Khairuddin Batubara : Pengaruh Pengalaman Dan Pengetahuan Aparat P e n g a w a s I n t e r n P e m e r i n t a h T e r h a d a p Pendeteksian Penyimpangan Dengan Intuisi Sebagai Variabel Intervening Di Inspektorat Kabupaten Deli Serdang, 2010.
PENGARUH PENGALAMAN DAN PENGETAHUAN APARAT
P E N G A W A S I N T E R N P E M E R I N T A H T E R H A D A P
PENDETEKSIAN PENYIMPANGAN DENGAN INTUISI
SEBAGAI VARIABEL INTERVENING
DI INSPEKTORAT KABUPATEN
DELI SERDANG
T E S I S
Oleh
KHAIRUDDIN BATUBARA
077017019/Akt
SEKOLAH PASCASARJANA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2009
SE K O L AH
P A
S C
A S A R JA
Khairuddin Batubara : Pengaruh Pengalaman Dan Pengetahuan Aparat P e n g a w a s I n t e r n P e m e r i n t a h T e r h a d a p Pendeteksian Penyimpangan Dengan Intuisi Sebagai Variabel Intervening Di Inspektorat Kabupaten Deli Serdang, 2010.
PENGARUH PENGALAMAN DAN PENGETAHUAN APARAT
P E N G A W A S I N T E R N P E M E R I N T A H T E R H A D A P
PENDETEKSIAN PENYIMPANGAN DENGAN INTUISI
SEBAGAI VARIABEL INTERVENING
DI INSPEKTORAT KABUPATEN
DELI SERDANG
T E S I S
Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Magister Sains dalam Program Studi Ilmu Akuntansi pada Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara
Oleh
KHAIRUDDIN BATUBARA
077017019/Akt
SEKOLAH PASCASARJANA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Khairuddin Batubara : Pengaruh Pengalaman Dan Pengetahuan Aparat P e n g a w a s I n t e r n P e m e r i n t a h T e r h a d a p Pendeteksian Penyimpangan Dengan Intuisi Sebagai Variabel Intervening Di Inspektorat Kabupaten Deli Serdang, 2010.
Judul Tesis : PENGARUH PENGALAMAN DAN PENGETAHUAN APARAT P E N G A W A S I N T E R N P E M E R I N T A H T E R H A D A P PENDETEKSIAN PENYIMPANGAN DENGAN INTUISI SEBAGAI VARIABEL INTERVENING DI INSPEKTORAT KABUPATEN DELI SERDANG
Nama Mahasiswa : Khairuddin Batubara Nomor Pokok : 077017019
Program Studi : Akuntansi
Menyetujui Komisi Pembimbing
(Prof.Dr.Ade Fatma Lubis,MAFIS,MBA,Ak) (Drs. Zainul Bahri Torong, M.Si, Ak) Ketua Anggota
Ketua Program Studi, Direktur
Khairuddin Batubara : Pengaruh Pengalaman Dan Pengetahuan Aparat P e n g a w a s I n t e r n P e m e r i n t a h T e r h a d a p Pendeteksian Penyimpangan Dengan Intuisi Sebagai Variabel Intervening Di Inspektorat Kabupaten Deli Serdang, 2010.
Tanggal lulus : 4 Agustus 2009 Telah diuji pada
Tanggal : 4 Agustus 2009
PANITIA PENGUJI TESIS
Ketua : Prof. Dr. Ade Fatma Lubis, MAFIS.,MBA.,Ak Anggota : 1. Drs. Zainul Bahri Torong, MBA, Ak
2. Fahmi Natigor, MEc.,Ac
Khairuddin Batubara : Pengaruh Pengalaman Dan Pengetahuan Aparat P e n g a w a s I n t e r n P e m e r i n t a h T e r h a d a p Pendeteksian Penyimpangan Dengan Intuisi Sebagai Variabel Intervening Di Inspektorat Kabupaten Deli Serdang, 2010.
ABSTRAK
Penelitian ini dirancang sebagai suatu studi empiris untuk menguji pengaruh pengalaman dan pengetahuan aparat pengawas intern pemerintah terhadap pendeteksian penyimpangan dengan intuisi sebagai variabel intervening di Inspektorat Kabupaten Deli Serdang.
Sampel dalam penelitian ini seluruh pegawai Inspektorat Kabupaten Deli Serdang. Untuk menguji pengaruh pengalaman dan pengetahuan aparat pengawas intern pemerintah terhadap pendeteksian penyimpangan secara parsial digunakan uji t. Analisis jalur digunakan untuk menguji intuisi aparat pengawas intern pemerintah sebagai variabel intervening.
Hasil penelitian membuktikan bahwa pengalaman dan pengetahuan aparat pengawas intern pemerintah berpengaruh signifikan secara parsial terhadap pendeteksian penyimpangan dan variabel intuisi aparat pengawas intern pemerintah dapat berperan sebagai variabel intervening antara pengaruh pengalaman dan pengetahuan aparat pengawas intern pemerintah terhadap pendeteksian penyimpangan.
Khairuddin Batubara : Pengaruh Pengalaman Dan Pengetahuan Aparat P e n g a w a s I n t e r n P e m e r i n t a h T e r h a d a p Pendeteksian Penyimpangan Dengan Intuisi Sebagai Variabel Intervening Di Inspektorat Kabupaten Deli Serdang, 2010.
ABSTRACT
The research is disigned as an empirical study to test the effect of experience and knowledge of the government internal controller to the detect of the deviation with intuition of the government internal controller as the intervening variable in Inspectorate office of Deli Serdang regency.
The sample of this research, all of the Inspectorate staff on Deli Serdang regency. To test the effect of experience and knowledge of government internal controller to the detect of deviation as partially is used t – test. Path analysis is used to test intuition of the government internal controller as the intervening variable.
The result of the test proved that the experience and knowledge of the government internal controller have partially significant effect with to detect of the deviation and intuition variable of government internal controller can be roled as intervening variable between the experience and knowledge of the government internal controller to detect of the deviation.
Khairuddin Batubara : Pengaruh Pengalaman Dan Pengetahuan Aparat P e n g a w a s I n t e r n P e m e r i n t a h T e r h a d a p Pendeteksian Penyimpangan Dengan Intuisi Sebagai Variabel Intervening Di Inspektorat Kabupaten Deli Serdang, 2010.
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT, karena dengan
limpahan Rahmat dan Karunia-Nya sehingga penulis dapat merampungkan studi dan
menyelesaikan tesis ini dengan judul “Pengaruh Pengalaman dan Pengetahuan
Aparat Pengawas Intern Pemerintah terhadap Pendeteksian Penyimpangan dengan
Intuisi sebagai Variabel Intervening di Inspektorat Kabupaten Deli Serdang”.
Tesis ini merupakan tugas akhir untuk menyelesaikan studi pada Sekolah
Pascasarjana Program Studi Ilmu Akuntansi pada Universitas Sumatera Utara.
Dalam penyelesaian tulisan ini, segala upaya maksimal telah penulis berikan
untuk mendapatkan hasil yang terbaik agar kelak dapat bermanfaat bagi berbagai
pihak yang memerlukan. Oleh sebab itu dalam kesempatan ini penulis menyampaikan
rasa terima kasih yang sebesar-besarnya dan setulusnya kepada :
1. Bapak Prof. Chairuddin, P. Lubis, DTM&H, Sp. A(K), selaku Rektor Universitas
Sumatera Utara.
2. Ibu Prof. Dr. Ir. T. Chairun Nisa B, MSc selaku Direktur Sekolah Pascasarjana
Universitas Sumatera Utara.
3. Ibu Prof. Dr. Ade Fatma Lubis, MAFIS, MBA, Ak selaku Ketua Program Studi
Magister Akuntansi Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara sekaligus
Khairuddin Batubara : Pengaruh Pengalaman Dan Pengetahuan Aparat P e n g a w a s I n t e r n P e m e r i n t a h T e r h a d a p Pendeteksian Penyimpangan Dengan Intuisi Sebagai Variabel Intervening Di Inspektorat Kabupaten Deli Serdang, 2010.
mengarahkan, membimbing serta memberikan saran dan motivasi kepada penulis
dalam penyusunan tesis ini.
4. Bapak Drs. Zainul Bahri Torong, M.Si, Ak, selaku Dosen Pembimbing Kedua
yang telah banyak meluangkan waktu dan pikiran secara sabar dan penuh kasih
sayang untuk mengarahkan, membimbing, dan memberikan saran-saran kepada
penulis dalam penyusunan tesis ini.
5. Bapak Fahmi Natigor, SE, M.Ec.Ac, Bapak Drs. Idhar Yahya, MBA, Ak, dan Ibu
Dra. Tapi Anda Sari Lubis, M.Si, Ak selaku Dosen Pembanding yang telah
banyak memberikan saran dan kritik untuk perbaikan tesis ini.
6. Isteriku tercinta Isnaniyah Nasution, A.Md, yang juga telah memberikan
dukungan, doa, cinta, dan kasih sayang yang tiada hentinya kepada penulis.
7. Yang tersayang anakku M. Jamik Ali Thayib Batubara yang telah memberikan
semangat dan pengertiannya, semoga menjadi anak yang sholeh, pintar dan cerdas
serta dapat mengangkat martabat orang tua dan keluarga.
8. Bapak Poltak Lumban Tobing, SH, selaku Inspektur Kabupaten Deli Serdang
yang telah banyak mensupport dan memberikan izin untuk melaksanakan tugas
belajar di Sekolah Pascasarjana USU.
9. Rekan-rekan kerja di Inspektorat Kabupaten Deli Serdang yang telah mendukung
penulis dan bersedia memberikan waktunya untuk pengisian kuesioner dalam
Khairuddin Batubara : Pengaruh Pengalaman Dan Pengetahuan Aparat P e n g a w a s I n t e r n P e m e r i n t a h T e r h a d a p Pendeteksian Penyimpangan Dengan Intuisi Sebagai Variabel Intervening Di Inspektorat Kabupaten Deli Serdang, 2010.
