• Tidak ada hasil yang ditemukan

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

2. Pembahasan 1 Kecemasan 1 Kecemasan

Berdasarkan hasil penelitian mengenai pengaruh terapi bermain dengan

tehnik bercerita terhadap kecemasan akibat hospitalisasi pada anak prasekolah

sesuai dengan hasil penelitian yang telah dilakukan terhadap 13 orang anak

prasekolah yang dihospitalisasi di RSUP H Adam Malik Medan, maka hasil yang

diperoleh adalah : 10 orang (76,9%) responden mengalami kecemasan akibat

hospitalisasi pada tingkat kecemasan ringan, 3 0rang (23,1%) pada tingkat sedang,

12 orang (92,3%) pada tingkat sedang, 1 orang (7,7%) pada tingkat kecemasan

berat. Hal ini sesuai dengan penelitian yang menunjukkan kunjungan ke rumah

sakit berhubungan dengan pengalaman traumatik pada anak (Eiser, 1990, dalam

Stuble, 2008, Haryatiningsih, 2009). Penyebab kecemasan yang dialami oleh anak

berhubungan dengan berbagai faktor, diantaranya berkaitan dengan petugas

kesehatan dan prosedur yang dilakukan (Nursalam, Susilaningrum & Utami,

2005, dalam Haryatiningsih, 2009). Hasil riset menunjukkan anak bertindak

agresif, membentak, konfrotasi dengan petugas dan bersikap tidak kooperatif pada

saat dilakukan prosedur invasive (Lewis, 1995, dalam Alifatin & Suswati, 2001,

Haryatiningsih, 2009).

Tingkat kecemasan yang dialami anak prasekolah yang relatif sedang

(Berat-sedang) disebabkan karena anak prasekolah berbeda-beda dalam

menghadapi lingkungan asing dan penyakit yang ia derita. Hal ini juga

dikarenakan reaksi yang dihadapi anak berbeda dalam menghadapi kecemasan

individual dan sangat tergantung pada usia perkembangan anak, pengalaman

sebelumnya terhadap sakit, sistem pendukung yang tersedia dan kemampuan

koping yang dimiliknya, pada umumnya, reaksi anak terhadap sakit adalah

kecemasan karena perpisahan, kehilangan, perlukaan tubuh, dan rasa nyeri. Reaksi

anak usia prasekolah terhadap hospitalisasi adalah menolak makan, sering

bertanya, menangis perlahan, tidak kooperatif terhadap petugas kesehatan. Sering

kali anak mempersepsikan hospitalisasi sebagai hukuman, sehingga ada perasaan

malu, takut sehingga menimbulkan reaksi agresif, marah, berontak, tidak mau

bekerja sama dengan perawat, dengan keadaan seperti itu sehingga perawatan di

rumah sakit menjadi kehilangan kontrol dan pembatasan aktivitas (Jovan, 2007).

Dari hasil pembahasan diatas dapat disimpulkan bahwa tingkat kecemasan

akibat hospitalisasi pada anak prasekolah di ruang perawatan anak RSUP H Adam

Malik Medan berada pada tingkat sedang (Berat-sedang) disebabkan karena anak

prasekolah menerima keadaannya dengan rasa ketakutan, bahkan beberapa

diantaranya akan secara terang-terangan menolak masuk ke rumah sakit. Anak

prasekolah yang cemas sering mengalami ketakutan dan perasaan tidak tenang

(Rothrock, 1999).

2.2 Terapi Bermain dengan tehnik bercerita terhadap Kecemasan akibat hospitalisasi pada anak prasekolah di RSUP H Adam Malik Medan

