GURU PEMBELAJAR
MODUL
Mata Pelajaran Bahasa Indonesia
Sekolah Menengah Atas/Sekolah Menengah
Kejuruan
(SMA/SMK)
Kelompok Kompetensi H
Profesional : Apresiasi dan Kreasi Sastra Indonesia
Pedagogik : Penilaian Pembelajaran
Penulis: Dra. Farida Ariani, M.Pd. dkk.
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
Penulis:
1. Dra. Farida Ariani, M.Pd., HP. 08180694408
e-mail: faridafajar@gmail.com
2. Drs, Sinar Hadi, M.Pd., HP. e-mail:
3. Rina Sugiartinengsih, M.Pd., HP. 085921174792
e-mail: sugih1974@gmail.com
Penelaah:
1. Dr. Yeti Mulyati, M.Pd. HP. 087821486596
e-mail: yetimulya@yahoo.com
2. Drs. Krisanjaya, M.Hum. HP. 0818157653
e-mail: ksanjaya@yahoo.com
3. Drs. Sam Muchtar Chaniago, M.Pd.
HP. 0818803442
e-mail:samkalahari@yahoo.com
Copyright © 2016
Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan Bahasa, Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan
KOMPETENSI PROFESIONAL
Apresiasi dan Kreasi Sastra
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
vii
DAFTAR ISI
KATA SAMBUTAN ...
i
KATA PENGANTAR ...
iii
DAFTAR ISI ...
vii
A. Latar Belakang ... 1
B. Tujuan ...
2
C. Peta Kompetensi ...
2
D. Ruang Lingkup ...
2
E. Cara Penggunaan Modul ...
3
KEGIATAN PEMBELAJARAN I. MENULIS PROSA INDONESIA ...
4
A. Tujuan ...
4
B. Indikator Pencapaian Kompetensi ...
4
C. Uraian Materi ...
4
D. Aktivitas Pembelajaran ... 24
E. Latihan/ Tugas/ Kasus ... 24
F. Rangkuman ... 27
G. Umpan Balik dan Tindak Lanjut ... 28
H. Pembahasan ... 29
KEGIATAN PEMBELAJARAN 2.
MEMENTASKAN NASKAH DRAMA SEDERHANA ... 37
A. Tujuan ... 37
viii
C. Uraian Materi ... 37
D. Aktivitas Pembelajaran ... 55
E. Latihan/ Tugas/ Kasus ... 56
F. Rangkuman ... 58
G. Umpan Balik ... 60
H. Pembahasan Latihan/ Tugas/ Kasus... 61
PENUTUP ... 65
DAFTAR PUSTAKA ... 67
Modul Guru Pembelajar Bahasa Indonesia SMA Kelompok Kompetensi Profesional H 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Puisi, prosa, dan drama merupakan bentuk karya manusia yang dipelajari
dalam ilmu sastra, yang selanjutnya disebut sebagai karya sastra. Untuk
mengantarkan dan menyampaikan ilmu tersebut digunakan empat aspek
keterampilan berbahasa yaitu menyimak, berbicara, membaca, dan menulis.
Karya sastra selain sebagai media pendidikan, kontrol sosial, juga berfungsi
sebagai penyampaian pesan kepada masyarakat dalam menghadapi segala
polemik persoalan yang ada sehingga kita mempunyai gambaran terhadap
apa yang harus kita lakukan saat harus mengatasi persoalan yang sama
dengan apa yang terjadi dalam sebuah karya sastra. Karya sastra
merupakan hasil rekaan yang diciptakan oleh sastrawan melalui
imajinasinya. Walaupun karya sastra yang diciptakan merupakan imajinasi
atau khayalan pengarang yang tinggi, karya sastra tetap harus bersumber
pada kehidupan. Menurut Aristoteles dalam Nurgiantoro (1998:7), sastra
merupakan perpaduan antara mimetik dan kreasi, khayalan, serta realitas.
Mimetik memberikan pemaknaan bahwa sastra merupakan peniruan atau
pencerminan terhadap realitas kehidupan. Sebagai hasil dari proses
kreativitas, karya sastra merupakan hasil perenungan dari objek realitas
yang diangkat menjadi karya. Pada intinya, sebuah proses kreasi merupakan
hasil imajinasi atau khayalan pengarang.
Apresiasi erat kaitannya dengan sikap dan nilai. Untuk melakukan apresiasi
terhadap karya sastra diperlukan pengetahuan dan keterampilan yang cukup
memadai terhadap objek yang akan dibahas, agar apresiasi yang dilakukan
lebih baik. Perlu diketahui bahwa karya sastra mengandung beberapa unsur
yang membangun dari dalam karya sastra maupun yang membangun dari
luar karya sastra itu sendiri—dalam proses penciptaannya lazim dikenal
2 Modul Guru Pembelajar Bahasa Indonsia SMA Kelompok Kompetensi Pedagogik H berupa nilai-nlai sosial, filsafat, relegius, dan nilai lainnya yang terdapat
dalam kehidupan. Puisi, prosa, dan drama adalah hasil karya sastra yang di
dalamnya mengungkapkan masalah-masalah yang terdapat dalam
kehidupan, baik yang berkaitan dengan nilai sosial, filsafah, moral, dan
religius.
B. Tujuan
Tujuan penyusunan modul PKB Kelompok Kompetensi H ini agar Anda
dapat:
1. Menulis dan mengajarkan cara menulis prosa Indonesia
2. Mementaskan naskah drama sederhana Indonesia
C. Peta Kompetensi
Kompetensi yang akan dicapai dan ditingkatkan melalui modul ini mengacu
pada kompetensi Permendiknas Nomor 16 Tahun 2007 sebagai
KOMPETENSI INTI
(KI)
KOMPETENSI GURU MAPEL
(KG)
20. Menguasai materi, struktur, konsep, dan pola pikir keilmuan yang mendukung mata pelajaran yang diampu.
20.7 Mengapresiasi karya sastra secara reseptif dan produktif.
D. Ruang Lingkup
Ruang lingkup modul ini terdiri atas dua kegiatan pembelajaranyaitu:
Kegiatan Pembelajaran1 membahas materi Menulis Prosa
Modul Guru Pembelajar Bahasa Indonesia SMA Kelompok Kompetensi Profesional H 3 Setiap kegiatan pembelajaran mencakup: tujuan, kompetensi dan indikator
pencapaian kompetensi, uraian materi, aktivitas pembelajaran, latihan/
tugas/kasus, rangkuman, umpan balik dan tindak lanjut, pembahasan
latihan/tugas/kasus.
Sebagai acuan penilaian modul PKB Kelompok Kompetensi H ini disajikan
bahan evaluasi berupa soal pilihan ganda. Pada bagian akhir modul ini
terdapat penutup, daftar pustaka, dan glosarium
E. Cara Penggunaan Modul
Modul Diklat PKB Bahasa Indonesia SMA Kelompok Kompetensi H ini dapat
digunakan sebagai berikut.
1. Gunakan modul ini dengan sistematis yaitu dimulai dari pengantar,
pendahuluan, kegiatan-kegiatan hingga glosarium.
2. Bacalah pendahuluan modul ini. Cermati setiap tujuan, peta kompetensi,
dan ruang lingkupnya.
3. Ikuti langkah-langkah aktivitas pembelajaran dan model/teknik
pembelajaran yang digunakan pada setiap kegiatan pembelajaran dalam
modul ini.
4. Pada setiap kegiatan pembelajaran modul mencakup: tujuan, kompetensi
dan indikator pencapaian kompetensi, uraian materi, aktivitas
pembelajaran, latihan /tugas/kasus, rangkuman, umpan balik dan tindak
lanjut, pembahasan latihan/ tugas /kasus
5. Gunakan LK-LK yang telah disediakan untuk menyelesaikan setiap tugas/latihan/studi kasus yang diperlukan. Melalui kegiatan-kegiatan
pembelajaran yang dilakukan, Anda diharapkan dapat menghasilkan
produk seperti berikut ini.
a. Portofolio hasil belajar.
b. Rencana tindak lanjut untuk pelaksanaan PKB Guru.
4 Modul Guru Pembelajar Bahasa Indonsia SMA Kelompok Kompetensi Pedagogik H
KEGIATAN PEMBELAJARAN 1
MENULIS PROSA INDONESIA
A. Tujuan
Setelah mempelajari modul ini, Anda memiliki keterampilan menulis prosa.
B. Indikator Pencapaian Kompetensi
KOMPETENSI INTI
(KI)
KOMPETENSI GURU
MAPEL
(KG)
INDIKATOR
PENCAPAIAN
KOMPETENSI
Menguasai materi, struktur, konsep, dan pola pikir keilmuan yang mendukung mata pelajaran yang diampu.
20.7 Mengapresiasi karya sastra secara reseptif dan produktif.
20.7.4 Menulis prosa Indonesia
C. Uraian Materi
Pembelajaran sastra di sekolah merupakan satu kesatuan yang terintegrasi
dengan pembelajaran bahasa Indonesia. Banyak manfaat yang dapat dipetik
dengan mempelajari sastra, seperti yang dikatakan oleh Horatius ’dulce et
utile’. Ungkapan yang berarti menyenangkan dan bermanfaat ini, berkaitan
dengan segala aspek hiburan yang diberikan dan segala pengalaman hidup
yang ditawarkan oleh sastra.
