• Tidak ada hasil yang ditemukan

Uraian Materi

Dalam dokumen Modul Bina SMA-SMK KK H Prof-Ped (Halaman 14-65)

Pembelajaran sastra di sekolah merupakan satu kesatuan yang terintegrasi dengan pembelajaran bahasa Indonesia. Banyak manfaat yang dapat dipetik dengan mempelajari sastra, seperti yang dikatakan oleh Horatius ’dulce et utile’. Ungkapan yang berarti menyenangkan dan bermanfaat ini, berkaitan dengan segala aspek hiburan yang diberikan dan segala pengalaman hidup yang ditawarkan oleh sastra.

Agar pembelajaran sastra dapat diterima dengan baik, pengajar sastra dituntut harus: (1) menyenangi sastra, (2) menguasai materi sastra, (3) memahami hakikat dan tujuan pembelajaran sastra, (4) memiliki kemampuan mengapresiasi sastra, dan (5) menguasai metode pengajaran dan penilaian sastra.

Modul Guru Pembelajar Bahasa Indonesia SMA Kelompok Kompetensi Profesional H 5 Modul ini berisi tentang menulis prosa Indonesia. Sesuai dengan tujuan apresiasi maka kompetensi yang ingin dicapai yaitu dapat menulis prosa secara reseptif dan produktif agar memeroleh pengetahuan dan keterampilan tentang menulis prosa. Dengan demikian akan mendapatkan pengetahuan dasar tentang sastra khsususnya apresiasi prosa, bagaimana menikmati prosa, bahkan kesadaran yang lebih baik terhadap diri sendiri, orang lain, serta kehidupan sebagai upaya pembentukan watak atau karakter yang baik.

Menulis Prosa Indonesia 1. Apa Itu Prosa ?

Prosa adalah salah satu jenis tulisan yang dibedakan dengan puisi karena variasi ritme (rhythm) yang dimilikinya lebih besar, serta bahasanya yang lebih sesuai dengan arti leksikalnya. Kata prosa berasal dari bahasa Latin "prosa" yang artinya "terus terang". Jenis tulisan prosa biasanya digunakan untuk mendeskripsikan suatu fakta atau ide. Karenanya, prosa dapat digunakan untuk surat kabar, majalah, novel, ensiklopedia, surat, serta berbagai jenis media lainnya. Prosa juga dibagi dalam dua bagian, yaitu prosa lama dan prosa baru. Prosa lama adalah prosa bahasa Indonesia yang belum terpengaruhi budaya barat, sedangkan prosa baru adalah karangan bebas yang terkontaminasi budaya Barat serta tidak terikat oleh aturan-aturan apa pun.

2.

Jenis

Prosa

Jenis prosa Indonesia dapat dikelompokkan sebagai berikut.

a. Prosa Naratif yaitu karangan berisi penceritaan suatu peristiwa ataukejadian dengan tujuan pembaca seolah-olah mengalami kejadian yang diceritakan dalam karangan.

b. Prosa Deskriptif yaitu karangan berisi penggambaran suatu objek secara detail sehingga pembaca seolah-olah melihat dan merasakan sendiri objek yang digambarkan dalam karangan.

c. Prosa Eksposisi yaitu karangan yang memaparkan sejumlah pengetahuan atau informasi sejelas-jelasnya agar pembaca memahami isi pengetahuan atau informasi dengan benar.

6 Modul Guru Pembelajar Bahasa Indonsia SMA Kelompok Kompetensi Pedagogik H d. Prosa Argumentasi yaitu karangan berisi ide atau gagasan yang

dilengkapi data-data kesaksian yang bertujuan memengaruhi pembaca untuk menyatakan persetujuannya terhadap gagasan dalam karangan. 3. Unsur-Unsur Prosa

Layaknya seperti karya sastra yang lain prosa juga memiliki unsur-unsur pembangun yakni unsur intrinsik dan ekstrinsik. Berikut ini akan dibahas mengenai unsur intrinsik dan ekstrinsik dalam prosa.

