• Tidak ada hasil yang ditemukan

7. Unit Pelaksana Teknis Dinas

4.3. Pembahasan 1 Pelatihan

a. Memberikan Penyuluhan.

Berdasarkan hasil wawacara dan pengamatan penulis dilapangan, bahwa pembinaan tentang penyuluhan kewirausahaan dan teknologi produksi sangat bermanfaat bagi UKM untuk meningkatkan pengetahuannya. Sesuai dengan yang dimaksud Thoha (2003 : 7), bahwa pembinaan adalah suatu tindakan, proses, hasil, atau pernyataan menjadi lebih baik dalam hal ini menunjukkan adanya kemajuan, peningkatan, pertumbuhan, evolusi atas sesuatu. Dalam hal ini kegiatan penyuluhan tentang pelatihan kewirausahaan yang dilaksanakan pada tanggal 14 sampai 15 Oktober 2009 dan seminar tentang teknologi produksi (bintek) yang dilaksanakan pada tanggal 29 – 30 September 2009 yang bekerja sama dengan Dinas Perindustrian dan Perdagangan dan Penanaman Modal Pemerintah Kota Surabaya yang bertempat di Kelurahan Tenggilis Mejoyo. Kegiatan tersebut sangat bermanfaat bagi para pengusaha kecil produksi tempe di Tenggilis Mejoyo. Meskipun ada beberapa kendala yaitu masih kurang sadarnya pengusaha kecil akan mengikuti kegiatan penyuluhan. b. Memberikan bantuan mesin produksi.

Dinas Koperasi Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah Pemerintah Kota Surabaya dalam memberikan pembinaan bekerja sama dengan Dinas Perindustrian dan perdagangan dan Penanaman Modal Pemerintah Kota

Surabaya. Dinas Perindustrian dan Perdagangan dan Penanaman Modal Pemerintah Kota Surabaya telah memberikan bantuan mesin produksi kepada pengusaha kecil produksi tempe di Tenggilis Mejoyo dengan jumlah lima unit mesin produksi. Hal tersebut sesuai dengan teori menurut Hamalik (2001 : 16), tahap ke 4 dari 4 tahap bahwa pelaksanaan pelatihan bertujuan untuk mendidik dan melatih tenaga kerja yang memiliki derajat relevansi yang tinggi dengan kebutuhan pengembangan. Namun kebutuhan pengembangan dalam hal bantuan mesin produksi yang diberikan oleh Dinas Perindustrian dan Perdagangan dan Penanaman Modal Pemerintah Kota Surabaya belum merata karena bantuan tersebut hanya bersifat hibah. Diharapkan dengan bantuan mesin produksi yang merata kepada seluruh pengusaha kecil, agar pengusaha kecil bisa lebih meningkatkan serta mengembangkan produksinya sehingga kedepannya mampu meningkatkan kualitas hasil produksinya.

c. Tenaga instruktur sebagai pemberi materi.

Dinas Koperasi Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah Pemerintah Kota Surabaya dalam memberikan pembinaan bekerja sama dengan Dinas Perindustrian dan perdagangan dan Penanaman Modal Pemerintah Kota Surabaya. Dalam hal ini Dinas Perindustrian dan Perdagangan dan Penanaman Modal Pemerintah Kota Surabaya menjadi tenaga instruktur sebagai pemberi materi. Hal tersebut sesuai dengan teori menurut Hamalik (2001 : 16), tahap ke 4 dari 4 tahap bahwa pelaksanaan pelatihan bertujuan untuk mendidik dan melatih tenaga kerja yang memiliki derajat relevansi yang tinggi dengan kebutuhan pengembangan. Namun kebutuhan pengembangan dalam hal tenaga

instruktur dalam pemberian materi tentang penyuluhan yang diberikan oleh Dinas Perindustrian dan Perdagangan dan Penanaman Modal Pemerintah Kota Surabaya belum mencapai sasaran dalam hal tenaga instruktur karena pengusaha kecil merasa bosan dengan dengan pembicara yang kurang menarik serta materi yang dibawakan bersifat monoton

d. Jumlah peserta yang mengikuti pelatihan.

