi penghambatan yaitu 2 mm. Keberhasilan probiotik M. varians dalam mengatasi dan mencegah serangan A. hydrophila disebabkan oleh kemampuan menyeimbangkan populasi mikroba pada media budidaya. Proses penghambatan pertumbuhan A. hydrophila pada media budidaya juga dapat melalui kompetisi

ruang dan nutrisi antara probiotik M. varians dan A. hydrophila sehingga patogen ini tidak mampu mencapai quorum untuk dapat menyebabkan sakit bagi ikan uji.

Penelitian yang dilakukan oleh Osman, dkk (2010) tentang penggunaan spesies Micrococcus sp. sebagai antibakteri dan imunostimulan terhadap ikan nila (Oreochromis niloticus), menyatakan bahwa bakteri Micrococcus sp. merupakan bakteri yang memiliki peran dalam pengendalian penyakit, promotor pertumbuhan dan juga mampu meningkatkan parameter fisiologis seperti alirah darah pada ikan.

Selain itu bakteri ini juga memiliki efek antagonis pada bakteri patogen A. hydrophila secara in vitro serta mendukung tingkat kelangsungan hidup ikan nila pada uji in vivo.

S. arlettae merupakan bakteri potensial probiotik yang berhasil di isolasi pada usus ikan Mas (C. carpio). Pada uji indikasi penghambatan terhadap bakteri patogen A. hydrophilla, bakteri ini mampu menghambat pertumbuhan bakteri patogen dengan terbentuknya zona bening disekitar paper disk sebesar 2 mm.

Bakteri Staphylococcus sp. belum dapat dikatakan bakteri potensial probiotik karena menurut Austin (1999) bakteri ini merupakan bakteri yang bersifat patogen pada manusia dan hewan dan pernah meyebabkan penyakit pada ikan budidaya ekor kuning dan sea beam merah di Jepang. Akan tetapi pada penelitan yang dilakukan Syabani, dkk (2015) tentang frekuensi penambahan bakteri Staphylococcus sp. pada media pemeliharaan benih Ikan Lele Dumbo mampu menghasilkan kelangsungan hidup 93,33 % lebih baik dibandingkan dengan media pemeliharaan yang tidak diberikan bakteri Staphylococcus sp. Sebagaimana disebutkan oleh Gomes, dkk (2000) yang menyatakan bahwa bakteri probiotik tidak semestinya disebut sebagai agensia pengendali biologis karena probiotik

tidak harus menyerang agensia patogen tetapi dapat pula dalam perbaikan air.

Oleh sebab itu isolat bakteri Staphylococcus arlettae perlu penanganan selanjutnya bila dijadikan probiotik baik skala labortaorium dan lapangan. Hal ini sesuai dengan Irianto (2005) yang menyatakan salah satu spesies probiotik pada akuakultur yang bakterinya dikenal sebagai patogen bagi manusia dan hewan tentu perlu dipertimbangkan, karena dari sisi usaha akuakultur menjadi tidak sepenuhnya aman.

Metoda uji penghambatan dari isolat bakteri potensial probiotik terhadap bakteri uji patogen A.hydrophilla menggunakan metode paper disk dengan mensuspensikan bakteri potensial probiotik dan bakteri uji patogen sebanyak 108 CFU/ml yang merupakan kekeruhan dengan hasil yang terbaik. Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Haditomo, dkk (2016) yang menyatakan bahwa hasil terbaik dari uji kultur bersama antara probiotik B. firmus dengan A. hydrophila pada skala in vitro adalah dengan penambahan probiotik B. firmus sebanyak 108 CFU/ml pada media broth dibandingkan dengan konsentrasi probiotik 102

B. firmus merupakan bakteri potensial probiotik yang berhasil ditemukan pada usus ikan Mas (C. carpio) karena menunjukkan adanya zona bening pada uji penghambatan pertumbuhan bakteri patogen A. hydrophila dengan nilai indikasi penghambatan yaitu 3 mm. Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Harjuno, dkk (2016) tentang studi Bacillus firmus dalam menghadapi A.

hydrophila pada media budidaya menyatakan bahwa daya uji zona hambat pada bakteri B. firmus terbukti mampu untuk menghambat pertumbuhan A. hydrophila

hydrophila pada media budidaya menyatakan bahwa daya uji zona hambat pada bakteri B. firmus terbukti mampu untuk menghambat pertumbuhan A. hydrophila

Dokumen terkait