10.Staf/karyawan Sekretariat Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara serta
semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah banyak
membantu dan memberikan saran, pendapat serta pandangannya sehingga
penulisan tesis ini terselesaikan.
11.Rekan-rekan mahasiswa yang telah memberikan dukungan dan saran-saran yang
berarti bagi penulis.
Terkhusus kepada ayahanda (almarhum) dan ibunda (almarhumah), penulis
memanjatkan do’a yang tulus kepada ilahi robbi, semoga arwah dari kedua orang tua
dari penulis dilindungi dan ditempatkan pada tempat yang mulia.
Akhirnya penulis memohon kepada Allah SWT, semoga Allah SWT selalu
melimpahkan berkah dan hidayah-NYA, serta memberikan kemudahan bagi kita
semua dalam melaksanakan kebaikan dan amal sholeh. Amin.
Medan, 4 Agustus 2009
Penulis,
Khairuddin Batubara : Pengaruh Pengalaman Dan Pengetahuan Aparat P e n g a w a s I n t e r n P e m e r i n t a h T e r h a d a p Pendeteksian Penyimpangan Dengan Intuisi Sebagai Variabel Intervening Di Inspektorat Kabupaten Deli Serdang, 2010.
RIWAYAT HIDUP
DATA PRIBADI
1. Nama : Khairuddin Batubara
2. Tempat / Tanggal Lahir : Padangsidimpuan / 29 Maret 1968
3. Alamat : Jl. Jermal 17 No. 26 Medan
4. Agama : Islam
5. Pekerjaan : Pegawai Negeri Sipil
6. Isteri : Isnaniyah Nasution, A.Md
7. Anak : M. Jamik Ali Thayib Batubara
8. Nama Ayah : M. Thohar Batubara
9. Nama Ibu : Mariama Lubis
RIWAYAT PENDIDIKAN
c. Tahun 1984 - 1987 : SMA Negeri 2 Padangsidimpuan,
a. Tahun 1975 - 1981 : SD Muhammadiyah No.2 Padangsidimpuan.
Khairuddin Batubara : Pengaruh Pengalaman Dan Pengetahuan Aparat P e n g a w a s I n t e r n P e m e r i n t a h T e r h a d a p Pendeteksian Penyimpangan Dengan Intuisi Sebagai Variabel Intervening Di Inspektorat Kabupaten Deli Serdang, 2010.
d. Tahun 1988 - 1993 : UMSU, Sarjana (S1) Fakultas Ekonomi Jurusan
Manajemen
e. Tahun 2007 – 2009 : USU, Sekolah Pascasarjana (S2) Program Magister
Akuntansi
PENGALAMAN KERJA
PNS di Inspektorat Kabupaten Deli Serdang, 1996 s.d sekarang.
DAFTAR ISI
Halaman
ABSTRAK ... i
ABSTRACT... ii
KATA PENGANTAR ... iii
RIWAYAT HIDUP ... vi
DAFTAR ISI ... vii
DAFTAR TABEL ... x
DAFTAR GAMBAR ... xii
DAFTAR LAMPIRAN ... xiii
BAB I PENDAHULUAN ... 1
1.1 Latar Belakang Penelitian ... 1
1.2 Rumusan Masalah Penelitian ... 6
1.3 Tujuan Penelitian ... 7
1.4 Manfaat Penelitian ... 8
Khairuddin Batubara : Pengaruh Pengalaman Dan Pengetahuan Aparat P e n g a w a s I n t e r n P e m e r i n t a h T e r h a d a p Pendeteksian Penyimpangan Dengan Intuisi Sebagai Variabel Intervening Di Inspektorat Kabupaten Deli Serdang, 2010.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA... 10
2.1 Landasan Teori ... 10
2.1.1 Pengalaman ... 10
2.1.2 Pengetahuan ... 12
2.1.3 Pendeteksian Penyimpangan ... 17
2.1.4 Intuisi... 18
2.2 Review Peneliti Terdahulu ... 20
BAB III KERANGKA KONSEP DAN HIPOTESIS ... 25
3.1 Kerangka Konsep ... 25
4.5 Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel... ... 32
4.6 Metode Analisis Data ... 35
4.6.1 Model Analisis Data... 35
4.6.2 Teknik Analisis Data ... 38
4.6.2.1 Uji Kualitas Data ... 38
4.6.2.2 Uji Asumsi Klasik ... 39
4.6.3 Statistik Deskriptif ... 41
4.6.4 Pengujian Hipotesis... 42
BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN ... 44
5.1 Deskriptif Data ... 44
5.1.1 Deskripsi Lokasi ... 45
5.1.2 Karateristik Responden ... 46
Khairuddin Batubara : Pengaruh Pengalaman Dan Pengetahuan Aparat P e n g a w a s I n t e r n P e m e r i n t a h T e r h a d a p Pendeteksian Penyimpangan Dengan Intuisi Sebagai Variabel Intervening Di Inspektorat Kabupaten Deli Serdang, 2010.
5.1.2.2 Karateristik Responden Berdasarkan Jabatan ... 46
5.1.2.3 Karateristik Responden Berdasarkan Pangkat/ Golongan ... 47
5.1.2.4 Karakteristik Responden Berdasarkan Lama Kerja .. 48
5.1.2.5 Karakteristik Responden Berdasarkan Partisipasi pada Kursus/Diklat/Bintek ... 48
5.1.3 Statistik Deskriptif ... 49
5.2.2.2 Uji Multikolinearitas Data ... 54
5.2.2.3 Uji Heterokedastisitas Data... 54
5.3 Hasil Analisis Data ... 56
5.3.1 Pendeteksian Penyimpangan (Y) ... 56
5.3.2 Pengalaman Aparat Pengawas Intern Pemerintah (X1) ... 57
5.3.3 Pengetahuan Aparat Pengawas Intern Pemerintah (X2) ... 59
5.3.4 Intuisi Aparat Pengawas Intern Pemerintah (Z) ... 61
5.3.5 Pengujian Hipotesis ... 62
5.3.5.1 Pengujian Hipotesis Pertama ... 62
5.3.5.2 Pengujian Hipotesis Kedua ... 64
5.3.5.3 Pengujian Hipotesis Ketiga ... 65
5.3.5.4 Pengujian Hipotesis Keempat ... 68
5.4 Pembahasan Penelitian ... 71
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN ... 77
6.1 Kesimpulan ... 77
6.2 Keterbatasan ... 77
6.3 Saran ... 79
Khairuddin Batubara : Pengaruh Pengalaman Dan Pengetahuan Aparat P e n g a w a s I n t e r n P e m e r i n t a h T e r h a d a p Pendeteksian Penyimpangan Dengan Intuisi Sebagai Variabel Intervening Di Inspektorat Kabupaten Deli Serdang, 2010.
DAFTAR TABEL
Nomor Judul Halaman
1.1 Pendidikan Formal ... 5
2.1 Tinjauan atas Penelitian Terdahulu ... 23
4.1 Definisi Operasional Variabel dan Pengukuran Variabel... 33
5.1 Pengumpulan Data ... 44
5.2 Karakteristik Berdasarkan Pendidikan Terakhir ... 46
5.3 Karakteristik Berdasarkan Jabatan ... 47
5.4 Karakteristik Berdasarkan Pangkat/Golongan ... 47
5.5 Karakteristik Berdasarkan Lama Bekerja ... 48
5.6 Karakteristik Berdasarkan Partisipasi pada Kursus/Diklat/Bintek ... 48
5.7 Deskripsi Data Variabel-Variabel Penelitian ... 49
5.8 Uji Validitas Variabel Pendeteksian Penyimpangan (Y) ... 51
5.9 Uji Validitasi Variabel-variabel Independen dan Variabel Intervening .. 51
5.10 Uji Realibilitas ... 52
5.11 Uji Multikolinearitas ... 54
5.12 Deskripsi Variabel Pendeteksian Penyimpangan (Y) ... 56
5.13 Deskripsi Variabel Pengalaman Aparat Pengawas Intern Pemerintah (X1) ... 58
5.14 Deskripsi Variabel Pengetahuan Aparat Pengawas Intern Pemerintah (X2) ... 59
5.15 Deskripsi Variabel Intuisi Aparat Pengawas Intern Pemerintah (Z) ... 61
Khairuddin Batubara : Pengaruh Pengalaman Dan Pengetahuan Aparat P e n g a w a s I n t e r n P e m e r i n t a h T e r h a d a p Pendeteksian Penyimpangan Dengan Intuisi Sebagai Variabel Intervening Di Inspektorat Kabupaten Deli Serdang, 2010.
5.17 Output SPSS Regresi Pengetahuan Aparat Pengawas Intern
Pemerintah Dengan Pendeteksian Penyimpangan ... 64 5.18 Output SPSS Regresi Pengalaman Aparat Pengawas Intern Pemerintah
dan Intuisi Aparat Pengawas Intern Pemerintah ... 65
5.19 Output SPSS Regresi Pengalaman Aparat Pengawas Intern Pemerintah
Melalui Intuisi Aparat Pengawas Intern Pemerintah terhadap
Pendeteksian Penyimpangan ... 66
5.20 Output SPSS Regresi Pengetahuan Aparat Pengawas Intern
Pemerintah dan Intuisi Aparat Pengawas Intern Pemerintah ... 68
5.21 Output SPSS Regresi Pengetahuan Aparat Pengawas Intern
Khairuddin Batubara : Pengaruh Pengalaman Dan Pengetahuan Aparat P e n g a w a s I n t e r n P e m e r i n t a h T e r h a d a p Pendeteksian Penyimpangan Dengan Intuisi Sebagai Variabel Intervening Di Inspektorat Kabupaten Deli Serdang, 2010.
