• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III METODE PENELITIAN

B. Pembahasan

Sebagaimana telah dikemukakan sebelumnya bahwa penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan miskonsepsi IPA siswa kelas V SD semester 2 se-Kecamatan Ngemplak. Miskonsepsi adalah salah konsep yang tidak sesuai dengan pengertian ilmiah atau pengertian yang diterima para pakar dalam bidang itu (Suparno, 2005: 4). Miskonsepsi dapat dideteksi melalui peta konsep yang meliputi, tes multiple choice (pilihan ganda), tes esai tertulis, wawancara diagnosis, diskusi dalam kelas, praktikum dan tanya jawab (Suparno, 2005: 121). Peta konsep yang digunakan untuk mengetahui adanya miskonsepsi pada penelitian ini, yaitu tes multiple choice (pilihan ganda) dan tes esai tertulis.

Ciri khas soal pilihan ganda pada penelitian ini, yaitu terdapat tambahan pilihan jawaban yakin benar dan tidak yakin benar. Penambahan kedua pilihan tersebut bertujuan untuk mengetahui kepercayaan dalam diri siswa ketika menjawab soal, apakah siswa menjawab soal dengan keyakinan yakin benar atau tidak yakin benar. Siswa dikatakan mengalami miskonsepsi jika menjawab soal dengan jawaban salah dan yakin benar. Cara mendeteksi adanya miskonsepsi pada soal uraian, yaitu jika siswa memberikan uraian jawaban yang tidak sesuai dengan pedoman penskoran yang telah dibuat oleh peneliti.

Berdasarkan analisis miskonsepsi pada instrumen soal pilihan ganda miskonsepsi terjadi pada seluruh KD, yaitu KD 5.1 yang membahas tentang konsep gaya, KD 5.2 yang membahas tentang konsep pesawat sederhana, KD 6.1 yang membahas tentang konsep cahaya, dan KD 7.1 yang membahas tentang

konsep pelapukan. Persentase tertinggi miskonsepsi siswa pada instrumen soal pilihan ganda terjadi pada konsep pelapukan yaitu 65%, sedangkan persentase terendah terjadi pada aitem soal 7 dan 9 yang membahas tentang konsep pesawat sederhana yaitu di bawah 10%. Persentase tertinggi miskonsepsi siswa pada instrumen soal uraian terjadi pada aitem soal 2 yang membahas tentang konsep pelapukan yaitu 78,28%, sedangkan persentase terendah terjadi pada aitem soal 3 yang membahas tentang konsep pesawat sederhana khususnya bidang miring.

Penelitian relevan yang dilakukan oleh Pujayanto (2006) menunjukkan bahwa miskosnepsi terjadi pada konsep gaya dan cahaya. Berdasarkan analisis miskonsepsi siswa pada instrumen soal pilihan ganda dan uraian juga menunjukkan bahwa konsep gaya dan cahaya mengalami miskonsepsi. Pada penelitian ini, miskonsepsi yang terjadi pada konsep cahaya tergolong cukup tinggi. Hal tersebut ditunjukkan dari persentase miskonsepsi siswa soal uraian pada konsep cahaya khususnya cermin yaitu 72,85%. Artinya lebih dari setengah sampel penelitian di SD Negeri se-Kecamatan Ngemplak mengalami miskonsepsi pada konsep cahaya khususnya cermin. Data tersebut menunjukkan bahwa siswa rentan mengalami miskonsepsi pada konsep pelapukan dan cahaya khususnya cermin.

130

BAB V PENUTUP

BAB V membahas tentang kesimpulan pada penelitian ini, keterbatasan penelitian, dan saran.

A.Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilaksanakan oleh peneliti dapat ditarik kesimpulan bahwa terjadi miskonsepsi IPA Fisika pada siswa kelas V SD Negeri se-Kecamatan Ngemplak, Kabupaten Sleman. Miskonsepsi terjadi pada konsep gaya, pesawat sederhana, sifat-sifat cahaya, dan macam-macam batuan. Pada instrumen soal pilihan ganda, miskonsepsi paling tinggi terdapat pada aitem soal 17 tentang konsep macam-macam batuan yaitu 65% siswa yang mengalami miskonsepsi, sedangkan miskonsepsi yang paling rendah terdapat pada aitem soal 7 dan 9 tentang konsep pesawat sederhana yaitu 10% siswa. Persentase tertinggi miskonsepsi pada instrumen soal uraian terjadi pada konsep macam-macam batuan yaitu 78,28%, sedangkan persentase terendah pada konsep pesawat sederhana yaitu 30,77%.

