• Tidak ada hasil yang ditemukan

1. Perbedaan minat siswa mengikuti bimbingan belajar matematika ditinjau dari tingkat pendidikan orang tua

Hasil dari analisis deskripsi data mengenai komposisi siswa ditinjau dari tingkat pendidikan orang tua (ayah) paling banyak berada pada tingkat tamat akademi/ S1 yakni sebesar 57%. Sedangkan tingkat pendidikan orang tua siswa (ibu) juga berada pada tingkat tamat akademi/ S1 yakni sebesar 63,29%.

Hasil analisis perbedaan minat siswa mengikuti bimbingan belajar matematika ditinjau dari tingkat pendidikan orang tua (ayah) menunjukan bahwa pada taraf signifikansi 0,05 dan Df = 4 diketahui nilai Hhitung lebih

kecil dari nilai χ2

tabel yakni 3,278 < 9,488 serta nilai probabilitas di atas 0,05 yakni 0,512 > 0,05. Hal ini berarti tidak ada perbedaan minat siswa mengikuti bimbingan belajar matematika ditinjau dari tingkat pendidikan orang tua (ayah). Sedangkan hasil analisis perbedaan minat siswa mengikuti bimbingan belajar matematika ditinjau dari tingkat pendidikan orang tua (ibu) menunjukan bahwa pada taraf signifikansi 0,05 dan df = 2 diketahui nilai Hhitung lebih kecil dari nilai χ2

tabel yakni 0,347 < 5,991 serta nilai probabilitas di atas 0,05 yakni 0,841 > 0,05. Hal ini berarti tidak ada perbedaan minat siswa mengikuti bimbingan belajar matematika ditinjau dari tingkat pendidikan orang tua (ibu).

Dari hasil tersebut, terlihat bahwa siswa yang orang tuanya tamat SD, tamat SMA/Sederajat, tamat S1/Akademi, tamat S2/S3 mempunyai minat yang sama untuk mengikuti bimbingan belajar matematika. Hal ini menunjukan bahwa latar belakang pendidikan orang tua tidak menyebabkan perbedaan minat siswa untuk mengikuti bimbingan belajar matematika. Para siswa berminat mengikuti bimbingan belajar matematika karena dengan bimbingan belajar segala macam bentuk kesulitan dalam belajar matematika akan mendapatkan solusi.

Berdasarkan hasil wawancara dengan beberapa orang siswa, siswa yang mempunyai orang tua dengan tingkat pendidikan tinggi dalam sampel penelitian ini berminat mengikuti bimbingan belajar matematika karena siswa ingin mencapai pendidikan yang setinggi-tingginya atau

setidaknya sama dengan orang tuanya. Para siswa tidak ingin matematika menjadi kendala bagi mereka untuk lulus UN dan untuk mengejar cita-cita mereka.

Minat untuk mengikuti bimbingan belajar matematika juga ternyata tidak hanya dimiliki oleh siswa dengan latar belakang pendidikan orang tuanya tinggi namun juga dimiliki oleh siswa yang mempunyai orang tua dengan latar belakang pendidikan rendah. Siswa berminat mengikuti bimbingan belajar matematika karena siswa ingin mencapai pendidikan yang tinggi sehingga bisa membanggakan orang tuanya dan tidak ingin matematika menjadi kendala baginya untuk mencapai cita-cita tersebut.

2. Perbedaan minat siswa mengikuti bimbingan belajar matematika ditinjau dari jenis pekerjaan orang tua

Hasil dari analisis deskripsi data mengenai komposisi siswa ditinjau dari jenis pekerjaan orang tua (ayah) paling banyak berada pada golongan F (pemilik bus, pengawas keamanan, petani pemilik tanah, pegawai sipil ABRI, pegawai kanto, pemilik toko, mandor, pedagang, peternak, tuan rumah) yakni sebesar 33,15%. Sedangkan untuk jenis pekerjaan ibu berada pada golongan F (pemilik bus, pengawas keamanan, petani pemilik tanah, pegawai sipil ABRI, ,pegawai kanto, pemilik toko, mandor, pedagang, peternak, tuan rumah) yakni sebesar 37,02%.

Hasil analisis perbedaan minat siswa mengikuti bimbingan belajar matematika ditinjau dari jenis pekerjaan orang tua (ayah) menunjukan bahwa pada taraf signifikansi 0,05 dan df = 6 diketahui nilai Hhitung lebih kecil dari nilai χ2

tabel yakni 2,938 < 12,592 serta nilai probabilitas di atas 0,05 yakni 0,817 > 0,05. Hal ini berarti tidak ada perbedaan minat siswa mengikuti bimbingan belajar matematika ditinjau dari jenis pekerjaan orang tua (ayah). Sedangkan hasil analisis perbedaan minat siswa mengikuti bimbingan belajar matematika ditinjau dari jenis pekerjaan orang tua (ibu) menunjukan bahwa pada taraf signifikansi 0,05 dan df = 6 diketahui nilai Hhitunglebih kecil dari nilai χ2

tabel yakni 7,614 < 12,592 serta nilai probabilitas di atas 0,05 yakni 0,268 > 0,05. Hal ini berarti tidak ada perbedaan minat siswa mengikuti bimbingan belajar matematika ditinjau dari jenis pekerjaan orang tua (ibu).

