• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

4.3. Pembahasan

4.3.1. Pembentuk variable Laten

Dari frekuensi jawaban setuju dan sangat setuju dan hasil uji validitas

pada table 4.15 diatas, dapat dilihat bahwa angka frekuensi menunjukkan

persepsi responden saat penelitian dan angka faktor loading menunjukkan apa

yang seharusnya dilakukan kedepan. Jika angka frekuansi sama besarnya

dengan faktor loading berarti kedepan indikator angka terbesar lebih

diintesifkan. Apabila sebaliknya maka ke depan indikator faktor loading

terbesar menjadi tumpuan perubahan kebijakan organisasi.

Tabel 4.16. Tabulasi Data Frekuesi Validitas Indikator Fiability (X

1

)

Indikator Frekuensi Skala Faktor loading

X11 Obat flu mixagrip dapat memenuhi kebutuhan untuk

meredakan flu 42 6 0,416

X12 Obat flu mixagrip selalu memenuhi tingkat harapan

agar cepat meredakan flu 48 5 0,376

X13 Obat flu mixagrip memberi keyakinan dan kepastian

dalam meredahkan flu 45 5 0,281

X14 Obat flu mixagrip tidak pernah mengecewakan bagi

yang menggunakan 42 5 0,385

Sumber : Lampiran

Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa indicator dari fiability memiliki

frekuensi dominan adalah X

12

(obat flu mixagrip selalu memenuhi tingkat

harapan agar cepat meredakan flu) sebesar 48, sedangkan bila dilihat dari

hasil pengolahan data dapat diketahui bahwa factor loading tertinggi berada

pada X

11

(obat flu mixagrip dapat memenuhi kebutuhan untuk meredakan flu)

sebesar 0,416. Hal ini menunjukkan bahwa pada saat penelitian persepsi

konsumen lebih memperhatikan obat flu mixagrip dapat memenuhi tingkat

harapan agar cepat meredahkan flu, sedangkan kedepan konsumen lebih

meredahkan flu, oleh karena itu pengelola harus meningkatkan pemenuhan

tingkat harapan dan kebutuhan konsumen agar penyakit flu cepat reda saat

menggunakan obat flu mixagrip.

Tabel 4.17. Tabulasi Data Frekuesi Validitas Indikator Intentionality (X

2

)

Indikator Frekuensi Skala Faktor loading

X21

Obat flu mixagrip memberikan penjelasan/ keterangan yang sebenarnya dan tidak berbohong dalam meredahkan flu

47 5 0,296

X22

Obat flu mixagrip akan melakukan upaya agar

penyakit flu cepat reda 37 6 0,359

X23

Obat flu mixagrip akan memberikan jalan keluar problem yang dihadapi terutama dalam meredakan penyakit flu

36 6 0,170

Sumber : Lampiran

Dari tabel dapat diketahui bahwa indicator dari intentionality yang

memiliki frekuensi dominan adalah X

21

(obat flu mixagrip memberikan

penjelasan / keterangan yang sebenarnya dan tidak berbohong dalam

meredakan flu) sebesar 47, sedangkan bila dilihat dari hasil pengolahan data

dapat diketahui bahwa factor loading tertinggi berada pada X

22

(obat flu

mixagrip akan melakukan upaya agar penyakit flu cepat reda) sebesar 0.359.

Hal ini menunjukkan bahwa pada saat penelitian persepsi konsumen lebih

memperhatikan obat flu mixagrip memberikan penjelasan / keterangan yang

sebenarnya dan tidak berbohong dalam meredakan flu, sedangkan kedepan

konsumen lebih memperhatikan segi obat flu mixagrip akan melakukan upaya

agar penyakit flu cepat reda, oleh karena itu pengelolah harus memperbaiki

penjelasan / keterangan yang sebenarnya dan tidak berbohong dalm

meredahkan flu dan juga melakukan upaya agar konsumen saat menggunakan

obat flu mixagrip cepat reda.

Tabel 4.18.Tabulasi Data Frekuesi Validitas Indikator Brand Loyalty (Y)

Indikator Frekuensi Skala Faktor Loading

Y1

Tidak melakukan pembelian bila tidak tersedia

35 5 0.077

Y2

Selalu membeli produk yang sama 44 5 0.293 Y3 Merekomendasikan kepada konsumen lain 36 5 0,429

Sumber : Lampiran

Dari tabel dapat diketahui bahwa indicator dari Brand loyalty yang

memiliki frekuensi dominan adalah Y

2

(selalu membeli produk yang sama)

sebesar 44, sedangkan bila dilihat dari hasil pengelohan data dapat diketahui

maka akan selalu membeli yang sama, sedangkan kedepan konsumen akan

tetap loyal dan merekomendasikan kepada konsumen lain. Oleh karena itu

pihak pengelolah harus dapat memperbaiki sekurang- kurangnya obat flu

mixagrip agar dapat melakukan pembelian ulang atau membeli produk yang

sama dan merokomendasikan kepada orang lain, sehingga loyalty konsumen

akan semakin tinggi.