B.Keterbatasan Penelitian

Peneliti dalam melakukan penelitian ini menyadari masih banyak kelemahan dan keterbatasan yang dialami. Beberapa kelemahan dan keterbatasan tersebut, yaitu:

1. Waktu pengambilan data yang tidak sesuai dengan jadwal kegiatan pembelajaran yang ada di kelas. Hal tersebut mengakibatkan peneliti tidak bisa menunggui siswa yang mengerjakan soal penelitian ini yang tersebar dalam 21 SD Negeri se-Kecamatan Ngemplak.

2. Peneliti hanya membahas mengenai aspek tingkat miskonsepsi yang dialami oleh siswa kelas V semester 2 SDN se-Kecamatan Ngemplak. Masih banyak aspek, seperti faktor-faktor penyebab dan metode untuk menekan tingkat miskonsepsi.

3. Penelitian ini hanya meninjau adanya miskonsepsi IPA Fisika siswa kelas V SD semester 2. Masih banyak sudut pandang lain yang dapat mempengaruhi adanya miskonsepsi, seperti: akreditasi sekolah, jenis kelamin, tingkat pendidikan orang tua, dan jenis pekerjaan orang tua.

4. Penelitian ini hanya membahas mengenai adanya miskonsepsi IPA Fisika, tidak melihat hubungan antar variabel dan juga tidak membahas secara mendalam mengenai faktor penyebab dan metode untuk meminimalisir miskonsepsi yang terjadi pada siswa.

C.Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang menunjukkan adanya miskonsepsi IPA Fisika siswa kelas V SD Negeri se-Kecamatan Ngemplak, Kabupaten Sleman maka peneliti mengajukan beberapa saran sebagai berikut:

1. Guru kelas V SD se-Kecamatan Ngemplak diharapkan lebih memahami secara matang konsep bahan ajar yang akan diberikan kepada siswa,

sehingga guru dapat menjelaskan materi secara jelas dengan menggunakan metode pelajaran yang mampu memperjelas antara prakonsep yang diperoleh siswa dengan konsep teori yang benar. Metode pembelajaran yang dapat diterapkan, misalnya metode pembelajaran eksperimental. Sehingga diharapkan tingkat miskonsepsi yang terjadi pada siswa dapat berkurang.

2. Peneliti selanjutnya diharapkan dapat mengembangkan penelitian dengan melihat aspek lain, seperti faktor-faktor yang mempengaruhi miskonsepsi dan metode pembelajaran yang dapat diterapkan untuk mengurangi tingkat miskonsepsi pada siswa.

3. Peneliti selanjutnya diharapkan dapat mengembangkan penelitian dengan meninjau variabel yang mempengaruhi miskonsepsi, seperti: akreditasi sekolah, jenis kelamin, tingkat pendidikan orang tua, dan jenis pekerjaan orang tua.

4. Peneliti selanjutnya diharapkan dapat mengembangkan penelitian dengan melihat antar variabel atau melihat faktor penyebab adanya miskonsepsi secara mendalam.

133

DAFTAR REFERENSI

Ahmadi, R. (2014). Pengantar pendidikan: asas & filsafat pendidikan. Yogyakarta: AR-RUZZ MEDIA.

Amien. (1987). Mengajarkan Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) dengan menggunakan metode discovery dan inquiry. Jakarta : Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi.

Belagata, F. H. (2013). Deskripsi wilayah Kecamatan Ngemplak Kabupaten Sleman.

Yogyakarta: Universitas Muhamadiyah.

(http://frendahervano.blogspot.co.id/2013/07/deskripsi-wilayah-kecamatan- ngemplak.html) diunduh pada 29 Desember 2015 pukul 14.49 WIB.

Berg, E. V. (1991). Miskonsepsi fisika dan remidiasi. Salatiga: Universitas Kristen Satya Wacana.

Budi, K. (1992). Pemahaman konsep dan beberapa salah konsepsi yang terjadi. Yogyakarta: Universitas Sanata Dharma.

Hamalik, O. (1990). Perencanaan pengajaran berdasarkan pendekatan sistem. Bandung: PT. Citra Aditya Bakti.

