• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kinerja Keberlanjutan Perusahaan

Model perhitungan optimasi untuk kondisi eksisting perusahaan menghasilkan nilai rasio energi neto NER 6.06. Nilai ini berada dalam skala NER industri biodiesel

internasional (Souza 2010) dan di atas skala nasional (Harsono 2012). Nilai ini relatif tinggi dibanding beberapa hasil penelitian terkait. Jika dilihat dari aspek keseimbangan energi, nilai NER yang tinggi ini menunjukkan perusahaan sangat baik menjaga keberlanjutan sistem produksi. Perhatian yang tinggi perusahaan terhadap keberlanjutan konsisten dengan keaktifannya dalam setiap kegiatan RSPO (Rountable Sustainability Palm Oil) maupun ISPO (Indonesian Sustainability Palm Oil).

Model optimasi keseimbangan energi neto memperlihatkan ada 5 kelompok energi paling berpengaruh, yaitu metanol, pupuk, katalis, listrik dan bahan bakar minyak (BBM). Hasil ini relatif sama dengan hasil penelitian keseimbangan energi neto lainnya, baik di Indonesia maupun di luar negeri. Model ini akan lebih kompleks jika mempertimbangkan aspek biaya, pertimbangan variabelnya akan semakin banyak dan porsi pembahasan metoda algoritma genetikanya akan semakin luas.

Implementasi optimasi keseimbangan energi neto menunjukkan hasil nilai NER

6.18, naik 1.98% dari nilai NER kondisi eksisting. Potensi perbaikan kinerja ini bisa dikatakan kecil karena hanya mempertimbangkan perbaikan untuk kelompok energi listrik di pabrik pengolahan kelapa sawit dan pupuk yang menggunakan tandan kosong di perkebunan. Pengurangan konsumsi kedua kelompok energi tersebut sudah dilakukan perusahaan (kondisi eksisting) sehingga perbaikan yang dilakukan hanya memaksimalkan komposisi sumber energi yang selama ini digunakan.

Nilai optimasi keseimbangan energi neto perusahaan akan menjadi besar jika dilakukan pengurangan konsumsi energi pada unit energi yang memiliki pengaruh terbesar, yakni metanol. Model optimasi juga akan menghasilkan nilai yang besar jika perusahaan yang diambil sebagai contoh kasus adalah perusahaan yang pada survei awal dapat dipastikan bermasalah dalam keseimbangan energi, misalnya perusahaan yang menggunakan listrik sepenuhnya berasal dari grid PLN, atau tidak mengolah produk samping CPO atau biodiesel. Demikian pula model akan terlihat jelas memberika perbedaan jika dikembangkan sampai pada distribusi biodiesel ke pengguna akhir (pelanggan). Distribusi biodiesel menggunakan BBM solar pada sistem transportasi yang digunakan, dan pada proses pencampuran dengan solar (blinding).

Berdasarkan model optimasi keseimbangan energi neto perusahaan, terlihat hubungan antara setiap unit energi dengan jumlah biodiesel yang dihasilkan adalah linear, kecuali penggunaan metanol perbulan perusahaan yang memiliki karakteristik tersendiri. Untuk mengembangkan model keseimbangan energi neto dari skala perusahaan menjadi skala industri, hubungan antara energi input dengan energi output beserta komponenya diasumsikan linear.

Inovasi Teknologi dan Perbaikan Kinerja

Perbaikan kinerja keseimbangan energi neto industri biodiesel dalam negeri di masa akan datang, memerlukan inovasi teknologi di semua unit proses produksi biodiesel. Identifikasi teknologi dan pemilihan teknologi prioritas menggunakan metoda scenario analysis dengan tahapan sebagai berikut.

Isu Utama

Penerapan metoda scenario analysis diawali dengan menentukan isu utama

(focal issue) dari keseimbangan energi neto. Isu utama tersebut adalah pengurangan

penggunaan energi fosil di industri biodiesel, dengan fokus pada 5 kelompok energi, yaitu pupuk anorganik, listrik dari grid PLN, bahan bakar minyak (solar), metanol, dan katalis. Pada kasus ini, identifikasi faktor kunci dan variabel berpengaruh dilakukan melalui wawancara dan penyebaran kuesioner ke beberapa pakar yang memahami isu utama tersebut. Kuesioner disebarkan melalui internet secara online

kepada para pakar yang telah diidentifikasi sebelumnya.

Pengembangan dan penerapan teknologi merupakan faktor kunci dalam inovasi teknologi di industri. Berdasarkan hasil kuesioner dan wawancara para pakar, dan seleksi topik teknologi dari yang responden usulkan maka ada 5 topik inovasi teknologi yang dinilai berpengaruh dan penting untuk dikembangkan dimasa akan datang, yaitu 1 topik teknologi mengenai pengurangan produksi metanol, 1 topik penggantian pupuk unorganik, dan 3 topik penggantian listrik dari grid (PLN).

