• Tidak ada hasil yang ditemukan

PTPN VII LAMPUNG SELATAN

6 PEMBAHASAN UMUM

Vegetasi di bawah tegakan kelapa sawit terdiri dari berbagai ragam jenis tumbuhan baik yang tergolong tumbuhan berdaun lebar, rumputan maupun teki- tekian. Salah satu jenis tumbuhan yang tumbuh baik di bawah tegakan kelapa sawit adalah N.biserrata. N.biserrata termasuk golongan paku-pakuan (Pterydophyta) yang dapat berkembangbiak dengan spora atau anakan. Hasil analisis vegetasi di kebun kelapa sawit PTPN, Rejosari, Natar, Lampung Selatan tahun tanam kelapa sawit 1996, 2001, 2005 menunjukkan bahwa N.biserrata merupakan tumbuhan yang mendominasi areal tersebut, disamping jenis lain seperti Asystasia gangetica

dan Paspalum conjugatum.

Kondisi lingkungan lahan di bawah tegakan kelapa sawit merupakan lingkungan tumbuh yang cocok N.biserrata dengan intensitas cahaya matahari berkisar 744 lux – 997 lux, suhu 27C - 30C, kelembaban udaran 61%-74% dan lengas tanah 54% - 57% (Tabel 3). Hal ini menunjukkan bahwa N.biserrata tumbuh baik pada areal ternaungi terutama di bawah tegakan kelapa sawit menghasilkan dengan umur tanam lebih tua dalam hal ini tahun tanam 1996.

Kondisi lingkungan ternaungi sebenarnya merupakan faktor pembatas bagi tanaman yang peka terhadap naungan, dimana tanaman peka naungan akan memiliki tingkat produksi yang lebih rendah dibandingkan apabila ditanam di areal yang terbuka atau tanpa naungan. Hal ini berbeda dengan lingkungan yang disyaratkan untuk pertumbuhan N.biserrata yang menghendaki lingkungan ternaungi sehingga tumbuhan ini dikelompokkan sebagai tumbuhan senang naungan. Pertumbuhan N.biserrata terlihat lebih baik di areal ternaungi dibandingkan di areal terbuka atau areal dengan tingkat intensitas matahari lebih tinggi. Tabel 2 menunjukkan bahwa nilai SDR (Summed Dominance Ratio) N.biserrata di bawah tegakan kelapa sawit tahun tanam 1996 lebih tinggi dibandingkan tahun tanam 2001 dan 2005. Semakin tua tanaman kelapa sawit maka tajuk tanaman semakin rapat sehingga areal di bawah tegakan kelapa sawit semakin ternaungi.

Awalnya keberadaan N.biserrata di bawah tegakan kelapa sawit menghasilkan (TM) dikelompokkan sebagai gulma karena merupakan tumbuhan yang tidak diharapkan tumbuh di antara tanaman utama yaitu kelapa sawit. Gulma di perkebunan kelapa sawit adalah semua jenis tumbuh-tumbuhan yang tumbuh di perkebunan kelapa sawit yang menimbulkan kerugian bagi pertumbuhan dan produksi kelapa sawit serta menimbulkan gangguan bagi kegiatan pengusahaan tanaman kelapa sawit. N.biserrata yang semula dianggap sebagai gulma merugikan di perkebunan kelapa sawit dapat berubah menjadi gulma bermanfaat dengan dilakukannya pengelolaan yang tepat sehingga keberadaan gulma ini cenderung dipertahankan di kebun kelapa sawit dan memberikan pengaruh positif bagi pertanaman kelapa sawit.

Salah satu pemanfaatan gulma di kebun kelapa sawit adalah sebagai tanaman penutup tanah. Tanaman penutup tanah berfungsi sebagai pelindung permukaan tanah dari daya disperse dan daya penghancuran oleh butir-butir hujan, memperlambat aliran permukaan, memperkaya bahan-bahan organik tanah serta memperbesar porositas tanah (Kartasapoetra et al. 2000). Fungsi lain tanaman penutup tanah diantaranya mengurangi kepadatan tanah (Cock 1985), sebagai tempat menyimpan karbon (Reicosky and Forcella 1998), mempengaruhi hidrologi

tanah dan menjaga dari erosi yang disebabkan oleh air dan angin (Battany & Grismen 2000), meningkatkan laju infiltrasi air (Archer et al. 2002). Tumbuhan tertentu dapat dijadikan tanaman penutup tanah apabila memenuhi kriteria diantaranya tidak menjadi kompetitor bagi tanaman utama dalam pemanfaatan sumberdaya alam, pertumbuhan cepat, rapat dan rimbun, mampu bersaing dengan gulma, tidak menjadi inang bagi hama dan penyakit yang dapat menyerang tanaman utama (Kartasapoetra et al. 2000).