Agar pembelajaran sastra dapat diterima dengan baik, pengajar sastra
dituntut harus: (1) menyenangi sastra, (2) menguasai materi sastra, (3)
memahami hakikat dan tujuan pembelajaran sastra, (4) memiliki kemampuan
mengapresiasi sastra, dan (5) menguasai metode pengajaran dan penilaian
Modul Guru Pembelajar Bahasa Indonesia SMA Kelompok Kompetensi Profesional H 5 Modul ini berisi tentang menulis prosa Indonesia. Sesuai dengan tujuan
apresiasi maka kompetensi yang ingin dicapai yaitu dapat menulis prosa
secara reseptif dan produktif agar memeroleh pengetahuan dan
keterampilan tentang menulis prosa. Dengan demikian akan mendapatkan
pengetahuan dasar tentang sastra khsususnya apresiasi prosa, bagaimana
menikmati prosa, bahkan kesadaran yang lebih baik terhadap diri sendiri,
orang lain, serta kehidupan sebagai upaya pembentukan watak atau
karakter yang baik.
Menulis Prosa Indonesia 1. Apa Itu Prosa ?
Prosa adalah salah satu jenis tulisan yang dibedakan dengan puisi karena
variasi ritme (rhythm) yang dimilikinya lebih besar, serta bahasanya yang
lebih sesuai dengan arti leksikalnya. Kata prosa berasal dari bahasa Latin
"prosa" yang artinya "terus terang". Jenis tulisan prosa biasanya
digunakan untuk mendeskripsikan suatu fakta atau ide. Karenanya, prosa
dapat digunakan untuk surat kabar, majalah, novel, ensiklopedia, surat,
serta berbagai jenis media lainnya. Prosa juga dibagi dalam dua bagian,
yaitu prosa lama dan prosa baru. Prosa lama adalah prosa bahasa
Indonesia yang belum terpengaruhi budaya barat, sedangkan prosa baru
adalah karangan bebas yang terkontaminasi budaya Barat serta tidak
terikat oleh aturan-aturan apa pun.
2.
JenisProsa
Jenis prosa Indonesia dapat dikelompokkan sebagai berikut.
a. Prosa Naratif yaitu karangan berisi penceritaan suatu peristiwa ataukejadian dengan tujuan pembaca seolah-olah mengalami kejadian
yang diceritakan dalam karangan.
b. Prosa Deskriptif yaitu karangan berisi penggambaran suatu objek secara detail sehingga pembaca seolah-olah melihat dan merasakan
sendiri objek yang digambarkan dalam karangan.
c. Prosa Eksposisi yaitu karangan yang memaparkan sejumlah pengetahuan atau informasi sejelas-jelasnya agar pembaca
6 Modul Guru Pembelajar Bahasa Indonsia SMA Kelompok Kompetensi Pedagogik H d. Prosa Argumentasi yaitu karangan berisi ide atau gagasan yang
dilengkapi data-data kesaksian yang bertujuan memengaruhi pembaca
untuk menyatakan persetujuannya terhadap gagasan dalam karangan.
3. Unsur-Unsur Prosa
Layaknya seperti karya sastra yang lain prosa juga memiliki unsur-unsur
pembangun yakni unsur intrinsik dan ekstrinsik. Berikut ini akan dibahas
mengenai unsur intrinsik dan ekstrinsik dalam prosa.
Unsur intrinsik prosa terdiri atas :
1) Tema yaitu pokok masalah atau persoalan sebagai dasar karangan,
yang diungkapkan dalam suatu cerita oleh pengarang. Tema prosa
fiksi terutama novel terdiri atas tema utama dan beberapa tema
bawahan. Sedangkan untuk cerpen (cerita pendek) hanya memiliki
tema utama saja.
2) Alur/Plot Yaitu urutan atau kronologi peristiwa yang dilukiskan
pengarang dalam suatu cerita rekaan yang terjalin satu dengan
lainnya. Alur dapat diklasifikasikan menjadi tiga macam yaitu alur
umum dengan tahapan sebagai berikut :
1) Eksposisi (Perkenalan/Pengantar)
Eksposisi adalah proses pemaparan dan pengenalan informasi
penting kepada pembaca. Melalui eksposisi seorang pengarang
mulai melukiskan atau memaparkan suatu keadaan, baik keadaan
alam maupun tokoh-tokoh yang ada di dalam cerita tersebut serta
informasi-informasi yang akan disampaikan pengarang kepada
pembaca melalui uraian eksposisi tersebut.
2) Komplikasi (Pemunculan Masalah)
Komplikasi adalah permasalahan yang muncul dan terjadi di antara
para tokoh, baik tokoh dengan tokoh, tokoh dengan tempat,
maupun tokoh dengan suasana yang terdapat dalam cerita rekaan.
3) Klimaks (Puncak Ketegangan)
Klimaks adalah suatu permasalahan yang telah mencapai
Modul Guru Pembelajar Bahasa Indonesia SMA Kelompok Kompetensi Profesional H 7 4) Antiklimaks (Ketegangan Menurun/peleraian)
Antiklimaks adalah suatu hal yang ditandai dengan menurunnya
tingkat permasalahan yang terjadi pada tokoh dalam
pengembangan peristiwa/cerita.
5) Resolusi (Penyelesaian)
Resolusi adalah kejadian akhir yang merupakan penyelesaian
permasalahan atara tokoh dalam pengembangan cerita.
Berdasarkan tahapan alur dalam sebuah karangan/cerita, alur dapat
dibedakan menjadi alur lurus, arus sorot balik, dan alur campuran.
6) Alur Lurus (Alur Maju/Alur Agresif) merupakan rangkaian cerita yang dikisahkan dari awal hingga akhir tanpa mengulang kejadian
yang telah lampau.
7) Alur Sorot Balik (Alur Mundur/Alur Regresif/Flash Back) merupakan rangkaian cerita yang mengisahkan kembali tokoh di masa lampau.
Alur Campuran merupakan gabungan antara alur maju dan alur
sorot balik.
Berdasarkan hubungan tahapan-tahapan dalam pengembangan
peristiwa/cerita, alur dapat dibedakan menjadi alur rapat dan alur renggang.
Alur Rapat adalah alur yang terbentuk bila alur pembantu mendukung alur pokoknya, sedangkan alur renggang adalah alur yang terbentuk bila
alur pokok tidak didukung oleh alur pembantu.
Berdasarkan kuantitasnya alur juga dapat dibedakan menjadi Alur Tunggal
dan alur ganda.
Alur tunggal yaitu alur yang hanya terjadi pada sebuah cerita dan memiliki satu jalan cerita saja. Alur ini umumnya terdapat di dalam
cerpen. Alur Ganda yaitu alur yang terjadi pada sebuah cerita dan memiliki jalan cerita lebih dari satu. Alur ini umumnya terdapat pada
8 Modul Guru Pembelajar Bahasa Indonsia SMA Kelompok Kompetensi Pedagogik H 3) Tokoh yaitu pelaku di dalam cerita yang berperan dalam setiap insiden
permasalahan. Tokoh dalam cerita dapat dibedakan sebagai berikut :
1) Tokoh Protagonis (tokoh utama/tokoh sentral)
yaitu tokoh dalam cerita yang umumnya bersifat baik dan pembawa
amanat cerita yang ditulis pengarang.
2) Tokoh Antagonis (tokoh kontra)
yaitu tokoh lawan/tokoh penentang tokoh utama/protagonis,
umumnya memiliki sifat jahat.
3) Tokoh Tritagonis (tokoh komplementer/ tokoh pelerai)
yaitu tokoh sampingan yang berperan sebagai tokoh pelerai antara
tokoh protagonis dan antagonis.
4) Penokohan yaitu perwatakan atau karakteristik tokoh cerita. Untuk
melihat atau mengamati penggambaran watak atau karakteristik tokoh
cerita dapat dilakukan dengan metode analitik, dramatik, dan
kontekstual.
1) Metode analitik adalah cara penggambaran watak/karakter tokoh
cerita secara langsung (eksplisit) misalnya penyayang, penyabar,
keras kepala, baik hati, pemarah, dan sebagainya.
2) Metode dramatik adalah cara penggambaran watak/karakter tokoh
cerita melalui percakapan tokoh dan perbuatan/tindakan yang
dilakukan tokoh, misalnya dialog tokoh, jalan pikiran tokoh,
perasaan tokoh, perbuatan tokoh, sikap tokoh, gambaran fisik, dan
sebagainya.
3) Metode kontekstual adalah cara penggambaran watak tokoh melalui
konteks verbal yang mengelilinginya. Lebih jelasnya, karakter tokoh
dapat dilihat dan dipahami dengan memberikan suatu lingkungan
yang mengelilingi tokoh, misalnya: kamar tokoh, rumah tokoh,
tempat kerja atau tempat tokoh berada.
Watak tokoh terdiri atas sifat, sikap, dan kepribadian tokoh. Penokohan
Modul Guru Pembelajar Bahasa Indonesia SMA Kelompok Kompetensi Profesional H 9 e. Latar (Setting) yaitu gambaran lingkungan yang ditentukan oleh
tempat/ lokasiperistiwa, misalnya di rumah sakit, daerah wisata,
daerah transmigran dan sebagainya. waktu kejadian seperti tahun
kejadian, musim hujan, masa perang, saat upacara, masa panen,
periode sejarah, dan sebagainya, dan suasana kejadian di dalam
cerita. Misalnya rasa aman, suasana damai, kondisi gawat, suasana
gembira, berduka atau berkabung, kacau, galau, dan sebagainya
f. Sudut Pandang (Point of View) yaitu status atau kedudukan si pengarang dalam cerita.
