• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III METODE PENELITIAN

B. Pembahasan

Berdasarkan hasil observasi dan wawancara yang dilakukan oleh peneliti terhadap guru kelas II B SD Negeri Tukangan Yogyakarta mengetahui bahwa kondisi awal dalam proses belajar mengajar guru masih minim menggunakan media pembelajaran, guru juga masih penyampaian materi pembelajaran dengan menggunakan metode ceramah dan tanya jawab sehingga kurangnya perhatian siswa dalam proses pembelajaran dan siswa cenderung pasif. Dan hasil prestasi siswa pada kondisi awal masih jauh dari indikator keberhasilan dengan menunjukkan jumlah persentase siswa yang

86

tuntas 6 siswa 25% dan siswa yang belum tuntas 18 siswa 75% dengan rata-rata 64,16.

Berdasarkan hasil observasi dan wawancara maka peneliti berkolaborasi dengan guru kelas II B SD Negeri Tukangan Yogyakarta untuk meningkatkan proses belajar mengajar dengan menggunakan media cerita bergambar. Penggunaan media cerita bergambar diharapkan mampu meningkatkan proses pembelajarn siswa pada mata pelajaran bahasa indonesia siswa kelas II B SD Negeri Tukangan Yogyakarta.

Berdasarkan hasil pengamatan pada siklus I yang dilakukan oleh peneliti, pada saat proses belajar mengajar yang berlangsung dengan menggunakan media cerita bergambar. Secara umum, pelaksanaan pembelajaran sudah sesuai dengan skenario pembelajaran dalam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP).

Langkah-langkah guru dalam proses belajar mengajar berlangsung adalah 1) guru memberikan arahan sebelum proses belajar mengajar berlangsung, 2) guru menunjukkan dan membagikan media cerita bergambar pada siswa, 3) guru melakukan tanya jawab kepada siswa tentang isi cerita 4) guru menunjukkan gambar-gambar, tokoh-tokoh yang ada dalam cerita bergambar, dan 5) guru membimbing siswa dalam menyimpulkan isi cerita yang dibacanya.

Namun, masih ada langkah-langkah pembelajaran yang belum terlaksana sesuai dengan skenario pembelajaran. Pada siklus I guru belum optimal dalam membimbing dan mengarahkan siswa dalam proses

87

pembelajaran, guru juga belum optimal dalam mengondisikan kelas, karena masih ada beberapa siswa yang tempat duduknya bagian belakang masih asik ngobrol dengan teman se bangkunya sehingga tidak begitu antusias dalam mengikuti proses pembelajaran dengan baik yang diajarkan oleh guru.

Berdasarkan hasil tindakan siklus I yang dilakukan di kelas II B SD Negeri Tukangan Yogyakarta mengalami peningkatan terhadap proses belajar mengajar yang sedang berlangsung dengan menggunakan media cerita bergambar. Secara umum, kegiatan proses belajar mengajar yang sedang berlangsung dengan menggunakan media cerita bergambar pada mata pelajaran bahasa Indonesia siswa kelas II B SD Negeri Tukangan Yogyakarta siswa terlihat antusias dalam mengikuti proses pembelajaran dan memperhatikan guru pada saat menjelaskan materi pembelajaran, siswa aktif bertanya dan berani menjawab pertanyaan yang diberikan oleh guru. Hal ini sesuai dengan pendapat Hamalik (Azhar Arsyad 2006: 15) pemakai media dalam proses belajar mengajar dapat membangkitkan keinginan dan minat yang baru, membangkitkan motivasi dan rangsangan kegiatan belajar. Namun ada beberapa siswa yang tempat duduknya bagian belakang masih asik ngobrol dengan teman se bangkunya sehingga tidak begitu antusias dalam mengikuti proses pembelajaran dengan baik yang diajarkan oleh guru.