N.biserrata tumbuh secara berkelompok berupa perdu, tidak melilit, jumlah daun banyak menutup tanah, perakaran serabut dan kuat menancap sampai kedalaman tanah ± 20 cm. Manfaat lain N.biserrata yaitu sebagai tanaman inang predator (Sycanus sp.) bagi hama pemakan daun seperti ulat api (Setora nitens) dan sebagai sarang serangga penyerbuk. Selain itu N.biserrata tidak disukai ternak karena sifat batangnya yang keras dan sedikit berkayu. Berdasarkan hal tersebut,

N.biserrata telah memenuhi kriteria sebagai tanaman penutup tanah di perkebunan kelapa sawit.

Salah satu peran tanaman penutup tanah adalah sebagai penyumbang bahan organik tanah sehingga kesuburan tanah meningkat. N. biserrata menyumbang hara sebesar 15.7 ton/ha/tahun bahan kering yang setara dengan 7.7 ton C (karbon) /ha/tahun dimana kandungan C di akar, batang, daun berturut-turut sebesar 47.2%, 54.1%, 50.8% terhadap bobot kering masing-masing bagian tanaman (Tabel 6). Dalam hal ini sumbangan hara N.biserrata lebih besar dibandingkan sumbangan hara Arachis pintoi sebesar 3.75 ton bobot kering/ ha/tahun (Purba dan Rahutomo 2000; Evrizal 2003) dan Mucuna bracteata sebesar 5.23 ton bobot basah/ha/tahun (Mathews 1998). Kandungan N, P, K tertinggi terdapat pada daun N.biserrata

berturut-turut sebesar 2.3%, 0.3%, 2.5% atau setara dengan 34.5 kg N/ha/tahun, 4.5 kg P/ha/tahun, 37.5 kg K/ha/tahun (Tabel 6). Kandungan hara yang terkandung pada daun Mucuna bracteata sebagai tanaman yang telah banyak digunakan sebagai tanaman penutup tanah di kebun kelapa sawit adalah 3.1% N, 0.3% P, 2.1% K. Daun N.biserrata memiliki kandungan K lebih tinggi dibandingkan daun

Mucuna bracteata, hal ini menjadi faktor penting dimana unsur K berperan penting dalam pembentukan TBS (tandan buah segar). Total kandungan hara N, P, K pada

N.biserrataadalah 194.1 kg N/ha/tahun, 18.7 kg P/ha/tahun, 184.2 kg K/ha/tahun. Produksi biomasa yang tinggi akan berkorelasi terhadap pengembalian unsur hara ke dalam tanah dalam perbaikan kesuburan tanah. Berdasarkan pengaruhnya terhadap kesuburan tanah N.biserrata ternyata memenuhi syarat sebagai tanaman penutup tanah. N biserrata penghasil bahan organik yang tinggi dan akan sangat bermanfaat jika ditanam di daerah dengan kandungan bahan organik rendah dan seringkali mengalami kekeringan seperti di daerah perkebunan kelapa sawit PTPN VII, Natar, Lampung Selatan.

Peran N.biserrata sebagai tanaman penutup tanah terutama dalam hal penambah bahan organik tanah yang digambarkan melalui potensi kandungan C dalam bagian tanaman tidak terlepas dari kemampuan N.biserrata untuk terdekomposisi. Mekanisme pengembalian hara ke dalam tanah didukung oleh dekomposisi serasah. Bagian tanaman N.biserrata yang gugur dan jatuh ke permukaan tanah akan terdekomposisi dengan laju dekomposisi sebesar 3.2% per hari pada kondisi tanah ternaungi (intensitas cahaya 3251 lux) dengan besarnya bahan tanaman yang dapat terdekomposisi dalam waktu 30 hari sebesar 94.5% bobot kering (Tabel 5). Kondisi tersebut didukung oleh keadaan lingkungan sebagai

faktor yang mempengaruhi laju dekomposisi yaitu suhu (Quideau et al. 2001; Heviaa et al. 2003). Pada keaadan ini kelembaban lebih berperan dibandingkan suhu dimana pada intensitas cahaya yang rendah suhu relatif lebih rendah tetapi kelembaban tinggi sehingga menyebabkan laju dekomposisi meningkat. Kelembaban tinggi dapat memacu aktivitas mikroorganisme mendekomposisi biomassa dalam tanah. Hal ini sejalan dengan pendapat Golley et al. (1983) yang mengemukakan bahwa serasah lambat melapuk selama musim kering dan cepat pada musim basah yang berkaitan dengan kelembaban yang terjadi. Hal ini menunjukkan bagian tanaman N.biserrata mudah terdekomposi sehingga dapat dengan cepat menyumbang hara ke dalam tanah.