Ada empat macam sudut pandang, antara lain :
1) Pengarang sebagai orang pertama. Pengarang dalam hal ini adalah
pelaku utama (tokoh akuan);
2) Pengarang sebagai orang pertama pelaku sampingan;
3) Pengarang berada di luar cerita sebagai orang ketiga;
4) Kombinasi atau campuran, kadang di dalam dan
kadang-kadang di luar cerita.
g. Gaya Bahasa yaitu cara yang digunakan pengarang untuk
mengungkapkan maksud dan tujuannya baik dalam bentuk kata,
kelompok kata, atau kalimat. Gaya bahasa atau majas ibarat
kendaraan bagi seorang pengarang yang akan membawanya ke mana
arah tujuan yang ingin dicapainya. Gaya bahasa atau majas
merupakan faktor dominan dalam karya prosa fiksi.
h. Amanat yaitu pesan-pesan yang disampaikan pengarang melalui
cerita yang ditulisnya. Pengarang menyampaikan amanatnya secara
eksplisit dan implisit Amanat eksplisit adalah amanat pengarang yang
disampaikan tertulis dalam karangan/cerita sehingga pembaca dapat
dengan mudah menemukan amanat, sedangkan amanat implisit
adalah amanat yang disampaikan pengarang secara tersirat
(tersembunyi) dalam cerita. pembaca agak sulit menemukan amanat
implisit dalam cerita. pembaca harus membaca keseluruhan isi cerita
10 Modul Guru Pembelajar Bahasa Indonsia SMA Kelompok Kompetensi Pedagogik H Unsur ekstrinsik prosa yakni unsur-unsur yang berasal dari luar karya
sastra, unsur-unsur ekstrinsik ini meliputi: nilai-nilai dalam cerita (agama,
budaya, politik, ekonomi); latar belakang kehidupan pengarang;
dansituasi sosial ketika cerita itu diciptakan.
4. Jenis Prosa
Berdasarkan jenisnya, prosa dapat dikelompokan menjadi prosa lama
dan prosa baru. Prosa lama merupakan karya sastra yang belum mendapat pengaruh dari kebudayaan barat. Pada awalnya prosa lama
berbentuk lisan karena pada masa itu belum ditemukan alat
tulis-menulis. Namun, sekarang prosa lama juga dapat ditemukan dalam
bentuk tulisan seperti hikayat, sejarah, kisah, dan dongeng. Adapun
pengertian bentuk-bentuk prosa lama tersebut adalah:
a. Hikayat merupakan cerita yang berisi tentang kehidupan para dewi,
dewa, pangeran, raja, dan lain-lain. Cerita-cerita yang ada di dalam
hikayat bersifat fiksi dan tidak masuk akal. Contohnya adalah Hikayat
Hang Jebat, Hikayat Nabi Sulaiman, Hikayat Raja Bijak, dan lain-lain.
Sejarah (Tambo) adalah salah satu bentuk prosa lama yang bercerita
tentang peristiwa-peristiwa tertentu. Sejarah sastra lama berbeda
dengan sejarah yang ditulis pada masa kini. Kebanyakan sastra lama
sejarah disampaikan dengan menambahkan penyedap atau
bumbu-bumbu cerita sehingga terdengar lebih menarik, sedangkan sejarah
yang ditulis pada masa kini sama persis dengan kejadian sebenarnya
dan dapat dibuktikan dengan fakta. Contoh bentuk prosa lama
sejarah adalah Sejarah Melayu yang ditulis oleh Tun Sri Lanang pada
tahun 1612.
c. Kisah adalah prosa lama yang berbentuk cerita-cerita pendek.
Biasanya kisah bercerita tantang sebuah perjalanan, pengalaman
atau petualangan orang-orang dahulu. Salah satu contoh prosa lama
Modul Guru Pembelajar Bahasa Indonesia SMA Kelompok Kompetensi Profesional H 11 d. Dongeng Salah satu bentuk prosa lama yang sangat populer. Bentuk
prosa lama ini bercerita tentang khayalan-khayalan masyrakat pada
zaman dahulu. Ragam dan bentuk dongeng pun berbeda-beda
sesuai dengan isinya. Bentuk-bentuk dongeng antara lain:
1) Myth (Mitos)
Mite atau Myth adalah dongeng yang bercerita tentang
kepercayan terhadap alam gaib atau benda-benda magis. Contoh:
Ratu Pantai Selatan, Batu Menangis, asal-usul kuntilanak, dan
lain-lain.
2) Legenda
Bentuk dongeng ini bercerita tentang riwayat atau asal-usul
terjadinya sesuatu. Contohnya adalah Legenda Tangkuban
Perahu, Legenda Pulau Jawa, dan lain-lain.
3) Fabel
Fabel merupakah bagian dari jenis cerita rakyat. Cerita rakyat
dikenal sebagai cerita yang mengandung unsur fantasi dan
berkembang secaraleluhur di masyarakat. Fabel sering disebut
sebagai cerita binatang karena pelaku utamanya terdiri atas para
binatang. Fabel ditulis dengan pesan tertentu, dengan tujuan
memberi pelajaran hidup kepada pembaca melalui perilaku
binatang yang menjadi tokoh cerita. Dalam fabel tidak tertutup
kemungkinan adanya tokoh manusia serta benda-benda lain yang
dapat berlaku seperti manusia. Fabel bercerita tentang kehidupan
sehari-hari. Di Indonesia binatang yang sering menjadi
tokohutama fabel terutama kancil.
Selain bersifat menghibur, cerita rakyat juga merupakan sarana
untuk mengetahui: (1) asal-usul nenek moyang, (2) jasa atau
teladan pendahulu kita, (3) hubungan kekerabatan atau silsilah, (4)
asal mula suatu tempat, (5) adat-istiadat, dan (6) sejarah benda
pusaka (Pusat Bahasa, 2003:26). Pada umumnya para pengarang
cerita rakyat tidak diketahui namanya atau bersifat anonim. Menurut
jenisnya, cerita rakyat dapat dibagi menjadi: mite, legenda, dan
12 Modul Guru Pembelajar Bahasa Indonsia SMA Kelompok Kompetensi Pedagogik H 4) Sage
Bentuk dongeng ini menceritakan tentang kisah-kisah
kepahlawanan, keberanian, maupun kisah kesaktian seseorang.
Contohnya Ciung Winara, Patih Gadjah Mada, Calon Arang, dan
lain-lain.
5) Jenaka atau Pandir
Dongeng jenaka atau pandir menceritakan tentang orang-orang
bodoh yang bernasib sial. Dongeng ini biasanya bersifat humor
dan menghibur pendengarnya dengan kelucuan-kelucuan yang
ada di dalam cerita. Contoh: Dongeng Abunawas, Dongeng Si
Pandir, dan lain-lain.
6) Mite
Mite berhubungan dengan kepercayaan masyarakat tentang
dewa-dewi dan kejadian gaib atau misteri. Contoh mite yang terkenal
yaitu cerita tentang Nyai Loro Kidul.
7) Legenda merupakan cerita yang berhubungan dengan seorang
tokoh, peristiwa sejarah, tempat, atau kejadian alam. Legenda berisi
perpaduan antara kenyataan faktual dengan mitos atau khayalan.
Contoh legenda antara lain yaitu kisah Tangkuban Perahu.
Prosa Baru adalah bentuk prosa yang muncul setelah mendapat pengaruh dari budaya-budaya asing atau barat. Bentuk prosa ini muncul
setelah prosa lama dianggap telah kuno. Bentuk-bentuk prosa baru
antara lain:
1. Roman
Roman adalah prosa baru yang menceritakan tentang kehidupan
seseorang, dimulai dari lahir hingga kematiannya. Prosa ini
menyajikan suatu aspek kehidupan masyarakat secara utuh dan
Modul Guru Pembelajar Bahasa Indonesia SMA Kelompok Kompetensi Profesional H 13 Salah satu contoh roman adalah Layar Terkembang karya Sultan
Takdir Ali Syahbana.
2. Novel
Bentuk prosa baru ini menceritakan sebuah cerita atau kisah yang
panjang. Novel menceritakan sebagian kehidupan seseorang
sebagai tokoh utama yang mengandung beberapa konflik.
Konflik-konflik tersebutlah yang mengubah kehidupan pelaku utamanya.
Contohnya adalah Novel Laskar Pelangi, Sang Pemimpi, Ave Maria,
dan lain-lain.
3. Cerpen
Cerpen adalah salah satu bentuk prosa baru yang cukup populer.
Prosa baru ini menceritakan sebuah pengalaman atau sebgaian
kecil kisah pelaku utamanya. Perbedaan cerpen dengan novel
adalah konflik. Pada cerpen hanya satu konflik dan tidak
meyebabkan perubahan sikap pada tokoh utama, sedangkan pada
novel banyak ditemukan konflik. Contoh cerpen antara lain
Robohnya Surau Kami karya A.A Navis, Keluarga Gerilya karya
Pramoedya Ananta, dan lain-lain.