Hasil data yang diperoleh dari guru kelas II B SD Negeri Tukangan Yogyakarta pada kondisi awal menunjukkan dengan jumlah siswa yang tuntas 6 siswa 25% dan jumlah yang belum tuntas 75 % dan terjadi peningkatan setelah terlaksananya tindakan siklus I pertemuan I dengan

88

jumlah siswa yang tuntas 8 siswa (33,33%) dengan rata-rata 67,08 dan pertemuan II menjadi 11 siswa (54,16%) dengan rata-rata 68,75. Walaupun proses pembelajaran sudah mengalami peningkatan dari kondisi awal sampai dengan siklus I pertemuan I hingga pertemuan II, namun hasil prestasi siswa belum mencapai indikator keberhasilan yaitu 75% siswa belum mencapai Kriteria ketuntasan Minimal (75), maka peneliti dan guru kelas sepakat untuk melakukan perbaikan dengan harapan di siklus ke II proses pembelajaran dan hasil pemahaman belajar siswa lebih meningkatkan.

Pada pelaksanaan siklus II proses pembelajaran sudah mengalami peningkatan dibandingkan dengan siklus I, dimana yang di siklus I siswa yang asik ngobrol dengan teman se bangkunya di siklus II sudah terlihat antusias dalam mengikuti proses pembelajaran, mendengarkan penjelasan guru, aktif bertanya, berani menjawab pertanyaan yang diberikan oleh guru, serta guru berperan aktif dalam membimbing dan mengarahkan siswa dalam mengikuti proses pembelajaran dan adanya interaksi tanya jawab siswa dan guru dalam proses pembelajaran berlangsung.

Pada tindakan siklus ke II, hampir semua siswa mengikuti proses pembelajaran dengan baik dalam menggunakan media cerita bergambar telah memperoleh hasil belajar yang baik hal ini menunjukkan siklus II pertemuan I dengan jumlah siswa yang tuntas 18 siswa (75,00%) dengan rata-rata 77,91 dan pertemuan II menjadi 23 siswa (95,83%) dengan rata-rata 84,16, jadi tindakan siklus ke II dinyatakan berhasil. Penggunaan media cerita bergambar dapat meningkatkan proses belajar mengajar. Hal ini sesuai dengan pendapat

89

Dwi Sunar Prasetyo (2008: 82-83) bahwa beberapa manfaat media bergambar yaitu membantu perhatian siswa dan menimbulkan motivasi atau meransang siswa. Guru juga semakin insentif dalam membimbing dan mengarahkan siswa dalam proses belajar mengajar. Hasil pada siklus ke II menunjukkan bahwa tindakan perbaikan yang dilakukan peneliti dan guru telah berhasil dan telah mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM).

Dalam penggunaan media cerita bergambar selama II siklus telah menunjukkan peningkatan dalam proses belajar mengajar pada mata pelajaran bahasa indonesia pada siswa kelas II B SD Negeri Tukangan Yogyakarta. Hal tersebut dibuktikan dengan kepemahaman yang meningkatkan hasil belajar atau prestasi belajar siswa, aktif dalam mengikuti proses pembelajaran, mendengarkan penjelasan guru aktif bertanya dan berani menjawab pertanyaan yang diberikan oleh guru sehingga proses pembelajaran berjalan dengan baik.

Berdasarkan hasil pencapaian yang telah meningkat dari kondisi awal, siklus I hingga siklus II yang dilakukan oleh peneliti , dapat dikatan bahwa penggunaan media cerita bergambar dapat mengikatkan proses belajar mengajar dalam upaya meningkatkan proses pembelajaran siswa dengan menggunakan media cerita bergambar. Hal ini sesuai dengan pendapat Sudjana dan Rivai ( 2002: 2) bahwa dengan media pembelajaran siswa lebih banyak melakukan aktivitas selama proses pembelajaran, tidak hanya mendengarkan tetapi mengamati, mendemonstrasikan, melakukan langsung dan memerankan.

90

Hal di atas membuktikan bahwa penggunaan media cerita bergambar dapat meningkatkan prose belajar mengajar pada mata pelajaran bahasa indonesia melalui penggunaan media cerita bergambar dalam upaya meningkatkan keterampian dan prestasi belajar siswa telah berhasil. Dari hasil yang diperoleh siswa juga telah membuktikan bahwa tindakan perbaikan yang telah direncanakan setelah siklus I telah berhasil dan sudah memenuhi Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM)

Dokumen terkait