• Tidak ada hasil yang ditemukan

Modul Bina SMA-SMK KK H Prof-Ped

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Modul Bina SMA-SMK KK H Prof-Ped"

Copied!
162
0
0

Teks penuh

(1)

GURU PEMBELAJAR

MODUL

Mata Pelajaran Bahasa Indonesia

Sekolah Menengah Atas/Sekolah Menengah

Kejuruan

(SMA/SMK)

Kelompok Kompetensi H

Profesional : Apresiasi dan Kreasi Sastra Indonesia

Pedagogik : Penilaian Pembelajaran

Penulis: Dra. Farida Ariani, M.Pd. dkk.

Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

(2)

Penulis:

1. Dra. Farida Ariani, M.Pd., HP. 08180694408

e-mail: faridafajar@gmail.com

2. Drs, Sinar Hadi, M.Pd., HP. e-mail:

3. Rina Sugiartinengsih, M.Pd., HP. 085921174792

e-mail: sugih1974@gmail.com

Penelaah:

1. Dr. Yeti Mulyati, M.Pd. HP. 087821486596

e-mail: yetimulya@yahoo.com

2. Drs. Krisanjaya, M.Hum. HP. 0818157653

e-mail: ksanjaya@yahoo.com

3. Drs. Sam Muchtar Chaniago, M.Pd.

HP. 0818803442

e-mail:samkalahari@yahoo.com

Copyright © 2016

Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan Bahasa, Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

(3)
(4)
(5)
(6)
(7)

KOMPETENSI PROFESIONAL

Apresiasi dan Kreasi Sastra

Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

(8)
(9)

vii

DAFTAR ISI

KATA SAMBUTAN ...

i

KATA PENGANTAR ...

iii

DAFTAR ISI ...

vii

A. Latar Belakang ... 1

B. Tujuan ...

2

C. Peta Kompetensi ...

2

D. Ruang Lingkup ...

2

E. Cara Penggunaan Modul ...

3

KEGIATAN PEMBELAJARAN I. MENULIS PROSA INDONESIA ...

4

A. Tujuan ...

4

B. Indikator Pencapaian Kompetensi ...

4

C. Uraian Materi ...

4

D. Aktivitas Pembelajaran ... 24

E. Latihan/ Tugas/ Kasus ... 24

F. Rangkuman ... 27

G. Umpan Balik dan Tindak Lanjut ... 28

H. Pembahasan ... 29

KEGIATAN PEMBELAJARAN 2.

MEMENTASKAN NASKAH DRAMA SEDERHANA ... 37

A. Tujuan ... 37

(10)

viii

C. Uraian Materi ... 37

D. Aktivitas Pembelajaran ... 55

E. Latihan/ Tugas/ Kasus ... 56

F. Rangkuman ... 58

G. Umpan Balik ... 60

H. Pembahasan Latihan/ Tugas/ Kasus... 61

PENUTUP ... 65

DAFTAR PUSTAKA ... 67

(11)

Modul Guru Pembelajar Bahasa Indonesia SMA Kelompok Kompetensi Profesional H 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Puisi, prosa, dan drama merupakan bentuk karya manusia yang dipelajari

dalam ilmu sastra, yang selanjutnya disebut sebagai karya sastra. Untuk

mengantarkan dan menyampaikan ilmu tersebut digunakan empat aspek

keterampilan berbahasa yaitu menyimak, berbicara, membaca, dan menulis.

Karya sastra selain sebagai media pendidikan, kontrol sosial, juga berfungsi

sebagai penyampaian pesan kepada masyarakat dalam menghadapi segala

polemik persoalan yang ada sehingga kita mempunyai gambaran terhadap

apa yang harus kita lakukan saat harus mengatasi persoalan yang sama

dengan apa yang terjadi dalam sebuah karya sastra. Karya sastra

merupakan hasil rekaan yang diciptakan oleh sastrawan melalui

imajinasinya. Walaupun karya sastra yang diciptakan merupakan imajinasi

atau khayalan pengarang yang tinggi, karya sastra tetap harus bersumber

pada kehidupan. Menurut Aristoteles dalam Nurgiantoro (1998:7), sastra

merupakan perpaduan antara mimetik dan kreasi, khayalan, serta realitas.

Mimetik memberikan pemaknaan bahwa sastra merupakan peniruan atau

pencerminan terhadap realitas kehidupan. Sebagai hasil dari proses

kreativitas, karya sastra merupakan hasil perenungan dari objek realitas

yang diangkat menjadi karya. Pada intinya, sebuah proses kreasi merupakan

hasil imajinasi atau khayalan pengarang.

Apresiasi erat kaitannya dengan sikap dan nilai. Untuk melakukan apresiasi

terhadap karya sastra diperlukan pengetahuan dan keterampilan yang cukup

memadai terhadap objek yang akan dibahas, agar apresiasi yang dilakukan

lebih baik. Perlu diketahui bahwa karya sastra mengandung beberapa unsur

yang membangun dari dalam karya sastra maupun yang membangun dari

luar karya sastra itu sendiri—dalam proses penciptaannya lazim dikenal

(12)

2 Modul Guru Pembelajar Bahasa Indonsia SMA Kelompok Kompetensi Pedagogik H berupa nilai-nlai sosial, filsafat, relegius, dan nilai lainnya yang terdapat

dalam kehidupan. Puisi, prosa, dan drama adalah hasil karya sastra yang di

dalamnya mengungkapkan masalah-masalah yang terdapat dalam

kehidupan, baik yang berkaitan dengan nilai sosial, filsafah, moral, dan

religius.

B. Tujuan

Tujuan penyusunan modul PKB Kelompok Kompetensi H ini agar Anda

dapat:

1. Menulis dan mengajarkan cara menulis prosa Indonesia

2. Mementaskan naskah drama sederhana Indonesia

C. Peta Kompetensi

Kompetensi yang akan dicapai dan ditingkatkan melalui modul ini mengacu

pada kompetensi Permendiknas Nomor 16 Tahun 2007 sebagai

KOMPETENSI INTI

(KI)

KOMPETENSI GURU MAPEL

(KG)

20. Menguasai materi, struktur, konsep, dan pola pikir keilmuan yang mendukung mata pelajaran yang diampu.

20.7 Mengapresiasi karya sastra secara reseptif dan produktif.

D. Ruang Lingkup

Ruang lingkup modul ini terdiri atas dua kegiatan pembelajaranyaitu:

 Kegiatan Pembelajaran1 membahas materi Menulis Prosa

(13)

Modul Guru Pembelajar Bahasa Indonesia SMA Kelompok Kompetensi Profesional H 3 Setiap kegiatan pembelajaran mencakup: tujuan, kompetensi dan indikator

pencapaian kompetensi, uraian materi, aktivitas pembelajaran, latihan/

tugas/kasus, rangkuman, umpan balik dan tindak lanjut, pembahasan

latihan/tugas/kasus.

Sebagai acuan penilaian modul PKB Kelompok Kompetensi H ini disajikan

bahan evaluasi berupa soal pilihan ganda. Pada bagian akhir modul ini

terdapat penutup, daftar pustaka, dan glosarium

E. Cara Penggunaan Modul

Modul Diklat PKB Bahasa Indonesia SMA Kelompok Kompetensi H ini dapat

digunakan sebagai berikut.

1. Gunakan modul ini dengan sistematis yaitu dimulai dari pengantar,

pendahuluan, kegiatan-kegiatan hingga glosarium.

2. Bacalah pendahuluan modul ini. Cermati setiap tujuan, peta kompetensi,

dan ruang lingkupnya.

3. Ikuti langkah-langkah aktivitas pembelajaran dan model/teknik

pembelajaran yang digunakan pada setiap kegiatan pembelajaran dalam

modul ini.

4. Pada setiap kegiatan pembelajaran modul mencakup: tujuan, kompetensi

dan indikator pencapaian kompetensi, uraian materi, aktivitas

pembelajaran, latihan /tugas/kasus, rangkuman, umpan balik dan tindak

lanjut, pembahasan latihan/ tugas /kasus

5. Gunakan LK-LK yang telah disediakan untuk menyelesaikan setiap tugas/latihan/studi kasus yang diperlukan. Melalui kegiatan-kegiatan

pembelajaran yang dilakukan, Anda diharapkan dapat menghasilkan

produk seperti berikut ini.

a. Portofolio hasil belajar.

b. Rencana tindak lanjut untuk pelaksanaan PKB Guru.

(14)

4 Modul Guru Pembelajar Bahasa Indonsia SMA Kelompok Kompetensi Pedagogik H

KEGIATAN PEMBELAJARAN 1

MENULIS PROSA INDONESIA

A. Tujuan

Setelah mempelajari modul ini, Anda memiliki keterampilan menulis prosa.

B. Indikator Pencapaian Kompetensi

KOMPETENSI INTI

(KI)

KOMPETENSI GURU

MAPEL

(KG)

INDIKATOR

PENCAPAIAN

KOMPETENSI

Menguasai materi, struktur, konsep, dan pola pikir keilmuan yang mendukung mata pelajaran yang diampu.

20.7 Mengapresiasi karya sastra secara reseptif dan produktif.

20.7.4 Menulis prosa Indonesia

C. Uraian Materi

Pembelajaran sastra di sekolah merupakan satu kesatuan yang terintegrasi

dengan pembelajaran bahasa Indonesia. Banyak manfaat yang dapat dipetik

dengan mempelajari sastra, seperti yang dikatakan oleh Horatius ’dulce et

utile’. Ungkapan yang berarti menyenangkan dan bermanfaat ini, berkaitan

dengan segala aspek hiburan yang diberikan dan segala pengalaman hidup

yang ditawarkan oleh sastra.