Nisbah akar tajuk (NAT) N.biserrata sebesar 2.7 yang berarti bahwa bobot kering akar lebih tinggi dibandingkan bobot kering tajuk (batang dan daun). Hal ini menunjukkan N.biserrata memiliki sistem perakaran yang baik dan kuat sehingga menunjang peranannya sebagai tanaman penutup tanah terutama dalam mengurangi terjadinya erosi dan aliran permukaan. N.biserrata merupakan gulma bermanfaat sebagai tanaman konservasi di kebun kelapa sawit.

Dalam pemanfaatan N.biserrata sebagai tanaman penutup tanah diperlukan usaha menanam tanaman tersebut secara lebih teratur di tempat yang seharusnya

N.biserrata diharapkan tumbuh, misal di daerah luar piringan tanaman kelapa sawit dan sepanjang daerah gawangan mati. Hal ini dilakukan agar peranan N.biserrata

sebagai tanaman penutup tanah lebih optimal dan keberadaannya tidak mengganggu pertumbuhan tanaman kelapa sawit dan tidak mengganggu kegiatan kebun misal pemupukan, pengendalian hama dan penyakit tanaman, panen. Penanaman N.biserrata di kebun kelapa sawit hanya mencakup ± 11.5% dari luas total kebun kelapa sawit. Luasan efektif yang ditanam N.biserrata sebagai tanaman penutup tanah yang tidak terlalu besar itu menyebabkan diperlukan informasi dalam pengaturan jarak tanam di setiap petak penanaman N.biserrata agar diperoleh manfaat maksimal dalam peranannya sebagai tanaman penutup tanah terutama dalam hal kemampuan tanaman menutup tanah.

Penelitian yang telah dilakukan di kebun percobaan Cikabayan, University Farm Institut Pertanian Bogor menunjukkan bahwa N.biserrata yang ditanam dengan jarak tanam 10 cm x 10 cm memiliki kemampuan menutupi 94.2% tanah pada 20 MST (minggu setelah tanam) dengan indeks luas daun (ILD) sebesar 2.5. Hal ini berbeda nyata dengan pertumbuhan N.biserrata yang ditanam pada jarak tanam 20 cm x 20 cm dan 40 cm x 40 cm yang masing-masing memiliki kemampuan menutup tanah 82.2% dan 72.8% dengan nilai ILD 0.7 dan 0.1 pada 20 MST (Tabel 4). Hal ini menunjukkan bahwa pengaturan jarak tanam memegang peranan penting dalam menghasilkan pertumbuhan tanaman yang baik, kaitannya dengan kemampuan tanaman dalam menutup tanah.

Dalam pengelolaan N.biserrata sebagai tanaman penutup tanah, kegiatan penyulaman (penggantian tanaman mati) perlu dilakukan. Hal ini dikaitkan dengan persentase populasi tanaman hidup yang diperoleh dari masing-masing perlakuan jarak tanam (Tabel 4). Penanaman N.biserrata dengan jarak tanam 10 cm x 10 cm menghasilkan persentase tanaman hidup terendah dibandingkan penanaman dengan jarak tanam 20 cm x 20 cm dan 40 cm x 40 cm. Hal ini menunjukkan bahwa untuk mendapatkan persentase penutupan tanah yang tinggi sebagaimana yang diperoleh dengan penanaman dengan jarak tanam 10 cm x 10 cm diperlukan kegiatan

penyulaman sampai dengan umur tanam 4 MST pada petak penananam N.biserrata

di kebun kelapa sawit menghasilkan.

Gambar 3a menunjukkan bahwa N. biserrata yang ditanam dengan jarak tanam 10 cm x 10 cm menghasilkan tanaman yang lebih rendah dibandingkan perlakuan jarak tanam 20 cm x 20 cm dan 40 cm x 40 cm. Penanaman dengan jarak tanam 10 cm x 10 cm merupakan kondisi ideal untuk pertumbuhan N.biserrata

sebagai tanaman penutup tanah karena tanaman tidak cepat tumbuh meninggi dan cenderung tumbuh ke bagian samping yang ditandai dengan pertambahan jumlah daun terbanyak sehingga tanaman akan cepat menutup tanah (Gambar 3b).