DAFTAR GAMBAR
Nomor Judul Halaman
3.1 Kerangka Konseptual ... 25
4.1 Hubungan pengalaman aparat pengawas intern pemerintah dengan
Pendeteksian penyimpangan, intuisi aparat pengawas intern pemerintah sebagai variabel intervening ... 36
4.2 Hubungan pengetahuan aparat pengawas intern pemerintah dengan
pendeteksian penyimpangan, dan intuisi aparat pengawas intern pemerintah sebagai variabel intervening ... 37
5.1 Normal P-P Lot ... 53
5.2 Uji Heterokedastisitas ... 55
5.3 Hasil Hubungan Pengalaman Aparat Pengawas Intern Pemerintah
dengan Pendeteksian Penyimpangan dan Intuisi Aparat Pengawas
Intern Pemerintah sebagai Variabel Intervening ... 67
5.4 Hasil Hubungan Pengetahuan Aparat Pengawas Intern Pemerintah
dengan Pendeteksian Penyimpangan dan Intuisi Aparat Pengawas
Khairuddin Batubara : Pengaruh Pengalaman Dan Pengetahuan Aparat P e n g a w a s I n t e r n P e m e r i n t a h T e r h a d a p Pendeteksian Penyimpangan Dengan Intuisi Sebagai Variabel Intervening Di Inspektorat Kabupaten Deli Serdang, 2010.
DAFTAR LAMPIRAN
Nomor Judul Halaman
1 Kuesioner Penelitian ... 83
2 Rencana Waktu Penelitian ... 90
3 Uji Validitas dan Realibilitas Variabel Y ... 91
4 Uji Validitas dan Realibilitas Variabel X1 ... 92
5 Uji Validitas dan Realibilitas Variabel X2 ... 93
6 Uji Validitas dan Realibilitas Variabel Z ... 94
7 Uji Normalitas ... 95
8 Output Regresi Pengalaman Aparat Pengawas Intern Pemerintah dengan Pendeteksian Penyimpangan ... 96
9 Output Regresi Pengetahuan Aparat Pengawas Intern Pemerintah dengan Pendeteksian Penyimpangan ... 97
10 Uji Heterokedastisitas ... 98
11 Output Regresi Pengalaman Aparat Pengawas Intern Pemerintah melalui Intuisi Aparat Pengawas Intern Pemerintah terhadap Pendeteksian Penyimpanga ... 99
12 Output Regresi Pengetahuan Aparat Pengawas Intern Pemerintah Melalui Intuisi Aparat Pengawas Intern Pemerintah Terhadap Pendeteksian Penyimpangan ... 100
13 Output SPSS Regresi Pengalaman Aparat Pengawas Intern Pemerintah dan Intuisi Aparat Pengawas Intern Pemerintah ... 101
14 Output SPSS Regresi Pengetahuan Aparat Pengawas Intern Pemerintah dan Intuisi Aparat Pengawas Intern Pemerintah ... 102
Khairuddin Batubara : Pengaruh Pengalaman Dan Pengetahuan Aparat P e n g a w a s I n t e r n P e m e r i n t a h T e r h a d a p Pendeteksian Penyimpangan Dengan Intuisi Sebagai Variabel Intervening Di Inspektorat Kabupaten Deli Serdang, 2010.
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Penelitian
Inspektorat Kabupaten Deli Serdang sebagai salah satu institusi yang
berfungsi sebagai lembaga pengawas intern pemerintah di Kabupaten Deli Serdang,
dalam setiap melakukan pengawasan dan pemeriksaan terhadap obyek pemeriksaan
sangat perlu pengetahuan mengenai pendeteksian penyimpangan yang diperlukan
dalam rangka memenuhi kewajibannya untuk melaksanakan pekerjaan pengawasan
dan pemeriksaan di lapangan. Menurut data yang dilihat dari laporan hasil
pemeriksaan Aparat pengawas intern pemerintah yang ada di Inspektorat Kabupaten
Deli Serdang sering tidak mampu untuk mengungkapkan temuan penyimpangan dan
ketidakberesan yang dilakukan oleh objek pemeriksaan karena aparat pengawas
intern pemerintah tersebut kurang pengalaman dalam hal itu dan juga kurangnya
pengetahuan dalam mendeteksi penyimpangan tersebut serta kurang menguasai
peraturan, kode etik, standar audit yang berlaku yang ditetapkan pemerintah untuk
aparat pengawas intern pemerintah. Sehubungan dengan hal tersebut aparat pengawas
intern pemerintah memiliki tanggung jawab untuk mendeteksi penyimpangan dan
Khairuddin Batubara : Pengaruh Pengalaman Dan Pengetahuan Aparat P e n g a w a s I n t e r n P e m e r i n t a h T e r h a d a p Pendeteksian Penyimpangan Dengan Intuisi Sebagai Variabel Intervening Di Inspektorat Kabupaten Deli Serdang, 2010.
1) aparat pengawas intern pemerintah harus menentukan bahwa penyimpangan dan
ketidakberesan dalam melaksanakan pengawasan dan pemeriksaan kemungkinan
menyebabkan laporan hasil pemeriksaan salah.
2) aparat pengawas atau pemeriksa harus memahami karakteristik penyimpangan
dan ketidakberesan agar bisa menentukan penyimpangan dan ketidakberesan itu
di dalam laporan hasil pemeriksaan.
Pengetahuan aparat pengawas intern pemerintah khususnya pengetahuan
tentang pendeteksian penyimpangan semakin berkembang dengan banyaknya
pengalaman kerja. Namun hal tersebut tidaklah untuk semua aspek pengetahuan
tentang pendeteksian penyimpangan dalam suatu lingkungan pemeriksaan yang
lazim. Beberapa penelitian sebelumnya, yang mempelajari mengenai pengaruh
pengalaman dalam bidang pemeriksaan, telah menunjukkan hasil yang tidak
konsisten. Hal ini kemungkinan pada penelitian sebelumnya tidak
mempertimbangkan faktor pengetahuan yang dibutuhkan untuk menyelesaikan tugas
(Bonner, 1990; Abdolmohammadi dan Wright, 1987). Oleh karena itu dalam
penelitian ini penulis menambah variabel independen yaitu pengetahuan aparat
pengawas intern pemerintah.
Peran aparat pengawas intern pemerintah dalam melakukan fungsi
pengawasan harus didukung dengan kompetensi yang memadai akan teknik-teknik
Khairuddin Batubara : Pengaruh Pengalaman Dan Pengetahuan Aparat P e n g a w a s I n t e r n P e m e r i n t a h T e r h a d a p Pendeteksian Penyimpangan Dengan Intuisi Sebagai Variabel Intervening Di Inspektorat Kabupaten Deli Serdang, 2010.
itu dapat diperoleh melalui jenjang pendidikan secara formal maupun informal, serta
pengalaman dalam praktek pemeriksaan. Karena dalam melakukan peran
pemeriksaan dan pengawasan, seorang aparat pengawas intern harus mengumpulkan
serta mengevaluasi bukti-bukti yang digunakan sebagai dasar laporan hasil
pemeriksaan yang berkualitas.
Berdasarkan pasal 15 Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 28 tahun 2007
tentang Norma Pengawasan dan Kode Etik Pejabat Pengawas Pemerintah yang
menyatakan bahwa Pimpinan atasan langsung pejabat pengawas melakukan
pembinaan profesi dan mental melalui pendidikan formal dan pendidikan informal.
Dalam melakukan pemeriksaan biasanya aparat pengawas intern tidak
memeriksa secara keseluruhan transaksi dan bukti-bukti yang terdapat pada obyek
pemeriksaan, karena terbatas waktu dan biaya. Untuk mensiasati hal tersebut aparat
pengawas intern pemerintah melakukan pemeriksaan secara sampling. Dengan
metoda sampling maka aparat pengawas intern harus mendesain sampel yang efisien,
mengukur kecukupan bukti pemeriksaan dalam pengawasan, dan menilai hasil
sampel.
Dalam setiap melakukan pemeriksaan terhadap obyek yang ada di satuan
kerja perangkat daerah (SKPD) tidak dapat dilakukan dengan baik jika tidak
Khairuddin Batubara : Pengaruh Pengalaman Dan Pengetahuan Aparat P e n g a w a s I n t e r n P e m e r i n t a h T e r h a d a p Pendeteksian Penyimpangan Dengan Intuisi Sebagai Variabel Intervening Di Inspektorat Kabupaten Deli Serdang, 2010.
mendeteksi penyimpangan dan kecurangan secara dini serta dapat membuat
keputusan berupa rekomendasi secara tepat.
Sesuai dengan pasal 26 Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 79
tahun 2005 tentang pedoman pembinaan dan pengawasan penyelenggaraan
pemerintahan yang menyatakan bahwa Inspektorat Kabupaten/Kota melakukan
pengawasan terhadap: a) Pelaksanaan urusan pemerintahan di daerah kabupaten/kota;
b) Pelaksanaan pembinaan atas penyelenggaraan pemerintahan desa; c) Pelaksanaan
urusan pemerintahan desa. Sesuai ketentuan tersebut aparat pengawas di Inspektorat
Kabupaten Deli Serdang mempunyai tugas pokok untuk melakukan pengawasan
terhadap pelaksanaan urusan pemerintahan di daerah kabupaten dan melakukan
pengawasan pelaksanaan pembinaan atas penyelenggaraan pemerintahan desa serta
melakukan pengawasan pelaksanaan urusan pemerintahan desa.