Unsur intrinsik prosa terdiri atas :

1) Tema yaitu pokok masalah atau persoalan sebagai dasar karangan, yang diungkapkan dalam suatu cerita oleh pengarang. Tema prosa fiksi terutama novel terdiri atas tema utama dan beberapa tema bawahan. Sedangkan untuk cerpen (cerita pendek) hanya memiliki tema utama saja.

2) Alur/Plot Yaitu urutan atau kronologi peristiwa yang dilukiskan pengarang dalam suatu cerita rekaan yang terjalin satu dengan lainnya. Alur dapat diklasifikasikan menjadi tiga macam yaitu alur umum dengan tahapan sebagai berikut :

1) Eksposisi (Perkenalan/Pengantar)

Eksposisi adalah proses pemaparan dan pengenalan informasi penting kepada pembaca. Melalui eksposisi seorang pengarang mulai melukiskan atau memaparkan suatu keadaan, baik keadaan alam maupun tokoh-tokoh yang ada di dalam cerita tersebut serta informasi-informasi yang akan disampaikan pengarang kepada pembaca melalui uraian eksposisi tersebut.

2) Komplikasi (Pemunculan Masalah)

Komplikasi adalah permasalahan yang muncul dan terjadi di antara para tokoh, baik tokoh dengan tokoh, tokoh dengan tempat, maupun tokoh dengan suasana yang terdapat dalam cerita rekaan. 3) Klimaks (Puncak Ketegangan)

Klimaks adalah suatu permasalahan yang telah mencapai puncaknya (meruncing) dalam pengembangan peristiwa/cerita.

Modul Guru Pembelajar Bahasa Indonesia SMA Kelompok Kompetensi Profesional H 7 4) Antiklimaks (Ketegangan Menurun/peleraian)

Antiklimaks adalah suatu hal yang ditandai dengan menurunnya tingkat permasalahan yang terjadi pada tokoh dalam pengembangan peristiwa/cerita.

5) Resolusi (Penyelesaian)

Resolusi adalah kejadian akhir yang merupakan penyelesaian permasalahan atara tokoh dalam pengembangan cerita.

Berdasarkan tahapan alur dalam sebuah karangan/cerita, alur dapat dibedakan menjadi alur lurus, arus sorot balik, dan alur campuran. 6) Alur Lurus (Alur Maju/Alur Agresif) merupakan rangkaian cerita

yang dikisahkan dari awal hingga akhir tanpa mengulang kejadian yang telah lampau.

7) Alur Sorot Balik (Alur Mundur/Alur Regresif/Flash Back) merupakan rangkaian cerita yang mengisahkan kembali tokoh di masa lampau. Alur Campuran merupakan gabungan antara alur maju dan alur sorot balik.

Berdasarkan hubungan tahapan-tahapan dalam pengembangan peristiwa/cerita, alur dapat dibedakan menjadi alur rapat dan alur renggang.

Alur Rapat adalah alur yang terbentuk bila alur pembantu mendukung alur pokoknya, sedangkan alur renggang adalah alur yang terbentuk bila alur pokok tidak didukung oleh alur pembantu.

Berdasarkan kuantitasnya alur juga dapat dibedakan menjadi Alur Tunggal dan alur ganda.

Alur tunggal yaitu alur yang hanya terjadi pada sebuah cerita dan memiliki satu jalan cerita saja. Alur ini umumnya terdapat di dalam cerpen. Alur Ganda yaitu alur yang terjadi pada sebuah cerita dan memiliki jalan cerita lebih dari satu. Alur ini umumnya terdapat pada novel.

8 Modul Guru Pembelajar Bahasa Indonsia SMA Kelompok Kompetensi Pedagogik H 3) Tokoh yaitu pelaku di dalam cerita yang berperan dalam setiap insiden

permasalahan. Tokoh dalam cerita dapat dibedakan sebagai berikut : 1) Tokoh Protagonis (tokoh utama/tokoh sentral)

yaitu tokoh dalam cerita yang umumnya bersifat baik dan pembawa amanat cerita yang ditulis pengarang.

2) Tokoh Antagonis (tokoh kontra)

yaitu tokoh lawan/tokoh penentang tokoh utama/protagonis, umumnya memiliki sifat jahat.