Dinas Koperasi Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah Pemerintah Kota Surabaya dalam memberikan pembinaan dalam memberikan penyuluhan baik penyuluhan tentang kewirausahaan maupun teknologi produksi (bintek) tidak semua peserta mengikuti kegiatan penyuluhan tersebut.

Seperti halnya tentang penyuluhan kewirausahaan. Pada penyuluhan kewirausahaan jumlah peserta yang mengikuti penyuluhan tersebut berjumlah 21 pengusaha kecil produksi tempe di Tenggilis Mejoyo. Sedangkan pada penyuluhan teknologi produksi (bintek) jumlah peserta yang mengikuti kegiatan penyuluhan berjumlah 27 pengusaha kecil produksi tempe di Tenggilis Mejoyo.

Sesuai dengan yang dimaksud Thoha (2003 : 7), bahwa pembinaan adalah suatu tindakan, proses, hasil, atau pernyataan menjadi lebih baik dalam hal ini menunjukkan adanya kemajuan, peningkatan, pertumbuhan, evolusi atas sesuatu. Dalam hal ini Dinas Koperasi Usaha, Mikro, Kecil, dan Menengah Pemerintah Kota Surabaya dalam melakukan pembinaan kurang mencapai sasaran karena hanya diikuti oleh sebagian pengusaha kecil.

4.3.2. Pemasaran

a. Mengadakan survey tiap tiga bulan sekali.

Dinas Koperasi Usaha Mikro, Kecil dan Menengah Pemerintah kota Surabaya dalam segi pemasaran bertugas sebagai monitoring. Salah satu bentuk monitoringnya adalah mengadakan survey tiap tiga bulan sekali hal tersebut berguna untuk mengetahui perkembangan pengusaha kecil dalam memasarkan hasil produksinya.

Mengadakan survey tiap tiga bulan sekali merupakan bentuk nyata yang dilakukan Dinas Koperasi Usaha, Mikro, Kecil, dan Menengah Pemerintah Kota Surabaya kepada pengusaha kecil khususnya pengusaha kecil produksi tempe di Tenggilis Mejoyo. Hal tersebut sesuai dengan teori menurut Hamalik (2001 : 16), tahap ke 4 dari 4 tahap bahwa pelaksanaan pelatihan bertujuan untuk mendidik dan melatih tenaga kerja yang memiliki derajat relevansi yang tinggi dengan kebutuhan pengembangan. Namun kebutuhan pengembangan dalam hal mengadakan survey tiap tiga bulan sekali yang diberikan oleh Dinas Koperasi Usaha Mikro, Kecil dan Menengah Pemerintah kota Surabaya dalam melakukan pengawasan atau monitoring dalam bentuk melakukan survey tiap tiga bulan sekali dan mengadakan pertemuan guna membahas kendala-kendala yang dihadapi pengusaha kecil telah mencapai sasaran. Hal tersebut sesuai dengan teori menurut Hamalik (2001 : 16), tahap ke 3 dari 4 tahap bahwa tujuan pelatihan erat kaitannya dengan jenis pelatihan tentang pelatihan pengawas yang bertujuan untuk meningkatkan kemampuan mengenai pemeriksaan, pengawasan, dan pelatihan tenaga lainnya. Dinas Koperasi Usaha Mikro, Kecil,

dan Menengah Pemerintah Kota Surabaya sudah melakukan peranannya dalam hal pengawasan atau monitoring.