Iriyanti. (2012). Identifikasi miskonsepsi pada materi pokok wujud zat siswa kelas VII SMP Negeri 1 Bawang Tahun Ajaran 2009/2010. Jurnal Pendidikan

Kimia, Vol. 1, No. 1 . HYPERLINK

"http://jurnal.fkip.uns.ac.id/index.php/kimia/article/view/85/59"

http://jurnal.fkip.uns.ac.id/index.php/kimia/article/view/85/59 . Diakses pada tanggal 7 Juli 2015 pukul 21:33 WIB.

Iskandar, S. M. (1997). Pendidikan ilmu pengetahuan alam. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi.

Kontour. (2003). Metode penelitian untuk penulisan skripsi dan tesis. Jakarta: Teruna Grafika.

Majid, A. (2013). Strategi pembelajaran. Bandung: Rosdakarya.

Mertodihardjo. (1980). Mengajarkan konsep ilmu pengetahuan sosial. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.

Mujahidin. (2014). Panduan penelitian praktis untuk menyusun skripsi, tesis, dan sisertasi. Bandung: Alfabeta.

Pujayanto. (2006). Miskonsepsi IPA fisika pada guru SD . Jurnal Materi dan Pembelajaran Fisika (JMPF), Vol. 1, No. 1. HYPERLINK "http://core.ac.uk/download/pdf/16506554.pdf"

http://core.ac.uk/download/pdf/16506554.pdf . Diakses pada tanggal 27 Juni 2015 pukul 13:45 WIB.

Putra. (2013). Desain belajar mengajar kreatif berbasis sains. Yogyakarta: Diva Press.

Samatowa. (2011). Pembelajaran IPA di sekolah dasar. Jakarta: PT. Indeks.

Saputra. (2011). Upaya mengatasi miskonsepsi siswa melalui model pembelajaran Children Learning In Science (CLIS) berbasis simulasi komputer pada pokok bahasan listrik dinamis. Jurnal Pendidikan Sains Indonesia (JPSI). http://www.jurnal.unsyiah.ac.id/JPSI/article/view/979/923 . Diakses pada tanggal 7 Juli 2015 pukul 08:43.

Sopiah. (2010). Metode penelitian pendekatan praktis dalam penelitian. Yogyakarta: CV. Andi Offset

.

Sugiyono. (2011). Metode penelitian pendidikan (pendekatan kuantitatif, kualitatif, dan R&D). Bandung: Alfabeta.

Sugiyono. (2012). Metode penelitian kuantitatif, kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Suharsaputra. (2014). Metode penelitian: kuantitatif, kualitatif, dan tindakan. Bandung: PT. Refika Aditama.

Sukmadinata. (2011). Metode penelitian. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Sukmadinata. (2008). Metode penelitian pendidikan. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Sulistyanto. (2008). Ilmu pengetahuan alam 5: untuk SD dan kelas V. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional.

Suniati. (2013). Pengaruh implementasi pembelajaran kontekstual berbantuan multimedia interaktif terhadap penurunan miskonsepsi. e-Journal Program Pascasarjana Universitas Ganesha Vol 4 .

Suparno. (2005). Miskonsepsi dan perubahan konsep dalam pendidikan fisika. Jakarta: PT. Grasindo.

Suryanto. (2002). Pemahaman murid Sekolah Dasar (SD) terhadap konsep-konsep Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) berbasis biologi: suatu diagnosis adanya miskonsepsi .

Sutanto. (2013). Teori belajar dan pembelajaran di Sekolah Dasar. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.

Taniredja. (2011). Penelitian kuantitatif. Bandung : Alfabet.

Taufiq. (2012). Remidiasi miskonsepsi mahasiswa calon guru fisika pada konsep gaya melalui penerapan model siklus belajar (learning cycle) 5E. HYPERLINK "http://journal.unnes.ac.id/" http://journal.unnes.ac.id/ . Diakses Tanggal 7 Juli 2015 pukul 08:23 WIB

Triwiyanto. (2014). Pengantar pendidikan. Jakarta : Bumi Aksara.

Tukiran. (2012). Metode penelitian survei. Jakarta: LP3ES, Anggota Ikapi.

Widoyoko. (2009). Evaluasi program pembelajaran panduan praktis bagi pendidik dan calon pendidik. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Wisudawati. (2014). Metodologi pembelajaran IPA. Jakarta : Bumi Aksara.