Cerpen dipelopori oleh Nathaniel Hawthorne dan Edgar Allan Poe,
dan mulai berkembang di Amerika Serikat pada abad ke-19. Di
Indonesia M. Kasim dianggap sebagai pelopor cerpen dengan
terbitnya cerpen Teman Duduk pada tahun 50-an. Ayip Rosidi menyingkat kata ‘cerita pendek’ menjadi cerpen, dan istilah itu populer hingga saat ini. Menurut Eddy (1991:46) ciri utama sebuah
cerpen meliputi: (1) hanya mengungkap satu masalah tunggal atau
satu ide pusat, (2) menunjukkan adanya kebulatan cerita, serta (3)
memusatkan perhatian pada satu tokoh utama dan pada satu
situasi tertentu.
Karena waktu penceritaannya yang pendek, maka cerpen hanya
berisi satu episode kehidupan manusia. Sebagai karya imajinatif,
hal yang diceritakan belum tentu pernah terjadi tetapi mungkin saja
14 Modul Guru Pembelajar Bahasa Indonsia SMA Kelompok Kompetensi Pedagogik H kehidupan. Selain itu, kekuatan cerpen terletak pada penggunaan
bahasanya yang sederhana namun sugestif.
Membaca cerpen berarti mencoba memahami manusia dan
memperoleh nilai-nilai kehidupan, bukan sekadar mengetahui jalan
cerita. Oleh sebab itu, unsur perwatakan tokoh lebih dominan
dibandingkan dengan unsur cerita.
4. Riwayat
Riwayat menceritakan sebuah kisah yang berisi tentang
pengalaman-pengalam hidup seseorang yang diangkat dari kisah
nyata orang tersebut dari lahir hingga meninggal. Biasanya yang
diceritakan adalah tokoh-tokoh terkenal dan menginspirasi orang
banyak. Ada beberapa jenis riwayat yaitu biografi dan otobiografi.
Biografi merupakan kisah tokoh yang ditulis oleh orang lain,
sedangkan otobiografi kisah yang ditulis oleh orang yang
bersangkutan.
5. Kritik
Kritik berbentuk sebuah uraian pertimbangan seseorang terhadap
suatu hasil kerja atau karya orang lain. Kritik berisi alasan-alasan
tertentu dan bersifat objektif atau menghakimi.
6. Resensi
Resensi adalah prosa baru yang isinya membicarakan atau
mengulas suatu karya baik yang berbentuk buku, film, lagu maupun
jenis karya seni lainnya. Resensi bertujuan untuk memberikan
penilaian terhadap suatu karya baik dari segi tema, tokoh, alur dan
unsur-unsur lainnya agar menjadi pertimbangan bagi pembaca
untuk menikmati atau tidak karya tersebut.
7. Esai
Bentuk prosa baru yang terakhir adalah Esai. Prosa ini berisi
tulisan-tulisan yang berisi pendapat pribadi penulisnya terhadap
sesuatu yang sedang menjadi bahan pembicaraan hangat di
Modul Guru Pembelajar Bahasa Indonesia SMA Kelompok Kompetensi Profesional H 15 Jenis prosa fiksi yang banyak dikenal orang yaitu cerita pendek
(cerpen) dan novel. Dahulu orang membedakan antara novel
dengan roman. Pada modul ini pembahasan dibatasi hanya paca
cerpen dan fabel yang merupakan bagian dari cerita rakyat.
1. Mengarang Prosa Indonesia
Kegiatan menulis cerpen dilakukan mulai tahap yang sederhana,
misalnya menuliskan kembali dengan kalimat sendiri cerpen
yang pernah dibaca, atau menulis cerpen bertolak dari peristiwa
yang pernah dialami. Memang sulit menentukan patokan
pendeknya sebuah cerita pendek. Namun yang jelas, sebuah
cerpen harus memenuhi komposisi: perkenalan, pertikaian, dan
penyelesaian.
Sebelum menulis cerpen, hendaknya menentukan terlebih
dahulu tujuan menulis cerpen. Apabila sudah dapat menemukan
tujuannya, maka segala pengembangan imajinasi dan kreasi
Anda akan terfokus pada pencapaian tujuan tersebut. Langkah
selanjutnya ialah menentukan objek penulisan, yang dapat
diambil dari kabar, pengamatan, atau pengalaman diri sendiri,
serta pengalaman orang lain.
Mengarang cerpen jangan sibuk memikirkan judul lebih dulu,
meskipun diakui judul berperan penting sebagai faktor pertama
pembangkit minat orang untuk membaca cerpen tersebut. Oleh
sebab itu, memilih judul harus perhatikan hal-hal berikut ini.
a. Pilih judul yang singkat dan menarik
b. Hindari judul-judul yang klise, yang sudah ada, atau banyak
dipakai orang
c. Pilih judul yang ‘menggelitik’ atau bahkan provokatif tapi tetap
16 Modul Guru Pembelajar Bahasa Indonsia SMA Kelompok Kompetensi Pedagogik H Mengapresiasi Prosa
Kata apresiasi secara harfiah berarti ‘penghargaan’ terhadap suatu objek, hal, kejadian, atau pun peristiwa. Untuk dapat
memberi penghargaan terhadap sesuatu, tentunya kita harus
mengenal sesuatu itu dengan baik dan dengan akrab agar kita
dapat bertindak dengan seadil-adilnya terhadap sesuatu itu,
sebelum kita dapat memberi pertimbangan bagaimana
penghargaan yang akan diberikan terhadap sesuatu itu. Kalau
yang dimaksud dengan sesuatu itu adalah karya sastra, lebih
tepat iagi karya sastra prosa, maka apreciasi berati memberi
penghargaan dengan sebaik-baiknya dan seohjektif mungkin
terhadap karya sastra prosa itu. Penghargaan yang seobjektif
mungkin, artinya penghargaan itu dilakukan setelah karya sastra
kita baca, kita telaah unsur-unsur pembentuknya, dan kita
tafsirkan berdasarkan wawasan dan visi kita terhadap karya
sastra itu.
Seperti sudah dibicarakan, prosa atau prosa fiksi adalah sebuah
bentuk karya sastra yang disajikan dalam bentuk bahasa yang
tidak terikat oleh jumlah kata dan unsur musikalitas. Bahasa
yang tidak terikat itu digunakan untuk menyampaikan tema atau
pokok persoalan dengan sebuah amanat yang ingin disampaikan
berkenaan dengan tema tersebut. Oleh karena itu, dalam
apresiasi dengan tujuan membenkan penghargaan terhadap karya prosa itu, kita haruslah bisa “membongkar” dan menerangjelaskan hal-hal yang berkenaan dengan ukuran keindahan dan “kelebihan” karya prosa itu. Dengan demikian, penghargaan yang diberikan dapat diharapkan bersifat tepat dan
objektif. Suatu apresiasi sastra, menurut Maidar Arsjad dkk
dilakukan melalui beberapa tahap kegiatan. Tahap-tahap
tersebut adalah.
1. Tahap penikmatan atau menyenangi. Tindakan
Modul Guru Pembelajar Bahasa Indonesia SMA Kelompok Kompetensi Profesional H 17 (puisi atau novel}, menghadiri acara deklamasi, dan
sebagainya.
2. Tahap penghargaan. Tindakan operasionalnya, antara lain,
melihat kebaikan, nilai, atau manfaat suatu karya sastra, dan
merasakan pengaruh suatu karya ke dalam jiwa, dan
sebagainya.
3. Tahap pemahaman. Tindakan opersionalnya adalah meneliti
dan menganalisis unsure intrinsik dan unsur ektrinsik suatu
karya sastra, serta berusaha menyimpulkannya.
4. Tahap penghayatan. Tindakan operasionalnya adalah
rnenganalisis lebih lanjut akan suatu karya, mencari hakikat
atau makna suatu karya beserta argumentasinya; membuat
tafsiran dan menyusun pendapat berdasarkan analisis yang
telah dibuat.
5. Tahap penerapan. Tindakan operasionalnya adalah
melahirkan ide baru, mengamalkan penemuan, atau
mendayagunakan hasil operasional dalam mencapai material,
moral, dan struktural untuk kepentingan sosial, politik, dan
budaya.
Teknik Menulis Prosa
Bagi sebagian orang menulis merupakan kegiatan yang sulit
dilakukan, terlebih pula menulis prosa. Sebagai keterampilan
berbahasa menulis membutuhkan dasar untuk menjadi sebuah
bacaan yang menarik bagi pembacanya.
Sebagai guru bahasa menulis merupakan satu keterampilan yang
perlu diberikan kepada anak didik yang diharapkan mampu
memanfaatkannya sebagai kecakapan hidup (life skill). Walaupun
tidak diharapkan menjadi satrawan tetapi menulis dapat menjadi
penunjang tambahan bagi kehidupan mereka.
Pengalaman juga menjadi salah satu modal bagi seorang penulis.
18 Modul Guru Pembelajar Bahasa Indonsia SMA Kelompok Kompetensi Pedagogik H mengembangkan sebuah tulisan. Ada beberapa teknik yang dapat
digunakan, di antaranya sebagai berikut:
1. Teknik Reportase (deskripsi) merupakan teknik ulasan dari
peristiwa yang dilihat baik peristiwa dalam perjalanan maupun
peristiwa pengalaman. Objek tempat dan konflik menjadi dasar
untuk mengembangkannya menjadi sebuah tulisan prosa.
2. Teknik Evita merupakan teknik menulis prosa dengan melibatkan
siswa secara langsung menjadi tokoh dalam suatu cerita yang akan
ditulis. Langkah pertama memunculkan seorang tokoh bernama
Evita yang dalam hal ini dijadikan sebagai objek konflik, langkah
kedua siswa menjadi tokoh lain yang terlibat peristiwa dengan
langsung mendialogkan dengan tokoh lain.Selanjutnya siswa
diminta untuk mengungkapkan kembali peritiwa yang baru saja
mereka dialogkan menjadi sebuah prosa. Terserah siswa akan
memulai dari peristiwa mana yang penting dasar cerita mereka
sesuai dengan konflik yang mereka dialogkan.