Agar pembelajaran sastra dapat diterima dengan baik, pengajar sastra

dituntut harus: (1) menyenangi sastra, (2) menguasai materi sastra, (3)

memahami hakikat dan tujuan pembelajaran sastra, (4) memiliki kemampuan

mengapresiasi sastra, dan (5) menguasai metode pengajaran dan penilaian

(15)

Modul Guru Pembelajar Bahasa Indonesia SMA Kelompok Kompetensi Profesional H 5 Modul ini berisi tentang menulis prosa Indonesia. Sesuai dengan tujuan

apresiasi maka kompetensi yang ingin dicapai yaitu dapat menulis prosa

secara reseptif dan produktif agar memeroleh pengetahuan dan

keterampilan tentang menulis prosa. Dengan demikian akan mendapatkan

pengetahuan dasar tentang sastra khsususnya apresiasi prosa, bagaimana

menikmati prosa, bahkan kesadaran yang lebih baik terhadap diri sendiri,

orang lain, serta kehidupan sebagai upaya pembentukan watak atau

karakter yang baik.

Menulis Prosa Indonesia 1. Apa Itu Prosa ?

Prosa adalah salah satu jenis tulisan yang dibedakan dengan puisi karena

variasi ritme (rhythm) yang dimilikinya lebih besar, serta bahasanya yang

lebih sesuai dengan arti leksikalnya. Kata prosa berasal dari bahasa Latin

"prosa" yang artinya "terus terang". Jenis tulisan prosa biasanya

digunakan untuk mendeskripsikan suatu fakta atau ide. Karenanya, prosa

dapat digunakan untuk surat kabar, majalah, novel, ensiklopedia, surat,

serta berbagai jenis media lainnya. Prosa juga dibagi dalam dua bagian,

yaitu prosa lama dan prosa baru. Prosa lama adalah prosa bahasa

Indonesia yang belum terpengaruhi budaya barat, sedangkan prosa baru

adalah karangan bebas yang terkontaminasi budaya Barat serta tidak

terikat oleh aturan-aturan apa pun.

2.

Jenis

Prosa

Jenis prosa Indonesia dapat dikelompokkan sebagai berikut.

a. Prosa Naratif yaitu karangan berisi penceritaan suatu peristiwa ataukejadian dengan tujuan pembaca seolah-olah mengalami kejadian

yang diceritakan dalam karangan.

b. Prosa Deskriptif yaitu karangan berisi penggambaran suatu objek secara detail sehingga pembaca seolah-olah melihat dan merasakan

sendiri objek yang digambarkan dalam karangan.

c. Prosa Eksposisi yaitu karangan yang memaparkan sejumlah pengetahuan atau informasi sejelas-jelasnya agar pembaca

(16)

6 Modul Guru Pembelajar Bahasa Indonsia SMA Kelompok Kompetensi Pedagogik H d. Prosa Argumentasi yaitu karangan berisi ide atau gagasan yang

dilengkapi data-data kesaksian yang bertujuan memengaruhi pembaca

untuk menyatakan persetujuannya terhadap gagasan dalam karangan.

3. Unsur-Unsur Prosa

Layaknya seperti karya sastra yang lain prosa juga memiliki unsur-unsur

pembangun yakni unsur intrinsik dan ekstrinsik. Berikut ini akan dibahas

mengenai unsur intrinsik dan ekstrinsik dalam prosa.

Unsur intrinsik prosa terdiri atas :

1) Tema yaitu pokok masalah atau persoalan sebagai dasar karangan,

yang diungkapkan dalam suatu cerita oleh pengarang. Tema prosa

fiksi terutama novel terdiri atas tema utama dan beberapa tema

bawahan. Sedangkan untuk cerpen (cerita pendek) hanya memiliki

tema utama saja.

2) Alur/Plot Yaitu urutan atau kronologi peristiwa yang dilukiskan

pengarang dalam suatu cerita rekaan yang terjalin satu dengan

lainnya. Alur dapat diklasifikasikan menjadi tiga macam yaitu alur

umum dengan tahapan sebagai berikut :

1) Eksposisi (Perkenalan/Pengantar)

Eksposisi adalah proses pemaparan dan pengenalan informasi

penting kepada pembaca. Melalui eksposisi seorang pengarang

mulai melukiskan atau memaparkan suatu keadaan, baik keadaan

alam maupun tokoh-tokoh yang ada di dalam cerita tersebut serta

informasi-informasi yang akan disampaikan pengarang kepada

pembaca melalui uraian eksposisi tersebut.

2) Komplikasi (Pemunculan Masalah)

Komplikasi adalah permasalahan yang muncul dan terjadi di antara

para tokoh, baik tokoh dengan tokoh, tokoh dengan tempat,

maupun tokoh dengan suasana yang terdapat dalam cerita rekaan.

3) Klimaks (Puncak Ketegangan)

Klimaks adalah suatu permasalahan yang telah mencapai

(17)

Modul Guru Pembelajar Bahasa Indonesia SMA Kelompok Kompetensi Profesional H 7 4) Antiklimaks (Ketegangan Menurun/peleraian)

Antiklimaks adalah suatu hal yang ditandai dengan menurunnya

tingkat permasalahan yang terjadi pada tokoh dalam

pengembangan peristiwa/cerita.

5) Resolusi (Penyelesaian)

Resolusi adalah kejadian akhir yang merupakan penyelesaian

permasalahan atara tokoh dalam pengembangan cerita.

Berdasarkan tahapan alur dalam sebuah karangan/cerita, alur dapat

dibedakan menjadi alur lurus, arus sorot balik, dan alur campuran.

6) Alur Lurus (Alur Maju/Alur Agresif) merupakan rangkaian cerita yang dikisahkan dari awal hingga akhir tanpa mengulang kejadian

yang telah lampau.

7) Alur Sorot Balik (Alur Mundur/Alur Regresif/Flash Back) merupakan rangkaian cerita yang mengisahkan kembali tokoh di masa lampau.

Alur Campuran merupakan gabungan antara alur maju dan alur

sorot balik.

Berdasarkan hubungan tahapan-tahapan dalam pengembangan

peristiwa/cerita, alur dapat dibedakan menjadi alur rapat dan alur renggang.

Alur Rapat adalah alur yang terbentuk bila alur pembantu mendukung alur pokoknya, sedangkan alur renggang adalah alur yang terbentuk bila

alur pokok tidak didukung oleh alur pembantu.

Berdasarkan kuantitasnya alur juga dapat dibedakan menjadi Alur Tunggal

dan alur ganda.

Alur tunggal yaitu alur yang hanya terjadi pada sebuah cerita dan memiliki satu jalan cerita saja. Alur ini umumnya terdapat di dalam

cerpen. Alur Ganda yaitu alur yang terjadi pada sebuah cerita dan memiliki jalan cerita lebih dari satu. Alur ini umumnya terdapat pada

(18)

8 Modul Guru Pembelajar Bahasa Indonsia SMA Kelompok Kompetensi Pedagogik H 3) Tokoh yaitu pelaku di dalam cerita yang berperan dalam setiap insiden

permasalahan. Tokoh dalam cerita dapat dibedakan sebagai berikut :

1) Tokoh Protagonis (tokoh utama/tokoh sentral)

yaitu tokoh dalam cerita yang umumnya bersifat baik dan pembawa

amanat cerita yang ditulis pengarang.

2) Tokoh Antagonis (tokoh kontra)

yaitu tokoh lawan/tokoh penentang tokoh utama/protagonis,

umumnya memiliki sifat jahat.

3) Tokoh Tritagonis (tokoh komplementer/ tokoh pelerai)

yaitu tokoh sampingan yang berperan sebagai tokoh pelerai antara

tokoh protagonis dan antagonis.

4) Penokohan yaitu perwatakan atau karakteristik tokoh cerita. Untuk

melihat atau mengamati penggambaran watak atau karakteristik tokoh

cerita dapat dilakukan dengan metode analitik, dramatik, dan

kontekstual.

1) Metode analitik adalah cara penggambaran watak/karakter tokoh

cerita secara langsung (eksplisit) misalnya penyayang, penyabar,

keras kepala, baik hati, pemarah, dan sebagainya.

2) Metode dramatik adalah cara penggambaran watak/karakter tokoh

cerita melalui percakapan tokoh dan perbuatan/tindakan yang

dilakukan tokoh, misalnya dialog tokoh, jalan pikiran tokoh,

perasaan tokoh, perbuatan tokoh, sikap tokoh, gambaran fisik, dan

sebagainya.

3) Metode kontekstual adalah cara penggambaran watak tokoh melalui

konteks verbal yang mengelilinginya. Lebih jelasnya, karakter tokoh

dapat dilihat dan dipahami dengan memberikan suatu lingkungan

yang mengelilingi tokoh, misalnya: kamar tokoh, rumah tokoh,

tempat kerja atau tempat tokoh berada.

Watak tokoh terdiri atas sifat, sikap, dan kepribadian tokoh. Penokohan

(19)

Modul Guru Pembelajar Bahasa Indonesia SMA Kelompok Kompetensi Profesional H 9 e. Latar (Setting) yaitu gambaran lingkungan yang ditentukan oleh

tempat/ lokasiperistiwa, misalnya di rumah sakit, daerah wisata,

daerah transmigran dan sebagainya. waktu kejadian seperti tahun

kejadian, musim hujan, masa perang, saat upacara, masa panen,

periode sejarah, dan sebagainya, dan suasana kejadian di dalam

cerita. Misalnya rasa aman, suasana damai, kondisi gawat, suasana

gembira, berduka atau berkabung, kacau, galau, dan sebagainya

f. Sudut Pandang (Point of View) yaitu status atau kedudukan si pengarang dalam cerita.