Yuni. (2002). Pemahaman murid Sekolah Dasar terhadap konsep-konsep Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) berbasis biologi: suatu diagnosis adanya miskonsepsi.

136

137

Lampiran 1a. Kisi-Kisi Instrumen Soal Pilihan Ganda sebelum Expert Judgments

KISI-KISI INSTRUMEN SOAL PILIHAN GANDA SEBELUM VALIDITAS ISI ATAU EXPERT JUDGMENTS

No. Standar Kompetensi Kompetensi Dasar Indikator Nomor Butir

Soal 1. 5.Memahami

hubungan antara gaya, gerak, dan energi, serta fungsinya.

5.1 Mendeskripsikan hubungan antara gaya, gerak dan energi melalui percobaan (gaya gravitasi, gaya gesek, gaya magnet).

5.1.1 Menyebutkan macam-macam gaya melalui percobaan.

1, 2, 3

5.1.2 Mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi gaya

4, 5, 6

5.2 Menjelaskan pesawat sederhana yang dapat membuat pekerjaan lebih mudah dan lebih cepat.

5.2.1 Mengidentifikasi ciri-ciri pesawat sederhana. 7, 8, 9, 10, 11,

12 5.2.2 Menyebutkan contoh jenis tuas atau pengungkit

jenis pertama.

13, 14, 15

5.2.3 Menyebutkan penerapan pesawat sederhana dalam kehidupan sehari-hari. 16, 17, 18 2. 6. Menerapkan sifat- sifat cahaya melalui kegiatan membuat suatu karya atau model.

6.1 Mendeskripsikan sifat-sifat cahaya. 6.1. Menyebutkansifat-sifat cahaya. 19, 20, 21, 22,

23

6.1.2 Menjelaskan sifat bayangan pada cermin. 24, 25, 26, 27,

28 6.2 Membuat suatu karya/model, misalnya

periskop atau lensa dari bahan sederhana dengan menerapkan sifat-sifat cahaya.

6.2.1 Mengetahui alatdan bahan yang digunakan untuk membuat karya/model yang menerapkan sifat-sifat cahaya. 29, 30, 31 3. 7. Memahami perubahan yang terjadi di alam dan hubungannya dengan penggunaan sumber.

7.1 Mendeskripsikan proses pembentukan tanah karena pelapukan.

7.1.1 Menggolongkan jenis-jenis batuan. 32, 33, 34, 35,

7.1.2 Menjelaskan proses pembentukan tanah karena pelapukan.

36, 37, 38

7.2 Mengidentifikasi jenis-jenis tanah. 7.2.1 Mengetahui jenis-jenis tanah. 39, 40, 41, 42,

43, 44, 45, 46, 47, 48

138

Lampiran 1b. Kisi-kisi Instrumen Soal Uraian sebelum Expert Judgment

KISI-KISI INSTRUMEN SOAL URAIAN SEBELUM VALIDITAS ISI ATAU EXPERT JUDGMENT

No. Standar Kompetensi Kompetensi Dasar Indikator Nomor Butir

Soal

1. 5. Memahami

hubungan antara gaya, gerak dan energi serta fungsinya.

5.1 Mendeskripsikan hubungan antara gaya, gerak dan energi melalui percobaan (gaya gravitasi, gaya gesek, gaya magnet).

5.1.1 Menjelaskan hubungan gaya magnet.

2

5.2 Menjelaskan pesawat sederhana yang dapat membuat pekerjaan lebih mudah dan lebih cepat.

5.2.1 Menjelaskan perbedaan golongan pengungkit. 1

5.2.2 Menjelaskan fungsi bidang miring.

6

2. 6. Menerapkan sifat-

sifat cahaya melalui kegiatan membuat suatu karya atau model.

6.1 Mendeskripsikan sifat-sifat cahaya. 6.1.1 Mengidentifikasi sifat-sifat cahaya. 4

6.1.2 Menjelaskan sifat bayangan pada cermin.

5

3. 7. Memahami

perubahan yang terjadi di alam dan hubungannya dengan penggunaan sumber daya alam.