Terapi Bermain adalah suatu proses yang khusus yang berfokus kepada

kebutuhan anak untuk mengekspresikan diri mereka melalui penggunaan mainan

dalam aktivitas bermain (McGuinness, 2001 dalam Mayang 2006). Bercerita

Berdasarkan perhitungan hasil penelitian dari 13 responden tentang tingkat

kecemasan sebelum dan sesudah treatment (terapi bermain dengan tehnik

bercerita) dengan menggunakan aplikasi program SPSS diperoleh nilai signifikan

(p) 0,001. Maka dapat dikatakan bahwa terapi bermain dengan tehnik bercerita

memberikan pengaruh yang signifikan terhadap tingkat kecemasan akibat

hospitalisasi pada anak prasekolah. Selain itu keluarga anak juga merasa senang

selama proses ter

Selama proses terapi bermain dengan tehnik bercerita anak prasekolah

umumnya mengekspresikan kecemasan dan perasaannya akibat hospitalisasi dan

penyakit yang dialaminya. Selain itu, keluarga anak juga merasa senang selama

proses terapi bermain dengan tehnik bercerita berlangsung dan mengajukan

pertanyaan mengenai hal-hal yang terkait dengan kecemasan anak. Hal ini sejalan

dengan pendapat Perry & Potter (1993) mengatakan bahwa kehadiran orangtua

akan mengatasi keengganan beraktivitas pada anak karena nyeri yang dialaminya.

Hal ini juga sesuai dengan penelitian Thomas (2010) yang mengatakan bahwa

hubungan keluarga sangat berpengaruh terhadap kecemasan pada anak prasekolah

yang dirawat inap di bangsal melati 2 RSUD Dr. Moewardi Surakarta.

Sebagian besar anak prasekolah yang dihospitalisasi yaitu berusia 3 tahun.

Hal ini dikarenakan anak usia 3 tahun cenderung berpikir prakonseptual, ditandai

dengan pemikiran perceptual yang terbatas, dimana anak-anak menilai orang,

benda, dan kejadian dari penampilan luar mereka atau apa yang tampaknya terjadi

Sebagian besar posisi anak dalam keluarga adalah anak pertama. Hal ini

dilatarbelakangi karena anak sulit untuk beradaptasi dengan lingkungannya dan

orangtua yang masih belum berpengalaman dalam menghadapi anak. Anak sangat

sulit mengatakan respon yang ia rasakan pada orangtua bahkan dalam respon

psikologis yang ia alami. Namun dengan penelitian ini didapatkan bahwa anak

dengan bantuan instrumen mampu mengalihkan perhatiannya sehingga dapat

menurunkan tingkat kecemasannya pada suatu hal. Hal ini mungkin disebabkan

selama penelitian, pada saat pengukuran tingkat kecemasan anak sering

didampingi oleh orangtua sebagai orang terdekat bagi anak. Awalnya sangat sulit

membina rasa percaya antara anak berkat bantuan orang terdekat, hal ini pun

mampu dilakukan dengan menggunakan media-media yang mendukung terapi ini.

Pada anak yang berjenis kelamin perempuan sangat dominan menyenangi

cerita. Hal ini dikarenakan anak perempuan tidak menyukai aktivitas bergerak.

Pada anak yang dihospitalisasi, sebagian besar anak dirawat selama 2 hari

mengalami tingkat kecemasan lebih banyak. Hal ini dikarenakan anak belum

mengenal lingkungan dan prosedur pengobatan yang akan dijalani. Pada anak

yang baru masuk ke rumah sakit. Pada awalnya sangat sulit berinteraksi dengan

oranglain bahkan dengan orang asing. Respon yang muncul, anak cenderung

menangis atau marah ketika didekati, bahkan tidak segan-segan ia merajuk pada

orangtuanya. Atas bantuan dari orangtua pasien yang selalu ada disamping klien,

semua hambatan dapat teratasi dengan baik. Sebagian anak yang telah 2-3 hari

dirawat cenderung bisa berinteraksi dengan baik, bahkan ia merespon ketika kita

Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat kecemasan yang dialami

anak usia prasekolah mengalami penurunan sesudah terapi bermain dengan tehnik

bercerita. Hal ini berarti bahwa terapi bermain dengan tehnik bercerita sebagai

salah satu tehnik yang dapat mengalihkan perhatian anak akan suatu objek yang

mencemaskannya. Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan di RSUD

Kota Yogyakarta, yang menunjukkan bahwa imajinasi, salah satu metode yang

sederhana dari tehnik bercerita yang dapat mengalihkan perhatiaan anak dan

menurunkan tingkat kecemasan yang dialaminya. Namun, yang berbeda dari

penelitian yang dilakukan Eka (2009) adalah hasil yang didapat dan tempat

dilakukannya penelitian.

Dari hasil pembahasan di atas dapat disimpulkan bahwa terapi bermain

dengan tehnik bercerita terhadap kecemasan akibat hospitalisasi pada anak

prasekolah memberikan pengaruh yang signifikan terhadap penurunan tingkat

BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

Dokumen terkait