Kelima topik inovasi teknologi tersebut antara lain sebagai berikut:

a. Pengembangan teknologi kolom distilasi pada metanol recovery untuk mendapatkan rendemen yang tinggi

b. Pengembangan teknologi pembuatan kompos organik campuran tandan kosong (TKKS) dengan limbah cair pabrik (POME) untuk keperluan pupuk tanaman kelapa sawit

c. Pengembangan teknologi pembangkit listrik tenaga biomassa dari limbah padat pabrik kelapa sawit untuk menggantikan listrik dari PLN

d. Pengembangan teknologi pengolahan limbah cair untuk pembangkit listrik e. Pengembangan teknologi gasifikasi biomassa untuk pembangkitan listrik

menggantikan listrik dari PLN

Variabel Berpengaruh

Para pakar yang menjadi nara sumber dari penetian ini, diminta mengidentifikasi 6 variabel berpengaruh terhadap topik-topik teknologi tersebut di atas. Variabel-variabel tersebut adalah pendanaan, struktur industri, resiko kegagalan, kelayakan teknis, kebijakan/peraturan, dan sumber daya manusia. Empat variabel terakhir dapat diprediksi akan berkembang positif mendukung inovasi teknologi tersebut. Sedangkan struktur industri dan pendanaan membutuhkan analisis lebih yang lebih dalam.

Variabel Utama yang Dapat Diprediksi

Faktor struktur industri diarahkan kepada dampak kinerja industri jika teknologi tersebut direalisasikan. Setiap topik inovasi teknologi memberikan dampak perbaikan nilai keseimbangan energi neto industri yang berbeda. Pengembangan teknologi kolom distilasi dinilai dapat meningkatkan kinerja industri tertinggi dalam hal keseimbangan energi neto, yakni 44.43% (dengan output produk samping), dan 43.74% (tanpa produk samping) dari nilai rasio energi neto (NER) kondisi optimum perusahaan. Inovasi teknologi berikutnya adalah kompos untuk pupuk, teknologi pembangkit listrik tenaga biomasa, teknologi pengolahan limbah cair, dan teknologi gasifikasi biomasa untuk bahan baku pembangkit listrik (Tabel 24).

Tabel 24 Urutan topik inovasi teknologi berdasarkan persentase rasio energi neto

No. Inovasi teknologi Peningkatan NER (%)

Dengan produk samping Tanpa produk samping 1 Pengembangan teknologi kolom distilasi

pada methanol recovery untuk

mendapatkan rendemen yang tinggi 44.43 43.74 2 Pengembangan teknologi pembuatan

kompos organik campuran tandan kosong (TKKS) dengan limbah cair pabrik (POME) untuk keperluan pupuk tanaman kelapa sawit

3.63 3.13

3 Pengembangan teknologi pembangkit listrik tenaga biomassa dari limbah padat pabrik kelapa sawit untuk menggantikan listrik dari PLN

3.42 2.92

4 Pengembangan teknologi pengolahan

limbah cair untuk pembangkit listrik 2.70 2.23 5 Pengembangan teknologi gasifikasi

biomassa untuk pembangkitan listrik

menggantikan listrik dari PLN 0.62 0.14

Variabel Utama yang Tidak Dapat Diprediksi

Variabel pendanaan memiliki ketidak pastian yang tinggi (high uncertainty),

sehingga pemilihan teknologi bergantung pada sikap penentu kebijakan seberapa besar investasi yang mereka ingin berikan. Ketidak pastian faktor ketersediaan dana penelitian dan pengembangan teknologi berkolerasi pada besarnya biaya relatif antar satu topik teknologi dengan topik teknologi lainnya.

Sama halnya variabel kinerja industri, pengembangan teknologi kolom distilasi membutuhkan pendanaan yang paling tinggi, disusul teknologi pengeolahan limbah cair, kemudian gasifikasi biomasa, pembangkit listrik tenaga biomasa, dan teknologi pembuatan kompos untuk budi daya kelapa sawit (Tabel 25).

Tabel 25 Urutan topik inovasi teknologi berdasarkan besaran relatif investasi

No. Inovasi teknologi Potensi NER (%)

Tanpa produk samping 1 Pengembangan teknologi kolom distilasi pada

methanol recovery untuk mendapatkan rendemen

yang tinggi 43.74

2 Pengembangan teknologi pengolahan limbah cair

untuk pembangkit listrik 2.23

3 Pengembangan teknologi gasifikasi biomassa untuk

pembangkitan listrik menggantikan listrik dari PLN 0.14 4 Pengembangan teknologi pembangkit listrik tenaga

biomassa dari limbah padat pabrik kelapa sawit

untuk menggantikan listrik dari PLN 2.92

5 Pengembangan teknologi pembuatan kompos organik campuran tandan kosong (TKKS) dengan limbah cair pabrik (POME) untuk keperluan pupuk tanaman kelapa sawit