Ada empat macam sudut pandang, antara lain :

1) Pengarang sebagai orang pertama. Pengarang dalam hal ini adalah

pelaku utama (tokoh akuan);

2) Pengarang sebagai orang pertama pelaku sampingan;

3) Pengarang berada di luar cerita sebagai orang ketiga;

4) Kombinasi atau campuran, kadang di dalam dan

kadang-kadang di luar cerita.

g. Gaya Bahasa yaitu cara yang digunakan pengarang untuk

mengungkapkan maksud dan tujuannya baik dalam bentuk kata,

kelompok kata, atau kalimat. Gaya bahasa atau majas ibarat

kendaraan bagi seorang pengarang yang akan membawanya ke mana

arah tujuan yang ingin dicapainya. Gaya bahasa atau majas

merupakan faktor dominan dalam karya prosa fiksi.

h. Amanat yaitu pesan-pesan yang disampaikan pengarang melalui

cerita yang ditulisnya. Pengarang menyampaikan amanatnya secara

eksplisit dan implisit Amanat eksplisit adalah amanat pengarang yang

disampaikan tertulis dalam karangan/cerita sehingga pembaca dapat

dengan mudah menemukan amanat, sedangkan amanat implisit

adalah amanat yang disampaikan pengarang secara tersirat

(tersembunyi) dalam cerita. pembaca agak sulit menemukan amanat

implisit dalam cerita. pembaca harus membaca keseluruhan isi cerita

(20)

10 Modul Guru Pembelajar Bahasa Indonsia SMA Kelompok Kompetensi Pedagogik H Unsur ekstrinsik prosa yakni unsur-unsur yang berasal dari luar karya

sastra, unsur-unsur ekstrinsik ini meliputi: nilai-nilai dalam cerita (agama,

budaya, politik, ekonomi); latar belakang kehidupan pengarang;

dansituasi sosial ketika cerita itu diciptakan.

4. Jenis Prosa

Berdasarkan jenisnya, prosa dapat dikelompokan menjadi prosa lama

dan prosa baru. Prosa lama merupakan karya sastra yang belum mendapat pengaruh dari kebudayaan barat. Pada awalnya prosa lama

berbentuk lisan karena pada masa itu belum ditemukan alat

tulis-menulis. Namun, sekarang prosa lama juga dapat ditemukan dalam

bentuk tulisan seperti hikayat, sejarah, kisah, dan dongeng. Adapun

pengertian bentuk-bentuk prosa lama tersebut adalah:

a. Hikayat merupakan cerita yang berisi tentang kehidupan para dewi,

dewa, pangeran, raja, dan lain-lain. Cerita-cerita yang ada di dalam

hikayat bersifat fiksi dan tidak masuk akal. Contohnya adalah Hikayat

Hang Jebat, Hikayat Nabi Sulaiman, Hikayat Raja Bijak, dan lain-lain.

Sejarah (Tambo) adalah salah satu bentuk prosa lama yang bercerita

tentang peristiwa-peristiwa tertentu. Sejarah sastra lama berbeda

dengan sejarah yang ditulis pada masa kini. Kebanyakan sastra lama

sejarah disampaikan dengan menambahkan penyedap atau

bumbu-bumbu cerita sehingga terdengar lebih menarik, sedangkan sejarah

yang ditulis pada masa kini sama persis dengan kejadian sebenarnya

dan dapat dibuktikan dengan fakta. Contoh bentuk prosa lama

sejarah adalah Sejarah Melayu yang ditulis oleh Tun Sri Lanang pada

tahun 1612.

c. Kisah adalah prosa lama yang berbentuk cerita-cerita pendek.

Biasanya kisah bercerita tantang sebuah perjalanan, pengalaman

atau petualangan orang-orang dahulu. Salah satu contoh prosa lama

(21)

Modul Guru Pembelajar Bahasa Indonesia SMA Kelompok Kompetensi Profesional H 11 d. Dongeng Salah satu bentuk prosa lama yang sangat populer. Bentuk

prosa lama ini bercerita tentang khayalan-khayalan masyrakat pada

zaman dahulu. Ragam dan bentuk dongeng pun berbeda-beda

sesuai dengan isinya. Bentuk-bentuk dongeng antara lain:

1) Myth (Mitos)

Mite atau Myth adalah dongeng yang bercerita tentang

kepercayan terhadap alam gaib atau benda-benda magis. Contoh:

Ratu Pantai Selatan, Batu Menangis, asal-usul kuntilanak, dan

lain-lain.

2) Legenda

Bentuk dongeng ini bercerita tentang riwayat atau asal-usul

terjadinya sesuatu. Contohnya adalah Legenda Tangkuban

Perahu, Legenda Pulau Jawa, dan lain-lain.

3) Fabel

Fabel merupakah bagian dari jenis cerita rakyat. Cerita rakyat

dikenal sebagai cerita yang mengandung unsur fantasi dan

berkembang secaraleluhur di masyarakat. Fabel sering disebut

sebagai cerita binatang karena pelaku utamanya terdiri atas para

binatang. Fabel ditulis dengan pesan tertentu, dengan tujuan

memberi pelajaran hidup kepada pembaca melalui perilaku

binatang yang menjadi tokoh cerita. Dalam fabel tidak tertutup

kemungkinan adanya tokoh manusia serta benda-benda lain yang

dapat berlaku seperti manusia. Fabel bercerita tentang kehidupan

sehari-hari. Di Indonesia binatang yang sering menjadi

tokohutama fabel terutama kancil.

Selain bersifat menghibur, cerita rakyat juga merupakan sarana

untuk mengetahui: (1) asal-usul nenek moyang, (2) jasa atau

teladan pendahulu kita, (3) hubungan kekerabatan atau silsilah, (4)

asal mula suatu tempat, (5) adat-istiadat, dan (6) sejarah benda

pusaka (Pusat Bahasa, 2003:26). Pada umumnya para pengarang

cerita rakyat tidak diketahui namanya atau bersifat anonim. Menurut

jenisnya, cerita rakyat dapat dibagi menjadi: mite, legenda, dan

(22)

12 Modul Guru Pembelajar Bahasa Indonsia SMA Kelompok Kompetensi Pedagogik H 4) Sage

Bentuk dongeng ini menceritakan tentang kisah-kisah

kepahlawanan, keberanian, maupun kisah kesaktian seseorang.

Contohnya Ciung Winara, Patih Gadjah Mada, Calon Arang, dan

lain-lain.

5) Jenaka atau Pandir

Dongeng jenaka atau pandir menceritakan tentang orang-orang

bodoh yang bernasib sial. Dongeng ini biasanya bersifat humor

dan menghibur pendengarnya dengan kelucuan-kelucuan yang

ada di dalam cerita. Contoh: Dongeng Abunawas, Dongeng Si

Pandir, dan lain-lain.

6) Mite

Mite berhubungan dengan kepercayaan masyarakat tentang

dewa-dewi dan kejadian gaib atau misteri. Contoh mite yang terkenal

yaitu cerita tentang Nyai Loro Kidul.

7) Legenda merupakan cerita yang berhubungan dengan seorang

tokoh, peristiwa sejarah, tempat, atau kejadian alam. Legenda berisi

perpaduan antara kenyataan faktual dengan mitos atau khayalan.

Contoh legenda antara lain yaitu kisah Tangkuban Perahu.

Prosa Baru adalah bentuk prosa yang muncul setelah mendapat pengaruh dari budaya-budaya asing atau barat. Bentuk prosa ini muncul

setelah prosa lama dianggap telah kuno. Bentuk-bentuk prosa baru

antara lain:

1. Roman

Roman adalah prosa baru yang menceritakan tentang kehidupan

seseorang, dimulai dari lahir hingga kematiannya. Prosa ini

menyajikan suatu aspek kehidupan masyarakat secara utuh dan

(23)

Modul Guru Pembelajar Bahasa Indonesia SMA Kelompok Kompetensi Profesional H 13 Salah satu contoh roman adalah Layar Terkembang karya Sultan

Takdir Ali Syahbana.

2. Novel

Bentuk prosa baru ini menceritakan sebuah cerita atau kisah yang

panjang. Novel menceritakan sebagian kehidupan seseorang

sebagai tokoh utama yang mengandung beberapa konflik.

Konflik-konflik tersebutlah yang mengubah kehidupan pelaku utamanya.

Contohnya adalah Novel Laskar Pelangi, Sang Pemimpi, Ave Maria,

dan lain-lain.

3. Cerpen

Cerpen adalah salah satu bentuk prosa baru yang cukup populer.

Prosa baru ini menceritakan sebuah pengalaman atau sebgaian

kecil kisah pelaku utamanya. Perbedaan cerpen dengan novel

adalah konflik. Pada cerpen hanya satu konflik dan tidak

meyebabkan perubahan sikap pada tokoh utama, sedangkan pada

novel banyak ditemukan konflik. Contoh cerpen antara lain

Robohnya Surau Kami karya A.A Navis, Keluarga Gerilya karya

Pramoedya Ananta, dan lain-lain.

Cerpen dipelopori oleh Nathaniel Hawthorne dan Edgar Allan Poe,

dan mulai berkembang di Amerika Serikat pada abad ke-19. Di

Indonesia M. Kasim dianggap sebagai pelopor cerpen dengan

terbitnya cerpen Teman Duduk pada tahun 50-an. Ayip Rosidi menyingkat kata ‘cerita pendek’ menjadi cerpen, dan istilah itu populer hingga saat ini. Menurut Eddy (1991:46) ciri utama sebuah

cerpen meliputi: (1) hanya mengungkap satu masalah tunggal atau

satu ide pusat, (2) menunjukkan adanya kebulatan cerita, serta (3)

memusatkan perhatian pada satu tokoh utama dan pada satu

situasi tertentu.