Berdasarkan pengamatan sementara bahwa kualitas hasil pemeriksaan
Inspektorat Kabupaten Deli Serdang belum maksimal, karena kekurang mampuan
dari pada aparat pengawas intern pemerintah yang ada di Inspektorat Kabupaten Deli
Serdang untuk mengungkapkan penyimpangan yang ada, hal ini disebabkan aparat
pengawas intern pemerintah yang di Inspektorat Kabupaten Deli Serdang belum
memiliki pengalaman yang cukup untuk mengungkap penyimpangan tersebut dan
juga kurangnya pengetahuan tentang pendeteksian penyimpangan yang dimiliki oleh
Khairuddin Batubara : Pengaruh Pengalaman Dan Pengetahuan Aparat P e n g a w a s I n t e r n P e m e r i n t a h T e r h a d a p Pendeteksian Penyimpangan Dengan Intuisi Sebagai Variabel Intervening Di Inspektorat Kabupaten Deli Serdang, 2010.
Sebagaimana yang diamanatkan dalam Peraturan Pemerintah Republik
Indonesia Nomor 60 tahun 2008, salah satu penyebab ketidak maksimalnya hasil
kualitas pemeriksaan dikarenakan Inspektorat Kabupaten Deli Serdang tidak
memiliki aparat pengawas intern pemerintah yang berlatar belakang pendidikan
formal akuntansi, tehnik dan yang lainnya sebagaimana terlihat pada tabel 1.1.
Tabel 1.1. Pendidikan Formal
No Latar Belakang Pendidikan Jumlah
1 2 3 4 5
S1 Akuntansi S1 Non Akuntansi D3 Akuntansi D3 Non akuntansi SLTA
- 22
- 5 11
Selain pendidikan formal, aparat pengawas intern pemerintah dalam
melakukan pemeriksaan dan pengawasan sangat membutuhkan pengalaman yang
Khairuddin Batubara : Pengaruh Pengalaman Dan Pengetahuan Aparat P e n g a w a s I n t e r n P e m e r i n t a h T e r h a d a p Pendeteksian Penyimpangan Dengan Intuisi Sebagai Variabel Intervening Di Inspektorat Kabupaten Deli Serdang, 2010.
formal yang didukung dengan intuisi yang baik dalam melakukan pemeriksaan dan
pengawasan.
Pengetahuan khusus lain yang perlu dalam pemeriksaan adalah mengenai
penggunaan intuisi. Intuisi (intuition) merupakan spesies pasif representasi, yang
memungkinkan sensibilitas kita untuk penginderaan.
Penelitian sebelumnya menyimpulkan bahwa pengaruh antara pengalaman
dengan intuisi adalah positif yaitu semakin tinggi pengalaman dalam melakukan audit
maka semakin baik intuisi yang dimiliki auditor dan intuisi mempunyai pengaruh
yang sangat kuat dengan pendeteksian kekeliruan di Perwakilan BPK-RI di Medan,
oleh karena itu maka peneliti ingin melihat apakah sama hasilnya bila diteliti di
Inspektorat Kabupaten Deli Serdang sebagai aparat pengawas intern pemerintah.
Pemeriksaan dilaksanakan oleh orang yang memiliki pengetahuan dan
pengalaman yang cukup agar dapat memberikan informasi yang baik dan dapat
memberikan rekomendasi yang baik bagi pengguna rekomendasi. Untuk itu bagi
aparat pengawas intern pemerintah dibutuhkan keahlian dan pendidikan agar mampu
menghasilkan laporan hasil pemeriksaan yang baik. Setiap aparat pengawas harus
menjalani pendidikan dan latihan yang cukup di dalam praktek akuntansi dan teknis
pemeriksaan.
Guna kelancaran pelaksanaan pemeriksaan aparat pengawas intern pemerintah
Khairuddin Batubara : Pengaruh Pengalaman Dan Pengetahuan Aparat P e n g a w a s I n t e r n P e m e r i n t a h T e r h a d a p Pendeteksian Penyimpangan Dengan Intuisi Sebagai Variabel Intervening Di Inspektorat Kabupaten Deli Serdang, 2010.
pemeriksaan, yang meliputi standar umum, standard pelaksanaan pemeriksaan, dan
standar pelaporan yang wajib dipedomani oleh Inspektorat Kabupaten Deli Serdang.
Berdasarkan fenomena praktis di atas peneliti termotivasi untuk
melakukan penelitian lebih lanjut tentang pemeriksa intern pemerintah di
daerah dengan judul “Pengaruh Pengalaman dan Pengetahuan Aparat
Pengawas Intern Pemerintah terhadap Pendeteksian Penyimpangan dengan
Intuisi sebagai variabel intervening di Inspektorat Kabupaten Deli Serdang”.
1.2. Rumusan Masalah Penelitian
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka peneliti
merumuskan masalah penelitian sebagai berikut :
1. Apakah pengalaman aparat pengawas intern pemerintah berpengaruh terhadap
pendeteksian penyimpangan ?
2. Apakah pengetahuan aparat pengawas intern pemerintah berpengaruh terhadap
pendeteksian penyimpangan ?
3. Apakah pengalaman aparat pengawas intern pemerintah melalui intuisi aparat
pengawas intern pemerintah berpengaruh terhadap pendeteksian penyimpangan ?
4. Apakah pengetahuan aparat pengawas intern pemerintah melalui intuisi aparat
Khairuddin Batubara : Pengaruh Pengalaman Dan Pengetahuan Aparat P e n g a w a s I n t e r n P e m e r i n t a h T e r h a d a p Pendeteksian Penyimpangan Dengan Intuisi Sebagai Variabel Intervening Di Inspektorat Kabupaten Deli Serdang, 2010.
1.3 Tujuan Penelitian
Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah di atas, maka tujuan
penelitian ini adalah:
1. untuk menguji, dan mendapatkan bukti empiris pengaruh pengalaman aparat
pengawas intern pemerintah terhadap pendeteksian penyimpangan.
2. untuk menguji, dan mendapatkan bukti empiris pengaruh pengetahuan aparat
pengawas intern pemerintah terhadap pendeteksian penyimpangan.
3. untuk menguji, dan mendapatkan bukti empiris pengaruh pengalaman aparat
pengawas intern pemerintah melalui intuisi aparat pengawas intern pemerintah
terhadap pendeteksian penyimpangan .
4. untuk menguji, dan mendapatkan bukti empiris pengaruh pengetahuan aparat
pengawas intern pemerintah melalui intuisi aparat pengawas intern pemerintah
terhadap pendeteksian penyimpangan.
1.4 Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat yang berarti yaitu :
a. bagi peneliti dapat menambah wawasan dan pengetahuan tentang pengawasan
intern pemerintah serta meningkatkan kemampuan analisis dalam praktek
Khairuddin Batubara : Pengaruh Pengalaman Dan Pengetahuan Aparat P e n g a w a s I n t e r n P e m e r i n t a h T e r h a d a p Pendeteksian Penyimpangan Dengan Intuisi Sebagai Variabel Intervening Di Inspektorat Kabupaten Deli Serdang, 2010.
b. bagi Pemerintah Daerah dalam hal ini Inspektorat Kabupaten Deli Serdang pada
khususnya dan Pemerintah Kabupaten Deli Serdang pada umumnya, diharapkan
sebagai sumbangan pikiran akan arti pentingnya pengalaman, pengetahuan dan
intusi aparat pengawas intern pemerintah dalam pelaksanaan tugas pengawasan
dan pemeriksaan yang pada akhirnya mampu menghasilkan kualitas hasil
pemeriksaan yang maksimal.
c. bagi akademis diharapkan dapat memberikan referensi bagi peneliti selanjutnya
khususnya pada bidang yang sejenis.
1.5 Originalitas
Penelitian tentang pengawasan dan pemeriksaan telah banyak dilakukan,
diantaranya penelitian yang dilakukan oleh Sahat Simangunsong (2008) tentang
pengaruh pengalaman, terhadap kemampuan mendeteksi kekeliruan dengan intuisi
sebagai variabel intervening di Perwakilan BPK-RI di Medan, Tesis USU, Medan,
2008. Peneliti tertarik untuk mereplikasi penelitian ini untuk melihat hasil apakah
sama dengan penelitian sebelumnya, jika dilakukan oleh lembaga pengawasan intern
pemerintah di daerah, dalam hal ini Inspektorat Kabupaten Deli Serdang, dan
perbedaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya yaitu penulis merubah lingkup
penelitian untuk auditor di Perwakilan BPK-RI di Medan menjadi untuk aparat
Khairuddin Batubara : Pengaruh Pengalaman Dan Pengetahuan Aparat P e n g a w a s I n t e r n P e m e r i n t a h T e r h a d a p Pendeteksian Penyimpangan Dengan Intuisi Sebagai Variabel Intervening Di Inspektorat Kabupaten Deli Serdang, 2010.
Inspektorat Kabupaten Deli Serdang adalah aparat pengawas intern pemerintah
menurut Peraturan Pemerintah RI Nomor 79 tahun 2005 tentang pedoman pembinaan
dan pengawasan penyelenggaraan pemerintahan daerah, penelitian sebelumnya
dilakukan pada tahun 2008 sedangkan penelitian ini dilakukan di tahun 2009, juga
penulis menambah variabel independen yaitu pengetahuan aparat pengawas intern
pemerintah, karena penulis beranggapan sementara bahwa pengetahuan aparat sangat
berpengaruh terhadap pendeteksian penyimpangan di dalam pelaksanaan tugas
pengawasan dan pemeriksaan dan dalam penelitian terdahulu hasilnya tidak konsisten
karena tidak mempertimbangkan faktor pengetahuan yang dibutuhkan untuk
menyelesaikan tugas (Bonner, 1990; Abdolmohammadi dan Wright, 1987), serta
dengan merubah lokasi penelitian dari Perwakilan BPK-RI di Medan ke Inspektorat
Kabupaten Deli Serdang dan merubah istilah kata dalam variabel dependennya yaitu
mendeteksi kekeliruan menjadi pendeteksian penyimpangan, karena mendeteksi
kekeliruan untuk pemeriksaan keuangan sedangkan pendeteksian penyimpangan
untuk pemeriksaan keuangan, pemeriksaan kinerja dan pemeriksaan dengan tujuan
tertentu dan istilah kata pendeteksian penyimpangan yang ada di Peraturan Badan
Pemeriksa Keuangan Nomor 01 Tahun 2007 tentang Standar Pemeriksaan Keuangan
Negara. Menurut peneliti bahwa istilah kata pendeteksian kekeliruan dengan
pendeteksian penyimpangan adalah sama, hanya perbedaan istilah kata saja.