3.13

Pengembangan Skenario

Skenario perbaikan kinerja keseimbangan energi neto industri dapat dikembangkan dengan mempertimbangkan adanya kombinasi realisasi inovasi teknologi di masa akan datang. Teknologi pembangkit listrik dari produk samping misalnya, pengembangan gasifikasi biomassa, pengembangan teknologi pembangkitan berbahan bakar biomassa padat, dan pengembangan teknologi pengolahan limbah cair, memiliki tujuan yang sama, yakni menggantikan pasokan listrik dari grid PLN. Berdasarkan tingkat perbaikan kinerja NER dan investasi yang dibutuhkan, teknologi pembangkit listrik tenaga biomassa padat adalah pilihan.

Berdasarkan skenario pengembangan setiap teknologi, dan penggabungan teknologi pada unit proses yang sama tersebut di atas, maka skenario perbaikan kinerja keseimbangan energi neto yang terakhir adalah mengembangkan bersama- sama antara sinergi teknologi penggantian metanol, teknologi pembuatan kompos organik campuran tandan kosong dengan limbah cair pabrik kelapa sawit, dan teknologi pembangkit berbahan bakar biomassa padat. Jika pendanaan bukan menjadi masalah, skenario yang terakhir tersebut adalah pencapaian kinerja keseimbangan energi neto yang optimum yang dapat dilakukan industri biodiesel kelapa sawit Indonesia.

Dari tabel inovasi teknologi di atas, terlihat pernyataan-pernyataan inovasi masih bersifat umum. Hal ini dikarenakan metoda yang digunakan, yakni scenario analysis hanya mengidentifikasi topik-topik teknologi secara umum. Pernyataan

inovasi lebih rinci dapat diperoleh dengan menanyakan pakar atau responden yang mengusulkan topik tersebut. Alternatif lain adalah menggunakan Delphi Survey yang dapat mengupas topik teknologi sampai pada tingkat teknis praktis.

Pertimbangan aspek pendanaan atau pembiayaan dalam skala industri masih bersifat umum, perlu lebih rinci dan real apalagi jika melihatnya dari perpektif bisnis. Indikator keseimbangan energi neto pada penelitian ini didasarkan pada konsep GBEP yang tidak mempertimbangkan aspek pembiayaan. Sehingga untuk mempertimbangkan aspek pembiayaan dalam perancangan model optimasi keseimbangan energi neto sebuah perusahaan, akan menghadapi kompleksitas yang lebih tinggi, yang memerlukan dukungan metoda algoritma genetika yang lebih maju.

Implikasi Manajerial

Instruksi Presiden Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 2006 Tentang Penyediaan dan Pemanfaatan Bahan Bakar Nabati (Biofuel) sebagai Bahan Bakar Lain, mengamanatkan kepada Menteri Negara Riset dan Teknologi agar mengembangkan teknologi, memberikan saran aplikasi pemanfaatan teknologi penyediaan dan pengolahan, distribusi bahan baku serta pemanfaan bahan bakar nabati (biofuel) sebagai Bahan Bakar Lain. Kebijakan ini perlu ditindak lanjuti dengan penyusunan program kegiatan yang inovatif. Hasil penelitian ini dapat dipertimbangkan dalam proses penyusunan program tersebut. Metode dan model yang dihasilkan dari penelitian ini dapat digunakan oleh pengambil kebijakan dalam melakukan seleksi teknologi yang tepat untuk dikembangkan di masa akan datang.

Model ini memiliki potensi implikasi bagi perusahaan dalam perencanaan pengembangan produksi yang berkelanjutan. Dengan model ini, industri mengetahui target dan arah pengembangan produksi yang dituju. Dalam contoh ini, perusahaan dapat merencanakan pengembangan produksi dengan target keseimbangan energi neto mencapai 6.18, arah pengembangan proses produksi yang fokus pada pemanfaatan produk samping dengan masing-masing besaran sebagaimana yang dihasilkan model. Implikasi lainnya adalah perusahaan dapat merencakan pengurangan penggunaan pupuk anorganik, suplai listrik sepenuhnya untuk unit proses pengolahan, dan pengurangan penggunaan BBM solar untuk transportasi.

Hasil penelitian ini juga dapat digunakan oleh dunia penelitian dan pengembangan teknologi, khususnya dalam bidang sistem industri dan bidang bioenergi. Topik-topik inovasi teknologi yang dihasilkan dari penelitian ini dapat memperkaya informasi penelitian terutama yang tekait dengan industri biodiesel yang berkelanjutan. Pendekatan dan model yang dihasilkan dari penelitian ini, dapat dipertimbangkan untuk diterapkan pada komoditas selain biodiesel.

Dokumen terkait