Tanaman penutup tanah N.biserrata di bawah tegakan kelapa sawit yang ditanam pada jarak tanam 10 cm x 10 cm akan menutup 100% permukaan tanah pada 20 MST atau tepatnya 142 HST (hari setelah tanam). Pada kondisi tersebut,

N.biserrata berpengaruh positif terhadap kadar air tanah (KAT) melalui sistem perakarannya yang efektif berada sampai kedalaman tanah ± 20 cm. KAT pada lahan yang ditanami N.biserrata lebih tinggi dibandingkan lahan yang tidak ditanami N.biserrata (Gambar 5). Pengaruh positif N.biserrata terhadap KAT terutama terjadi pada musim kemarau (Agustus 2014, September 2014, Oktober 2014). Hal ini menunjukkan adanya N.biserrata sebagai tanaman penutup tanah terutama dalam hal meningkatkan kemampuan tanah dalam memegang air (waterholding capacity) melalui sistem perakaran yang tertancap kuat sampai kedalaman tanah 20 cm.

N.biserrata berperan dalam menjaga kelembaban tanah sehingga pada musim kemarau tanah cenderung tetap lembab dengan terkandungnya air yang cukup di pori-pori tanah. Hal ini tampaknya berkaitan pula dengan evaporasi yang terjadi dimana tanah yang ditanami N.biserrata mengalami evaporasi lebih rendah dibandingkan tanah terbuka atau tidak ditanami N.biserrata sehingga akan mempengaruhi KAT yang ada. Lapisan olah tanah berkurang kepadatannya dengan adanya penembusan oleh perakaran N.biserrata sehingga terbentuk pori-pori tanah yang lebih banyak sehingga infiltrasi meningkat yang menyebabkan KAT meningkat.

Peran N.biserrata pada musim hujan adalah mengurangi aliran hujan yang jatuh ke permukaan tanah melalui intersepsi oleh N.biserrata sehingga tidak berpengaruh langsung terhadap KAT. Aliran air hujan yang terlalu deras berpotensi menjadi aliran permukaan tapi dengan adanya N.biserrata, aliran permukaan dapat dikurangi terutama pada keadaan curah hujan tinggi. Hasil penelitian di Rejosari, Lampung Selatan menunjukkan bahwa pada Desember 2014 terjadi curah hujan yang relatif tinggi yaitu diatas 200 mm yang menyebabkan aliran permukaan. Aliran permukaan yang terjadi pada lahan yang ditanami N.biserrata sebesar 11.3 mm sedangkan pada lahan yang tidak ditanami N.biserrata aliran permukaan yang terjadi sebesar 130.5 mm (Tabel 11). Hal ini membuktikan penanaman tanaman penutup tanah N.biserrata berperan mengurangi aliran permukaan sebesar 91.34%. Penurunan aliran permukaan disebabkan karena sebagian air hujan yang jatuh tertahan sebagai air intersepsi sehingga tidak langsung jatuh ke permukaan tanah dan tidak langsung mempengaruhi KAT pada periode hujan tersebut. Pengamatan secara umum terhadap aliran permukaan yang terjadi di kebun kelapa sawit tahun tanam 1996, 2001, 2005 menunjukkan bahwa aliran permukaan menurun sebesar 77.7% dengan ditanamnya tanaman penutup tanah N.biserrata (Tabel 12).

Penurunan aliran permukaan lebih besar terjadi pada perlakuan N.biserrata yang dikombinasikan dengan teras gulud yaitu sebesar 95.2% (Tabel 12).

Adanya penurunan aliran permukaan disebabkan karena tanah mampu meresapkan air ke dalam tanah lebih banyak sehingga cadangan air tanah cenderung meningkat. Tanah dengan cadangan air yang cukup berpengaruh baik terhadap pertumbuhan dan perkembangan tanaman yang hidup di atasnya karena dengan adanya cadangan air tanah yang cukup, tanah dapat mensuplai air yang dibutuhkan tanaman. Penanaman N.biserrata sebagai tanaman penutup tanah berpengaruh positif terhadap cadangan air tanah di kebun kelapa sawit PTPN VII, Rejosari, Lampung Selatan yang ditunjukkan berkurangnya nilai defisit air yang terjadi (Tabel 7) sehingga diharapkan tanah tidak akan mengalami kekeringan. Pada musim kemarau (Agustus 2014 dan September 2014), defisit air tanah cenderung berkurang sampai kedalaman tanah 40 cm dengan ditanamnya N.biserrata.

Pengaruh positif juga terjadi pada musim hujan (Januari 2015 dan Februari 2015) yang ditunjukkan dengan nilai defisit air tanah yang semakin berkurang dengan ditanamnya N.biserrata terutama sampai kedalaman tanah 20 cm. Hal ini dikaitkan adanya sistem perakaran N.biserrata yang efektif sampai kedalaman tanah 0 – 20 cm.