Bentuk pemasaran pengusaha kecil produksi tempe di Tenggilis Mejoyo yaitu bentuk pemasarannya secara personal atau individu. Jadi setiap pengusaha kecil memasarkan hasil produksinya secara personal atau individu, yaitu melalui akses pasar-pasar di seluruh Kota Surabaya. Bentuk pemasaran secara personal atau individu dapat memberikan dampak yang positif baik dalam segi financial (keuangan) maupun dalam akses pemasaran yang dapat memperluas akses pemasaran hasil produksi pengusaha kecil produksi tempe di seluruh Kota Surabaya, yang pada akhirnya nanti dapat memberikan pengaruh yang besar terhadap peningkatan pendapatan pengusaha kecil tersebut. Hal tersebut sesuai dengan teori menurut Hamalik (2001 : 16), tahap ke 2 dari 4 tahap bahwa pelaksanaan pelatihan bertujuan untuk Mendidik, melatih serta membina unsur- unsur ketenagakerjaan yang memiliki kemampuan dan hasrat belajar terus- menerus untuk meningkatkan dirinya sebagai tenaga kerja yang tangguh, mandiri, profesional, ber etos kerja yang tinggi dan produktif.

Dalam hal ini Dinas Koperasi Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah Pemerintah Kota Surabaya dalam melakukan pengawasan atau monitoring dalam segi pemasaran telah mencapai sasaran. Hal tersebut di dukung dengan adanya keberhasilan para pengusaha kecil produksi tempe dalam memasarkan hasil produksinya melalui akses pasar-pasar di seluruh Kota Surabaya.

b. Mengadakan pertemuan serta memberikan kiat-kiat.

Dinas Koperasi Usaha Mikro, Kecil dan Menengah Pemerintah kota Surabaya dalam segi pemasaran bertugas sebagai monitoring. Bentuk monitoring yang lainnya yaitu mengadakan pertemuan serta memberikan kiat- kiat kepada pengusaha kecil guna kedepannya dapat mengembangkan usahanya.

Mengadakan pertemuan serta memberikan kiat-kiat kepada pengusaha kecil merupakan bentuk nyata yang dilakukan Dinas Koperasi Usaha, Mikro, Kecil, dan Menengah Pemerintah Kota Surabaya kepada pengusaha kecil khususnya pengusaha kecil produksi tempe di Tenggilis Mejoyo. Hal tersebut sesuai dengan teori menurut Hamalik (2001 : 16), tahap ke 4 dari 4 tahap bahwa pelaksanaan pelatihan bertujuan untuk mendidik dan melatih tenaga kerja yang memiliki derajat relevansi yang tinggi dengan kebutuhan pengembangan. Namun kebutuhan pengembangan dalam hal mengadakan pertemuan serta memberi kiat-kiat yang diberikan oleh Dinas Koperasi Usaha Mikro, Kecil dan Menengah Pemerintah kota Surabaya dalam melakukan pengawasan atau monitoring dalam bentuk melakukan pertemuan serta memberi kiat-kiat guna membahas kendala-kendala yang dihadapi pengusaha kecil telah mencapai sasaran. Hal tersebut sesuai dengan teori menurut Hamalik (2001 : 16), tahap ke 3 dari 4 tahap bahwa tujuan pelatihan erat kaitannya dengan jenis pelatihan tentang pelatihan pengawas yang bertujuan untuk meningkatkan kemampuan mengenai pemeriksaan, pengawasan, dan pelatihan tenaga lainnya. Dinas Koperasi Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah Pemerintah Kota Surabaya sudah melakukan peranannya dalam hal pengawasan atau monitoring.

