• Tidak ada hasil yang ditemukan

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 5.1 Hasil penelitian

5.2 Pembahasan .1 Pengetahuan

Hasil penelitian ini didapatkan bahwa tingkat pengetahuan lansia

mempunyai pengetahuan baik yaitu 81,7% dengan jumlah responden sebanyak 49

responden. Hal ini sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Etty

Rekawati dalam penelitiannya Gambaran Kemampuan (Pengetahuan, Sikap Dan

Praktek) Lanjut Usia Dalam Pemenuhan Perawatan Diri Di Panti Tresna Wredha

Budi Mulya Jakarta Timur didapatkan bahwa tingkat pengetahuan lansia berada

pada kategori sangat baik yaitu sebanyak 72,22% (n=36) responden.

Hal ini sesuai dengan teori bahwa Pada lansia terjadi perubahan kognitif

(Mubarak,2006). Pengetahuan merupakan hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah

orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Dan salah satu

faktor yang mempengaruhi tingkat pengetahuan adalah pendidikan (Notoatmodjo

2007). Akan tetapi pendidikan pada dasarnya tidak hanya dapat diperoleh dari

bangku sekolah (formal) tetapi juga di lingkungan keluarga, masyarakat, dan dari

media lainnya seperti majalah, berita, dll (Fahrun 2009). Menurut Friedman

(1998) fungsi keluarga sebagai fungsi pendidikan yaitu bahwa keluarga

mempunyai peran dan tanggung jawab besar untuk mempertahankan keadaan

kesehatan anggota keluarga sesuai dengan penelitian ini didapatkan bahwa lansia

mayoritas tinggal bersama dengan keluarga sebanyak 83,3%.

Menurut undang-undang no 13 tahun 1998 berbunyi bahwa usia lanjut

adalah seseorang yang mencapai 60 tahun ke atas. Dalam penelitian ini seluruh

responden berada diatas 60 tahun keaatas dan mayoritas 60-74 dan usia ini

menurut WHO dapat dikategorikan dalam lanjut usia elderly .

Menurut Siagiaan (1995) Pengetahuan dipengaruhi oleh umur dilihat dari

kedewasan psikologis dalam penelitian ini didapatkan bahwa lansia 60-74 tahun

sebanyak 80%, dalam WHO usia 60-74 masuk pada kategori elderly dan pernyataan ini dukung oleh notoadmodjo (2003) bahwa pengetahuan seseorang

bertumbuh sesuai dengan pertumbuhan usia.

Pengetahuan perawatan diri pada genitalia memiliki persentasi benar paling

rendah bahwa mayoritas responden menyetujui pernyataan perawatan diri pada

orang tua sebanyak 30% dengan jumlah responden 18 orang hal ini dilihat dari

nomor pertanyaan 14.

Dalam kehidupan sehari-hari kebersihan merupakan hal yang sangat penting

dan harus diperhatikan karena kebersihan akan mempengaruhi kesehatan,

kenyamanan, keamanan, dan kesejahteraan. Praktik hygiene seseorang

dipengaruhi oleh faktor pribadi, sosial dan budaya. Jika seseorang sakit, biasanya

masalah kebersihan kurang diperhatikan terutama pada lansia. Hal ini terjadi

karena biasanya menganggap masalah kebersihan adalah masalah sepele, padahal

jika hal tersebut dibiarkan terus dapat mempengaruhi kesehatan (Isro’in &

Andarmoyo, 2012).

Pada lansia terjadi perubahan fisik terkhususnya pada sistem

genitourinaria. Perkemihan Hipertropi kelenjar prostate dapat terjadi pada pria lansia. Hipertropi ini memperbesar kelenjar dan tekanannya terletak pada leher

kandung kemih akibatnya infeksi traktus urinarius, sering berkemih inkontinensia,

dan terjadi retensi urin (wahjudi,2000). Pada keluarga membicarakan bagian alat

kelamin merupakan sesuatu yang sangat tabu, segan untuk memberitahukan atau

mengingatkan kembali saat dilakukan penelitian.

5.2.2 Perilaku

Hasil penelitian yang didapatkan bahwa mayoritas lansia memiliki

perilaku dengan kategori cukup sebanyak 58,3% dengan jumlah responden 35

orang. Perilaku merupakan suatu respon atau reaksi seseorang terhadap stimulus,

adanya suatu kondisi dan situasi yang memungkinkan. Dari hasil-hasil studi yang

dilakukan oleh organisasi kesehatan dunia (WHO) dan para ahli pendidikan

kesehatan, terungkap memang benar bahwa pengetahuan masyarakat tentang

kesehatan sudah tinggi, tetapi praktek mereka masih rendah (Notoadmodjo,2010).