Karena waktu penceritaannya yang pendek, maka cerpen hanya

berisi satu episode kehidupan manusia. Sebagai karya imajinatif,

hal yang diceritakan belum tentu pernah terjadi tetapi mungkin saja

(24)

14 Modul Guru Pembelajar Bahasa Indonsia SMA Kelompok Kompetensi Pedagogik H kehidupan. Selain itu, kekuatan cerpen terletak pada penggunaan

bahasanya yang sederhana namun sugestif.

Membaca cerpen berarti mencoba memahami manusia dan

memperoleh nilai-nilai kehidupan, bukan sekadar mengetahui jalan

cerita. Oleh sebab itu, unsur perwatakan tokoh lebih dominan

dibandingkan dengan unsur cerita.

4. Riwayat

Riwayat menceritakan sebuah kisah yang berisi tentang

pengalaman-pengalam hidup seseorang yang diangkat dari kisah

nyata orang tersebut dari lahir hingga meninggal. Biasanya yang

diceritakan adalah tokoh-tokoh terkenal dan menginspirasi orang

banyak. Ada beberapa jenis riwayat yaitu biografi dan otobiografi.

Biografi merupakan kisah tokoh yang ditulis oleh orang lain,

sedangkan otobiografi kisah yang ditulis oleh orang yang

bersangkutan.

5. Kritik

Kritik berbentuk sebuah uraian pertimbangan seseorang terhadap

suatu hasil kerja atau karya orang lain. Kritik berisi alasan-alasan

tertentu dan bersifat objektif atau menghakimi.

6. Resensi

Resensi adalah prosa baru yang isinya membicarakan atau

mengulas suatu karya baik yang berbentuk buku, film, lagu maupun

jenis karya seni lainnya. Resensi bertujuan untuk memberikan

penilaian terhadap suatu karya baik dari segi tema, tokoh, alur dan

unsur-unsur lainnya agar menjadi pertimbangan bagi pembaca

untuk menikmati atau tidak karya tersebut.

7. Esai

Bentuk prosa baru yang terakhir adalah Esai. Prosa ini berisi

tulisan-tulisan yang berisi pendapat pribadi penulisnya terhadap

sesuatu yang sedang menjadi bahan pembicaraan hangat di

(25)

Modul Guru Pembelajar Bahasa Indonesia SMA Kelompok Kompetensi Profesional H 15 Jenis prosa fiksi yang banyak dikenal orang yaitu cerita pendek

(cerpen) dan novel. Dahulu orang membedakan antara novel

dengan roman. Pada modul ini pembahasan dibatasi hanya paca

cerpen dan fabel yang merupakan bagian dari cerita rakyat.

1. Mengarang Prosa Indonesia

Kegiatan menulis cerpen dilakukan mulai tahap yang sederhana,

misalnya menuliskan kembali dengan kalimat sendiri cerpen

yang pernah dibaca, atau menulis cerpen bertolak dari peristiwa

yang pernah dialami. Memang sulit menentukan patokan

pendeknya sebuah cerita pendek. Namun yang jelas, sebuah

cerpen harus memenuhi komposisi: perkenalan, pertikaian, dan

penyelesaian.

Sebelum menulis cerpen, hendaknya menentukan terlebih

dahulu tujuan menulis cerpen. Apabila sudah dapat menemukan

tujuannya, maka segala pengembangan imajinasi dan kreasi

Anda akan terfokus pada pencapaian tujuan tersebut. Langkah

selanjutnya ialah menentukan objek penulisan, yang dapat

diambil dari kabar, pengamatan, atau pengalaman diri sendiri,

serta pengalaman orang lain.

Mengarang cerpen jangan sibuk memikirkan judul lebih dulu,

meskipun diakui judul berperan penting sebagai faktor pertama

pembangkit minat orang untuk membaca cerpen tersebut. Oleh

sebab itu, memilih judul harus perhatikan hal-hal berikut ini.

a. Pilih judul yang singkat dan menarik

b. Hindari judul-judul yang klise, yang sudah ada, atau banyak

dipakai orang

c. Pilih judul yang ‘menggelitik’ atau bahkan provokatif tapi tetap

(26)

16 Modul Guru Pembelajar Bahasa Indonsia SMA Kelompok Kompetensi Pedagogik H Mengapresiasi Prosa

Kata apresiasi secara harfiah berarti ‘penghargaan’ terhadap suatu objek, hal, kejadian, atau pun peristiwa. Untuk dapat

memberi penghargaan terhadap sesuatu, tentunya kita harus

mengenal sesuatu itu dengan baik dan dengan akrab agar kita

dapat bertindak dengan seadil-adilnya terhadap sesuatu itu,

sebelum kita dapat memberi pertimbangan bagaimana

penghargaan yang akan diberikan terhadap sesuatu itu. Kalau

yang dimaksud dengan sesuatu itu adalah karya sastra, lebih

tepat iagi karya sastra prosa, maka apreciasi berati memberi

penghargaan dengan sebaik-baiknya dan seohjektif mungkin

terhadap karya sastra prosa itu. Penghargaan yang seobjektif

mungkin, artinya penghargaan itu dilakukan setelah karya sastra

kita baca, kita telaah unsur-unsur pembentuknya, dan kita

tafsirkan berdasarkan wawasan dan visi kita terhadap karya

sastra itu.

Seperti sudah dibicarakan, prosa atau prosa fiksi adalah sebuah

bentuk karya sastra yang disajikan dalam bentuk bahasa yang

tidak terikat oleh jumlah kata dan unsur musikalitas. Bahasa

yang tidak terikat itu digunakan untuk menyampaikan tema atau

pokok persoalan dengan sebuah amanat yang ingin disampaikan

berkenaan dengan tema tersebut. Oleh karena itu, dalam

apresiasi dengan tujuan membenkan penghargaan terhadap karya prosa itu, kita haruslah bisa “membongkar” dan menerangjelaskan hal-hal yang berkenaan dengan ukuran keindahan dan “kelebihan” karya prosa itu. Dengan demikian, penghargaan yang diberikan dapat diharapkan bersifat tepat dan

objektif. Suatu apresiasi sastra, menurut Maidar Arsjad dkk

dilakukan melalui beberapa tahap kegiatan. Tahap-tahap

tersebut adalah.

1. Tahap penikmatan atau menyenangi. Tindakan

(27)

Modul Guru Pembelajar Bahasa Indonesia SMA Kelompok Kompetensi Profesional H 17 (puisi atau novel}, menghadiri acara deklamasi, dan

sebagainya.

2. Tahap penghargaan. Tindakan operasionalnya, antara lain,

melihat kebaikan, nilai, atau manfaat suatu karya sastra, dan

merasakan pengaruh suatu karya ke dalam jiwa, dan

sebagainya.

3. Tahap pemahaman. Tindakan opersionalnya adalah meneliti

dan menganalisis unsure intrinsik dan unsur ektrinsik suatu

karya sastra, serta berusaha menyimpulkannya.

4. Tahap penghayatan. Tindakan operasionalnya adalah

rnenganalisis lebih lanjut akan suatu karya, mencari hakikat

atau makna suatu karya beserta argumentasinya; membuat

tafsiran dan menyusun pendapat berdasarkan analisis yang

telah dibuat.

5. Tahap penerapan. Tindakan operasionalnya adalah

melahirkan ide baru, mengamalkan penemuan, atau

mendayagunakan hasil operasional dalam mencapai material,

moral, dan struktural untuk kepentingan sosial, politik, dan

budaya.

Teknik Menulis Prosa

Bagi sebagian orang menulis merupakan kegiatan yang sulit

dilakukan, terlebih pula menulis prosa. Sebagai keterampilan

berbahasa menulis membutuhkan dasar untuk menjadi sebuah

bacaan yang menarik bagi pembacanya.

Sebagai guru bahasa menulis merupakan satu keterampilan yang

perlu diberikan kepada anak didik yang diharapkan mampu

memanfaatkannya sebagai kecakapan hidup (life skill). Walaupun

tidak diharapkan menjadi satrawan tetapi menulis dapat menjadi

penunjang tambahan bagi kehidupan mereka.

Pengalaman juga menjadi salah satu modal bagi seorang penulis.

(28)

18 Modul Guru Pembelajar Bahasa Indonsia SMA Kelompok Kompetensi Pedagogik H mengembangkan sebuah tulisan. Ada beberapa teknik yang dapat

digunakan, di antaranya sebagai berikut:

1. Teknik Reportase (deskripsi) merupakan teknik ulasan dari

peristiwa yang dilihat baik peristiwa dalam perjalanan maupun

peristiwa pengalaman. Objek tempat dan konflik menjadi dasar

untuk mengembangkannya menjadi sebuah tulisan prosa.

2. Teknik Evita merupakan teknik menulis prosa dengan melibatkan

siswa secara langsung menjadi tokoh dalam suatu cerita yang akan

ditulis. Langkah pertama memunculkan seorang tokoh bernama

Evita yang dalam hal ini dijadikan sebagai objek konflik, langkah

kedua siswa menjadi tokoh lain yang terlibat peristiwa dengan

langsung mendialogkan dengan tokoh lain.Selanjutnya siswa

diminta untuk mengungkapkan kembali peritiwa yang baru saja

mereka dialogkan menjadi sebuah prosa. Terserah siswa akan

memulai dari peristiwa mana yang penting dasar cerita mereka

sesuai dengan konflik yang mereka dialogkan.

3. Teknik Kenangan Lama merupakan teknik menulis prosa dengan

melibatkan memori (kenangan) yang paling berkesan dalam diri

siswa. kemampuan menggali sesuatu yang pernah dialami dan

keterampilan meramu konflik menjadi sebuah alur yang runtut

merupakan satu modal besar bagi siswa.