Bentuk pemasaran pengusaha kecil produksi tempe di Tenggilis Mejoyo yaitu bentuk pemasarannya secara personal atau individu. Jadi setiap pengusaha kecil memasarkan hasil produksinya secara personal atau individu, yaitu melalui akses pasar-pasar di seluruh Kota Surabaya. Bentuk pemasaran secara personal atau individu dapat memberikan dampak yang positif baik dalam segi financial (keuangan) maupun dalam akses pemasaran yang dapat memperluas akses pemasaran hasil produksi pengusaha kecil produksi tempe di seluruh Kota Surabaya, yang pada akhirnya nanti dapat memberikan pengaruh yang besar terhadap peningkatan pendapatan pengusaha kecil tersebut. Hal tersebut sesuai dengan teori menurut Hamalik (2001 : 16), tahap ke 2 dari 4 tahap bahwa pelaksanaan pelatihan bertujuan untuk Mendidik, melatih serta membina unsur- unsur ketenagakerjaan yang memiliki kemampuan dan hasrat belajar terus- menerus untuk meningkatkan dirinya sebagai tenaga kerja yang tangguh, mandiri, profesional, ber etos kerja yang tinggi dan produktif.

Dalam hal ini Dinas Koperasi Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah Pemerintah Kota Surabaya dalam melakukan pengawasan atau monitoring dalam segi pemasaran telah mencapai sasaran. Hal tersebut di dukung dengan adanya keberhasilan para pengusaha kecil produksi tempe dalam memasarkan hasil produksinya melalui akses pasar-pasar di seluruh Kota Surabaya.

5.1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil dan pembahasan yang telah diuraikan pada bab sebelumnya maka dalam penelitian Peran Dinas Koperasi Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah dalam Pembinaan Sentra Usaha Kecil Produksi Tempe di Kelurahan Tenggilis Mejoyo Kecamatan Tenggilis Mejoyo Pemerintah Kota Surabaya penulis mengambil kesimpulan sebagai berikut : dari beberapa kegiatan yang dilakukan oleh Dinas Koperasi Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah Pemerintah Kota Surabaya kepada pengusaha kecil produksi tempe di Tenggilis Mejoyo yang sesuai dengan Rencana Strategi (RENSTRA) Dinas Koperasi Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah Pemerintah Kota Surabaya Tahun 2006 – 2010 adalah sebagai berikut :

5.1.1. Pelatihan

a. Memberikan Penyuluhan.

Dinas Koperasi Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah Pemerintah Kota Surabaya sangat berperan dalam melakukan pembinaan terhadap pengusaha kecil produksi tempe di Kelurahan Tenggilis Mejoyo melalui pelatihan kewirausahaan dan pelatihan teknologi produksi dengan cara memberikan penyuluhan tentang kewirausahaan dan seminar tentang penggunaan mesin produksi yang lebih modern.

Pada pelatihan kewirausahaan pengusaha kecil telah berhasil mengembangkan usahanya dengan cara meningkatkan hasil produksinya. Pada pelatihan teknologi produksi (bintek) pengusaha kecil berhasil menerapkan cara menggunakan mesin produksi yang lebih modern, sehingga dapat meningkatkan produksinya untuk memenuhi permintaan pasar yang terus meningkat.

Pembinaan yang dilaksanakan Dinas Koperasi Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah Pemerintah Kota Surabaya dalam hal pemberian penyuluhan, baik penyuluhan tentang kewirausahaan maupun penyuluhan tentang penggunaan mesin produksi yang lebih moderndi bidang teknologi produksi (bintek) telah mencapai sasaran meskipun terdapat kendala berupa masih kurang sadarnya para pengusaha kecil dalam mengikuti kegiatan penyuluhan baik kewirausahaan maupun teknologi produksi (bintek).

b. Memberikan bantuan mesin produksi.

Dinas Koperasi Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah Pemerintah Kota Surabaya dalam memberikan pembinaan khususnya pada pemberian bantuan mesin produksi kepada pengusaha kecil yang bekerja sama dengan Dinas Perindustrian dan perdagangan dan Penanaman Modal Pemerintah Kota Surabaya belum mencapai sasaran karena bantuan mesin produksi tersebut hanya bersifat hibah serta jumlah bantuan mesin produksi yang berjumlah lima unit saja.

