BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN
5.4 Pembahasan Penelitian
Berdasarkan hasil pengujian hipotesis pertama bahwa Nilai Sig t - hitung
pengalaman aparat pengawas intern pemerintah (X1) sebesar 0,006 lebih kecil dari
nilai = 0,05, maka Ho ditolak dan Ha diterima, jadi dapat diambil kesimpulan
bahwa pengalaman aparat pengawas intern pemerintah berpengaruh signifikan
terhadap pendeteksian penyimpangan. Hal ini sejalan dengan apa yang disimpulkan
oleh Suwarta, (2006), dalam penelitiannya menyatakan bahwa pengalaman audit
dapat mengurangi efek kekinian pada pertimbangan pemeriksa (auditor). Sesuai
dengan teori yang menyatakan bahwa pemeriksa (auditor) yang lebih berpengalaman
Khairuddin Batubara : Pengaruh Pengalaman Dan Pengetahuan Aparat P e n g a w a s I n t e r n P e m e r i n t a h T e r h a d a p Pendeteksian Penyimpangan Dengan Intuisi Sebagai Variabel Intervening Di Inspektorat Kabupaten Deli Serdang, 2010.
atau positif. Pengalaman pemeriksa (auditor) mampu untuk memetakan informasi
sehingga tidak terjebak oleh urutan informasi yang diterimanya. Selain dari itu
penelitian dari Sularso dan Na’im, 1999, tentang Analisis Pengaruh Pengalaman
Akuntan pada Pengetahuan dan Penggunaan Intuisi dalam Mendeteksi Kekeliruan.
Hasil yang diperoleh adalah Pengalaman akuntan dalam melakukan audit
berpengaruh pada pengetahuan audit untuk mendeteksi kekeliruan. Menurut
karateristik responden berdasarkan lama bekerja bahwa responden yang mengikut i
penelitian ini mayoritas adalah pegawai yang sudah memiliki pengalaman bekerja
atau sudah bekerja lebih 6 tahun sampai 15 tahun tetapi pengalaman untuk
mendeteksi penyimpangan masih cukup rendah karena pegawai yang ada di
Inspektorat Kabupaten Deli Serdang sekarang banyak yang pindahan dari instansi
lain yang belum banyak pengalaman masalah pengawasan, sesuai dengan latar
belakang penelitian ini bahwa masih kurangnya pengalaman aparat pengawas intern
pemerintah dalam mendeteksi penyimpangan. Hal ini sesuai dengan penelitian yang
dilakukan oleh Simangunsong (2008) yang menyatakan bahwa pengalaman dapat
berpengaruh langsung ke keliruan dan dapat juga berpengaruh tidak langsung yaitu
pengalaman ke intuisi (sebagai intervening) baru ke keliruan, dimana hubungan
langsung lebih besar dari pada hubungan tidak langsung. Berarti dalam hal ini
pengalaman berpengaruh signifikan terhadap pendeteksian penyimpangan adalah
Khairuddin Batubara : Pengaruh Pengalaman Dan Pengetahuan Aparat P e n g a w a s I n t e r n P e m e r i n t a h T e r h a d a p Pendeteksian Penyimpangan Dengan Intuisi Sebagai Variabel Intervening Di Inspektorat Kabupaten Deli Serdang, 2010.
Medan dengan penelitian yang dilakukan di Inspektorat Kabupaten Deli Serdang
sebagai aparat pengawas intern pemerintah, karena sama – sama dalam bidang profesi
sebagai pemeriksa (auditor).
Berdasarkan hasil pengujian hipotesis kedua bahwa Nilai Sig t - hitung
Pengetahuan Aparat Pengawas Intern Pemerintah (X2) sebesar 0,022 lebih kecil dari
nilai = 0,05, maka Ho ditolak dan Ha diterima sehingga dapat ditarik kesimpulan
bahwa Pengetahuan Aparat Pengawas Intern Pemerintah mempunyai pengaruh
terhadap Pendeteksian Penyimpangan (Y). Hal ini dapat dilihat dari angka koefisien
X2 adalah 0,229 menunjukkan bahwa apabila terjadi penambahan pengetahuan aparat
pengawas intern pemerintah selama satu satuan akan menambah kemampuan aparat
pengawas intern pemerintah dalam mendeteksi penyimpangan sebesar 0,229 satuan.