Khairuddin Batubara : Pengaruh Pengalaman Dan Pengetahuan Aparat P e n g a w a s I n t e r n P e m e r i n t a h T e r h a d a p Pendeteksian Penyimpangan Dengan Intuisi Sebagai Variabel Intervening Di Inspektorat Kabupaten Deli Serdang, 2010.
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengalaman
Dalam rangka pelaksanaan pengawasan dan pemeriksaan yang baik di
lingkungan pemerintah daerah oleh aparat pengawas intern pemerintah harus
memiliki kualitas sumber daya manusia yang didukung pengalaman dan pengetahuan
yang memadai dalam praktik pemeriksaan serta pelatihan teknis yang cukup tentang
tehnik dan etika sebagai aparat pengawas internal pemerintah. Keahlian aparat
pengawas terbentuk karena pengalaman dan pengetahuan aparat pengawas.
Disamping itu pengalaman juga akan mempengaruhi tingkat pengetahuan aparat
aparat pengawas. Semakin banyak pengalaman yang aparat pengawas dapati maka
akan semakin tinggi pengetahuan mereka tentang bidang tersebut. Pengaruh
pengalaman terhadap pengetahuan sangatlah penting diperlukan dalam rangka
kewajiban aparat pengawas terhadap tugasnya untuk memenuhi standar umum audit.
Menurut Suwarta, (2006), berdasarkan penelitian bahwa pengalaman audit
dapat mengurangi efek kekinian pada pertimbangan pemeriksa (auditor). Sesuai
dengan teori yang menyatakan bahwa pemeriksa (auditor) yang lebih berpengalaman
Khairuddin Batubara : Pengaruh Pengalaman Dan Pengetahuan Aparat P e n g a w a s I n t e r n P e m e r i n t a h T e r h a d a p Pendeteksian Penyimpangan Dengan Intuisi Sebagai Variabel Intervening Di Inspektorat Kabupaten Deli Serdang, 2010.
atau positif. Pengalaman pemeriksa (auditor) mampu untuk memetakan informasi
sehingga tidak terjebak oleh urutan informasi yang diterimanya.
Berdasarkan penelitian-penelitian terdahulu, faktor pengalaman berpengaruh
terhadap kinerja auditor (Ashton, 1991; dan Tubbs, 1992). Penelitian lain
memberikan bukti bahwa pengalaman auditor mempunyai dampak yang signifikan
terhadap kinerja, walaupun hubungannya tidak langsung. Hubungan antara
pengalaman auditor dengan kinerja melalui variable “intervening” efek pengetahuan
mengenai pekerjaan (job knowledge) (Schmidt dan John, 1986), terutama
pengetahuan tentang tugas secara spesifik (Bonner, 1990).
Sularso dan Na’im (1999) menjelaskan berdasarkan penelitian yang
dilaksanakan terhadap Kantor Akuntan Publik di Solo dan Jakarta menarik
kesimpulan bahwa penggunaan banyaknya tahun pengalaman untuk akuntan
pemeriksaan sebagai satu-satunya ukuran keahlian adalah kurang tepat. Penelitian
yang hampir sama dilakukan oleh Noviyanti (2002) yang menyimpulkan bahwa
pengalaman akan berpengaruh positif terhadap pengetahuan pemeriksa (auditor)
tentang jenis kekeliruan. Penelitian tersebut juga menyimpulkan bahwa program
pelatihan mempunyai pengaruh yang lebih besar dalam peningkatan keahlian. Hasil
penelitian memberikan bukti bahwa pelatihan yang dilakukan oleh auditor
(pemeriksa) akan meningkatkan keahlian mereka untuk melakukan pemeriksaan
Khairuddin Batubara : Pengaruh Pengalaman Dan Pengetahuan Aparat P e n g a w a s I n t e r n P e m e r i n t a h T e r h a d a p Pendeteksian Penyimpangan Dengan Intuisi Sebagai Variabel Intervening Di Inspektorat Kabupaten Deli Serdang, 2010.
Literatur psikologi menunjukkan bahwa pengetahuan spesifik dan lama
pengalaman bekerja sebagai faktor penting untuk meningkatkan keahlian (ashton,
1991). Pendapat ini didukung oleh Mc Daniel (1988) yang memberikan bukti empiris
bahwa hubungan antara pengalaman bekerja dengan kinerja dimoderasi dengan lama
pengalaman dan kompleksitas tugas. Selain itu, penelitian yang dilakukan Bonner
(1990) menunjukkan bahwa pengetahuan mengenai spesifik tugas dapat
meningkatkan kinerja auditor berpengalaman, walaupun hanya dalam penetapan
resiko.
2.1.2 Pengetahuan
Berdasarkan Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara No.
Per/05/M.Pan/03/2008 tanggal 31 Maret 2008 menyatakan auditor harus mempunyai
pengetahuan, keterampilan, dan kompetensi lainnya yang diperlukan untuk
melaksanakan tanggung jawabnya.
Pimpinan aparat pengawas intern pemerintah harus yakin bahwa latar
belakang pendidikan dan kompetensi teknis dari aparat pengawas intern pemerintah
harus memadai untuk pekerjaan pemeriksaan yang akan dilaksanakan. Oleh karena
itu, pimpinan aparat pengawas intern pemerintah wajib menciptakan kriteria yang
memadai tentang pendidikan dan pengalaman dalam mengisi posisi di lingkungan
Khairuddin Batubara : Pengaruh Pengalaman Dan Pengetahuan Aparat P e n g a w a s I n t e r n P e m e r i n t a h T e r h a d a p Pendeteksian Penyimpangan Dengan Intuisi Sebagai Variabel Intervening Di Inspektorat Kabupaten Deli Serdang, 2010.
Pelaksana pengawasan aparat pengawas intern pemerintah harus mempunyai
tingkat pendidikan formal minimal Strata Satu (S-1) atau yang setara. Agar tercipta
kinerja audit yang baik maka aparat pengawas intern pemerintah harus mempunyai
kriteria tertentu dari pemeriksa (auditor) yang diperlukan untuk merencanakan
pemeriksaan (audit), mengidentifikasi kebutuhan profesional pemeriksa (auditor) dan
untuk mengembangkan teknik dan metodologi pemeriksaan (audit) agar sesuai
dengan situasi dan kondisi yang dihadapi unit yang dilayani oleh aparat pengawas
intern pemerintah.
Sejalan dengan hal tersebut Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara
telah mengeluarkan peraturan tentang Standar Audit Aparat Pengawasan Intern
Pemerintah Nomor: PER/05/M.PAN/03/2008 yang menyatakan bahwa Latar
belakang pendidikan pemeriksa bagi Aparat Pengawas Intern Pemerintah harus
mempunyai pendidikan formal minimal adalah strata satu atau yang setara. Dengan
latar belakang pendidikan sarjana, diharapkan memiliki daya nalar dan logika berpikir
yang lebih baik.
Untuk itu aparat pengawas intern pemerintah juga harus mengidentifikasi
keahlian yang belum tersedia dan mengusulkannya sebagai bagian dari proses
rekrutmen. Aturan tentang tingkatan pendidikan formal minimal dan pelatihan yang
diperlukan harus dievaluasi secara periodik guna menyesuaikan dengan situasi dan
Khairuddin Batubara : Pengaruh Pengalaman Dan Pengetahuan Aparat P e n g a w a s I n t e r n P e m e r i n t a h T e r h a d a p Pendeteksian Penyimpangan Dengan Intuisi Sebagai Variabel Intervening Di Inspektorat Kabupaten Deli Serdang, 2010.
Kompetensi teknis yang harus dimiliki oleh pemeriksa (auditor) adalah
auditing, akuntansi, administrasi pemerintahan dan komunikasi. Di samping wajib
memiliki keahlian tentang standar pemeriksaan (audit), kebijakan, prosedur dan
praktik-praktik pemeriksaan (audit), pemeriksa (auditor) harus memiliki keahlian
yang memadai tentang lingkungan pemerintahan sesuai dengan tugas pokok dan
fungsi unit yang dilayani oleh aparat pengawas intern pemerintah.
Dalam hal aparat pengawas melakukan pemeriksaan terhadap sistem
keuangan, catatan akuntansi dan laporan keuangan, maka aparat pengawas wajib
mempunyai keahlian atau mendapatkan pelatihan di bidang akuntansi sektor publik
dan ilmu-ilmu lainnya yang terkait dengan akuntabilitas dari objek pemeriksaan.
Aparat pengawas intern pemerintah pada dasarnya berfungsi melakukan pemeriksaan
dan pengawasan di bidang pemerintahan, sehingga aparat pengawas intern
pemerintah harus memiliki pengetahuan yang berkaitan dengan administrasi
pemerintahan.
Bonner (1990) melakukan penelitian untuk mempelajari peran pengetahuan
mengenai spesifik tugas dalam studi dampak pengalaman dalam pembuat keputusan
dan cara pengetahuan mengenai spesifik tugas mempengaruhi kinerja pemeriksa
(auditor) berpengalaman pada komponen-komponen tertentu dari pembuatan
keputusan tersebut. Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa pengetahuan
Khairuddin Batubara : Pengaruh Pengalaman Dan Pengetahuan Aparat P e n g a w a s I n t e r n P e m e r i n t a h T e r h a d a p Pendeteksian Penyimpangan Dengan Intuisi Sebagai Variabel Intervening Di Inspektorat Kabupaten Deli Serdang, 2010.
melalui komponen pemilihan dan pembobotan bukti hanya pada saat penetapan risiko
analitis.