Hasil penelitian yang didapatkan bahwa mayoritas lansia memiliki

perilaku dengan kategori cukup sebanyak 58,3% dengan jumlah responden 35

orang. Hal ini kemungkinan berhubungan juga dengan status pekerjaan yang

mayoritas sebagai petani 78,3%. Faktor yang mempengaruhi praktik perawatan

diri adalah adalah status sosioekonomi, sumberdaya sosioekonomi mempengaruhi

jenis dan tingkat praktik kebersihan yang digunakan (Potter,2005). Pekerjaan

bukanlah sumber kesenangan, tetapi lebih banyak merupakan cara mencari

nafkah sebagaimana kodrat manusia. Tingginya partisipasi kerja pada penduduk

lanjut usia ini disebabkan oleh beberapa faktor, antara lain proses penuaan,

struktur penduduk, tingkat sosial ekonomi masyarakat yang membaik, umur

harapan hidup penduduk lanjut usia yang bertambah panjang, jangkauan

pelayanan kesehatan, serta status kesehatan penduduk lanjut usia yang bertambah

baik. Alasan penduduk lanjut usia masih bekerja antara lain disebabkan oleh

jaminan sosial dan kesehatan yang masih kurang (Setiabudhi, 2005.).

Penyebab kurangnya perawatan diri pada lansia adalah kebiasaan di usia

muda serta kelemahan dan ketidakmampuan fisik (Mubarak, 2006), sesuai

dengan hasil penelitian bahwa 78,3% memiliki pekerjaan sebagai petani sehingga

berpengaruh pada perilaku, hasil penelitian menunjukkan lansia berperilaku

semakin tidak memperhatikan perawatan diri. Aktivitas di sawah merupakan

kegiatan rutin yang dilakukan sehingga memakan waktu yang pada akhirnya juga

mereka meninggalkan kewajiban melakukan perawatan diri. Kuntjoro (2002)

yang menyatakan bahwa proses menua (aging process) adalah proses alami yang disertai adanya penurunan kondisi fisik, psikologis maupun sosial yang saling

berinteraksi satu sama lain. Keadaan itu cenderung berpotensi menimbulkan

masalah kesehatan secara umum seperti kurangnya kemampuan responden dalam

melakukan personal hygiene. Pada penelitian ini di dapatkan lansia mayoritas tidak melakukan mandi 2 kali dalam sehari 78,3% lansia ini sulit melakukan

mandi pada pagi hari.

Rachman (2000) menyatakan umumnya kelompok lansia kurang

memperhatikan estetika penampilan dirinya terutama perawatan kebersihan diri

tubuh secara fisik, hal ini sesuai hasil penelitian sebanyak 98,3% respoden

menjawab tidak melakukan pertanyaan terkait dengan selesai buang air besar atau

buang air kecil daerah kelamin tidakdibersihkan dengan sabun. Hal ini juga

didukung oleh kurangnnya motivasi dari lansia itu sendiri yang kebanyakan

menyatakan bahwa kalau sudah tua sudah tua tidak seharusnya mandi 2 kali

dalam sehari apa lagi dengan melakukan kebersihan pada daerah genitalia hal ini

dapat dilihat pada tabel 5 dengan no pertanyaan 1 bahwa lansia tidak melakukan

mandi 2 kali dalam 1 hari.

Menurut tarwoto (2004) bahwa pengetahuan yang baik dapat

meningkatkan kesehatan. Kendati demikian, pengetahuan itu sendiri tidaklah

pembelajaran tentang penyakit atau kondisi yang mendorong individu untuk

meningkatkan personal hygiene. Hal ini sesuai dengan penelitian bahwa mayoritas responden memiliki kesehatan yang baik sebanyak 46,7%.

Dalam kehidupan sehari-hari kebersihan merupakan hal yang sangat

penting dan harus diperhatikan karena kebersihan akan mempengaruhi kesehatan,

kenyamanan, keamanan, dan kesejahteraan. Praktik hygiene seseorang

dipengaruhi oleh faktor pribadi, sosial dan budaya. Jika seseorang sakit, biasanya

masalah kebersihan kurang diperhatikan terutama pada lansia. Hal ini terjadi

karena biasanya menganggap masalah kebersihan adalah masalah sepele, padahal

jika hal tersebut dibiarkan terus dapat mempengaruhi kesehatan (Isro’in &

Andarmoyo, 2012).

5.2.3 Keterbatasan Penelitian

Penelitian ini mempunyai keterbatasan bahwa penelitian ini menggunakan

kusioner tertutup sehingga kurang luas menggali bagaimana informasi bisa

didapatkan dan faktor-faktor apa mempengaruhi perilaku lansia terhadap

perawatan diri sehingga perlu dilakukan penelitian faktor yang mempengaruhi

perilaku perawatan diri. Dan dalam penelitian ini peneliti tidak membuat kriteria

inklusi terkait dengan penyakit yang di derita pada lansia.Dalam penelitian ini

didapatkan bahwa 36,7% mengalami penyakit kronis. Dalam Miller (1995)

kondisi penyakit kronis dapat membuat pada perilaku konsekuensi yang positif

maupun yang konsekuensi negatif sehingga lansia dapat belajar beradaptasi.

perilaku cukup baik 58,3 %, baik 18,3% dan kurang 23,3%. Kuntjoro (2002)

yang menyatakan bahwa proses menua (aging process) adalah proses alami yang disertai adanya penurunan kondisi fisik, psikologis maupun sosial yang saling

berinteraksi satu sama lain. Keadaan itu cenderung berpotensi menimbulkan

masalah kesehatan secara umum seperti kurangnya kemampuan responden dalam

BAB VI

Dokumen terkait