Hal ini sejalan dengan Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur
Negara No. Per/05/M.Pan/03/2008 tanggal 31 Maret 2008 menyatakan auditor harus
mempunyai pengetahuan, keterampilan, dan kompetensi lainnya yang diperlukan
untuk melaksanakan tanggung jawabnya. Pelaksana pengawasan aparat pengawas
intern pemerintah harus mempunyai tingkat pendidikan formal minimal Strata Satu
(S-1) atau yang setara. Agar tercipta kinerja audit yang baik maka aparat pengawas
intern pemerintah harus mempunyai kriteria tertentu dari pemeriksa (auditor) yang
diperlukan untuk merencanakan pemeriksaan (audit), mengidentifikasi kebutuhan
Khairuddin Batubara : Pengaruh Pengalaman Dan Pengetahuan Aparat P e n g a w a s I n t e r n P e m e r i n t a h T e r h a d a p Pendeteksian Penyimpangan Dengan Intuisi Sebagai Variabel Intervening Di Inspektorat Kabupaten Deli Serdang, 2010.
pemeriksaan (audit) agar sesuai dengan situasi dan kondisi yang dihadapi unit yang
dilayani oleh aparat pengawas intern pemerintah. Sejalan dengan hal tersebut Menteri
Negara Pendayagunaan Aparatur Negara telah mengeluarkan peraturan tentang
Standar Audit Aparat Pengawasan Intern Pemerintah Nomor:
PER/05/M.PAN/03/2008 yang menyatakan bahwa Latar belakang pendidikan
pemeriksa bagi Aparat Pengawas Intern Pemerintah harus mempunyai pendidikan
formal minimal adalah strata satu atau yang setara. Dengan latar belakang
pendidikan sarjana, diharapkan memiliki daya nalar dan logika berpikir yang lebih
baik. Menurut karateristik responden berdasarkan pendidikan terakhir bahwa Sumber
Daya Manusia yang bekerja di Inspektorat Kabupaten Deli Serdang 56,8 % sudah
memiliki Gelar Sarjana (S1) dan pegawai yang bekerja di Kantor Inspektorat
Kabupaten Deli Serdang belum ada yang memiliki Gelar Strata 2 pada saat penelitian
dilaksanakan dan SLTA sederajat 29,7 % serta Diploma (D3) 13,5%, karena
kurangnya personil untuk melaksanakan tugas pemeriksaan dan pengawasan sehingga
pegawai yang SLTA dan Diploma (D3) ikut dalam tugas pemeriksa dan pengawasan
di Inspektorat Kabupaten Deli Serdang, hal inilah yang menyebabkan kurangnya
pengetahuan aparat pengawas intern pemerintah dalam pendeteksian penyimpangan
di Inspektorat Kabupaten Deli Serdang, sementara hasil penelitian menyimpulkan
bahwa pengetahuan aparat pengawas intern pemerintah memiliki pengaruh terhadap
Khairuddin Batubara : Pengaruh Pengalaman Dan Pengetahuan Aparat P e n g a w a s I n t e r n P e m e r i n t a h T e r h a d a p Pendeteksian Penyimpangan Dengan Intuisi Sebagai Variabel Intervening Di Inspektorat Kabupaten Deli Serdang, 2010.
penelitian yang dilakukan oleh Batubara (2008), dimana Latar belakang pendidikan,
kecakapan profesional, pendidikan berkelanjutan, dan independensi pemeriksa
secara simultan berpengaruh signifikan terhadap kualitas hasil pemeriksaan pada
Bawasko Medan, yakni dengan terdekteksinya penyimpangan maka kualitas hasil
pemeriksaan semakin baik. Berarti penelitian yang dilakukan di Bawasko Medan
hasilnya sama dengan penelitian yang diadakan di Inspektorat Kabupaten Deli
Serdang karena sama-sama aparat pengawas internal pemerintah.