Auditor (pemeriksa) juga harus memiliki pengetahuan yang memadai di
bidang hukum dan pengetahuan lain yang diperlukan untuk mengidentifikasi indikasi
adanya kecurangan (fraud). Pimpinan aparat pengawas intern pemerintah dan auditor
(pemeriksa) wajib memiliki keterampilan dalam berhubungan dengan orang lain dan
mampu berkomunikasi secara efektif, terutama dengan objek pemeriksaan (auditi).
Mereka wajib memiliki kemampuan dalam berkomunikasi secara lisan dan tulisan,
sehingga mereka dapat dengan jelas dan efektif menyampaikan hal-hal seperti tujuan
kegiatan, kesimpulan, rekomendasi dan lain sebagainya.
Auditor (pemeriksa) harus mempunyai sertifikasi jabatan fungsional auditor
(JFA) dan mengikuti pendidikan dan pelatihan profesional berkelanjutan (continuing
professional education) sesuai dengan jenjangnya. Pimpinan aparat pengawas intern
pemerintah wajib memfasilitasi pemeriksa (auditor) untuk mengikuti pendidikan dan
pelatihan serta ujian sertifikasi sesuai dengan ketentuan. Dalam pengusulan aparat
pengawas untuk mengikuti pendidikan dan pelatihan sesuai dengan jenjangnya,
pimpinan aparat pengawas intern pemerintah mendasarkan keputusannya pada
formasi yang dibutuhkan dan persyaratan administrasi lainnya seperti kepangkatan.
Aparat pengawas intern pemerintah wajib memiliki pengetahuan dan akses
Khairuddin Batubara : Pengaruh Pengalaman Dan Pengetahuan Aparat P e n g a w a s I n t e r n P e m e r i n t a h T e r h a d a p Pendeteksian Penyimpangan Dengan Intuisi Sebagai Variabel Intervening Di Inspektorat Kabupaten Deli Serdang, 2010.
(audit). Pendidikan profesional berkelanjutan dapat diperoleh melalui keanggotaan
dan partisipasi dalam asosiasi profesi, pendidikan sertifikasi jabatan fungsional
auditor, konferensi, seminar, kursus-kursus, program pelatihan di kantor sendiri, dan
partisipasi dalam proyek penelitian yang memiliki substansi di bidang pemeriksaan
dan pengawasan. Ashton (1991), mengemukakan bahwa pengetahuan frekuensi base
rate auditor terhadap kekeliruan laporan keuangan sangat tidak teliti dan bahwa
pengetahuan ini tidak menjadi lebih teliti dengan pengalaman. Aparat pengawas
intern pemerintah dapat menggunakan tenaga ahli apabila aparat pengawas intern
pemerintah tidak mempunyai keahlian yang diharapkan untuk melaksanakan
penugasan.
Pimpinan aparat pengawas intern pemerintah harus menggunakan advis dan
bantuan dari pihak yang berkompeten, dalam hal aparat pengawas tidak memiliki
pengetahuan, keterampilan, dan lain-lain kompetensi yang diperlukan untuk
melaksanakan seluruh atau sebagian penugasan. Tenaga ahli yang dimaksud dapat
merupakan aktuaris, penilai (appraiser), pengacara, insinyur, konsultan lingkungan,
profesi medis, ahli statistik maupun geologi. Tenaga ahli tersebut dapat berasal dari
dalam maupun dari luar organisasi. Dalam hal penggunaan tenaga ahli, aparat
pengawas intern pemerintah harus menilai kualifikasi profesional, kompetensi dan
pengalaman yang relevan, independensi dan proses pengendalian kualitas dari tenaga
Khairuddin Batubara : Pengaruh Pengalaman Dan Pengetahuan Aparat P e n g a w a s I n t e r n P e m e r i n t a h T e r h a d a p Pendeteksian Penyimpangan Dengan Intuisi Sebagai Variabel Intervening Di Inspektorat Kabupaten Deli Serdang, 2010.
Informasi yang tak lazim relatif tentang hal-hal baru lebih sulit untuk
dipahami dibandingkan informasi yang umumnya biasa terjadi, informasi itu akan
disimpan dalam ingatan kerja untuk waktu yang lama. Selama waktu tersebut,
seseorang diasumsikan mengungkapkan tambahan informasi dari ingatan jangka lama
dalam upaya untuk lebih memahami sepenuhnya terhadap informasi tak lazim. Ketika
lebih banyak informasi yang tersimpan sebelumnya dipanggil dan berhubungan
dengan informasi tak lazim dalam ingatan kerja, jejak-jejak jalinan hubungan
tambahan berkembang. Ketika berlangsung pengolahan kolaboratif internal ini,
informasi tak lazim menjadi semakin terjalin dengan potongan-potongan informasi
yang lain, yang membuatnya lebih mudah diungkapkan dan lebih mudah dipanggil
dari pada butir-butir yang lazim.
Peningkatan ketelitian penyebutan butir-butir informasi yang tak lazim
dibanding yang lazim seharusnya benar untuk para ahli karena mereka lebih sensitive
terhadap ketidakselarasan dan pengetahuan para ahli lebih terorganisasi dari pada
masyarakat umumnya, sehingga para ahli memiliki kapasitas yang lebih besar untuk
menangani informasi relevan. Hal ini memungkinkan para ahli memberikan lebih
banyak perhatian pada butir tak lazim yang memerlukan tambahan pengolahan untuk
memadukan pengetahuan dengan informasi yang ada.
Pengetahuan seorang aparat pengawas dimulai dengan pendidikan formal,
Khairuddin Batubara : Pengaruh Pengalaman Dan Pengetahuan Aparat P e n g a w a s I n t e r n P e m e r i n t a h T e r h a d a p Pendeteksian Penyimpangan Dengan Intuisi Sebagai Variabel Intervening Di Inspektorat Kabupaten Deli Serdang, 2010.
pemeriksaan (audit). Untuk memenuhi persyaratan sebagai seorang professional,
aparat pengawas harus menjalani pelatihan teknis yang cukup.
2.1.3 Pendeteksian Penyimpangan
Variabel independen yang diangkat oleh peneliti terdahulu adalah mendeteksi
kekeliruan sedangkan sekarang penulis mengangkat variabel independennya adalah
pendeteksian penyimpangan, karena menurut penulis mendeteksi kekeliruan lebih
dominan untuk pemeriksaan keuangan sedangkan pendeteksian penyimpangan adalah
untuk pemeriksaan keuangan, pemeriksaan kinerja dan pemeriksaan dengan tujuan
tertentu, hal ini sesuai dengan Peraturan Badan Pemeriksa Keuangan Nomor 1 tahun
2007 tentang Standar Pemeriksaan Keuangan Negara pada lampiran III, lampiran V
dan lampiran VII.
Pendeteksian penyimpangan ini menurut Peraturan Badan Pemeriksa
Keuangan Nomor 1 tahun 2007 tentang Standar Pemeriksaan Keuangan Negara pada
lampiran III, lampiran V dan lampiran VII dalam pernyataan standar pelaksanaan
tambahan adalah :
Khairuddin Batubara : Pengaruh Pengalaman Dan Pengetahuan Aparat P e n g a w a s I n t e r n P e m e r i n t a h T e r h a d a p Pendeteksian Penyimpangan Dengan Intuisi Sebagai Variabel Intervening Di Inspektorat Kabupaten Deli Serdang, 2010.
maupun penyalahgunaan wewenang dapat terjadi, 3) pemeriksa harus merancang pemeriksaan dengan tujuan untuk memberikan keyakinan yang memadai guna mendeteksi kecurangan dan penyimpangan dari ketentuan peraturan perundang-undangan yang dapat berdampak material terhadap hal yan diperiksa.
Pengetahuan mengenai penyimpangan diperlukan dalam rangka memenuhi
kewajibannya dalam standar pekerjaan lapangan. Sehubungan dengan hal tersebut
aparat pengawas intern pemerintah memiliki tanggung jawab untuk mendeteksi
penyimpangan dan ketidakberesan:
Pengetahuan aparat pengawas intern atau pemeriksa khususnya pengetahuan
tentang penyimpangan semakin berkembang dengan banyaknya pengalaman kerja.
Namun hal tersebut tidaklah untuk semua aspek pengetahuan tentang penyimpangan
dalam suatu lingkungan pemeriksaan yang lazim.