3. Teknik Kenangan Lama merupakan teknik menulis prosa dengan
melibatkan memori (kenangan) yang paling berkesan dalam diri
siswa. kemampuan menggali sesuatu yang pernah dialami dan
keterampilan meramu konflik menjadi sebuah alur yang runtut
merupakan satu modal besar bagi siswa.
4. Teknik Dia yang Malang merupakan teknik menulis prosa dengan
menceritakan teman, sahabat, atau orang lain yang mengalami
peristiwa tragis atau mengenaskan. Dalam teknik ini pigura cerita
merupakan satu bagian yang menarik untuk masuk ke inti cerita.
Maksudnya sebelum ke inti kemalangan, rangkaian alur diawali
dengan peritiwa pertemuan dengan tokoh yang malang kemudian
dia menceritakan, setelah itu akhiri dengan peristiwa perpisahan
menggunakan latar yang sama saat pertemuan pertama.Jadi
Modul Guru Pembelajar Bahasa Indonesia SMA Kelompok Kompetensi Profesional H 19 Demikian empat teknik yang sangat mudah dilaksanakan sebagai
dasar sebelum menulis. Jadi menulis prosa itu mudah. Selamat
mencoba.
Selain teknik di atas, menulis prosa juga dapat dilakukan berdasarkan
jenisnya, yaitu:
1. Prosa Deskripsi
Langkah-langkah yang dilakukan dalam menulis prosa deskripsi
sebagai berikut.
a. Rumuskan dahulu tujuan yang hendak dicapai oleh penulis;
b. Amatilah dengan seksama objek yang dijadikan topik dalam
penulisan tersebut;
c. Buatlah perincian tentang apa yang didengar, dilihat, dan
dirasakan oleh penulis mengenai objek tersebut,terutama yang
berhubungan dengan tujuan penulisan;
d. Supaya kekhususan menonjol, berilah penjelasan tambahan.
Deskripsi menyajikan gambaran tentang suatu hal, suatu masalah
atau suatu benda. Dengan kata lain karangan yang bercorak
deskriptif isinya melukiskan suatu hal, suatu masalah, suatu peristiwa
atau suatu benda.
Deskripsi sering kita jumpai sebagai bagian dari suatu narasi, bila
pengarang melukiskan wajah seorang pelaku, sosok seorang tokoh,
bila pengarang menggambarkan kamar atau rumah tinggal para
pelaku cerita, melukiskan keindahan pantai senja hari dan lainnya.
Tetapi dapat saja deskripsi berupa karangan yang utuh yang
membahas suatu tema.
Untuk menyusun karangan deskripsi sebenarnya langkah-langkah
yang kita tempuh sama saja dengan corak karangan yang lain seperti
argumentasi, eksposisi dan persuasi.
Langkah-langkahnya sebagai berikut:
A. Merumuskan tujuan
Tujuan penting sekali untuk kita rumuskan lebih dahulu, karena
20 Modul Guru Pembelajar Bahasa Indonsia SMA Kelompok Kompetensi Pedagogik H karangan selanjutnya. Tujuan juga menjadi pedoman dalam
mencari data-data yang diperlukan untuk melukiskan masalah
yang akan kita bahas dan kembangkan.
Sebagai contoh kita dapat merumuskan tujuan, misalnya
Memberi gambaran kepada pembaca khususnya para pelajar
akan perlunya menjaga keamanan dan ketertiban lingkungan
sekitarnya.
B. Mengumpulkan data
Bila topik telah kita ketahui, tujuan telah kita rumuskan,
selanjutnya kita mengumpulkan data yang diperlukan. Dalam
deskripsi kita dapat mengumpulkan data melalui
a) penglihatan : apa yang kita lihat di sekitar kita.
b) pendengaran : apa yang kita dengar
c) apa yang kita rasakan dan apa yang kita alami
Pengalaman pun akan membantu menambah data. Data yang
terkumpul kita inventarisasi, kita seleksi dan kita susun dalam
kerangka karangan.
C. Kerangka karangan
Langkah selanjutnya ialah membuat kerangka karangan. Seperti
telah kita ketahui, kerangka karangan yang terinci dengan baik
akan memudahkan kita menyusun sebuah karangan selanjutnya.
Dengan kerangka yang baik kita dapat menyusun kerangka secara
teratur, sistematis, tidak meloncat-loncat, terhindar dari
pengolahan pokok pikiran sampai dua kali atau lebih dalam satu
karangan.
2. Prosa Eksposisi
Langkah-langkah dalam menulis prosa eksposisi:
a. Menentukan topik yang akan disajikan;
b. Menentukan tujuan eksposisi;
c. Membuat kerangka yang lengkap dan sistematis. Isi kerangka
karangan eksposisi ini harus sesuai dengan tujuan yang
Modul Guru Pembelajar Bahasa Indonesia SMA Kelompok Kompetensi Profesional H 21 d. Mengembangkan eksposisi sesuai dengan kerangka karangan .
Oleh karena itu, untuk mencapai tujuan tersebut, maka dalam
mengembangkan eksposisi dapat memaknai pola sebagai berikut:
a. Definisikan, apa itu?
b. Klasifikasikanlah, ceritakan apa itu?
c. Ilustrasikanlah dengan contoh, gambar, grafik dan sebagainya.
d. Bandingkanlah atau pertentangkanlah dengan hal lain, apakah
kesamaan atau perbedaannya?
e. Analisislah, apa sebab dan akibatnya secara fungsional?
3. Prosa Argumentasi
Adapun langkah-langkah dalam mengembangkan prosa argumentasi
sebagai berikut.
a. Menetapkan tujuan yang akan dicapai
b. Mengumpulkan bahan, yakni kumpulan fakta dan kesaksian
c. Menarik kesimpulan. Dalam menarik kesimpulan cara
menghubung-hubungkan data harus hati-hati, penulis harus
bekerja dengan penalaran yang sehat. Penalaran dalam
mengambil kesimpulan dapat dilakukan secara induksi atau
deduksi. Penalaran secara induksi maksudnya penalaran itu
dimulai dengan mengemukakan bukti-bukti nyata, kemudian
diakhiri dengan suatu kesimpulan, sedangkan kalau secara
deduksi, penalaran, baru kemudian diikuti dengan bukti-bukti
nyata.
d. Penutup. Pada bagian ini penulis mengajak, mendorong dan
meyakinkan pembaca agar mau menerima dan mengakui
kebenaran argumentasi dari penulis. Sehingga pembaca mau dan
mampu melaksanakan pendapat, gagasan atau saran dari penulis.
4. Prosa Narasi
Adapun langkah-langkah sebagai berikut:
22 Modul Guru Pembelajar Bahasa Indonsia SMA Kelompok Kompetensi Pedagogik H b. Menetapkan atau memilih tema dan menyusun topik-topik atau
pokok-pokok pikiran yang sesuai dengan tujuan.
c. Mengelompokkan pokok-pokok pikiran menjadi tiga bagian, yaitu
untuk bagian awal, bagian tengah, dan bagian akhir.
d. Mengembangkan tiap-tiap bagian, yakni pada bagian awal penulis
menuturkan pokok-pokok pikiran yang membawa dan menarik
pembaca ke dalam narasi; pada bagian tengah penulis
menuturkan informasi yang berkenaan dengan titik konflik itu
terjadi. Pada bagian ini konflik didramatisasi sebagai informasi
bagi pembaca untuk memahami narasi. Kemudian, pada bagian
akhir adalah sebagai pembayangan yang akan terjadi atau
sebagai bagian penjelasa konflik tersebut.
5. Prosa Persuasi
a. Langkah-langkah yang harus ditempuh dalam menulis prosa
persuasi, adalah sebagai berikut:
b. Menentukan tujuan karangan.
c. Menentukan tema karangan.
d. Menyusun pokok-pokok pikiran yang akan dikembangkan.
e. Mengembangkan pokok-pokok pikiran, dengan uraian yang jelas
dan contoh-contoh yang nyata manfaat dari objek yang dijadika
objek dalam tema karangan.
f. Penutup. Disini penulis menyimpulkan hasil pegembangan
pokok-pokok pikiran tadi, terutama hal-hal yang mendorong agar
pembaca menjadilebih terbuka hatinya, sehingga mau mengikuti
gagasan penulis
Teknik Pembelajaran Apresiasi Prosa
Pembelajaran apresiasi prosa dapat dilakukan sebagai berikut.
1. Guru memilih sebuah novel atau cerita pendek yang sesuai dengan
usia murid, tingkat kelas, dan norma kehidupan. Mengingat waktu
yang terbatas barangkali cukup dipilih sebuah cerpen yang cukup
unsui-Modul Guru Pembelajar Bahasa Indonesia SMA Kelompok Kompetensi Profesional H 23 unsur instrinsik dan unsur ekstrinsik yang dijalin dalam cerpen
tersebut sebaik-baiknya. Juga mencoba mencari informasi yang
seluas-luasnya yang berhubungan dengan pengarang dan
karya-karya pengarang tersebut.