3) Tokoh Tritagonis (tokoh komplementer/ tokoh pelerai)

yaitu tokoh sampingan yang berperan sebagai tokoh pelerai antara tokoh protagonis dan antagonis.

4) Penokohan yaitu perwatakan atau karakteristik tokoh cerita. Untuk melihat atau mengamati penggambaran watak atau karakteristik tokoh cerita dapat dilakukan dengan metode analitik, dramatik, dan kontekstual.

1) Metode analitik adalah cara penggambaran watak/karakter tokoh cerita secara langsung (eksplisit) misalnya penyayang, penyabar, keras kepala, baik hati, pemarah, dan sebagainya.

2) Metode dramatik adalah cara penggambaran watak/karakter tokoh cerita melalui percakapan tokoh dan perbuatan/tindakan yang dilakukan tokoh, misalnya dialog tokoh, jalan pikiran tokoh, perasaan tokoh, perbuatan tokoh, sikap tokoh, gambaran fisik, dan sebagainya.

3) Metode kontekstual adalah cara penggambaran watak tokoh melalui konteks verbal yang mengelilinginya. Lebih jelasnya, karakter tokoh dapat dilihat dan dipahami dengan memberikan suatu lingkungan yang mengelilingi tokoh, misalnya: kamar tokoh, rumah tokoh, tempat kerja atau tempat tokoh berada.

Watak tokoh terdiri atas sifat, sikap, dan kepribadian tokoh. Penokohan dapat dilakukan melalui dimensi fisik, psikis, dan sosial.

Modul Guru Pembelajar Bahasa Indonesia SMA Kelompok Kompetensi Profesional H 9 e. Latar (Setting) yaitu gambaran lingkungan yang ditentukan oleh

tempat/ lokasiperistiwa, misalnya di rumah sakit, daerah wisata, daerah transmigran dan sebagainya. waktu kejadian seperti tahun kejadian, musim hujan, masa perang, saat upacara, masa panen, periode sejarah, dan sebagainya, dan suasana kejadian di dalam cerita. Misalnya rasa aman, suasana damai, kondisi gawat, suasana gembira, berduka atau berkabung, kacau, galau, dan sebagainya

f. Sudut Pandang (Point of View) yaitu status atau kedudukan si pengarang dalam cerita.

Ada empat macam sudut pandang, antara lain :

1) Pengarang sebagai orang pertama. Pengarang dalam hal ini adalah pelaku utama (tokoh akuan);

2) Pengarang sebagai orang pertama pelaku sampingan; 3) Pengarang berada di luar cerita sebagai orang ketiga;

4) Kombinasi atau campuran, kadang di dalam dan kadang-kadang di luar cerita.

g. Gaya Bahasa yaitu cara yang digunakan pengarang untuk mengungkapkan maksud dan tujuannya baik dalam bentuk kata, kelompok kata, atau kalimat. Gaya bahasa atau majas ibarat kendaraan bagi seorang pengarang yang akan membawanya ke mana arah tujuan yang ingin dicapainya. Gaya bahasa atau majas merupakan faktor dominan dalam karya prosa fiksi.

h. Amanat yaitu pesan-pesan yang disampaikan pengarang melalui cerita yang ditulisnya. Pengarang menyampaikan amanatnya secara eksplisit dan implisit Amanat eksplisit adalah amanat pengarang yang disampaikan tertulis dalam karangan/cerita sehingga pembaca dapat dengan mudah menemukan amanat, sedangkan amanat implisit adalah amanat yang disampaikan pengarang secara tersirat (tersembunyi) dalam cerita. pembaca agak sulit menemukan amanat implisit dalam cerita. pembaca harus membaca keseluruhan isi cerita tersebut.

10 Modul Guru Pembelajar Bahasa Indonsia SMA Kelompok Kompetensi Pedagogik H Unsur ekstrinsik prosa yakni unsur-unsur yang berasal dari luar karya sastra, unsur-unsur ekstrinsik ini meliputi: nilai-nilai dalam cerita (agama, budaya, politik, ekonomi); latar belakang kehidupan pengarang; dansituasi sosial ketika cerita itu diciptakan.