2.1.4 Intuisi
Intuisi merupakan eureka factor yang artinya bahwa pengetahuan yang
diperoleh tanpa pemikiran rasional. Berdasarkan kamus bahasa Indonesia intuisi
merupakan daya atau kemampuan mengetahui atau memahami sesuatu tanpa
difikirkan atau dipelajari. Agor (1998) menyatakan bahwa intuisi merujuk pada
kemampuan untuk memberi kode, menyortir, dan mengakses kebermaknaan atau
relevansi hasil keputusan masa lalu secara efisien. Intuisi bukan merupakan suatu
daya kognitif yang terlahir atau kemampuan yang digunakan sesuai kehendak,
Khairuddin Batubara : Pengaruh Pengalaman Dan Pengetahuan Aparat P e n g a w a s I n t e r n P e m e r i n t a h T e r h a d a p Pendeteksian Penyimpangan Dengan Intuisi Sebagai Variabel Intervening Di Inspektorat Kabupaten Deli Serdang, 2010.
pembuat keputusan menggunakan intuisi, mereka mengalami suatu proses yang
otomatis dan secara tidak sadar mengambil dari struktur kognitif yang dibentuk
melalui pengalaman. Meskipun secara tidak langsung menyebut intuisi menurut
Gibbins (1984) dalam Sularso (1999) mengungkapkan, setelah menelaah berbagai
pustaka juga mengembangkan preferensi respon yang lebih cepat dibandingkan
akuntan yang belum berpengalaman karena efisiensi pemamfaatan struktur memori
yang tersimpan dalam ingatan jangka panjang. Cara kerja proses kreatif fenomena
dari alam bawah sadar atau intuisi terdiri dari empat tahapan menurut Graham Wallis
(1926) dalam Simangunsong (2008) yaitu :
a. Tahap persiapan, pada tahapan ini kita mendefenisikan masalah atau
tujuan dan mengumpulkan semua informasi terkait dan menentukan kriteria untuk memverifikasi apakah sebuah solusi bisa diterima atau tidak.
b. Tahap inkubasi, pada tahap ini mundur dari persiapan dan membiarkan pikiran kita bekerja dibelakang layar. Sama seperti tahap persiapan, tahap ini bisa berakhir dalam beberapa menit, minggu ataupun bahkan bertahun-tahun.
c. Tahap iluminasi, pada tahap ini ide-ide muncul dari pikiran yang
menyediakan dasar untuk respons kreatif. Ide-ide tersebut berupa bagian-bagian dari keseluruhan atau langsung keseluruhan. Berbeda dengan tahap lainnya, tahap ini berlangsung singkat dan sering berupa inspirasi sesaat. d. Tahap verifikasi, tahap ini merupakan tahapan akhir dimana pengujian
dilakukan untuk menentukan apakah inspirasi yang diperoleh dari tahap sebelumnya memenuhi kriteria dan keinginan yang ditentukan pada tahap persiapan.
Adanya kerja sama yang erat antara alam bawah sadar yang berpikiran
rasional dengan alam bawah sadar yang bercorak intuitif untuk membantu pemecahan
Khairuddin Batubara : Pengaruh Pengalaman Dan Pengetahuan Aparat P e n g a w a s I n t e r n P e m e r i n t a h T e r h a d a p Pendeteksian Penyimpangan Dengan Intuisi Sebagai Variabel Intervening Di Inspektorat Kabupaten Deli Serdang, 2010.
Peranannya dalam pemecahan masalah sangat besar dan tidak kalah dengan cara
berpikir rasional karena itu intuisi merupakan sesuatu bentuk dari pengalaman yang
dapat dimamfaatkan oleh seseorang sebagai alat bantu untuk pengambilan
keputusannya.
2.2. Review Peneliti Terdahulu
Penelitian yang berkaitan dengan pengalaman dan pengetahuan telah banyak
dilakukan antara lain Penelitian (Bonner, 1990 dan Schmidt, 1986) menyatakan
bahwa pengalaman auditor mempunyai dampak yang signifikan terhadap kinerja,
walaupun hubungannya tidak langsung. Hubungan antara pengalaman auditor dengan
kinerja melalui variabel intervening efek pengetahuan mengenai pekerjaan (job
knowledge). Penelitian yang dilakukan Bonner (1990) menunjukkan bahwa
pengetahuan mengenai spesifik tugas dapat meningkatkan kinerja auditor
berpengalaman, walaupun hanya dalam penetapan resiko.
Penelitian Agor (1998) menyatakan bahwa intuisi merujuk pada kemampuan
untuk memberi kode, menyortir, dan mengakses kebermaknaan atau relevansi hasil
keputusan masa lalu secara efisien. Intuisi bukan merupakan suatu daya kognitif yang
terlahir atau kemampuan yang digunakan sesuai kehendak, melainkan suatu
kemampuan belajar dari atau diambil dari pengalaman. Ketika para pembuat
Khairuddin Batubara : Pengaruh Pengalaman Dan Pengetahuan Aparat P e n g a w a s I n t e r n P e m e r i n t a h T e r h a d a p Pendeteksian Penyimpangan Dengan Intuisi Sebagai Variabel Intervening Di Inspektorat Kabupaten Deli Serdang, 2010.
secara tidak sadar mengambil dari struktur kognitif yang dibentuk melalui
pengalaman.
Penelitian Sularso dan Na’im, (1999), Analisis Pengaruh Pengalaman
Akuntan pada Pengetahuan dan Penggunaan Intuisi dalam Mendeteksi Kekeliruan.
Variabel yang diamati : Pengalaman Akuntan dalam melakukan audit dipengaruhi :
pengetahuan audit, penggunaan intuisi. Hasil yang diperoleh 1. Pengalaman akuntan
dalam melakukan audit berpengaruh pada pengetahuan audit untuk mendeteksi
kekeliruan. 2. Pengalaman berpengaruh pada tingkat penggunaan intuisi dalam
mengambil keputusan. 3. Keputusan penggunaan intuisi umumnya mengalami suatu
proses yang otomatis dan secara tidak sadar mengambil keputusan berdasar struktur
kognitif yang dibentuk dari pengalaman. 4. Akuntan publik yang berpengalaman akan
mengembangkan preferensi alternatif pendapat yang lebih cepat dibandingkan dengan
akuntan yang belum berpengalaman.
Penelitian Noviyanti, (2002), Pengaruh Pengalaman dan Pelatihan Terhadap
Struktur Pengetahuan Auditor Tentang Kekeliruan. Variabel yang diamati Keahlian
auditor diperoleh dari : pengalaman dan pelatihan. Hasil yang diperolehnya 1.
Pengalaman mempunyai pengaruh yang positif dan signifikan terhadap pelatihan
auditor pada pelanggaran atas tujuan pengendalian jika sesuatu terjadi. 2. Pelatihan
yang didapat dari pengalaman khusus mempunyai pengaruh yang lebih besar dalam
Khairuddin Batubara : Pengaruh Pengalaman Dan Pengetahuan Aparat P e n g a w a s I n t e r n P e m e r i n t a h T e r h a d a p Pendeteksian Penyimpangan Dengan Intuisi Sebagai Variabel Intervening Di Inspektorat Kabupaten Deli Serdang, 2010.
auditor dan peningkatan program pelatihan materi tentang kekeliruan akan membuat
pemeriksa menjadi lebih tahu tentang jenis-jenis kekeliruan yang mungkin terjadi
dilapangan dan lain-lain yang berhubungan dengan kekeliruan tersebut.
Penelitian Batubara (2008) melakukan penelitian tentang analisis pengaruh
latar belakang pendidikan, kecakapan profesional, pendidikan berkelanjutan, dan
independensi pemeriksa terhadap kualitas hasil pemeriksaan (studi empiris pada
Bawasko Medan). Adapun hasil penelitian tersebut adalah sebagai berikut :
1. Latar belakang pendidikan, kecakapan profesional, pendidikan berkelanjutan, dan
independensi pemeriksa secara simultan berpengaruh signifikan terhadap
kualitas hasil pemeriksaan pada Bawasko Medan.
2. Secara parsial hanya latar belakang pendidikan yang tidak berpengaruh secara
signifikan terhadap kualitas hasil pemeriksaan pada Bawasko Medan.
Penelitian Simangunsong (2008) tentang pengaruh pengalaman terhadap
kemampuan mendeteksi kekeliruan dengan intuisi sebagai variabel intervening,
dimana hasil penelitiannya adalah pengaruh antara pengalaman dengan intuisi adalah
positif yaitu semakin tinggi pengalaman dalam melakukan audit maka semakin baik
intuisi yang dimiliki auditor dan intuisi mempunyai pengaruh yang sangat kuat
dengan pendeteksian kekeliruan serta pengalaman dapat berpengaruh langsung ke
Khairuddin Batubara : Pengaruh Pengalaman Dan Pengetahuan Aparat P e n g a w a s I n t e r n P e m e r i n t a h T e r h a d a p Pendeteksian Penyimpangan Dengan Intuisi Sebagai Variabel Intervening Di Inspektorat Kabupaten Deli Serdang, 2010.
(sebagai intervening) baru ke keliruan, dimana hubungan langsung lebih besar dari
pada hubungan tidak langsung.
Tinjauan peneliti terdahulu berupa tahun penelitian, nama peneliti, variabel
penelitian dan hasil penelitian dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 2.1. Tinjauan atas Penelitian Terdahulu
No
Nama Peneliti / Tahun
Topik Penelitian Variabel Yang
Digunakan Hasil Penelitian
1 2 3 4 5
Adanya dampak yang signifikan antara pengalaman auditor walupun hanya dalam penetapan resiko.
Khairuddin Batubara : Pengaruh Pengalaman Dan Pengetahuan Aparat P e n g a w a s I n t e r n P e m e r i n t a h T e r h a d a p Pendeteksian Penyimpangan Dengan Intuisi Sebagai Variabel Intervening Di Inspektorat Kabupaten Deli Serdang, 2010.
Pengalaman akuntan dalam mela kukan audit berpengaruh Pada pe ngetahuan audit untuk mendeteksi kekeliruan.
Pengalaman berpengaruh pada tingkat penggunaan intuisi dalam mengambil keputusan.
Keputusan penggunaan intuisi umumnya mengalami suatu proses yang otomatis dan secara tidak sa dar mengambil keputusan berdasar struktur kognitif yang dibentuk dari pengalaman.
Akuntan publik yang brpengala man akan mengembangkan prefe rensi alternatif pendapat yang lebih cepat dibandingkan dengan yang positif dan signifikan terhadap pelatihan auditor pada pelanggaran atas tujuan pengendalian jika sesuatu terjadi. Pelatihan yang didapat dari pengalaman khusus mempunyai pengaruh yang lebih besar dalam peningkatan keahlian dari pada program tradisional.