Dengan bantuan mesin produksi yang tidak merata serta bantuan yang hanya bersifat hibah pengusaha kecil berharap adanya bantuan mesin produksi yang lebih

merata dan bukan hanya bersifat hibah. Dengan adanya bantuan mesin yang lebih modern pengusaha kecil produksi tempe di Tenggilis Mejoyo dapat meningkatkan produksi tempe sehingga kedepannya dapat mengembangkan usahanya.

Dalam hal ini Dinas Koperasi Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah Pemerintah Kota Surabaya yang bekerja sama dengan Dinas Perindustrian dan Perdagangan dan Penanaman Modal Pemerintah Kota Surabaya dalam hal bantuan mesin produksi yang diberi oleh Dinas perindustrian dan Perdagangan dan penanaman Modal Pemerintak Kota Surabaya belum mencapai sasaran karena bantuan mesin produksi yang kurang merata serta bantuan yang bersifat hibah.

c. Tenaga instruktur sebagai pemberi materi.

Dinas Koperasi Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah Pemerintah Kota Surabaya dalam memberikan pembinaan yang bekerja sama dengan Dinas Perindustrian dan Perdagangan dan penanaman Modal Pemerintah Kota Surabaya khususnya dalam hal tenaga instruktur dalam membawakan materi kurang menarik perhatian para pengusaha kecil. Selain itu materi yang dibawakan bersifat monoton.

Melihat permasalahan tersebut Dinas Perindustrian dan Perdagangan dan penanaman Modal Pemerintah Kota Surabaya seharusnya bisa menumbuhkan semangat para pengusaha kecil dalam mengikuti pelatihan atau penyuluhan dengan cara meberikan materi yang tidak bersifat monoton serta pembicara yang lebih cakap, terampil, serta menarik perhatian. Sehingga para pengusaha kecil tidak merasa bosan dan akan lebih aktif dalam mengukuti kegiatan pelatihan / penyuluhan.

Dalam hal ini Dinas Koperasi, Usaha, Mikro, Kecil dan Menengah Pemerintah Kota Surabaya belum mencapai sasaran dalam hal tenaga instruktur karena pengusaha kecil merasa bosan dengan dengan pembicara yang kurang menarik serta materi yang dibawakan bersifat monoton

d. Jumlah peserta yang mengikuti pelatihan.

Dinas Koperasi Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah Pemerintah Kota Surabaya di hadapkan pada permasalahan masih kurang sadarnya para pengusaha kecil dalam mengikuti kegiatan penyuluhan, baik penyuluhan tentang kewirausahaan maupun penyuluhan tentsng teknologi produksi. Dari 35 pengusaha kecil yang dibina hanya sebagian saja yang mengikuti kegiatan penyuluhan. Pada kegiatan penyuluhan kewirausahaan peserta yang mengikuti berjumlah 21 pengusaha kecil. Sedangkan pada kegiatan penyuluhan teknologi produksi (bintek) peserta yang mengikuti berjumlah 27 pengusaha kecil.

Dalam hal ini Dinas Koperasi Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah Pemerintah Kota Surabaya belum mencapai sasaran dalam hal jumlah peserta yang mengikuti penyuluhan hanya sebagaian saja. Melihat permasalahan tersebut Dinas Koperasi Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah Pemerintah Kota Surabaya melakukan pendekatan secara personal kepada masing-,masing pengusaha kecil di Tenggilis Mejoyo.

5.1.3. Pemasaran

a. Mengadakan survey tiap 3 bulan sekali.

bahwa bentuk pemasaran produksi tempe di Tenggilis Mejoyo yaitu dalam bentuk personal atau individu. Dinas Koperasi Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah Pemerintah Kota Surabaya dalam segi pemasaran berfungsi sebagai monitoring. Dalam hal monitoring Dinas Koperasi UMKM Pemerintah Kota Surabaya bekerja sama dengan PRIMKOPTI atau Koperasi pengusaha kecil produksi tempe di Kelurahan Tenggilis Mejoyo. Dan bentuk monitoringnya yaitu tiap tiga bulan sekali Dinas Koperasi UMKM pemerintah Kota Surabaya mengadakan survey guna mengetahui perkembangan pemasaran produksi tempe di Tenggilis Mejoyo. Selain itu Dinas Koperasi UMKM Pemerintah Kota Surabaya juga mengadakan pertemuan untuk membahas kendala-kendala yang dihadapai oleh pengusaha kecil serta memberikan kiat-kiat tentang bagaimana mengembang usaha agar lebih bisa berkembang sehingga dapat meningkatkan produksi dan dapat memenuhi permintaan pasar yang terus meningkat.