2. Guru menyuruh murid membaca cerita pendek tersebut dengan
serius (Andaikata cerita pendek tersebut cukup panjang, barangkali
bisa juga siswa disuruh membaca dulu di rumah schari
sebelumnya) sctclah selesai guru mengajukan pertanyaan,
misalnya:
Bagaimana kesan Anda terhadap cerpen tersebut? hal-hal apa saja
yang anda peroleh setelah membaca prosa tersebut?.
Kalau tidak ada yang menjawab, guru mcmberi pertanyaan
penegasan: Menarikkah cerita tersebut? Jawaban siswa mungkin
bermacam-macam (menarik, tidak menarik, membosankan, tidak
tahu, dsb). Dari jawaban ini guru mengajak siswa untuk
menelaahnya lebih jauh lagi.
3. Guru membimbing siswa untuk menganalisis lebih jauh lagi
mengenai unsur-unsur cerita tersebut, dengan mengajukan
pertanyaan-pertanyaan. Kegiatan ini dilakukan secara klasikal,
dengan rnemanfaatkan interaksi guru-siswa, guru,dan
siswa-siswa secara maksimal. Urutan penganalisisan dan jenis
pertanyaan, pembimbingan dapat dilakukan sebagai berikut:
a. plot (alur) certia tersebut
b. tokoh-tokoh dengan wataknya masing-masing
c. sudut pandang atau pusat cerita teresebut
d. tema dan amanat dari cerita tersebut
e. penggunaan bahasa dan gaya bahasa yang dilakukan
f. unsur-unsur ektrinsik yang menunjang cerita tersebut
4. Setelah analisis selesai dilakukan, setiap siswa diminta menyusun
pendapatnya mengenai cerita tersebut lengkap dengan alasannya.
24 Modul Guru Pembelajar Bahasa Indonsia SMA Kelompok Kompetensi Pedagogik H
D. Aktivitas Pembelajaran
Untuk mempelajari modul ini, Anda dapat melakukan langkah-langkah
kegiatan sebagai berikut.
Pendahuluan
1. Peserta mendapatkan penjelasan tujuan pembelajaran, cakupan materi,
dan langkah-langkah kegiatan pembelajaran.
2. Peserta bertanya jawab tentang apresiasi sastra secara reseptif.
3. Peserta membentuk kelompok kerja yang beranggotakan 3 – 4 orang.
Inti
1. Peserta berdiskusi tentang konsep apresiasi secara reseptif dan produktif,
yang terkait dengan materi puisi, prosa, dan drama.
2. Melakukan apresiasi secara reseptif dan produktif.
3. Peserta melakukan penilaian terhadap hasil karya individu dan
pementasan kelompok lain.
4. Peserta mendiskusikan hasil penilaian yang dilakukan.
5. Peserta dibimbing instruktur melakukan mengidentifikasi
hambatan-hambatan yang dialami, menganalisis pemecahan masalah yang
ditemukannya, dan menyimpulkan hasil diskusi.
Penutup
1. Peserta mengidentifikasi hambatan-hambatan yang dialami saat
memahami bahan ajar.
2. Peserta mendengarkan umpan balik dan penguatan dari instruktur
mengenai apresiasi dan kreasi sastra.
3. Peserta menyimak informasi mengenai rencana tindak lanjut
pembelajaran.
E. Latihan /Tugas/Kasus
Isilah tabel LK berikut sesuai pembedahan bab pada kegiatan pembelajaran
Modul Guru Pembelajar Bahasa Indonesia SMA Kelompok Kompetensi Profesional H 25 LK–01 Menulis Prosa Indonesia
Cuplikan Cerpen Uraian
Kura-kura yang Sombong
... Kedua bangau itu secara bersamaan menyampaikan rencana mereka untuk untuk membawa kura-kura itu pergi. “Tapi ada satu hal yang harus kauingat betul, sahabatku,” kata sang bangau, “Jangan sampai engkau membuka mulutmu selama dalam perjalanan.”
Kura-kurang menggigit erat dengan mulutnya bagian tengah tongkat. Kedua bangau terbang bersamaan.
Orang-orang di tengah ladang berteriak, “Lihatlah, alangkah pintarnya kura-kura itu! Anak gembala berteriak, “Lihatlah, alangkah pintarnya bangau-bangau itu! Mereka membawa kura-kura itu terbang ke angkasa.”
Mendengar teriakan anak-anak gembala itu, perasaannya tiba-tiba berontak, dan dengan kesal ia menggerutu.
Maka dengan sepenuh tenaga, kura-kura itu pun berteriak, “Hai....” Begitu kura-kura membuka mulutnya,ia pun terjatuh meluncur ke bumi. Tamatlah riwayat sang kura-kura.
Lanjutkan cuplikan cerpen ini dengan deskripsi suasana hati serta dialog kedua burung bangau, melihat sahabatnya terhempas ke bumi.
LK-02 Jenis-jenis prosa dapat dibagi menjadi empat. Jelaskan!
LK-03 Unsur intrinsik prosa terdiri dari ….
26 Modul Guru Pembelajar Bahasa Indonsia SMA Kelompok Kompetensi Pedagogik H LK-04 Jenis penggambaran watak tokoh dapat dilakukan dengan tiga
metode, yaitu ….
LK-05 Jelaskan empat sudut pandang (Point of View) dalam prosa!
LK-06 Bentuk-bentuk prosa lama adalah ….
LK-07 Bentuk-bentuk prosa baru adalah ….
LK-08 Apresiasi sastra dilakukan melalui beberapa tahap kegiatan.
Modul Guru Pembelajar Bahasa Indonesia SMA Kelompok Kompetensi Profesional H 27 LK-09 Langkah-langkah yang dilakukan dalam menulis prosa deskripsi adalah ….
LK-10 Jelaskan beberapa teknik yang dapat digunakan dalam menulis
prosa!
F. Rangkuman
Prosa adalah suatu jenis tulisan yang dibedakan dengan puisi karena
variasi ritme (rhythm) yang dimilikinya lebih besar, serta bahasanya yang
lebih sesuai dengan arti leksikalnya.
Jenis prosa terbagi empat yaitu: naratif, deskriptif, eksposisi, dan
argumentasi.
Unsur intrinsik dalam prosa adalah: tema, alur/plot, tokoh, penokohan, latar
(setting), sudut pandang (Point of View), gaya bahasa, dan amanat.
Tahapan alur dalam prosa adalah; alur lurus, alur sorot balik, dan alur
campuran.
Jenis prosa ada dua yaitu prosa lama dan baru. Prosa lama terdiri dari:
hikayat, sejarah (tambo), kisah, dan dongeng. Prosa baru terdiri dari; roman,
novel, cerpen, riwayat, kritik, resensi, dan esai.
Langkah-langkah yang dilakukan dalam menulis prosa deskripsi sebagai
berikut.
28 Modul Guru Pembelajar Bahasa Indonsia SMA Kelompok Kompetensi Pedagogik H 2. Amatilah dengan seksama objek yang dijadikan topik dalam penulisan
tersebut;
3. Buatlah perincian tentang apa yang didengar, dilihat, dan dirasakan oleh
penulis mengenai objek tersebut,terutama yang berhubungan dengan
tujuan penulisan;
4. Supaya kekhususan menonjol, berilah penjelasan tambahan.
Adapun teknik yang dapat digunakan dalam menulis prosa yaitu teknik
reportase, evita, kenangan lama, dan teknik dia.
G. Umpan Balik dan Tindak Lanjut
1. Apa yang Anda pelajari dalam kegiatan pembelajaran menulis prosa?
2. Hal apa yang Anda sukai dari pembelajaran ini? Mengapa Anda menyukainya?
Modul Guru Pembelajar Bahasa Indonesia SMA Kelompok Kompetensi Profesional H 29 Anda telah menguasai materi Diklat PKB kelompok kompetensi H dengan
baik. Selanjutnya, gunakanlah hasil diklat ini untuk kegiatan pembelajaran di
kelas sehari-hari.
H. Pembahasan Latihan/ Tugas /Kasus
LK-01
Kegiatan kreatif mencipta cerpen diantaranya melanjutkan penceritaan.
Setiap orang akan mengarang sesuai dengan kekuatan imajinasinya. Akan
tampak variasi cerita karena setiap orang dibebaskan berkreasi menutup
cerita.
LK-02
Jenis prosa dapat dibagi menjadi empat. Jelaskan!:
1. Prosa Naratif
2. Yaitu karangan yang isinya menceritakan suatu peristiwa atau kejadian
dengan tujuan agar pembaca seolah-olah mengalami kejadian yang
diceritakan itu.
3. Prosa Deskriptif
4. Yaitu karangan yang isinya menggambarkan suatu objek sehingga
pembaca seolah-olah melihat sendiri objek yang digambarkan itu.
5. Prosa Eksposisi
6. Yaitu karangan yang memaparkan sejumlah pengetahuan atau informasi
dengan sejelas-jelasnya.
7. Prosa Argumentasi
8. Yaitu karangan yang berisi ide atau gagasan yang dilengkapi data-data
kesaksian bertujuan mempengaruhi pembaca untuk menyatakan
30 Modul Guru Pembelajar Bahasa Indonsia SMA Kelompok Kompetensi Pedagogik H LK-03
1. Unsur intrinsik prosa terdiri dari:
2. Tema
Yaitu suatu yang menjadi pokok masalah atau persoalan sebagai
bahan karangan, yang diungkapkan dalam suatu cerita oleh
pengarang. Tema prosa fiksi terutama novel dapat terdiri dari tema
utama serta beberapa tema bawahan. Sedangkan untuk cerpen (cerita
pendek) hanya memiliki tema utama saja.