Khairuddin Batubara : Pengaruh Pengalaman Dan Pengetahuan Aparat P e n g a w a s I n t e r n P e m e r i n t a h T e r h a d a p Pendeteksian Penyimpangan Dengan Intuisi Sebagai Variabel Intervening Di Inspektorat Kabupaten Deli Serdang, 2010. kualitas hasil pemeriksaan pada Bawasko Medan. Secara parsial hanya latar belakang pendidikan yang tidak berpengaruh secara signifikan terhadap kualitas hasil pemeriksaan pada Bawasko dengan intuisi adalah positif yaitu semakin tinggi pengalaman dalam melakukan audit maka semakin baik intuisi yang dimiliki auditor dan intuisi mempunyai pengaruh yang sangat kuat dengan pendeteksian kekeliruan serta pengalaman dapat berpengaruh langsung ke keliruan dan dapat juga berpengaruh tidak langsung yaitu pengalaman ke intuisi (sebagai intervening) baru ke keliruan, dimana hubungan langsung lebih besar dari pada hubungan tidak langsung
BAB III
KERANGKA KONSEP DAN HIPOTESIS
3.1 Kerangka Konsep
Berdasarkan landasan teori dan rumusan masalah penelitian, peneliti
mengidentifikasi independen variabel yaitu pengalaman aparat pengawas intern
pemerintah (X1), dan pengetahuan aparat pengawas intern pemerintah (X2), yang
diperkirakan mempengaruhi secara parsial terhadap pendeteksian penyimpangan
Khairuddin Batubara : Pengaruh Pengalaman Dan Pengetahuan Aparat P e n g a w a s I n t e r n P e m e r i n t a h T e r h a d a p Pendeteksian Penyimpangan Dengan Intuisi Sebagai Variabel Intervening Di Inspektorat Kabupaten Deli Serdang, 2010.
menguji faktor intuisi aparat pengawas intern pemerintah (Z) yang mempengaruhi
hubungan antara pengalaman dan pengetahuan aparat pengawas intern pemerintah
dalam pendeteksian penyimpangan.
Secara ringkas kerangka konseptual yang menjelaskan pengaruh pengalaman
dan pengetahuan aparat pengawas intern pemerintah melalui intuisi aparat pengawas
intern pemerintah terhadap pendeteksian penyimpangan dapat dilihat pada
gambar 3.1.
Gambar 3.1. Kerangka Konseptual
Variabel Independen Variabel Intervening Variabel Dependen
Khairuddin Batubara : Pengaruh Pengalaman Dan Pengetahuan Aparat P e n g a w a s I n t e r n P e m e r i n t a h T e r h a d a p Pendeteksian Penyimpangan Dengan Intuisi Sebagai Variabel Intervening Di Inspektorat Kabupaten Deli Serdang, 2010.
Berdasarkan kerangka konseptual di atas, maka dapat dijelaskan secara
teoritis antara variabel independen dan dependen. Dengan demikian maka kerangka
konsep penulis dalam penelitian ini adalah pendeteksian penyimpangan (Y) (sebagai
variabel dependen) dipengaruhi oleh pengalaman aparat pengawas intern pemerintah
(X1) dan pengetahuan aparat pengawas intern pemerintah (X2) (sebagai variabel
independen) secara parsial dan disamping itu penulis juga akan menguji pendeteksian
penyimpangan melalui intuisi aparat pengawas intern pemerintah (Z) dipengaruhi
oleh pengalaman aparat pengawas intern pemerintah (X1) dan pengetahuan aparat
pengawas intern pemerintah (X2).
Berkaitan dengan hal tersebut dapat diprediksi bahwa semakin tinggi/rendah
pengalaman dan pengetahuan aparat pengawas intern pemerintah maka semakin
tinggi/rendah pula pendeteksian penyimpangan dalam melakukan pengawasan atau
pemeriksaan; dan semakin tinggi/rendah pengalaman aparat pengawas intern melalui
intuisi aparat pengawas intern pemerintah maka semakin tinggi/rendah pula
pendeteksian penyimpangan dalam melakukan pengawasan atau pemeriksaan serta
semakin tinggi/rendah pengetahuan aparat intern pemerintah melalui intuisi aparat
pengawas intern pemerintah maka semakin tinggi/rendah pula pendeteksian
penyimpangan dalam melakukan pengawasan atau pemeriksaan.
Khairuddin Batubara : Pengaruh Pengalaman Dan Pengetahuan Aparat P e n g a w a s I n t e r n P e m e r i n t a h T e r h a d a p Pendeteksian Penyimpangan Dengan Intuisi Sebagai Variabel Intervening Di Inspektorat Kabupaten Deli Serdang, 2010.
Berdasarkan landasan teori, penelitian sebelumnya dan kerangka konseptual,
maka pernyataan hipotesis dalam penelitian ini adalah:
1. Pengalaman aparat pengawas intern pemerintah berpengaruh terhadap
pendeteksian penyimpangan.
2. Pengetahuan aparat pengawas intern pemerintah berpengaruh terhadap
pendeteksian penyimpangan.
3. Pengalaman aparat pengawas intern pemerintah melalui intuisi aparat pengawas
intern pemerintah berpengaruh terhadap pendeteksian penyimpangan.
4. Pengetahuan aparat pengawas intern pemerintah melalui intuisi aparat pengawas
Khairuddin Batubara : Pengaruh Pengalaman Dan Pengetahuan Aparat P e n g a w a s I n t e r n P e m e r i n t a h T e r h a d a p Pendeteksian Penyimpangan Dengan Intuisi Sebagai Variabel Intervening Di Inspektorat Kabupaten Deli Serdang, 2010.
BAB IV
METODE PENELITIAN
4.1 Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini dapat dikatakan sebagai penelitian kausal yaitu tipe
penelitian dengan karakteristik masalah berupa sebab akibat antara dua variabel atau
lebih. untuk melihat hubungan variabel pengalaman aparat pengawas intern
pemerintah dan variabel pengetahuan aparat pengawas intern pemerintah yang belum
pasti, Umar (2008) menyebutkan desain kausal berguna untuk menganalisis
bagaimana suatu variabel mempengaruhi variabel lain.
4.2 Lokasi dan Waktu Penelitian
Lokasi penelitian dilakukan di Inspektorat Kabupaten Deli Serdang, yang
beralamat di Jalan Mawar No. 6 Lubuk Pakam. Sedangkan jangka waktu
penelitian dari bulan April 2009 sampai dengan bulan Juni 2009.
Khairuddin Batubara : Pengaruh Pengalaman Dan Pengetahuan Aparat P e n g a w a s I n t e r n P e m e r i n t a h T e r h a d a p Pendeteksian Penyimpangan Dengan Intuisi Sebagai Variabel Intervening Di Inspektorat Kabupaten Deli Serdang, 2010.
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh pegawai negeri yang ada di
Inspektorat Kabupaten Deli Serdang yang berjumlah 38 (tiga puluh delapan) orang,
sesuai dengan Peraturan Daerah Kabupaten Deli Serdang Nomor 5 Tahun 2007
tanggal 14 November 2007 tentang Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja
Perangkat Daerah Kabupaten Deli Serdang sebanyak 1 orang Inspektur, 1 orang
Sekretaris, 4 orang Inspektur pembantu wilayah, 12 orang kepala Seksi, 3 orang
kepala Sub bagian dan 17 orang staf pemeriksa.
Jenis penelitian ini adalah sensus, menurut Erlina dan Mulyani (2007) jika
Peneliti menggunakan seluruh elemen populasi menjadi data penelitian maka disebut
sensus. Sensus digunakan jika elemen popolasi relatif sedikit dan bersifat heterogen.
Sehingga seluruh populasi, yaitu staf Inspektorat Kabupaten Deli Serdang yang
berjumlah 38 (tiga puluh delapan) Orang, dijadikan sampel. Metode yang digunakan
adalah metode survey, menurut Ikhsan dan Ghozali (2006) merupakan pengumpulan
data primer yang diperoleh secara langsung dari sumber asli.
4.4 Metode Pengumpulan Data
Sumber data penelitian merupakan faktor penting yang menjadi pertimbangan
dalam penentuan metode pengumpulan data. Sumber data dalam penelitian ini
adalah data primer. Indriantoro dan Supomo (1999) menyebutkan data primer
merupakan sumber data penelitian yang diperoleh secara langsung dari sumber asli.
Khairuddin Batubara : Pengaruh Pengalaman Dan Pengetahuan Aparat P e n g a w a s I n t e r n P e m e r i n t a h T e r h a d a p Pendeteksian Penyimpangan Dengan Intuisi Sebagai Variabel Intervening Di Inspektorat Kabupaten Deli Serdang, 2010.
kuesioner. Prosedur pengambilan data dalam penelitian ini dilakukan dengan
memberikan kuesioner secara langsung kepada para responden yang dijadikan
sampel.
Sugiyono (1999), kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang
dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pertanyaan tertulis
kepada responden untuk dijawabnya.
Dalam penelitian ini yang akan diberikan kuesioner adalah seluruh staf
Inspektorat Kabupaten Deli Serdang yang berjumlah 38 (tiga puluh delapan) orang.
Tahapan dalam penyebaran dan pengumpulan kuesioner dibagi dalam dua tahap,
yaitu tahap pertama adalah melakukan penyebaran kuesioner kepada seluruh staf
Inspektorat Kabupaten Deli Serdang, karena jumlah hanya 38 (tiga puluh delapan)
maka hanya sekali sebar kepada seluruh staf di Inspektorat Kabupaten Deli Serdang,
kemudian menunggu pengisian kuesioner tersebut selama 6 (enam) hari kerja. Tahap
yang kedua adalah setelah 6 (enam) hari kerja pengambilan kuesioner yang telah diisi
oleh staf Inspektorat Kabupaten Deli Serdang untuk dilakukan pengolahan data.
Jenis data dalam penelitian ini adalah data subyek, menurut Indriantoro dan
Supomo (1999) data subyek adalah jenis data yang berupa opini, sikap, pengalaman
atau karakteristik dari seseorang atau sekelompok orang yang menjadi subyek
penelitian (responden). Dengan demikian data subyek merupakan data yang