Dengan cara pemasaran hasil produksi secara personal atau individu, setiap pengusaha tempe berhasil memasarkan hasil produksinya secara individu yaitu pemasaranya melalui akses pasar-pasar di seluruh Kota Surabaya. Dengan melihat keberhasilan yang dicapai pengusaha kecil dalam memasarkan hasil produksinya melalui akses pasar. Dalam hal ini Dinas Koperasi Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah pemerintah Kota Surabaya dalam melakukan pengawasan atau monitoring

dalam bentuk melakukan survey tiap tiga bulan sekali dan mengadakan pertemuan guna membahas kendala-kendala yang dihadapi pengusaha kecil telah mencapai sasaran. Hal tersebut didukung dengan adanya beberapa pernyataan dari sumber (pengusaha kecil) yang menyatakan bahwa pemasaran hasil produksi secara personal atau individu dapat memberikan dampak yang positif baik dalam segi financial (keuangan) maupun dalam akses pemasaran yang dapat memperluas akses pemasaran hasil produksi pengusaha kecil produksi tempe di seluruh Kota Surabaya, yang pada akhirnya nanti dapat memberikan pengaruh yang besar terhadap peningkatan pendapatan pengusaha kecil tersebut.

b. Mengadakan pertemuan serta memberikan kiat-kiat.

bahwa bentuk pemasaran produksi tempe di Tenggilis Mejoyo yaitu dalam bentuk personal atau individu. Dinas Koperasi Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah Pemerintah Kota Surabaya dalam segi pemasaran berfungsi sebagai monitoring. Dalam hal monitoring Dinas Koperasi UMKM Pemerintah Kota Surabaya bekerja sama dengan PRIMKOPTI atau Koperasi pengusaha kecil produksi tempe di Kelurahan Tenggilis Mejoyo. Dan bentuk monitoringnya yaitu mengadakan survey guna mengetahui perkembangan pemasaran produksi tempe di Tenggilis Mejoyo.

Dengan cara pemasaran hasil produksi secara personal atau individu, setiap pengusaha tempe berhasil memasarkan hasil produksinya secara individu yaitu pemasaranya melalui akses pasar-pasar di seluruh Kota Surabaya. Dengan melihat keberhasilan yang dicapai pengusaha kecil dalam memasarkan hasil produksinya

melalui akses pasar. Dalam hal ini Dinas Koperasi Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah pemerintah Kota Surabaya dalam melakukan pengawasan atau monitoring dalam bentuk pertemuan guna membahas kendala-kendala yang dihadapi pengusaha kecil telah mencapai sasaran. Hal tersebut didukung dengan adanya beberapa pernyataan dari sumber (pengusaha kecil) yang menyatakan bahwa pemasaran hasil produksi secara personal atau individu dapat memberikan dampak yang positif baik dalam segi financial (keuangan) maupun dalam akses pemasaran yang dapat memperluas akses pemasaran hasil produksi pengusaha kecil produksi tempe di seluruh Kota Surabaya, yang pada akhirnya nanti dapat memberikan pengaruh yang besar terhadap peningkatan pendapatan pengusaha kecil tersebut

5.2. Saran

Berdasarkan kesimpulan yang telah diuraikan diatas maka penulis menyampaikan saran yang berhubungan dengan pelaksanaan pembinaan usaha kecil produksi tempe di Tenggilis Mejoyo yaitu :