4. Jenis Prosa

Berdasarkan jenisnya, prosa dapat dikelompokan menjadi prosa lama dan prosa baru. Prosa lama merupakan karya sastra yang belum mendapat pengaruh dari kebudayaan barat. Pada awalnya prosa lama berbentuk lisan karena pada masa itu belum ditemukan alat tulis-menulis. Namun, sekarang prosa lama juga dapat ditemukan dalam bentuk tulisan seperti hikayat, sejarah, kisah, dan dongeng. Adapun pengertian bentuk-bentuk prosa lama tersebut adalah:

a. Hikayat merupakan cerita yang berisi tentang kehidupan para dewi, dewa, pangeran, raja, dan lain-lain. Cerita-cerita yang ada di dalam hikayat bersifat fiksi dan tidak masuk akal. Contohnya adalah Hikayat Hang Jebat, Hikayat Nabi Sulaiman, Hikayat Raja Bijak, dan lain-lain. Sejarah (Tambo) adalah salah satu bentuk prosa lama yang bercerita

tentang peristiwa-peristiwa tertentu. Sejarah sastra lama berbeda dengan sejarah yang ditulis pada masa kini. Kebanyakan sastra lama sejarah disampaikan dengan menambahkan penyedap atau bumbu-bumbu cerita sehingga terdengar lebih menarik, sedangkan sejarah yang ditulis pada masa kini sama persis dengan kejadian sebenarnya dan dapat dibuktikan dengan fakta. Contoh bentuk prosa lama sejarah adalah Sejarah Melayu yang ditulis oleh Tun Sri Lanang pada tahun 1612.

c. Kisah adalah prosa lama yang berbentuk cerita-cerita pendek. Biasanya kisah bercerita tantang sebuah perjalanan, pengalaman atau petualangan orang-orang dahulu. Salah satu contoh prosa lama kisah adalah Kisah Raja Abdullah menuju Kota Mekah.

Modul Guru Pembelajar Bahasa Indonesia SMA Kelompok Kompetensi Profesional H 11 d. Dongeng Salah satu bentuk prosa lama yang sangat populer. Bentuk

prosa lama ini bercerita tentang khayalan-khayalan masyrakat pada zaman dahulu. Ragam dan bentuk dongeng pun berbeda-beda sesuai dengan isinya. Bentuk-bentuk dongeng antara lain:

1) Myth (Mitos)

Mite atau Myth adalah dongeng yang bercerita tentang kepercayan terhadap alam gaib atau benda-benda magis. Contoh: Ratu Pantai Selatan, Batu Menangis, asal-usul kuntilanak, dan lain-lain.

2) Legenda

Bentuk dongeng ini bercerita tentang riwayat atau asal-usul terjadinya sesuatu. Contohnya adalah Legenda Tangkuban Perahu, Legenda Pulau Jawa, dan lain-lain.

3) Fabel

Fabel merupakah bagian dari jenis cerita rakyat. Cerita rakyat dikenal sebagai cerita yang mengandung unsur fantasi dan berkembang secaraleluhur di masyarakat. Fabel sering disebut sebagai cerita binatang karena pelaku utamanya terdiri atas para binatang. Fabel ditulis dengan pesan tertentu, dengan tujuan memberi pelajaran hidup kepada pembaca melalui perilaku binatang yang menjadi tokoh cerita. Dalam fabel tidak tertutup kemungkinan adanya tokoh manusia serta benda-benda lain yang dapat berlaku seperti manusia. Fabel bercerita tentang kehidupan sehari-hari. Di Indonesia binatang yang sering menjadi tokohutama fabel terutama kancil.

Selain bersifat menghibur, cerita rakyat juga merupakan sarana untuk mengetahui: (1) asal-usul nenek moyang, (2) jasa atau teladan pendahulu kita, (3) hubungan kekerabatan atau silsilah, (4) asal mula suatu tempat, (5) adat-istiadat, dan (6) sejarah benda pusaka (Pusat Bahasa, 2003:26). Pada umumnya para pengarang cerita rakyat tidak diketahui namanya atau bersifat anonim. Menurut jenisnya, cerita rakyat dapat dibagi menjadi: mite, legenda, dan fabel.