3. Alur/Plot
Yaitu urutan atau kronologi peristiwa yang dilukiskan pengarang dalam
suatu cerita rekaan, terjalin satu dengan yang lainnya. Alur dapat
diklasifikasikan menjadi tiga macam, yaitu sebagai berikut.
Alur umum, tahap-tahapannya adalah sebagai berikut :
4. Eksposisi (Perkenalan/Pengantar)
Eksposisi adalah proses penggarapan serta memperkenalkan
informasi penting kepada para pembaca. Melalui eksposisi, seorang
pengarang mulai melukiskan atau memaparkan suatu keadaan, baik
keadaan alam maupun tokoh-tokoh yang ada di dalam cerita tersebut,
serta informasi-informasi yang akan diberikan pengarang kepada
pembaca melalui uraian eksposisi tersebut.
5. Komplikasi adalah adanya masalah yang terjadi di antara para tokoh, baik tokoh dengan tokoh, tokoh dengan tempat, maupun tokoh dengan
suasana yang terdapat dalam cerita rekaan.
6. Klimaks (Puncak Ketegangan)
Klimaks adalah suatu permasalahan yang telah mencapai pada
puncaknya (meruncing).
7. Antiklimaks (Ketegangan Menurun/peleraian)
Antiklimaks adalah suatu peristiwa yang ditandai dengan menurunnya
Modul Guru Pembelajar Bahasa Indonesia SMA Kelompok Kompetensi Profesional H 31 8. Resolusi (Penyelesaian)
Resolusi adalah kejadian akhir yang merupakan penyelesaian
permasalahan di atara para tokoh cerita.
LK-04
Jenis penggambaran watak tokoh dapat dilakukan dengan tiga
metode, yaitu:
1. Metode analitik, yaitu pemaparan secara langsung (eksplisit) watak
atau tokoh dalam cerita, seperti; penyayang, penyabar, keras
kepala, baik hati, pemarah, dan lain sebagainya.
2. Metode dramatik, yaitu metode penokohan yang dipergunakan
pencerita dengan membiarkan para tokohnya untuk menyatakan diri
mereka sendiri lewat kata-kata, dan perbuatan mereka sendiri,
misalnya lewat dialog, jalan pikiran tokoh, perasaan tokoh,
perbuatan, sikap tokoh, lukisan fisik, dan sebagainya.
3. Metode kontekstual, yaitu cara menyatakan watak tokoh melalui
konteks verbal yang mengelilinginya. Jelasnya, melukiskan watak
tokoh dengan jalan memberikan lingkungan yang mengelilingi
tokoh, misalnya: kamarnya, rumahnya, tempat kerjanya, atau
tempat di mana tokoh berada. Watak tokoh terdiri dari sifat, sikap,
serta kepribadian tokoh. Penokohan dapat dilakukan melalui
dimensi (a) fisik, (b) psikis, dan (c) sosial.
LK-05
Ada empat macam sudut pandang, antara lain :
1. Pengarang sebagai orang pertama sebagai pelaku utama
(pengarang = aku);
2. Pengarang sebagai orang pertama sebagai pelaku sampingan;
3. Pengarang berada di luar cerita sebagai orang ketiga; dan
4. Kombinasi atau campuran, kadang di dalam dan
32 Modul Guru Pembelajar Bahasa Indonsia SMA Kelompok Kompetensi Pedagogik H LK-06
Bentuk-bentuk prosa lama adalah:
1. Hikayat
2. Sejarah (Tambo)
3. Kisah 4. Dongeng
LK-07
Bentuk-bentuk prosa baru adalah:
1. Roman
2. Novel
3. Cerpen
4. Riwayat
5. Kritik
6. Resensi
7. Esai
LK-08
Tahap-tahap apresiasi sastra dapat dilakukan dalam beberapa
kegiatan:
1. Tahap penikmatan atau menyenangi. Tindakan operasionalnya
pada tahap ini adalah membaca karya sastra (puisi maupun novel},
menghadiri acara deklamasi, dan sebagainya.
2. Tahap penghargaan. Tindakan operasionalnya, antara lain, melihat
kebaikan, nilai, atau manfaat suatu karya sastra, dan merasakan
pengaruh suatu karya ke dalam jiwa, dan sebagainya.
3. Tahap pemahaman. Tindakan opersionalnya adalah meneliti dan
menganalisis unsurintrinsik dan unsur ektrinsik suatu karya: astra,
serta berusaha menyimpulkannya.
4. Tahap penghayatan. Tindakan operasionalnya adalah rnenganalisis
Modul Guru Pembelajar Bahasa Indonesia SMA Kelompok Kompetensi Profesional H 33 karya beserta argumentasinya; membuat tafsiran dan menyusun
pendapat berdasarkan analisis yang telah dibuat.
5. Tahap penerapan. Tindakan operasionalnya adalah mclahirkan ide
baru, mengamalkan penemuan, atau mendayagunakan hasil
operasi dalam mencapai material, moral, dan struktural untuk
kepentingan sosial, politik, dan budaya
LK-09
Langkah-langkah yang dilakukan dalam menulis prosa deskripsi
sebagai berikut:
1. Rumuskan dahulu tujuan yang hendak dicapai oleh penulis;
2. Amatilah dengan seksama objek yang dijadikan topik dalam
penulisan tersebut;
3. Buatlah perincian tentang apa yang didengar, dilihat, dan
dirasakan oleh penulis mengenai objek tersebut,terutama yang
berhubungan dengan tujuan penulisan;
4. Supaya kekhususan menonjol, berilah penjelasan tambahan.
LK-10
Beberapa teknik yang dapat digunakan dalam menulis prosa!
1. Teknik Reportase (deskripsi) merupakan teknik ulasan dari
peristiwa yang dilihat baik peristiwa dalam perjalanan maupun
peristiwa pengalaman.
Deskripsi menyajikan gambaran tentang suatu hal, suatu
masalah atau suatu benda. Dengan kata lain karangan yang
bercorak deskriptif isinya melukiskan suatu hal, suatu masalah,
suatu peristiwa atau suatu benda.
a. Merumuskan tujuan
Sebagai contoh kita dapat merumuskan tujuan, misalnya :
34 Modul Guru Pembelajar Bahasa Indonsia SMA Kelompok Kompetensi Pedagogik H akan perlunya menjaga akeamanan dn ketertiban lingkungan
sekitarnya.
b. Mengumpulkan data
Data dapat dikumpulkan melalui:
a) penglihatan : apa yang kita lihat di sekitar kita.
b) pendengaran : apa yang kita dengar
c) apa yang kita rasakan dan apa yang kita alami
Data yang terkumpul diinventarisasi, seleksi dan disusun
ke dalam kerangka karangan.
c. Kerangka karangan
Seperti telah kita ketahui, kerangka karangan yang terperinci
dengan baik akan memudahkan kita menyusun sebuah
karangan selanjutnya.
2. Teknik Evita merupakan teknik menulis prosa dengan melibatkan
siswa secara langsung menjadi tokoh dalam suatu cerita yang
akan ditulis. Langkah pertama munculkan seorang tokoh
bernama Evita yang dalam hal ini dijadikan sebagai objek konflik,
langkah kedua siswa menjadi tokoh lain yang terlibat peristiwa
dengan langsung mendialogkan dengan tokoh lain.Selanjutnya
siswa diminta untuk mengungkapkan kembali peritiwa yang baru
saja mereka dialogkan menjadi sebuah prosa. Terserah siswa
akan memulai dari peristiwa mana yang penting dasar cerita
mereka sesuai dengan konflik yang mereka dialogkan.
3. Teknik Kenangan Lama merupakan teknik menulis prosa dengan
melibatkan memori (kenangan) yang paling berkesan dalam diri
siswa. kemampuan menggali sesuatu yang pernah dialami dan
keterampilan meramu konflik menjadi sebuah alur yang runtut
merupakan satu modal besar bagi siswa.
4. Teknik Dia yang Malang merupakan teknik menulis prosa
dengan menceritakan teman, sahabat, atau orang lain yang
mengalami peristiwa tragis atau mengenaskan. Dalam teknik ini
Modul Guru Pembelajar Bahasa Indonesia SMA Kelompok Kompetensi Profesional H 35 ke inti cerita. Maksudnya sebelum ke inti kemalangan, rangkaian
alur diawali dengan peritiwa pertemuan dengan tokoh yang
malang kemudian dia menceritakan, setelah itu akhiri dengan
peristiwa perpisahan menggunakan latar yang sama saat
pertemuan pertama.Jadi ending cerita berlatar sama dengan
Modul Guru Pembelajar Bahasa Indonesia SMA Kelompok Kompetensi Profesional H 37
KEGIATAN PEMBELAJARAN 2
MEMENTASKAN NASKAH DRAMA SEDERHANA
A. Tujuan
Setelah mempelajari modul ini, Anda diharapkan memiliki keterampilan
bermain drama.
B. Indikator Pencapaian Kompetensi
KOMPETENSI INTI
(KI)
KOMPETENSI GURU
MAPEL
(KG)
INDIKATOR
PENCAPAIAN
KOMPETENSI
20. Menguasai materi, struktur, konsep, dan pola pikir keilmuan yang mendukung mata pelajaran yang diampu.
20.7 Mengapresiasi karya sastra secara reseptif dan produktif.
20.7.6 Mementaskan naskah drama sederhana Indonesia
C. Uraian Materi
Pembelajaran sastra di sekolah merupakan satu kesatuan yang terintegrasi
dengan pembelajaran bahasa Indonesia. Banyak manfaat yang dapat dipetik
dengan mempelajari sastra, seperti yang dikatakan oleh Horatius ’dulce et
utile’. Ungkapan yang berarti menyenangkan dan bermanfaat ini, berkaitan
dengan segala aspek hiburan yang diberikan dan segala pengalaman hidup
yang ditawarkan oleh sastra.