4. Teknik Dia yang Malang merupakan teknik menulis prosa dengan

menceritakan teman, sahabat, atau orang lain yang mengalami

peristiwa tragis atau mengenaskan. Dalam teknik ini pigura cerita

merupakan satu bagian yang menarik untuk masuk ke inti cerita.

Maksudnya sebelum ke inti kemalangan, rangkaian alur diawali

dengan peritiwa pertemuan dengan tokoh yang malang kemudian

dia menceritakan, setelah itu akhiri dengan peristiwa perpisahan

menggunakan latar yang sama saat pertemuan pertama.Jadi

(29)

Modul Guru Pembelajar Bahasa Indonesia SMA Kelompok Kompetensi Profesional H 19 Demikian empat teknik yang sangat mudah dilaksanakan sebagai

dasar sebelum menulis. Jadi menulis prosa itu mudah. Selamat

mencoba.

Selain teknik di atas, menulis prosa juga dapat dilakukan berdasarkan

jenisnya, yaitu:

1. Prosa Deskripsi

Langkah-langkah yang dilakukan dalam menulis prosa deskripsi

sebagai berikut.

a. Rumuskan dahulu tujuan yang hendak dicapai oleh penulis;

b. Amatilah dengan seksama objek yang dijadikan topik dalam

penulisan tersebut;

c. Buatlah perincian tentang apa yang didengar, dilihat, dan

dirasakan oleh penulis mengenai objek tersebut,terutama yang

berhubungan dengan tujuan penulisan;

d. Supaya kekhususan menonjol, berilah penjelasan tambahan.

Deskripsi menyajikan gambaran tentang suatu hal, suatu masalah

atau suatu benda. Dengan kata lain karangan yang bercorak

deskriptif isinya melukiskan suatu hal, suatu masalah, suatu peristiwa

atau suatu benda.

Deskripsi sering kita jumpai sebagai bagian dari suatu narasi, bila

pengarang melukiskan wajah seorang pelaku, sosok seorang tokoh,

bila pengarang menggambarkan kamar atau rumah tinggal para

pelaku cerita, melukiskan keindahan pantai senja hari dan lainnya.

Tetapi dapat saja deskripsi berupa karangan yang utuh yang

membahas suatu tema.

Untuk menyusun karangan deskripsi sebenarnya langkah-langkah

yang kita tempuh sama saja dengan corak karangan yang lain seperti

argumentasi, eksposisi dan persuasi.

Langkah-langkahnya sebagai berikut:

A. Merumuskan tujuan

Tujuan penting sekali untuk kita rumuskan lebih dahulu, karena

(30)

20 Modul Guru Pembelajar Bahasa Indonsia SMA Kelompok Kompetensi Pedagogik H karangan selanjutnya. Tujuan juga menjadi pedoman dalam

mencari data-data yang diperlukan untuk melukiskan masalah

yang akan kita bahas dan kembangkan.

Sebagai contoh kita dapat merumuskan tujuan, misalnya

Memberi gambaran kepada pembaca khususnya para pelajar

akan perlunya menjaga keamanan dan ketertiban lingkungan

sekitarnya.

B. Mengumpulkan data

Bila topik telah kita ketahui, tujuan telah kita rumuskan,

selanjutnya kita mengumpulkan data yang diperlukan. Dalam

deskripsi kita dapat mengumpulkan data melalui

a) penglihatan : apa yang kita lihat di sekitar kita.

b) pendengaran : apa yang kita dengar

c) apa yang kita rasakan dan apa yang kita alami

Pengalaman pun akan membantu menambah data. Data yang

terkumpul kita inventarisasi, kita seleksi dan kita susun dalam

kerangka karangan.

C. Kerangka karangan

Langkah selanjutnya ialah membuat kerangka karangan. Seperti

telah kita ketahui, kerangka karangan yang terinci dengan baik

akan memudahkan kita menyusun sebuah karangan selanjutnya.

Dengan kerangka yang baik kita dapat menyusun kerangka secara

teratur, sistematis, tidak meloncat-loncat, terhindar dari

pengolahan pokok pikiran sampai dua kali atau lebih dalam satu

karangan.

2. Prosa Eksposisi

Langkah-langkah dalam menulis prosa eksposisi:

a. Menentukan topik yang akan disajikan;

b. Menentukan tujuan eksposisi;

c. Membuat kerangka yang lengkap dan sistematis. Isi kerangka

karangan eksposisi ini harus sesuai dengan tujuan yang

(31)

Modul Guru Pembelajar Bahasa Indonesia SMA Kelompok Kompetensi Profesional H 21 d. Mengembangkan eksposisi sesuai dengan kerangka karangan .

Oleh karena itu, untuk mencapai tujuan tersebut, maka dalam

mengembangkan eksposisi dapat memaknai pola sebagai berikut:

a. Definisikan, apa itu?

b. Klasifikasikanlah, ceritakan apa itu?

c. Ilustrasikanlah dengan contoh, gambar, grafik dan sebagainya.

d. Bandingkanlah atau pertentangkanlah dengan hal lain, apakah

kesamaan atau perbedaannya?

e. Analisislah, apa sebab dan akibatnya secara fungsional?

3. Prosa Argumentasi

Adapun langkah-langkah dalam mengembangkan prosa argumentasi

sebagai berikut.

a. Menetapkan tujuan yang akan dicapai

b. Mengumpulkan bahan, yakni kumpulan fakta dan kesaksian

c. Menarik kesimpulan. Dalam menarik kesimpulan cara

menghubung-hubungkan data harus hati-hati, penulis harus

bekerja dengan penalaran yang sehat. Penalaran dalam

mengambil kesimpulan dapat dilakukan secara induksi atau

deduksi. Penalaran secara induksi maksudnya penalaran itu

dimulai dengan mengemukakan bukti-bukti nyata, kemudian

diakhiri dengan suatu kesimpulan, sedangkan kalau secara

deduksi, penalaran, baru kemudian diikuti dengan bukti-bukti

nyata.

d. Penutup. Pada bagian ini penulis mengajak, mendorong dan

meyakinkan pembaca agar mau menerima dan mengakui

kebenaran argumentasi dari penulis. Sehingga pembaca mau dan

mampu melaksanakan pendapat, gagasan atau saran dari penulis.

4. Prosa Narasi

Adapun langkah-langkah sebagai berikut:

(32)

22 Modul Guru Pembelajar Bahasa Indonsia SMA Kelompok Kompetensi Pedagogik H b. Menetapkan atau memilih tema dan menyusun topik-topik atau

pokok-pokok pikiran yang sesuai dengan tujuan.

c. Mengelompokkan pokok-pokok pikiran menjadi tiga bagian, yaitu

untuk bagian awal, bagian tengah, dan bagian akhir.

d. Mengembangkan tiap-tiap bagian, yakni pada bagian awal penulis

menuturkan pokok-pokok pikiran yang membawa dan menarik

pembaca ke dalam narasi; pada bagian tengah penulis

menuturkan informasi yang berkenaan dengan titik konflik itu

terjadi. Pada bagian ini konflik didramatisasi sebagai informasi

bagi pembaca untuk memahami narasi. Kemudian, pada bagian

akhir adalah sebagai pembayangan yang akan terjadi atau

sebagai bagian penjelasa konflik tersebut.

5. Prosa Persuasi

a. Langkah-langkah yang harus ditempuh dalam menulis prosa

persuasi, adalah sebagai berikut:

b. Menentukan tujuan karangan.

c. Menentukan tema karangan.

d. Menyusun pokok-pokok pikiran yang akan dikembangkan.

e. Mengembangkan pokok-pokok pikiran, dengan uraian yang jelas

dan contoh-contoh yang nyata manfaat dari objek yang dijadika

objek dalam tema karangan.

f. Penutup. Disini penulis menyimpulkan hasil pegembangan

pokok-pokok pikiran tadi, terutama hal-hal yang mendorong agar

pembaca menjadilebih terbuka hatinya, sehingga mau mengikuti

gagasan penulis

Teknik Pembelajaran Apresiasi Prosa

Pembelajaran apresiasi prosa dapat dilakukan sebagai berikut.

1. Guru memilih sebuah novel atau cerita pendek yang sesuai dengan

usia murid, tingkat kelas, dan norma kehidupan. Mengingat waktu

yang terbatas barangkali cukup dipilih sebuah cerpen yang cukup

(33)

unsui-Modul Guru Pembelajar Bahasa Indonesia SMA Kelompok Kompetensi Profesional H 23 unsur instrinsik dan unsur ekstrinsik yang dijalin dalam cerpen

tersebut sebaik-baiknya. Juga mencoba mencari informasi yang

seluas-luasnya yang berhubungan dengan pengarang dan

karya-karya pengarang tersebut.

2. Guru menyuruh murid membaca cerita pendek tersebut dengan

serius (Andaikata cerita pendek tersebut cukup panjang, barangkali

bisa juga siswa disuruh membaca dulu di rumah schari

sebelumnya) sctclah selesai guru mengajukan pertanyaan,

misalnya:

Bagaimana kesan Anda terhadap cerpen tersebut? hal-hal apa saja

yang anda peroleh setelah membaca prosa tersebut?.

Kalau tidak ada yang menjawab, guru mcmberi pertanyaan

penegasan: Menarikkah cerita tersebut? Jawaban siswa mungkin

bermacam-macam (menarik, tidak menarik, membosankan, tidak

tahu, dsb). Dari jawaban ini guru mengajak siswa untuk

menelaahnya lebih jauh lagi.