7.1 Mendiskripsikan proses pembentukan tanah karena pelapukan.

7.1.1 Menggolongkan jenis-jenis batuan. 8

7.1.2 Menjelaskan proses pembentukan tanah karena

pelapukan. 7

7.2 Mengidentifikasi jenis-jenis tanah. 7.2.1 Mampu menjelaskan salah satu jenis tanah. 10, 11

139

Lampiran 2a. Hasil Validitas Isi Instrumen Soal Pilihan Ganda

HASIL REKAP NILAI EXPERT JUDGMENT

INSTRUMEN PILIHAN GANDA

Nomor Butir Soal

Nilai Validator Rata-rata

Komentar, Saran, Perbaikan 1 2 3 4

1 3 4 3 2 3

Validator 1: - Validator 2 : -

Validator : Bagian indikator disajikan gambar siswa dapat menyebutkan macam-macam gaya Validator 4: Pilihan jawaban diganti menjadi induksi, elektro magnet, dan gosok.

2 3 4 2 2 2.75

Validator 1: Kalimat yang digunakan untuk pertanyaan jelek butuh subjek, dan mengganti alternative pegasnya

Validator 2: Percobaan diganti dengan peristiwa

Validator 3: Tolong diperbaiki soalnya, misalnya roda yang digelindingkan akan berhenti hal ini terjadi karena

Validator 4: Pernyataannya sudah jelas, tidak memerlukan “percobaan”, karena itu ada dalam kehidupan sehari-hari.

3 2 4 2 4 3

Validator 1: Pernyataan nomor 1 dan 3 jelek, sulit dilihat miskonsepsinya karena ada yang benar dan ada yang salah.

Validator 2 : -

Validator 3: Bagian indikator = disajikan contoh peristiwa siswa dapat mengelompokan salah satu jenis gaya

Validator 4: -

4 3 4 4 3 3.5

Validator 1: Kalimat soalnya tidak baik Validator 2: -

Validator 3: - Validator 4: -

140

Nomor Butir Soal

Nilai Validator Rata-rata

Komentar, Saran, Perbaikan 1 2 3 4 dapat tidak Validator 2: - Validator 3: - Validator 4: - 6 1 4 1 4 2.5

Validator 1: Pernyataan dapat benar semua pada pilihan, dapaat membuat siswa pandai bingung. Validator 2: -

Validator 3: Tolong soal diperbaiki memakai misalnya gerobak yang di dorong bergerak karena apa…. Validator 4: -

7 1 4 4 3 3

Validator 1: Perlu ada gambar dan membingungkan Validator 2: -

Validator 3: Bagian indikator = disajikan sifat-sifat roda siswa dapat mengidentifikasi ciri-ciri pesawat sederhana Validator 4: - 8 3 4 4 2 3.25 Validator 1: - Validator 2: - Validator 3: - Validator 4: - 9 4 4 4 2 3.5 Validator 1: - Validator 2: - Validator 3: -

Validator 4: Sebaiknya antara soal dan jawaban tidak mengandung kata yang sama nomer 8 dan 9. Soal diganti menjadi: Gambar disamping adalah pengungkit jenis 2 cirinya adalah

10 3 4 4 4 3.75

Validator 1: Soal penting atau tidak diberikan. Validator 2: -

Validator 3: - Validator 4: -

11 3 4 4 1 3

Validator 1: Gambar tidak jelas Validator 2: -

141

Nomor Butir Soal

Nilai Validator Rata-rata

Komentar, Saran, Perbaikan 1 2 3 4

sederhana Validator 4

Apakah no. 2 tidak memakai prinsip bidang miring? Kasat mata sudah terlihat jelas. Pilihan jawaban ditambahi, menjadi: a. I & IV b. II & I c. III & II d. IV & III 12 3 4 4 4 3.75 Validator 1: - Validator 2: - Validator 3: - Validator 4: - 13 4 4 4 4 4 Validator 1: - Validator 2: - Validator 3: - Validator 4: - 14 4 4 4 3 3.75 Validator 1: - Validator 2: - Validator 3: - Validator 4: - 15 4 4 4 4 4 Validator 1: - Validator 2: - Validator 3: - Validator 4: - 16 3 4 4 3 3.5

Validator 1: Belum tentu semua anak tahu pemecah kemiri seperti apa Validator 2: -

Validator 3: - Validator 4: -

142

Nomor Butir Soal

Nilai Validator Rata-rata

Komentar, Saran, Perbaikan 1 2 3 4

Validator 2: Kunci jawaban diganti C bukan B Validator 3: -

Validator 4: Apa iya jawabannya B?