Pengaruh N.biserrata terhadap KAT kebun kelapa sawit PTPN VII, Rejosari, Lampung Selatan tersaji pula pada Gambar 8, dimana petak yang ditanami

N.biserrata cenderung memiliki KAT lebih tinggi dibandingkan petak yang tidak ditanami N.biserrata baik pada kedalaman tanah 30 cm, 60 cm dan 90 cm. Hal ini berpengaruh baik terhadap pertumbuhan dan produksi kelapa sawit sebagai tanaman utama. Sistem perakaran kelapa sawit membentuk anyaman rapat dan tebal mencapai kedalaman 1 m, tetapi sebagian besar terdapat pada kedalaman 15 cm - 30 cm. Sistem perakaran serabut tersebut terdiri dari 4 tipe, yaitu akar primer yang tumbuh vertikal dan horizontal, akar sekunder yang tumbuh dari akar primer dengan diameter 1-4 mm, akar tersier yang tumbuh dari akar sekunder, arah tumbuhnya horizontal dengan panjang sampai 15 cm dan diameter 0.5-1.5 mm, akar kuarter yang tumbuh dari akar tersier dengan panjang sekitar 3 cm dan diameter 0.2-0.5 mm. Akar kuarter ini merupakan akar yang aktif menyerap unsur hara, air dan oksigen (Hartley 1988). KAT tanah yang baik terutama pada kedalaman 15 cm - 30 cm menciptakan kondisi yang memungkinkan perakaran kelapa sawit menyerap air lebih banyak untuk mendukung pertumbuhan dan perkembangannya. Hal ini membuktikan bahwa dengan ditanamnya N.biserrata meningkatkan KAT terutama pada kedalaman tanah 30 cm (Gambar 8) yang berpengaruh terhadap peubah pertumbuhan kelapa sawit yaitu jumlah pelepah, jumlah pelepah sengkleh dan peubah produksi yaitu jumlah bunga betina dan jumlah tandan. Bulan April 2015 jumlah pelepah kelapa sawit di petak yang ditanami N.biserrata lebih banyak 11.1% dibandingkan dengan petak yang tidak ditanami N. biserrata. Hal ini disebabkan selain karena curah hujan yang terjadi pada bulan tersebut (179 mm) juga karena KAT yang lebih tinggi dengan ditanamnya N.biserrata (Tabel 13). Tabel 14 menunjukkan bahwa pada Desember 2014 jumlah pelepah sengkleh menurun sebesar 58.8% dengan ditanamnya tanaman penutup tanah N.biserrata.

Penanaman N.biserrata yang dikombinasikan dengan aplikasi teras gulud pada Agustus 2014, Desember 2014 dan April 2015 menurunkan jumlah pelepah sengkleh berturut-turut 55.2%, 98.0%, 94.3%. Selain itu penanaman N.biserrata

bunga betina lebih banyak dibandingkan bunga jantan pada Desember 2014 dan April 2015 (Tabel 15). Pada Agustus 2014 (tidak ada hujan), Desember 2014 (curah hujan 212 mm), April (curah hujan 179 mm), penanaman N.biserrata

meningkatkan jumlah tandan berturut-turut sebesar 83%, 78.6%, 95.6%.

Secara lebih luas, peran N.biserrata dalam mengurangi defisit air tanah digambarkan melalui neraca air yang disajikan pada Gambar 6. Gambar 6 menunjukkan bahwa penanaman N.biserrata bermanfaat mengurangi jumlah hari terjadinya defisit air sebesar 50% dengan penurunan nilai defisit air sebesar rata- rata 60.23%. Hal ini membuktikan bahwa N.biserrata bermanfaat dalam hal mempengaruhi hidrologi tanah yaitu dengan berkurangnya defisit air tanah sehingga cadangan air tanah meningkat.

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, keberadaan N.biserrata di kebun kelapa sawit menghasilkan (TM) PTPN VII, Rejosari, Lampung Selatan memberikan manfaat sebagai penyumbang hara tanah, tempat penyimpan karbon, mengurangi kepadatan tanah, meningkatkan infiltrasi, mempengaruhi hidrologi tanah, menurunkan aliran permukaan tanah yang pada akhirnya berpengaruh positif terhadap pertumbuhan (jumlah pelepah dan jumlah pelepah sengkleh) dan produksi tanaman kelapa sawit (jumlah bunga betina dan jumlah tandan). Oleh karena itu

N.biserrata sangat cocok ditanam sebagai tanaman penutup tanah di perkebunan kelapa sawit menghasilkan.

Dokumen terkait