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan menganalisis pengaruh

brand trust terhadap brand loyalty tidak dapat diterima karena nilai

probabilitas kausalnya ≥ 0,10

Hal ini tidak sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Tjahjani

Prawitowati (Vol.11,No,1,2008) dan Gede Riana (Vol.13,No,2,2008), bahwa

brand trust berpengaruh positif terhadap brand loyalty. Hal ini juga tidak

didukung oleh teori menurut Hess yang di kutip balleasstar (2001) yang

menyatakan bahwa :

memandang trust sebagai konstruk utama dalam hubungan konsumen

dan merek, trust menjadi kontributor penting bagi timbulnya komitmen

emosional konsumen yang mengarah pada loyalitas jangka panjang. Brand

trust berperan dalam menjelaskan loyalitas merek, tergantung pada perbedaan

level dari resiko yang dipersepsikan oleh konsumen pada produk. Konsumen

termotivasi untuk mencari merek yang dapat diandalkan sebagai criteria

penentu keputusan pembelian jika konsumen menghadapi ketidak pastian

dalam harapan atas kepuasan konsumsinya. Dengan demikian , adanya brand

trust dalam model loyalitas merek memberi penjelasan yang lebih baik

mengenai adanya keikatan konsumen dan merek.

Namun fakta yang terjadi dilapangan justru berbeda. Penyebabnya adalah

keterbatasan produk tersebut. Ditoko- toko, obat mixagrip flu jumlahnya

cukup sedikit bila dibandingkan dengan obat mixagrip flu dan batuk. Bahkan,

ada pula toko yang sama sekali tidak menjual obat mixagrip flu tetapi mereka

hanya menjual obat mixagrip flu dan batuk.

Selain hal itu obat flu mixagrip kebanyakan hanya dikonsumsi oleh

konsumen yang memiliki kondisi ekonomi menengah kebawah hal ini dapat

dilihat dari data responden yang ada ditabel 4.3.

5.1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil pengujian dengan menggunakan analisis SEM untuk

menguji pengaruh brand trust terhadap brand loyalty pada konsumen obat flu

mixagrip di Surabaya, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :

Brand trust tidak berpengaruh terhadap konsumen untuk loyalty dalam

membeli ulang atau menggunakan obat flu mixagrip. Brand trust merupakan

keandalan merek atau serangkaian asset dan liabilitas yang dapat menambah

atau menggurangi nilai dari merek tersebut

5.2. Saran

Sebagai implikasi dari hasil penelitian ini dapat dikemukakan saran yang

dapat dipertimbangkan atau dimanfaatkan sebagai bahan dalam mengambil

keputusan, yaitu :

a. Pihak kalbe farma perlu memperhatikan distribusi produk obat mixagrip.

Dan menyeimbangkan distribusi produk antara mixagrip flu dan mixagrip

flu dan batuk.

b. Memberi sosialisasi terhadap penjual tentang mixagrip agar penjual

mengetahui komposisi dan manfaat serta perbedaan antara obat mixagrip

flu dan mixagrip flu dan batuk secara baik dan benar.

c. Pihak kalbe farma perlu membedakan mixagrip flu dengan mixagrip flu

dan batuk atau menciptakan branding dan kemasan yang baru agar

konsumen mengerti bahwa formula dan keefektivitasan masing- masing

obat tersebut berbeda.

Penerbit Alfabeta, Bandung.

Assael, Henry, 1995, Consumer Behavior and Marketing Action, 5th ed, South Western College Publishing, Ohio.

Asri, Marwan dan Suprihanto, John, 1986, Manajemen Perusahaan Pendekatan

Operasional, Edisi Satu, penerbit BPFE, Yogyakarta.

Kotler, Philip, 2000, Marketing management: Analysis, Planning, implementation and

control (9th edn), New Jersey: Prentice Hall.

___________ And Amstrong, G, 2006, Principle of marketing (11th edn), New Jersey: Prentice Hall.

Soemanagara, 2006, Strategi Marketing Communication, Penerbit Alfabeta, Bandung. Sunarto, 2003, Manajemen Pemasaran, Penerbit BPFE-UST, Yogyakarta.

Sutisna, 2001, Perilaku Konsumen Dan Komunikasi Pemasaran, Penerbit Rosda, Bandung. Tandjung, Jenu, Widjaja, 2004, Marketing Management: Pendekatan Pada Nilai-Nilai

Pelanggan, Cetakan Keempat, Bayumedia Publishing, Malang.

Majalah Top Brand Index 2008 s/d 2010.

Jurnal:

Prawitowati, Tjahjani, 2008, Pengaruh Overall Satisfaction Terhadap Brand Trust Dalam Membentuk Purchase Loyality Dan Attitudinal loyality Pada Konsumen Produk Shampoo Di Surabaya, Buletin Studi Ekonomi, Vol. 11, No.1.

Riana, Gede, 2008, Pengaruh Trust In a Brand Terhadap Brand Loyality Pada Konsumen Air Minum Aqua Di Kota Denpasar, Buletin Studi Ekonomi, Vol. 13, No.2.

Dokumen terkait