18 2 4 3 - 2.5

Validator 1: Gambar tidak jelas Validator 2: -

Validator 3: Bagian indikator disajikan gambar siswa dapat menyebutkan penerapan pesawat sederhana dalam kehidupan sehari-hari. Gambar kurang jelas

Validator 4: Pilihan jawaban membingungkan. Pemotong kuku ada 2 prinsip bidang miring & pengungkit.

19 1 - 4 3 3

Validator 1: Membingungkan

Validator 2: Kunci jawaban diganti B bukan A Validator 3: -

Validator 4: -

20 2 4 4 4 3.5

Validator 1: Kalimat membingungkan siswa, dapat terjadi salah jawab karena kalimatnya. Validator 2: - Validator 3: - Validator 4: - 21 1 - 4 1 0.5 Validator 1: Membingungkan Validator 2: - Validator 3: -

Validator 4: Soal sama dengan no. 19

22 1 - 4 1 0.5

Validator 1: Membingungkan Validator 2: -

Validator 3: -

Validator 4: Soal sama dengan no. 19

23 3 4 4 4 3.75

Validator 1: - Validator 2: - Validator 3: - Validator 4: -

143

Nomor Butir Soal

Nilai Validator Rata-rata

Komentar, Saran, Perbaikan 1 2 3 4

24 3 4 4 3 3.5

Validator 1: Kalimat harus diperbaiki Validator 2: - Validator 3: - Validator 4: - 25 3 4 4 4 3.75 Validator 1: - Validator 2: - Validator 3: - Validator 4: - 26 4 4 4 4 4 Validator 1: - Validator 2: - Validator 3: - Validator 4: - 27 4 4 4 3 3.75 Validator 1: - Validator 2: - Validator 3: - Validator 4: - 28 1 - 4 4 3.25 Validator 1: Membingungkan

Validator 2: Kunci jawaban A bukan C Validator 3: -

Validator 4: -

29 4 4 3 2 3.25

Validator 1: - Validator 2: -

Validator 3: Tolong diperjelas untuk kata-kata batas pandang apakah terlalu kecil atau terlalu jauh Validator 4: Bahasa kiasan kurang tepat untuk anak. Diganti menjadi: “untuk melihat benda angkasa ….

30 1 4 4 2 2.75

Validator 1: Tergantung siapa yang mengajarkan, dengan apa mereka membuatnya. Validator 2: -

Validator 3: - Validator 4: - 31 3 4 4 3 3.5 Validator 1: -

144

Nomor Butir Soal

Nilai Validator Rata-rata

Komentar, Saran, Perbaikan 1 2 3 4 Validator 2: - Validator 3: - Validator 4: - 32 4 4 4 2 3.5 Validator 1: - Validator 2: - Validator 3: - Validator 4: - 33 3 4 4 4 3.75 Validator 1: - Validator 2: - Validator 3: - Validator 4: - 34 4 4 4 3 3.75 Validator 1: - Validator 2: - Validator 3: - Validator 4: - 35 4 4 3 4 3.75 Validator 1: - Validator 2: - Validator 3: - Validator 4: - 36 4 4 4 3 3.75 Validator 1: - Validator 2: - Validator 3: - Validator 4: - 37 4 4 4 3 3.75 Validator 1: -

Validator 2 : Diganti hurufnya Validator 3: -

Validator 4: -

38 3 4 4 3 3.75 Validator 1: -

145

Nomor Butir Soal

Nilai Validator Rata-rata

Komentar, Saran, Perbaikan 1 2 3 4

Validator 3: - Validator 4: -

39 1 4 4 4 3.25

Validator 1: Dalam buku ada 4 jenis penyusun tanah, diperhatikan lagi. Validator 2: - Validator 3: - Validator 4: - 40 4 4 4 4 4 Validator 1: - Validator 2: - Validator 3: - Validator 4: - 41 4 4 4 4 4 Validator 1: - Validator 2: - Validator 3: - Validator 4: - 42 4 4 4 3 3.75 Validator 1: - Validator 2: - Validator 3: - Validator 4: - 43 3 4 3 4 3.5 Validator 1: - Validator 2: -

Validator 3: Tanah yang memiliki susunan tanah yang sangat rapat sehingga perbedaan udara dan air pada tanah kurang baik disebut tanah