3. Guru membimbing siswa untuk menganalisis lebih jauh lagi

mengenai unsur-unsur cerita tersebut, dengan mengajukan

pertanyaan-pertanyaan. Kegiatan ini dilakukan secara klasikal,

dengan rnemanfaatkan interaksi guru-siswa, guru,dan

siswa-siswa secara maksimal. Urutan penganalisisan dan jenis

pertanyaan, pembimbingan dapat dilakukan sebagai berikut:

a. plot (alur) certia tersebut

b. tokoh-tokoh dengan wataknya masing-masing

c. sudut pandang atau pusat cerita teresebut

d. tema dan amanat dari cerita tersebut

e. penggunaan bahasa dan gaya bahasa yang dilakukan

f. unsur-unsur ektrinsik yang menunjang cerita tersebut

4. Setelah analisis selesai dilakukan, setiap siswa diminta menyusun

pendapatnya mengenai cerita tersebut lengkap dengan alasannya.

(34)

24 Modul Guru Pembelajar Bahasa Indonsia SMA Kelompok Kompetensi Pedagogik H

D. Aktivitas Pembelajaran

Untuk mempelajari modul ini, Anda dapat melakukan langkah-langkah

kegiatan sebagai berikut.

Pendahuluan

1. Peserta mendapatkan penjelasan tujuan pembelajaran, cakupan materi,

dan langkah-langkah kegiatan pembelajaran.

2. Peserta bertanya jawab tentang apresiasi sastra secara reseptif.

3. Peserta membentuk kelompok kerja yang beranggotakan 3 – 4 orang.

Inti

1. Peserta berdiskusi tentang konsep apresiasi secara reseptif dan produktif,

yang terkait dengan materi puisi, prosa, dan drama.

2. Melakukan apresiasi secara reseptif dan produktif.

3. Peserta melakukan penilaian terhadap hasil karya individu dan

pementasan kelompok lain.

4. Peserta mendiskusikan hasil penilaian yang dilakukan.

5. Peserta dibimbing instruktur melakukan mengidentifikasi

hambatan-hambatan yang dialami, menganalisis pemecahan masalah yang

ditemukannya, dan menyimpulkan hasil diskusi.

Penutup

1. Peserta mengidentifikasi hambatan-hambatan yang dialami saat

memahami bahan ajar.

2. Peserta mendengarkan umpan balik dan penguatan dari instruktur

mengenai apresiasi dan kreasi sastra.

3. Peserta menyimak informasi mengenai rencana tindak lanjut

pembelajaran.

E. Latihan /Tugas/Kasus

Isilah tabel LK berikut sesuai pembedahan bab pada kegiatan pembelajaran

(35)

Modul Guru Pembelajar Bahasa Indonesia SMA Kelompok Kompetensi Profesional H 25 LK–01 Menulis Prosa Indonesia

Cuplikan Cerpen Uraian

Kura-kura yang Sombong

... Kedua bangau itu secara bersamaan menyampaikan rencana mereka untuk untuk membawa kura-kura itu pergi. “Tapi ada satu hal yang harus kauingat betul, sahabatku,” kata sang bangau, “Jangan sampai engkau membuka mulutmu selama dalam perjalanan.”

Kura-kurang menggigit erat dengan mulutnya bagian tengah tongkat. Kedua bangau terbang bersamaan.

Orang-orang di tengah ladang berteriak, “Lihatlah, alangkah pintarnya kura-kura itu! Anak gembala berteriak, “Lihatlah, alangkah pintarnya bangau-bangau itu! Mereka membawa kura-kura itu terbang ke angkasa.”

Mendengar teriakan anak-anak gembala itu, perasaannya tiba-tiba berontak, dan dengan kesal ia menggerutu.

Maka dengan sepenuh tenaga, kura-kura itu pun berteriak, “Hai....” Begitu kura-kura membuka mulutnya,ia pun terjatuh meluncur ke bumi. Tamatlah riwayat sang kura-kura.

Lanjutkan cuplikan cerpen ini dengan deskripsi suasana hati serta dialog kedua burung bangau, melihat sahabatnya terhempas ke bumi.

LK-02 Jenis-jenis prosa dapat dibagi menjadi empat. Jelaskan!

LK-03 Unsur intrinsik prosa terdiri dari ….

(36)

26 Modul Guru Pembelajar Bahasa Indonsia SMA Kelompok Kompetensi Pedagogik H LK-04 Jenis penggambaran watak tokoh dapat dilakukan dengan tiga

metode, yaitu ….

LK-05 Jelaskan empat sudut pandang (Point of View) dalam prosa!

LK-06 Bentuk-bentuk prosa lama adalah ….

LK-07 Bentuk-bentuk prosa baru adalah ….

LK-08 Apresiasi sastra dilakukan melalui beberapa tahap kegiatan.

(37)

Modul Guru Pembelajar Bahasa Indonesia SMA Kelompok Kompetensi Profesional H 27 LK-09 Langkah-langkah yang dilakukan dalam menulis prosa deskripsi adalah ….

LK-10 Jelaskan beberapa teknik yang dapat digunakan dalam menulis

prosa!

F. Rangkuman

Prosa adalah suatu jenis tulisan yang dibedakan dengan puisi karena

variasi ritme (rhythm) yang dimilikinya lebih besar, serta bahasanya yang

lebih sesuai dengan arti leksikalnya.

Jenis prosa terbagi empat yaitu: naratif, deskriptif, eksposisi, dan

argumentasi.

Unsur intrinsik dalam prosa adalah: tema, alur/plot, tokoh, penokohan, latar

(setting), sudut pandang (Point of View), gaya bahasa, dan amanat.

Tahapan alur dalam prosa adalah; alur lurus, alur sorot balik, dan alur

campuran.

Jenis prosa ada dua yaitu prosa lama dan baru. Prosa lama terdiri dari:

hikayat, sejarah (tambo), kisah, dan dongeng. Prosa baru terdiri dari; roman,

novel, cerpen, riwayat, kritik, resensi, dan esai.

Langkah-langkah yang dilakukan dalam menulis prosa deskripsi sebagai

berikut.

(38)

28 Modul Guru Pembelajar Bahasa Indonsia SMA Kelompok Kompetensi Pedagogik H 2. Amatilah dengan seksama objek yang dijadikan topik dalam penulisan

tersebut;

3. Buatlah perincian tentang apa yang didengar, dilihat, dan dirasakan oleh

penulis mengenai objek tersebut,terutama yang berhubungan dengan

tujuan penulisan;

4. Supaya kekhususan menonjol, berilah penjelasan tambahan.

Adapun teknik yang dapat digunakan dalam menulis prosa yaitu teknik

reportase, evita, kenangan lama, dan teknik dia.

G. Umpan Balik dan Tindak Lanjut

1. Apa yang Anda pelajari dalam kegiatan pembelajaran menulis prosa?

2. Hal apa yang Anda sukai dari pembelajaran ini? Mengapa Anda menyukainya?

(39)

Modul Guru Pembelajar Bahasa Indonesia SMA Kelompok Kompetensi Profesional H 29 Anda telah menguasai materi Diklat PKB kelompok kompetensi H dengan

baik. Selanjutnya, gunakanlah hasil diklat ini untuk kegiatan pembelajaran di

kelas sehari-hari.

H. Pembahasan Latihan/ Tugas /Kasus

LK-01

Kegiatan kreatif mencipta cerpen diantaranya melanjutkan penceritaan.

Setiap orang akan mengarang sesuai dengan kekuatan imajinasinya. Akan

tampak variasi cerita karena setiap orang dibebaskan berkreasi menutup

cerita.

LK-02

Jenis prosa dapat dibagi menjadi empat. Jelaskan!:

1. Prosa Naratif

2. Yaitu karangan yang isinya menceritakan suatu peristiwa atau kejadian

dengan tujuan agar pembaca seolah-olah mengalami kejadian yang

diceritakan itu.

3. Prosa Deskriptif

4. Yaitu karangan yang isinya menggambarkan suatu objek sehingga

pembaca seolah-olah melihat sendiri objek yang digambarkan itu.

5. Prosa Eksposisi

6. Yaitu karangan yang memaparkan sejumlah pengetahuan atau informasi

dengan sejelas-jelasnya.

7. Prosa Argumentasi

8. Yaitu karangan yang berisi ide atau gagasan yang dilengkapi data-data

kesaksian bertujuan mempengaruhi pembaca untuk menyatakan

(40)

30 Modul Guru Pembelajar Bahasa Indonsia SMA Kelompok Kompetensi Pedagogik H LK-03

1. Unsur intrinsik prosa terdiri dari:

2. Tema

Yaitu suatu yang menjadi pokok masalah atau persoalan sebagai

bahan karangan, yang diungkapkan dalam suatu cerita oleh

pengarang. Tema prosa fiksi terutama novel dapat terdiri dari tema

utama serta beberapa tema bawahan. Sedangkan untuk cerpen (cerita

pendek) hanya memiliki tema utama saja.

3. Alur/Plot

Yaitu urutan atau kronologi peristiwa yang dilukiskan pengarang dalam

suatu cerita rekaan, terjalin satu dengan yang lainnya. Alur dapat

diklasifikasikan menjadi tiga macam, yaitu sebagai berikut.

Alur umum, tahap-tahapannya adalah sebagai berikut :

4. Eksposisi (Perkenalan/Pengantar)

Eksposisi adalah proses penggarapan serta memperkenalkan

informasi penting kepada para pembaca. Melalui eksposisi, seorang

pengarang mulai melukiskan atau memaparkan suatu keadaan, baik

keadaan alam maupun tokoh-tokoh yang ada di dalam cerita tersebut,

serta informasi-informasi yang akan diberikan pengarang kepada

pembaca melalui uraian eksposisi tersebut.

5. Komplikasi adalah adanya masalah yang terjadi di antara para tokoh, baik tokoh dengan tokoh, tokoh dengan tempat, maupun tokoh dengan

suasana yang terdapat dalam cerita rekaan.

6. Klimaks (Puncak Ketegangan)

Klimaks adalah suatu permasalahan yang telah mencapai pada

puncaknya (meruncing).