12 Modul Guru Pembelajar Bahasa Indonsia SMA Kelompok Kompetensi Pedagogik H 4) Sage

Bentuk dongeng ini menceritakan tentang kisah-kisah kepahlawanan, keberanian, maupun kisah kesaktian seseorang. Contohnya Ciung Winara, Patih Gadjah Mada, Calon Arang, dan lain-lain.

5) Jenaka atau Pandir

Dongeng jenaka atau pandir menceritakan tentang orang-orang bodoh yang bernasib sial. Dongeng ini biasanya bersifat humor dan menghibur pendengarnya dengan kelucuan-kelucuan yang ada di dalam cerita. Contoh: Dongeng Abunawas, Dongeng Si Pandir, dan lain-lain.

6) Mite

Mite berhubungan dengan kepercayaan masyarakat tentang dewa-dewi dan kejadian gaib atau misteri. Contoh mite yang terkenal yaitu cerita tentang Nyai Loro Kidul.

7) Legenda merupakan cerita yang berhubungan dengan seorang tokoh, peristiwa sejarah, tempat, atau kejadian alam. Legenda berisi perpaduan antara kenyataan faktual dengan mitos atau khayalan. Contoh legenda antara lain yaitu kisah Tangkuban Perahu.

Prosa Baru adalah bentuk prosa yang muncul setelah mendapat pengaruh dari budaya-budaya asing atau barat. Bentuk prosa ini muncul setelah prosa lama dianggap telah kuno. Bentuk-bentuk prosa baru antara lain:

1. Roman

Roman adalah prosa baru yang menceritakan tentang kehidupan seseorang, dimulai dari lahir hingga kematiannya. Prosa ini menyajikan suatu aspek kehidupan masyarakat secara utuh dan menyeluruh serta memiliki banyak alur yang bercabang-cabang.

Modul Guru Pembelajar Bahasa Indonesia SMA Kelompok Kompetensi Profesional H 13 Salah satu contoh roman adalah Layar Terkembang karya Sultan Takdir Ali Syahbana.

2. Novel

Bentuk prosa baru ini menceritakan sebuah cerita atau kisah yang panjang. Novel menceritakan sebagian kehidupan seseorang sebagai tokoh utama yang mengandung beberapa konflik. Konflik-konflik tersebutlah yang mengubah kehidupan pelaku utamanya. Contohnya adalah Novel Laskar Pelangi, Sang Pemimpi, Ave Maria, dan lain-lain.

3. Cerpen

Cerpen adalah salah satu bentuk prosa baru yang cukup populer. Prosa baru ini menceritakan sebuah pengalaman atau sebgaian kecil kisah pelaku utamanya. Perbedaan cerpen dengan novel adalah konflik. Pada cerpen hanya satu konflik dan tidak meyebabkan perubahan sikap pada tokoh utama, sedangkan pada novel banyak ditemukan konflik. Contoh cerpen antara lain Robohnya Surau Kami karya A.A Navis, Keluarga Gerilya karya Pramoedya Ananta, dan lain-lain.

Cerpen dipelopori oleh Nathaniel Hawthorne dan Edgar Allan Poe, dan mulai berkembang di Amerika Serikat pada abad ke-19. Di Indonesia M. Kasim dianggap sebagai pelopor cerpen dengan terbitnya cerpen Teman Duduk pada tahun 50-an. Ayip Rosidi menyingkat kata ‘cerita pendek’ menjadi cerpen, dan istilah itu populer hingga saat ini. Menurut Eddy (1991:46) ciri utama sebuah cerpen meliputi: (1) hanya mengungkap satu masalah tunggal atau satu ide pusat, (2) menunjukkan adanya kebulatan cerita, serta (3) memusatkan perhatian pada satu tokoh utama dan pada satu situasi tertentu.

Karena waktu penceritaannya yang pendek, maka cerpen hanya berisi satu episode kehidupan manusia. Sebagai karya imajinatif, hal yang diceritakan belum tentu pernah terjadi tetapi mungkin saja dapat terjadi, karena cerpen dibuat berdasarkan kenyataan

14 Modul Guru Pembelajar Bahasa Indonsia SMA Kelompok Kompetensi Pedagogik H kehidupan. Selain itu, kekuatan cerpen terletak pada penggunaan bahasanya yang sederhana namun sugestif.