5.2.1. Pelatihan

Saran yang peneliti berikan sebagai masukan kepada Dinas Koperasi Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah Pemerintah Kota Surabaya yang bekerja sama dengan Dinas Perindustrian dan Perdagangan dan Penanaman Modal Pemerintah Kota Surabaya dalam menumbuhkan kesadaran para pengusaha kecil untuk mengikuti kegiatan pelatihan kewirausahaan yaitu dengan cara pemberian materi atau metode

pelatihan kewirausahaan dan pelatihan teknologi produksi (bintek) yang terbaru sehingga pengusaha kecil tidak merasa bosan dengan materi yang bersifat monoton.

Selain itu kepada Dinas Perindustrian dan Perdagangan dan Penanaman Modal Pemerintah Kota Surabaya dalam memberikan bantuan mesin produksi yang merata kepada seluruh pengusaha kecil dan jangan hanya bersifat hibah.

5.2.3. Pemasaran

Saran yang peneliti berikan sebagai masukan kepada Dinas Koperasi Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah Pemerintah Kota Surabaya yang berfungsi sebagai monitoring dalam hal pemasaran bentuk monitoring seperti halnya mengadakan pertemuan guna membahas kendala-kendala yang dihadapi oleh pengusaha kecil dan juga pemberian kiat-kiat dalam mengembangkan usaha serta pengadaan survey tiap tiga bulan sekali harus dipertahankan dan kalau bisa ditingkatkan.

Pelatihan Ketenagakerjaan Pendekatan Terpadu, Jakarta : Bumi

Aksara.

Jamasy, Owin, 2004, Keadilan, Pemberdayaan dan penanggulangan

Kemiskinan, Bandung : Belantika.

Kartasasmita, Ginandjar, 1996, Pembangunan Untuk Rakyat Memadukan

Pertumbuhan dan Pemerataan, Jakarta : PT Pustaka Upesindo.

Mangkunegara, Prabu Anwar, 2005. Manajemen Sumber Daya Manusia

Perusahaan, Bandung : PT. Remaja Rosda Karya.

Miles, Matthew B, dan Huberman, A Michael, 1992. Analisis Data Kualitatif. Jakarta : Universitas Indonesia Press.

Moleong, Lexy, J, 2007, Metodologi Penelitian Kualitatif, Edisi Revisi, Bandung : PT. Remaja Rosda Karya.

Prijambodo, 2000, Kewirausahaan Teori dan Penerapannya dalam Dunia

Usaha dan Organisasi Pemerintah, Jakarta : STIA-LAN Press.

Subanar, Harimurti, 2001, Manajemen Usaha Kecil, Edisi Pertama, Yogyakarta : BPFE.

Thoha, Miftah, 2003, Pembinaan Organisasi (Proses Diagnosa dan

Intervensi), Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada.

Badan Pusat Statistik (BPS) dan Kementrian Koperasi dan UKM, Tentang

Perbandingan Komposisi PDB Menurut Kelompok Usaha Pada Tahun 2007 dan 2009.

Dinas Perindustrian dan Perdagangan dan Penanaman Modal Pemerintah Kota Surabaya, Tentang Data Banyaknya Usaha Kecil, Tenaga Kerja,

Produksi, Investasi dan Rata-rata Investasi Per Unit di Kota Surabaya.

Kantor Badan Koordinasi Penanaman Modal Daerah Propinsi Jatim dan Dinas Perindustrian, Perdagangan, dan Penanaman Modal Pemerintah Kota Surabaya, Tentang Data Perkembangan UKM Perdagangan di Kota

Surabaya.

Rencana Strategi Dinas Koperasi Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah Pemerintah Kota Surabaya Tahun 2006 – 2010.

Undang-undang No.20 Tahun 2008, Tentang Usaha Mikro, Kecil, dan

Menengah.

http : //www.surya-online.com.

Dokumen terkait