7. Antiklimaks (Ketegangan Menurun/peleraian)

Antiklimaks adalah suatu peristiwa yang ditandai dengan menurunnya

(41)

Modul Guru Pembelajar Bahasa Indonesia SMA Kelompok Kompetensi Profesional H 31 8. Resolusi (Penyelesaian)

Resolusi adalah kejadian akhir yang merupakan penyelesaian

permasalahan di atara para tokoh cerita.

LK-04

Jenis penggambaran watak tokoh dapat dilakukan dengan tiga

metode, yaitu:

1. Metode analitik, yaitu pemaparan secara langsung (eksplisit) watak

atau tokoh dalam cerita, seperti; penyayang, penyabar, keras

kepala, baik hati, pemarah, dan lain sebagainya.

2. Metode dramatik, yaitu metode penokohan yang dipergunakan

pencerita dengan membiarkan para tokohnya untuk menyatakan diri

mereka sendiri lewat kata-kata, dan perbuatan mereka sendiri,

misalnya lewat dialog, jalan pikiran tokoh, perasaan tokoh,

perbuatan, sikap tokoh, lukisan fisik, dan sebagainya.

3. Metode kontekstual, yaitu cara menyatakan watak tokoh melalui

konteks verbal yang mengelilinginya. Jelasnya, melukiskan watak

tokoh dengan jalan memberikan lingkungan yang mengelilingi

tokoh, misalnya: kamarnya, rumahnya, tempat kerjanya, atau

tempat di mana tokoh berada. Watak tokoh terdiri dari sifat, sikap,

serta kepribadian tokoh. Penokohan dapat dilakukan melalui

dimensi (a) fisik, (b) psikis, dan (c) sosial.

LK-05

Ada empat macam sudut pandang, antara lain :

1. Pengarang sebagai orang pertama sebagai pelaku utama

(pengarang = aku);

2. Pengarang sebagai orang pertama sebagai pelaku sampingan;

3. Pengarang berada di luar cerita sebagai orang ketiga; dan

4. Kombinasi atau campuran, kadang di dalam dan

(42)

32 Modul Guru Pembelajar Bahasa Indonsia SMA Kelompok Kompetensi Pedagogik H LK-06

Bentuk-bentuk prosa lama adalah:

1. Hikayat

2. Sejarah (Tambo)

3. Kisah 4. Dongeng

LK-07

Bentuk-bentuk prosa baru adalah:

1. Roman

2. Novel

3. Cerpen

4. Riwayat

5. Kritik

6. Resensi

7. Esai

LK-08

Tahap-tahap apresiasi sastra dapat dilakukan dalam beberapa

kegiatan:

1. Tahap penikmatan atau menyenangi. Tindakan operasionalnya

pada tahap ini adalah membaca karya sastra (puisi maupun novel},

menghadiri acara deklamasi, dan sebagainya.

2. Tahap penghargaan. Tindakan operasionalnya, antara lain, melihat

kebaikan, nilai, atau manfaat suatu karya sastra, dan merasakan

pengaruh suatu karya ke dalam jiwa, dan sebagainya.

3. Tahap pemahaman. Tindakan opersionalnya adalah meneliti dan

menganalisis unsurintrinsik dan unsur ektrinsik suatu karya: astra,

serta berusaha menyimpulkannya.

4. Tahap penghayatan. Tindakan operasionalnya adalah rnenganalisis

(43)

Modul Guru Pembelajar Bahasa Indonesia SMA Kelompok Kompetensi Profesional H 33 karya beserta argumentasinya; membuat tafsiran dan menyusun

pendapat berdasarkan analisis yang telah dibuat.

5. Tahap penerapan. Tindakan operasionalnya adalah mclahirkan ide

baru, mengamalkan penemuan, atau mendayagunakan hasil

operasi dalam mencapai material, moral, dan struktural untuk

kepentingan sosial, politik, dan budaya

LK-09

Langkah-langkah yang dilakukan dalam menulis prosa deskripsi

sebagai berikut:

1. Rumuskan dahulu tujuan yang hendak dicapai oleh penulis;

2. Amatilah dengan seksama objek yang dijadikan topik dalam

penulisan tersebut;

3. Buatlah perincian tentang apa yang didengar, dilihat, dan

dirasakan oleh penulis mengenai objek tersebut,terutama yang

berhubungan dengan tujuan penulisan;

4. Supaya kekhususan menonjol, berilah penjelasan tambahan.

LK-10

Beberapa teknik yang dapat digunakan dalam menulis prosa!

1. Teknik Reportase (deskripsi) merupakan teknik ulasan dari

peristiwa yang dilihat baik peristiwa dalam perjalanan maupun

peristiwa pengalaman.

Deskripsi menyajikan gambaran tentang suatu hal, suatu

masalah atau suatu benda. Dengan kata lain karangan yang

bercorak deskriptif isinya melukiskan suatu hal, suatu masalah,

suatu peristiwa atau suatu benda.

a. Merumuskan tujuan

Sebagai contoh kita dapat merumuskan tujuan, misalnya :

(44)

34 Modul Guru Pembelajar Bahasa Indonsia SMA Kelompok Kompetensi Pedagogik H akan perlunya menjaga akeamanan dn ketertiban lingkungan

sekitarnya.

b. Mengumpulkan data

Data dapat dikumpulkan melalui:

a) penglihatan : apa yang kita lihat di sekitar kita.

b) pendengaran : apa yang kita dengar

c) apa yang kita rasakan dan apa yang kita alami

Data yang terkumpul diinventarisasi, seleksi dan disusun

ke dalam kerangka karangan.

c. Kerangka karangan

Seperti telah kita ketahui, kerangka karangan yang terperinci

dengan baik akan memudahkan kita menyusun sebuah

karangan selanjutnya.

2. Teknik Evita merupakan teknik menulis prosa dengan melibatkan

siswa secara langsung menjadi tokoh dalam suatu cerita yang

akan ditulis. Langkah pertama munculkan seorang tokoh

bernama Evita yang dalam hal ini dijadikan sebagai objek konflik,

langkah kedua siswa menjadi tokoh lain yang terlibat peristiwa

dengan langsung mendialogkan dengan tokoh lain.Selanjutnya

siswa diminta untuk mengungkapkan kembali peritiwa yang baru

saja mereka dialogkan menjadi sebuah prosa. Terserah siswa

akan memulai dari peristiwa mana yang penting dasar cerita

mereka sesuai dengan konflik yang mereka dialogkan.

3. Teknik Kenangan Lama merupakan teknik menulis prosa dengan

melibatkan memori (kenangan) yang paling berkesan dalam diri

siswa. kemampuan menggali sesuatu yang pernah dialami dan

keterampilan meramu konflik menjadi sebuah alur yang runtut

merupakan satu modal besar bagi siswa.

4. Teknik Dia yang Malang merupakan teknik menulis prosa

dengan menceritakan teman, sahabat, atau orang lain yang

mengalami peristiwa tragis atau mengenaskan. Dalam teknik ini

(45)

Modul Guru Pembelajar Bahasa Indonesia SMA Kelompok Kompetensi Profesional H 35 ke inti cerita. Maksudnya sebelum ke inti kemalangan, rangkaian

alur diawali dengan peritiwa pertemuan dengan tokoh yang

malang kemudian dia menceritakan, setelah itu akhiri dengan

peristiwa perpisahan menggunakan latar yang sama saat

pertemuan pertama.Jadi ending cerita berlatar sama dengan

(46)
(47)

Modul Guru Pembelajar Bahasa Indonesia SMA Kelompok Kompetensi Profesional H 37

KEGIATAN PEMBELAJARAN 2

MEMENTASKAN NASKAH DRAMA SEDERHANA

A. Tujuan

Setelah mempelajari modul ini, Anda diharapkan memiliki keterampilan

bermain drama.

B. Indikator Pencapaian Kompetensi

KOMPETENSI INTI

(KI)

KOMPETENSI GURU

MAPEL

(KG)

INDIKATOR

PENCAPAIAN

KOMPETENSI

20. Menguasai materi, struktur, konsep, dan pola pikir keilmuan yang mendukung mata pelajaran yang diampu.

20.7 Mengapresiasi karya sastra secara reseptif dan produktif.

20.7.6 Mementaskan naskah drama sederhana Indonesia

C. Uraian Materi

Pembelajaran sastra di sekolah merupakan satu kesatuan yang terintegrasi

dengan pembelajaran bahasa Indonesia. Banyak manfaat yang dapat dipetik

dengan mempelajari sastra, seperti yang dikatakan oleh Horatius ’dulce et

utile’. Ungkapan yang berarti menyenangkan dan bermanfaat ini, berkaitan

dengan segala aspek hiburan yang diberikan dan segala pengalaman hidup

yang ditawarkan oleh sastra.

Agar pembelajaran sastra dapat diterima dengan baik, pengajar sastra

dituntut minimal dapat: (1) menyenangi sastra, (2) menguasai materi sastra,

(3) memahami hakikat dan tujuan pembelajaran sastra, (4) memiliki

kemampuan mengapresiasi sastra, dan (5) menguasai metode pengajaran

(48)

38 Modul Guru Pembelajar Bahasa Indonsia SMA Kelompok Kompetensi Pedagogik H Modul ini berisi tentang pembelajaran mementaskan naskah drama

sederhana. Sesuai dengan tujuan apresiasi maka kompetensi yang ingin

dicapai yaitu dapat memantaskan naskah drama sederhana secara reseptif

dan produktif agar memperoleh pengetahuan dan keterampilan tentang

drama. Dengan demikian akan mendapatkan pengetahuan dasar tentang

sastra khsususnya mementaskan naskah drama, bagaimana menikmati

drama, bahkan kesadaran yang lebih baik terhadap diri sendiri, orang lain,

serta kehidupan sebagai upaya pembentukan watak yang baik.