Dari pengujian hipotesis ketiga yaitu dengan memakai analisis jalur
menunjukkan bahwa pengalaman aparat pengawas intern pemerintah dapat
berpengaruh langsung ke pendeteksian penyimpangan dan dapat juga berpengaruh
tidak langsung yaitu dari pengalaman aparat pengawas intern pemerintah ke intuisi
aparat pengawas intern pemerintah (sebagai intervening) baru ke pendeteksian
penyimpangan. Besarnya pengaruh langsung adalah 0,148 sedangkan besar pengaruh
tidak langsung harus dihitung dengan mengalikan koefisien tidak langsungnya yaitu
(0,565) x (0,525) = 0,2966 atau total pengaruh pengalaman aparat pengawas intern
pemerintah ke pendeteksian penyimpangan = 0,148 + (0,565 x 0,525) = 0,4446.
Dalam hasil hipotesis ini menyatakan bahwa P1 < P2 x P3 maka Ho ditolak
dan Ha diterima sehingga dapat ditarik kesimpulan bahwa hipotesis penelitian yang
menyatakan pengalaman aparat pengawas intern pemerintah melalui intuisi dapat
Khairuddin Batubara : Pengaruh Pengalaman Dan Pengetahuan Aparat P e n g a w a s I n t e r n P e m e r i n t a h T e r h a d a p Pendeteksian Penyimpangan Dengan Intuisi Sebagai Variabel Intervening Di Inspektorat Kabupaten Deli Serdang, 2010.
lebih kecil dari pada pengaruh tidak langsung (P2 x P3 = 0,2966) sehingga intuisi
aparat pengawas intern pemerintah dapat berperan sebagai variabel intervening. Hal
ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh (Bonner, 1990 dan Schmidt, 1986)
dan (Agor, 1998). Dimana kesimpulan hasil penelitian Agor (1998) bahwa intuisi
bukan merupakan suatu daya kognitif yang terlahir atau kemampuan yang digunakan
sesuai kehendak, melainkan suatu kemampuan belajar dari atau diambil dari
pengalaman. Ketika para pembuat keputusan menggunakan intuisi, mereka
mengalami suatu proses yang otomatis dan secara tidak sadar mengambil dari struktur
kognitif yang dibentuk melalui pengalaman.
Dari pengujian hipotesis keempat yaitu pengetahuan aparat pengawas intern
pemerintah dapat berpengaruh langsung ke pendeteksian penyimpangan dan dapat
juga berpengaruh tidak langsung yaitu dari pengetahuan aparat pengawas intern
pemerintah ke intuisi aparat pengawas intern pemerintah (sebagai intervening) baru
ke pendeteksian penyimpangan. Besarnya pengaruh langsung adalah P1 = 0,095
sedangkan besar pengaruh tidak langsung harus dihitung dengan mengalikan
koefisien tidak langsungnya yaitu P2 x P3 = (0,500) x (0,561) = 0,2805, karena P1
yaitu pengaruh hubungan langsung lebih kecil dari pengaruh hubungan tidak
langsung yaitu P2 x P3 sehingga intuisi aparat pengawas intern pemerintah berperan
Khairuddin Batubara : Pengaruh Pengalaman Dan Pengetahuan Aparat P e n g a w a s I n t e r n P e m e r i n t a h T e r h a d a p Pendeteksian Penyimpangan Dengan Intuisi Sebagai Variabel Intervening Di Inspektorat Kabupaten Deli Serdang, 2010.
intern pemerintah ke pendeteksian penyimpangan = 0,095 + (0,500 x 0,561) =
0,3755.
Hasil hipotesis ini bahwa P1 < P2 x P3 maka Ho ditolak dan Ha diterima
sehingga dapat ditarik kesimpulan bahwa hipotesis penelitian yang menyatakan
pengetahuan aparat pengawas intern pemerintah melalui intuisi dapat mendeteksi
penyimpangan adalah benar. Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh
(Agor, 1998).