Membaca cerpen berarti mencoba memahami manusia dan memperoleh nilai-nilai kehidupan, bukan sekadar mengetahui jalan cerita. Oleh sebab itu, unsur perwatakan tokoh lebih dominan dibandingkan dengan unsur cerita.

4. Riwayat

Riwayat menceritakan sebuah kisah yang berisi tentang pengalaman-pengalam hidup seseorang yang diangkat dari kisah nyata orang tersebut dari lahir hingga meninggal. Biasanya yang diceritakan adalah tokoh-tokoh terkenal dan menginspirasi orang banyak. Ada beberapa jenis riwayat yaitu biografi dan otobiografi. Biografi merupakan kisah tokoh yang ditulis oleh orang lain, sedangkan otobiografi kisah yang ditulis oleh orang yang bersangkutan.

5. Kritik

Kritik berbentuk sebuah uraian pertimbangan seseorang terhadap suatu hasil kerja atau karya orang lain. Kritik berisi alasan-alasan tertentu dan bersifat objektif atau menghakimi.

6. Resensi

Resensi adalah prosa baru yang isinya membicarakan atau mengulas suatu karya baik yang berbentuk buku, film, lagu maupun jenis karya seni lainnya. Resensi bertujuan untuk memberikan penilaian terhadap suatu karya baik dari segi tema, tokoh, alur dan unsur-unsur lainnya agar menjadi pertimbangan bagi pembaca untuk menikmati atau tidak karya tersebut.

7. Esai

Bentuk prosa baru yang terakhir adalah Esai. Prosa ini berisi tulisan-tulisan yang berisi pendapat pribadi penulisnya terhadap sesuatu yang sedang menjadi bahan pembicaraan hangat di masyarakat.

Modul Guru Pembelajar Bahasa Indonesia SMA Kelompok Kompetensi Profesional H 15 Jenis prosa fiksi yang banyak dikenal orang yaitu cerita pendek (cerpen) dan novel. Dahulu orang membedakan antara novel dengan roman. Pada modul ini pembahasan dibatasi hanya paca cerpen dan fabel yang merupakan bagian dari cerita rakyat.

1. Mengarang Prosa Indonesia

Kegiatan menulis cerpen dilakukan mulai tahap yang sederhana, misalnya menuliskan kembali dengan kalimat sendiri cerpen yang pernah dibaca, atau menulis cerpen bertolak dari peristiwa yang pernah dialami. Memang sulit menentukan patokan pendeknya sebuah cerita pendek. Namun yang jelas, sebuah cerpen harus memenuhi komposisi: perkenalan, pertikaian, dan penyelesaian.

Sebelum menulis cerpen, hendaknya menentukan terlebih dahulu tujuan menulis cerpen. Apabila sudah dapat menemukan tujuannya, maka segala pengembangan imajinasi dan kreasi Anda akan terfokus pada pencapaian tujuan tersebut. Langkah selanjutnya ialah menentukan objek penulisan, yang dapat diambil dari kabar, pengamatan, atau pengalaman diri sendiri, serta pengalaman orang lain.

Mengarang cerpen jangan sibuk memikirkan judul lebih dulu, meskipun diakui judul berperan penting sebagai faktor pertama pembangkit minat orang untuk membaca cerpen tersebut. Oleh sebab itu, memilih judul harus perhatikan hal-hal berikut ini. a. Pilih judul yang singkat dan menarik