Mementaskan Naskah Drama Sederhana Indonesia a. Mengenal Drama

Drama merupakan cabang seni sastra sekaligus seni pertunjukan yang

dapat berbentuk puisi maupun prosa. Dengan demikian, jika kita

berbicara mengenai drama berarti terdapat 2 pengertian, yaitu: (1) drama

sebagai seni sastra dan (2) drama sebagai seni pertunjukan.

Drama sebagai seni sastra berbentuk naskah drama. Dengan kata lain,

naskah drama sering disebut juga sebagai text play, repertoir, atau pun

closet-drama. Naskah drama berupa bacaan atau karya sastra yang

memerlukan pembaca, serta merupakan milik pribadi pengarangnya.

Sebuah naskah drama membutuhkan penggarapan dengan baik, agar

tercipta sebuah pertunjukan yang baik pula.

Agar Anda dapat lebih mengenal ciri naskah drama, perhatikan cuplikan

teks drama Kalung Ajaib karangan Subdiyanto berikut ini.

(Di kamar tidur Sari. Malam hari hampir subuh. Sari sedang gelisah dalam

tidurnya. Ayah datang membangunkan Sari. Lampu dan musik

pembukaan pengantar suasana ke dunia impian Sari. Semua peristiwa

babak satu ini terjadi dalam dunia impian Sari.)

1. AYAH : “Sari ... Sari ... Sari ... Bangunlah! Ayahmu datang, Sari.” 2. SARI : (Bangun. Duduk. Heran.)

“Ayah? Benarkah kau ayahku? Bukankah ayah sudah meninggal?”

(49)

Modul Guru Pembelajar Bahasa Indonesia SMA Kelompok Kompetensi Profesional H 39 tidurmu. Aku bermaksud akan membahagiakan kamu. Apa yang kausedihkan, Sari?”

4. SARI : “Ayah akan membahagiakan aku? Bisakah ayah memenuhi segala keinginanku?”

5. AYAH : “Ya Sari, aku akan memenuhi segala keinginanmu.” (Ayah mengeluarkan Kalung Ajaib.)

“Terimalah ini, Kalung Ajaib, yang akan bisa memenuhi segala keinginanmu. Kalau kau menginginkan sesuatu,

mintalah pada Kalung Ajaib ini, tentu akan kau dapatkan segala apa yang kau inginkan.” (Menyerahkan Kalung Ajaib. Sari menerimanya dengan senang.)

6. SARI : “Terima kasih, Ayah. Saya sangat senang.”

7. AYAH : “Sari, dengarlah baik-baikpesan ayah. Kalung Ajaib itu tak boleh perlihatkan kepada siapa pun juga. Kau tak boleh menceritakan hal Kalung Ajaib ini kepada orang lain. Kau tak boleh mengatakan kepada siapa pun juga, dari mana kaudapatkan segala apa yang kau miliki secara ajaib ini. Itu adalah pantangan!”

8. SARI : “Ya, Ayah. Sari akan merahasiakan Kalung Ajaib ini.”

9. AYAH : “Nah, sekarang tidurlah, ayah mau pergi.” (Sari menyimpan Kalung Ajaib di bawah bantal lalu berbaring. Ayah merapikan selimut Sari,lalu membelai kepala Sari.)“Selamat tinggal Sari. Berhati-hatilah. Ingatlah pesan Ayah baik-baik.”

Pada bagian awal teks drama di atas, terdapat tulisan yang diberi tanda

kurung (...). Bagian tersebut dinamakan notasi. Notasi merupakan bagian

dari naskah drama yang tidak diucapkan karena bukan merupakan dialog,

melainkan gambaran situasi atau pun gambaran gerak. Notasi tidak selalu

ditulis di dalam kurung, dapat pula ditulis dalam huruf kapital semua.

Perhatikan dialog ketika Sari terbangun. Kata (Bangun. Duduk. Heran.)

yang terletak di dalam tanda kurung merupakan notasi. Dengan demikian

tidak diucapkan oleh Sari, melainkan dilakukan atau dikerjakan. Selain itu

ada pula notasi yang ditulis dengan huruf biasa, namun penulisannya

sejajar dengan nama-nama tokoh.

Selain notasi tentu Anda melihat bahwa dalam teks tersebut terdapat

dialog antara Sari dan ayahnya yang sudah meninggal. Dialog dan notasi

(50)

40 Modul Guru Pembelajar Bahasa Indonsia SMA Kelompok Kompetensi Pedagogik H Lakon drama lebih mementingkan perwatakan, namun prosa lebih

mementingkan penokohan. Perwatakan adalah cara kerja pengarang

menggambarkan watak tokoh. Cara pengarang menampilkan watak tokoh

dapat dilakukan melalui 3 dimensi, yaitu:

1) Dimensi fisiologis

Pengarang menggambarkan watak tokoh melalui gambaran fisiknya,

antara lain dikemukakan jenis kelamin tokoh, usia ciri tubuh, ciri khas

yang menonjol, cacat jasmani, ras.

2) Dimensi psikologis

Pengarang mengemukakan kejiwaan tokoh yang antara lain meliputi:

temperamen, moral,ambisi, kegemaran.

3) Dimensi sosiologis

Pengarang menggambarkan keadaan sosial tokoh yang di antaranya

meliputi: suku, bangsa,agama, ideologi, pekerjaan, jabatan, serta kelas

ssoial.

Fokus antara drama dengan prosa fiksi dibedakan dengan adanya drama

yang lebih mementingkan plot dibandingkan dengan alur. Dalam prosa

fiksi, alur menduduki peran yang sangat penting. Plot merupakan jalinan

konflik yang pada akhirnya akan menimbulkan klimaks. Konflik terjadi

karena adanya sebab akibat yang menghubungkan antara satu peristiwa

dengan peristiwa lainnya di dalam cerita. Konflik juga terjadi karena

adanya pertentangan karakter dan pertentangan kepentingan dari para

tokoh. Tahapan plot di dalam drama meliputi:

1) Eksposisi

Pada tahap ini diperkenalkan para tokoh dengan karakter

masing-masing kepadapembaca.

2) Konflik

Pada tahap ini mulai muncul hambatan, sehingga timbullah pertikaian

awal yang disebabkan oleh adanya perbedaan karakter dari

(51)

Modul Guru Pembelajar Bahasa Indonesia SMA Kelompok Kompetensi Profesional H 41 terjadi karena adanya pertentangan, yang terwujud melalui tokoh-tokoh

lakon. Konflik terdiri atas: (a) konflik internal atau konflik batin, serta (b)

konflik eksternal atau konflik sosial. Konflik internal adalah konflik

yang terjadi pada batin seorang tokoh, sedangkan konflik eksternal

merupakan konflik yang terjadi antara: (1) tokoh dengan tokoh lain, (2)

tokoh dengan masyarakat, dan (3) tokoh dengan alam.

3) Komplikasi

Pada tahap ini konflik semakin banyak dan saling terkait sehingga

terjadilah kerumitan.

4) Klimaks

Klimaks merupakan titik puncak cerita dalam lakon drama. Penyebab

timbulnya klimakskarena adanya peningkatan konflik yang semakin

lama semakin memuncak takterkendali.

5) Resolusi

Tahap ini ditandai dengan mulai meredanya konflik. Para tokoh sudah

mulai dapat menemukan penyelesaian bagi pertikaian mereka

sebelumnya.

6) Denoument

Tahap ini berisi keputusan yang diambil para tokoh untuk mengakhiri

pertikaianyang sekaligus mengakhiri lakon drama. Denoument dapat

berupa pengakhiran yang baik (happy ending), pengakhiran yang

buruk (sad ending), atau pun pengakhiran lakon diserahkan pada

penafsiran pembaca sehingga bersifat terbuka (open ending).

b. Jenis Drama

Ada tiga unsur yang dapat dibicarakan dalam drama, yaitu bentuk, unsur,

serta macam drama. Berdasarkan bentuknya drama terdiri atas: (1

Gambar

Tabel Teknik dan Bentuk Instrumen Penilaian
Tabel 6 Daya pembeda soal
TABEL 16
Tabel konversi skor dan predikat hasil belajar untuk setiap ranah Sikap

Referensi

Dokumen terkait

Adapun pengertian lain dari kepribadian adalah suatu totalitas pshikophisis yang kompleks dari individu, sehingga Nampak didalam tingkah lakunya yang unik. Benar,

Ketiga , pengamatan memungkinkan peneliti mencatat peristiwa dalam situasi yang berkaitan dengan pengetahuan proposisional maupun pengetahuan yang langsung diperoleh

Dalam segi hasil, siswa-siswi yang mengikuti ekstrakurikuler itu cenderung lebih respon atau tanggap terhadap guru- guru, dan yang lebih penting yakni mempunyai

Gunawan, Imam, Metode Penelitian Kualitatif: Teori dan Praktik , (Jakarta: Bumi Aksara, 2013) Hamka, lembaga Budi, (Jakarta: P.T Pustaka Panji Mas, 1985).. Halim, Mahmud Ali Abdul,

Cacins $nan nenesang pdsd penring dalm proses dekonposisi melalui pBrofrbalm naren orgdi!, mehnetbaiki porosns bnan, nreninelatko re si sena .rcncdrpurk& ddr

D{ $ urur Foeiatr dei rdni Fq

Bergerak, data yang sifatnya bergerak antara lain diperoleh dari kegiatan siswa dalam melaksanakan kegiatan ekstrakurikuler di SMK Islam 1 Durenan Kabupaten Trenggalek. Paper

Keuangan merupakan sumber dana yang sangat diperlukan sekolah sebagai alat untuk melengkapi sarana dan prasarana pembelajaran di sekolah, meningkatkan kesejahteraan guru,