Dari hasil tersebut, terlihat bahwa siswa yang orang tuanya bekerja pada golongan A, golongan E, golongan F, golongan G, golongan H, dan golongan I mempunyai minat yang sama untuk mengikuti bimbingan belajar matematika. Hal ini menunjukan bahwa jenis pekerjaan orang tua tidak menyebabkan perbedaan minat siswa untuk mengikuti bimbingan belajar matematika.

Hasil penelitian tersebut didukung oleh hasil wawancara yang menunjukan bahwa dari 7 orang siswa yang berasal dari golongan pekerjaan orang tua yang berbeda-beda mempunyai minat yang sama

untuk mengikuti bimbingan belajar. Para siswa tersebut berminat untuk mengikuti bimbingan belajar matematika agar matematika tidak menjadi kendala bagi mereka untuk meraih dan mencapai apa yang mereka cita-citakan.

3. Perbedaan minat siswa mengikuti bimbingan belajar matematika ditinjau dari pendapatan orang tua.

Hasil dari analisis deskripsi data mengenai komposisi siswa ditinjau dari segi pendapatan orang tua (ayah) paling banyak berada pada tingkat pendapatan > Rp 3.500.000,00, yakni sebesar 29,28%. Sedangkan untuk tingkat pendapatan ibu berada pada tingkat pendapatan kurang dari Rp 1.500.000,00 yakni sebesar 42,54%

Hasil analisis perbedaan minat siswa mengikuti bimbingan belajar matematika ditinjau dari pendapatan orang tua (ayah) menunjukan bahwa bahwa pada taraf signifikansi 0,05 dan df = 3 diketahui nilai Hhitung lebih kecil dari nilai χ2

tabel yakni 0,924 < 7,815 serta nilai probabilitas di atas 0,05 yakni 0,820. Hal ini berarti tidak ada perbedaan minat siswa mengikuti bimbingan belajar matematika ditinjau dari jenis pendapatan orang tua (ayah). Sedangkan hasil analisis perbedaan minat siswa mengikuti bimbingan belajar matematika ditinjau dari jenis pendapatan orang tua (ibu) menunjukan bahwa pada taraf signifikansi 0,05 dan df = 3 diketahui nilai Hhitung lebih kecil dari nilai χ2

tabel yakni 4,344 < 7,815 serta nilai probabilitas di atas 0,050 yaitu 0,277 > 0,05. Hal ini berarti

tidak ada perbedaan minat siswa mengikuti bimbingan belajar matematika ditinjau dari jenis pendapatan orang tua (ibu).

Dari hasil analisis tersebut, terlihat bahwa jumlah pendapatan orang tua (baik ayah maupun ibu) tidak menyebabkan minat siswa untuk mengikuti bimbingan belajar matematika berbeda. Artinya, baik siswa yang orang tuanya berpendapatan rendah, sedang, tinggi maupun sangat tinggi memiliki minat yang sama untuk mengikuti bimbingan belajar matematika.

Hal ini juga ditunjukan oleh hasil wawancara yang menyatakan bahwa minat siswa untuk mengikuti bimbingan belajar matematika yang orang tuanya berpendapatan sangat tinggi, tinggi, sedang, dan rendah adalah sama. Siswa yang latar belakang orang tuanya berpendapatan tinggi berminat untuk mengikuti bimbingan belajar karena siswa tersebut merasa orang tuanya mampu secara finansial dan pasti mampu membiaya biaya untuk mengikuti bimbingan belajar tersebut. Sedangkan siswa yang yang latar belakang orang tuanya berpendapatan rendah berminat mengikuti bimbingan belajar matematika karena mereka merasa membutuhkan bimbingan belajar dan orang tua mereka mendukung mereka untuk mengikuti bimbingan belajar tersebut dan orang tua mereka masih mampu membiayai jika siswa mengikuti bimbingan belajar untuk tidak lebih dari satu mata pelajaran.

4. Perbedaan minat siswa mengikuti bimbingan belajar matematika ditinjau dari hasil belajar matematika siswa

Hasil dari analisis deskripsi data mengenai komposisi siswa ditinjau dari hasil belajar matematika siswa selama kelas VII semester I dan semester II menunjukan bahwa persentase hasil belajar belajar matematika paling banyak berada pada interval 66 - 80 yaitu sebesar 55,25% dan 53,59%.

Dari hasil analisis tersebut, terlihat bahwa hasil belajar siswa semester 2 kelas VII menyebabkan perbedaan minat siswa untuk mengikuti bimbingan belajar. Artinya, siswa yang hasil belajar matematikanya sangat tinggi dan tinggi mempunyai minat yang berbeda untuk mengikuti bimbingan belajar matematika.

Hasil wawancara menunjukan bahwa siswa yang mempunyai hasil belajar matematika sangat tinggi, tidak berminat untuk mengikuti bimbingan belajar matematika karena siswa tersebut merasa sudah mampu belajar matematika dan tidak membutuhkan bimbingan belajar. Sedangkan siswa yang memiliki hasil belajar tinggi merasa membutuhkan bimbingan belajar untuk mempertahankan dan meningkatkan hasil belajar.

Dokumen terkait