Agar pembelajaran sastra dapat diterima dengan baik, pengajar sastra
dituntut minimal dapat: (1) menyenangi sastra, (2) menguasai materi sastra,
(3) memahami hakikat dan tujuan pembelajaran sastra, (4) memiliki
kemampuan mengapresiasi sastra, dan (5) menguasai metode pengajaran
38 Modul Guru Pembelajar Bahasa Indonsia SMA Kelompok Kompetensi Pedagogik H Modul ini berisi tentang pembelajaran mementaskan naskah drama
sederhana. Sesuai dengan tujuan apresiasi maka kompetensi yang ingin
dicapai yaitu dapat memantaskan naskah drama sederhana secara reseptif
dan produktif agar memperoleh pengetahuan dan keterampilan tentang
drama. Dengan demikian akan mendapatkan pengetahuan dasar tentang
sastra khsususnya mementaskan naskah drama, bagaimana menikmati
drama, bahkan kesadaran yang lebih baik terhadap diri sendiri, orang lain,
serta kehidupan sebagai upaya pembentukan watak yang baik.
Mementaskan Naskah Drama Sederhana Indonesia a. Mengenal Drama
Drama merupakan cabang seni sastra sekaligus seni pertunjukan yang
dapat berbentuk puisi maupun prosa. Dengan demikian, jika kita
berbicara mengenai drama berarti terdapat 2 pengertian, yaitu: (1) drama
sebagai seni sastra dan (2) drama sebagai seni pertunjukan.
Drama sebagai seni sastra berbentuk naskah drama. Dengan kata lain,
naskah drama sering disebut juga sebagai text play, repertoir, atau pun
closet-drama. Naskah drama berupa bacaan atau karya sastra yang
memerlukan pembaca, serta merupakan milik pribadi pengarangnya.
Sebuah naskah drama membutuhkan penggarapan dengan baik, agar
tercipta sebuah pertunjukan yang baik pula.
Agar Anda dapat lebih mengenal ciri naskah drama, perhatikan cuplikan
teks drama Kalung Ajaib karangan Subdiyanto berikut ini.
(Di kamar tidur Sari. Malam hari hampir subuh. Sari sedang gelisah dalam
tidurnya. Ayah datang membangunkan Sari. Lampu dan musik
pembukaan pengantar suasana ke dunia impian Sari. Semua peristiwa
babak satu ini terjadi dalam dunia impian Sari.)
1. AYAH : “Sari ... Sari ... Sari ... Bangunlah! Ayahmu datang, Sari.” 2. SARI : (Bangun. Duduk. Heran.)
“Ayah? Benarkah kau ayahku? Bukankah ayah sudah meninggal?”
Modul Guru Pembelajar Bahasa Indonesia SMA Kelompok Kompetensi Profesional H 39 tidurmu. Aku bermaksud akan membahagiakan kamu. Apa yang kausedihkan, Sari?”
4. SARI : “Ayah akan membahagiakan aku? Bisakah ayah memenuhi segala keinginanku?”
5. AYAH : “Ya Sari, aku akan memenuhi segala keinginanmu.” (Ayah mengeluarkan Kalung Ajaib.)
“Terimalah ini, Kalung Ajaib, yang akan bisa memenuhi segala keinginanmu. Kalau kau menginginkan sesuatu,
mintalah pada Kalung Ajaib ini, tentu akan kau dapatkan segala apa yang kau inginkan.” (Menyerahkan Kalung Ajaib. Sari menerimanya dengan senang.)
6. SARI : “Terima kasih, Ayah. Saya sangat senang.”
7. AYAH : “Sari, dengarlah baik-baikpesan ayah. Kalung Ajaib itu tak boleh perlihatkan kepada siapa pun juga. Kau tak boleh menceritakan hal Kalung Ajaib ini kepada orang lain. Kau tak boleh mengatakan kepada siapa pun juga, dari mana kaudapatkan segala apa yang kau miliki secara ajaib ini. Itu adalah pantangan!”
8. SARI : “Ya, Ayah. Sari akan merahasiakan Kalung Ajaib ini.”
9. AYAH : “Nah, sekarang tidurlah, ayah mau pergi.” (Sari menyimpan Kalung Ajaib di bawah bantal lalu berbaring. Ayah merapikan selimut Sari,lalu membelai kepala Sari.)“Selamat tinggal Sari. Berhati-hatilah. Ingatlah pesan Ayah baik-baik.”
Pada bagian awal teks drama di atas, terdapat tulisan yang diberi tanda
kurung (...). Bagian tersebut dinamakan notasi. Notasi merupakan bagian
dari naskah drama yang tidak diucapkan karena bukan merupakan dialog,
melainkan gambaran situasi atau pun gambaran gerak. Notasi tidak selalu
ditulis di dalam kurung, dapat pula ditulis dalam huruf kapital semua.
Perhatikan dialog ketika Sari terbangun. Kata (Bangun. Duduk. Heran.)
yang terletak di dalam tanda kurung merupakan notasi. Dengan demikian
tidak diucapkan oleh Sari, melainkan dilakukan atau dikerjakan. Selain itu
ada pula notasi yang ditulis dengan huruf biasa, namun penulisannya
sejajar dengan nama-nama tokoh.
Selain notasi tentu Anda melihat bahwa dalam teks tersebut terdapat
dialog antara Sari dan ayahnya yang sudah meninggal. Dialog dan notasi
40 Modul Guru Pembelajar Bahasa Indonsia SMA Kelompok Kompetensi Pedagogik H Lakon drama lebih mementingkan perwatakan, namun prosa lebih
mementingkan penokohan. Perwatakan adalah cara kerja pengarang
menggambarkan watak tokoh. Cara pengarang menampilkan watak tokoh
dapat dilakukan melalui 3 dimensi, yaitu:
1) Dimensi fisiologis
Pengarang menggambarkan watak tokoh melalui gambaran fisiknya,
antara lain dikemukakan jenis kelamin tokoh, usia ciri tubuh, ciri khas
yang menonjol, cacat jasmani, ras.
2) Dimensi psikologis
Pengarang mengemukakan kejiwaan tokoh yang antara lain meliputi:
temperamen, moral,ambisi, kegemaran.
3) Dimensi sosiologis
Pengarang menggambarkan keadaan sosial tokoh yang di antaranya
meliputi: suku, bangsa,agama, ideologi, pekerjaan, jabatan, serta kelas
ssoial.
Fokus antara drama dengan prosa fiksi dibedakan dengan adanya drama
yang lebih mementingkan plot dibandingkan dengan alur. Dalam prosa
fiksi, alur menduduki peran yang sangat penting. Plot merupakan jalinan
konflik yang pada akhirnya akan menimbulkan klimaks. Konflik terjadi
karena adanya sebab akibat yang menghubungkan antara satu peristiwa
dengan peristiwa lainnya di dalam cerita. Konflik juga terjadi karena
adanya pertentangan karakter dan pertentangan kepentingan dari para
tokoh. Tahapan plot di dalam drama meliputi:
1) Eksposisi
Pada tahap ini diperkenalkan para tokoh dengan karakter
masing-masing kepadapembaca.
2) Konflik
Pada tahap ini mulai muncul hambatan, sehingga timbullah pertikaian
awal yang disebabkan oleh adanya perbedaan karakter dari
Modul Guru Pembelajar Bahasa Indonesia SMA Kelompok Kompetensi Profesional H 41 terjadi karena adanya pertentangan, yang terwujud melalui tokoh-tokoh
lakon. Konflik terdiri atas: (a) konflik internal atau konflik batin, serta (b)
konflik eksternal atau konflik sosial. Konflik internal adalah konflik
yang terjadi pada batin seorang tokoh, sedangkan konflik eksternal
merupakan konflik yang terjadi antara: (1) tokoh dengan tokoh lain, (2)
tokoh dengan masyarakat, dan (3) tokoh dengan alam.
3) Komplikasi
Pada tahap ini konflik semakin banyak dan saling terkait sehingga
terjadilah kerumitan.
4) Klimaks
Klimaks merupakan titik puncak cerita dalam lakon drama. Penyebab
timbulnya klimakskarena adanya peningkatan konflik yang semakin
lama semakin memuncak takterkendali.
5) Resolusi
Tahap ini ditandai dengan mulai meredanya konflik. Para tokoh sudah
mulai dapat menemukan penyelesaian bagi pertikaian mereka
sebelumnya.
6) Denoument
Tahap ini berisi keputusan yang diambil para tokoh untuk mengakhiri
pertikaianyang sekaligus mengakhiri lakon drama. Denoument dapat
berupa pengakhiran yang baik (happy ending), pengakhiran yang
buruk (sad ending), atau pun pengakhiran lakon diserahkan pada
penafsiran pembaca sehingga bersifat terbuka (open ending).
b. Jenis Drama
Ada tiga unsur yang dapat dibicarakan dalam drama, yaitu bentuk, unsur,
serta macam drama. Berdasarkan bentuknya drama terdiri atas: (1