Validator 4: - 44 3 4 4 4 3.75 Validator 1: - Validator 2: - Validator 3: - Validator 4: - 45 4 4 4 4 4 Validator 1: - Validator 2: -

146

Nomor Butir Soal

Nilai Validator Rata-rata

Komentar, Saran, Perbaikan 1 2 3 4 Validator 3: - Validator 4: - 46 3 4 4 3 3.75 Validator 1: - Validator 2: - Validator 3: - Validator 4: - 47 3 4 4 3 3.5 Validator 1: - Validator 2: - Validator 3: - Validator 4: - 48 4 4 4 3 3.75 Validator 1: - Validator 2: - Validator 3: -

Validator 4: Pasir dalam ingatan anak terutama Sleman yang lereng merapi identik dengan fungsi sebagai bahan bangunan

49 4 4 4 3 3.75

Validator 1: - Validator 2: -

Validator 3: Bagian indicator disajikan gambar lapisan bumi, siswa dapat mendiskripsikan struktur permukaan bumi

Validator 4: “Gambar di atas menunjukkan lapisan penyusun bumi” dihapus. Soal diganti menjadi: “Urutan lapisan penyusun bumi dari yang paling dalam sesuai gambar di atas adalah”.

50 4 4 4 4 3

Validator 1: - Validator 2: -

Validator 3: Bagian indicator disajikan gambar bagan gunung siswa dapat mendiskripsikan struktur permukaan bumi

147

Lampiran 2b. Hasil Validitas Isi Instrumen Soal Uraian

HASIL REKAP NILAI EXPERT JUDGMENT INSTRUMEN URAIAN

Nomor Butir Soal

Nilai Validator Rata-rata Komentar, Saran, Perbaikan

1 2 3 4

1 4 4 3 1 3

Validator 1: - Validator 2: -

Validator 3: Disediakan gambar siswa dapat menjelaskan perbedaan golongan pengungkit, Gambar kurang jelas

Validator 4: Soal kurang jelas, diganti sesuai dengan komentar validator menjadi: “Gambar disamping adalah contoh pengungkit. Jelaskan perbedaannya!”

2 3 4 2 2 2.75

Validator 1: - Validator 2: -

Validator 3: Bagian indikator disajikan gambar, siswa dapat…., Gunakan data valid, ketika pintu kulkas dibuka lebih dari 450 belum tentu pintu secara otomatis tertutup sendiri (kemungkinan hanya produk-produk tertentu), Mungkin soal diperbaiki dengan menggunakan mainan anak-anak beralaskan besi bias menempel di pintu kulkas karena……

Validator 4: Perintah soal diganti sesuai dengan komentar validator menjadi: “Jelaskan apa yang terjadi!”

3 3 4 4 4 3.75

Validator 1: Kalimat diperbaiki agar tidak membingungkan Validator 2: -

Validator 3: Disediakan gambar struktur lapisan bumi, siswa dapat mendiskripsikan struktur bumi Validator 4: - 4 3 4 4 3 3.5 Validator 1: - Validator 2: - Validator 3: - Validator 4: - 5 4 4 3 2 3.25 Validator 1: - Validator 2: - Validator 3: -

148

Nomor Butir Soal

Nilai Validator Rata-rata Komentar, Saran, Perbaikan

1 2 3 4

Validator 4: “sebutkan sifat cermin cekung!”

6 3 4 4 2 3.25 Validator 1: - Validator 2: - Validator 3: - Validator 4: - 7 3 4 4 3 3.5 Validator 1: - Validator 2: - Validator 3: -

Validator 4: Diberikan contoh penyebabnya, soal direvisi menjadi:

“Apakah yang dimaksud dengan pelapukan biologi? Sebutkan contoh penyebabnya!”

8 4 4 3 4 3.75

Validator 1: - Validator 2: -

Validator 3: Bagian indikator = ada datanya/ ciri-ciri batuaan Validator 4: - 9 4 4 3 4 3.75 Validator 1: - Validator 2: - Validator 3: - Validator 4: - 10 4 4 4 - 3 Validator 1: - Validator 2: - Validator 3: -

Validator 4: Sebaiknya dari pasir saja, missal menjelaskan sifat tanah saja atau menyebutkan contoh tanaman untuk jenis tanah tertentu.