b. Hindari judul-judul yang klise, yang sudah ada, atau banyak dipakai orang

c. Pilih judul yang ‘menggelitik’ atau bahkan provokatif tapi tetap santun

16 Modul Guru Pembelajar Bahasa Indonsia SMA Kelompok Kompetensi Pedagogik H Mengapresiasi Prosa

Kata apresiasi secara harfiah berarti ‘penghargaan’ terhadap suatu objek, hal, kejadian, atau pun peristiwa. Untuk dapat memberi penghargaan terhadap sesuatu, tentunya kita harus mengenal sesuatu itu dengan baik dan dengan akrab agar kita dapat bertindak dengan seadil-adilnya terhadap sesuatu itu, sebelum kita dapat memberi pertimbangan bagaimana penghargaan yang akan diberikan terhadap sesuatu itu. Kalau yang dimaksud dengan sesuatu itu adalah karya sastra, lebih tepat iagi karya sastra prosa, maka apreciasi berati memberi penghargaan dengan sebaik-baiknya dan seohjektif mungkin terhadap karya sastra prosa itu. Penghargaan yang seobjektif mungkin, artinya penghargaan itu dilakukan setelah karya sastra kita baca, kita telaah unsur-unsur pembentuknya, dan kita tafsirkan berdasarkan wawasan dan visi kita terhadap karya sastra itu.

Seperti sudah dibicarakan, prosa atau prosa fiksi adalah sebuah bentuk karya sastra yang disajikan dalam bentuk bahasa yang tidak terikat oleh jumlah kata dan unsur musikalitas. Bahasa yang tidak terikat itu digunakan untuk menyampaikan tema atau pokok persoalan dengan sebuah amanat yang ingin disampaikan berkenaan dengan tema tersebut. Oleh karena itu, dalam apresiasi dengan tujuan membenkan penghargaan terhadap karya prosa itu, kita haruslah bisa “membongkar” dan menerangjelaskan hal-hal yang berkenaan dengan ukuran keindahan dan “kelebihan” karya prosa itu. Dengan demikian, penghargaan yang diberikan dapat diharapkan bersifat tepat dan objektif. Suatu apresiasi sastra, menurut Maidar Arsjad dkk dilakukan melalui beberapa tahap kegiatan. Tahap-tahap tersebut adalah.

1. Tahap penikmatan atau menyenangi. Tindakan operasionalnya pada tahap ini adalah membaca karya sastra

Modul Guru Pembelajar Bahasa Indonesia SMA Kelompok Kompetensi Profesional H 17 (puisi atau novel}, menghadiri acara deklamasi, dan sebagainya.

2. Tahap penghargaan. Tindakan operasionalnya, antara lain, melihat kebaikan, nilai, atau manfaat suatu karya sastra, dan merasakan pengaruh suatu karya ke dalam jiwa, dan sebagainya.

3. Tahap pemahaman. Tindakan opersionalnya adalah meneliti dan menganalisis unsure intrinsik dan unsur ektrinsik suatu karya sastra, serta berusaha menyimpulkannya.

4. Tahap penghayatan. Tindakan operasionalnya adalah rnenganalisis lebih lanjut akan suatu karya, mencari hakikat atau makna suatu karya beserta argumentasinya; membuat tafsiran dan menyusun pendapat berdasarkan analisis yang telah dibuat.

5. Tahap penerapan. Tindakan operasionalnya adalah melahirkan ide baru, mengamalkan penemuan, atau mendayagunakan hasil operasional dalam mencapai material, moral, dan struktural untuk kepentingan sosial, politik, dan budaya.

Teknik Menulis Prosa

Bagi sebagian orang menulis merupakan kegiatan yang sulit dilakukan, terlebih pula menulis prosa. Sebagai keterampilan berbahasa menulis membutuhkan dasar untuk menjadi sebuah

bacaan yang menarik bagi pembacanya.

Sebagai guru bahasa menulis merupakan satu keterampilan yang perlu diberikan kepada anak didik yang diharapkan mampu memanfaatkannya sebagai kecakapan hidup (life skill). Walaupun tidak diharapkan menjadi satrawan tetapi menulis dapat menjadi

penunjang tambahan bagi kehidupan mereka.

Pengalaman juga menjadi salah satu modal bagi seorang penulis. Pengalaman merupakan salah satu alternatif selain imajinasi untuk

18 Modul Guru Pembelajar Bahasa Indonsia SMA Kelompok Kompetensi Pedagogik H mengembangkan sebuah tulisan. Ada beberapa teknik yang dapat

Dalam dokumen Modul Bina SMA-SMK KK H Prof-Ped (Halaman 14-65)

Dokumen terkait