11 4 4 4 - 3

Validator 1: - Validator 2: - Validator 3: -

Validator 4: Sebaiknya dari pasir saja, misal menjelaskan sifat tanah saja atau menyebutkan contoh tanaman untuk jenis tanah tertentu.

Lampiran 2c. Pedoman Wawancara dan Hasil Validitas Muka

PEDOMAN WAWANCARA

No. Pertanyaan

1. Soal pilihan ganda nomor berapa yang anda anggap sulit ?

2. Soal uraian nomor berapa yang anda anggap sulit?

3. Mengapa soal tersebut anda anggap sulit ?

HASIL VALIDITAS MUKA

No. Nama Siswa Nomor Butir Soal Pilihan Ganda Nomor Butir

Soal Uraian Hasil Wawancara

1 AX 18 9 Soal pilihan ganda bahasa sulit untuk

dipahami.

Soal uraian sulit, karena soal sulit dipahami dan menggambarnya sulit.

2 BD 20 9 Soal pilihan ganda, karena soal

membingungkan.

Soal uraian, karena sulit dan

membingunkan dalam menjelakan.

3 ZX 24 9 Soal pilihan ganda,, karena

membingungkan

Soal uraian, karena bahasa sulit dipahami.

4 BG 34 Soal pilihan ganda, karena kata-kata

pada pilihan b dan d susah dipahami.

5 YN 35 Soal pilihan ganda, karena tidak

Lampiran 2e. Jawaban Wawancara Guru

DAFTAR PERTANYAAN WAWANCARA Pertanyaan

Bagaimana prestasi belajar siswa kelas V pada materi IPA Fisika di semester 2?

Upaya apa yang dilakukan oleh guru jika prestasi belajar siswa masih tergolong rendah?

Langkah apa yang digunakan oleh guru supaya siswa lebih mudah memahami materi IPA Fisika di semester 2?

JAWABAN GURU Respon Guru

Masih banyak siswa yang mendapatkan nilai di bawah KKM, namun ada juga siswa yang mendapatkan nilai di atas KKM tetapi hanya sedikit.

Melakukan remidiasi dan memberikan penugasan lanjutan. Terkadang menjelaskan materi dengan menggunakan alat peraga.

Lampiran 3a. Identitas Responden Penelitian

IDENTITAS RESPONDEN PENELITIAN

Isilah identitas di bawah ini dengan lengkap! Identitas Siswa

Nama : ...

Umur : ...

Jenis kelamin : ...

Nama Sekolah : ...

Identitas Orang tua Nama Orang tua : ...

Pekerjaan Orang tua : ...

Lampiran 3b. Prosedur Pengerjaan Soal

PROSEDUR PENGERJAAN SOAL

Prosedur Pengerjaan Soal

1. Siswa yang mengerjakan soal harus sesuai dengan nama siswa yang terpilih dalam undian.

2. Guru dimohon untuk mengawasi siswa dalam mengerjakan soal. 3. Guru tidak boleh membantu siswa dalam mengerjakan soal.

4. Guru dimohon untuk menyampaikan prosedur pengerjaan soal kepada siswa.

5. Soal tidak boleh dibawa pulang

6. Lembar soal dan lembar jawab yang telah dikerjakan siswa harus dimasukkan kedalam amplop.

7. Waktu pengerjaan soal: 90 menit

8. Siswa dalam mengerjakan soal tidak boleh membuka buku paket atau catatan sejenisnya.

9. Siswa dalam mengerjakan soal tidak boleh melihat pekerjaan teman (mencontek).

10.Siswa mengerjakan soal harus menggunakan bolpoin.

CP:

Nama : Yohana Puji Asri No HP : 08995227456

160

Lampiran 4a. Instrumen Soal Pilihan Ganda sebelum Uji Empiris

SOAL PILIHAN GANDA SEBELUM UJI EMPIRIS

Nama :... Kelas :... Sekolah :...

I. Berilah tanda silang (X) pada huruf a, b, c, atau d pada jawaban yang benar. II. Lingkarilah point yakin

atau tidak yakin di bawah jawaban!

Yakin Benar : (jika kamu yakin dengan jawaban yang kamu pilih)

Tidak Yakin Benar : (jika kamu tidak yakin dengan jawaban yang kamu pilih)

1. Perhatikan gambar berikut!

Percobaan di atas menunjukkan bahwa paku-paku kecil dapat

Dokumen terkait