• Tidak ada hasil yang ditemukan

Evaluasi Pelaku Percobaan

Untuk memenuhi induced -value theory dalam penelitian ini digunakan beberapa alat kontrol yang disarankan oleh Friendman dan Sunder (1994) yaitu: 6. Memilih 24 orang mahasiswa Srata satu (S1) sebagai pelaku/peserta

percobaan. Ke-24 mahasiswa ini mengikuti prosedur-prosedur percobaan dan menjawab semua pertanyaan yang diajukan peneliti dalam lembar keputusan. Para peserta percobaan terlihat antusias ketika mengetahui keuntungan berupa uang tunai yang diberikan pada akhir periode, sehingga cenderung dapat memenuhi kondisi monotonicity dan dominance.

7. Menciptakan lingkungan percobaan yang sesederhana mungkin dan melakukan pemeriksaan pemahaman pelaku percobaan sebelum percobaan sebenarnya dilaksanakan untuk memperoleh kondisi salience. Peserta percobaan dibebaskan untuk bertanya langsung ke meja perusahaan agar memudahkan perhitungan karena masa perjanjian yag relatif lama (17 tahun). Sebelum percobaan sebenarnya juga dilakukan simulasi perhitungan dan ilustrasi-ilustrasi perhitungan dibagikan kepada masing-masing peserta. 8. Untuk memdapatkan dominance, digunakan istilah-istilah umum asuransi dan

menghindari penggunaan istilah-istilah yang menjurus kepada sistem asuransi tertentu sehingga para peserta percobaan tidak mengetahui asuransi apa sebenarnya yang dicobakan.

Dari evaluasi pertimbangan peserta asuransi dalam memberikan premi (Lampiran 2) ternyata semua peserta (100%) mempunyai keinginan untuk mendapatkan imbalan yang tinggi sehingga dapat dianggap induced-value theory

terpenuhi.

Pengacakan-pengacakan yang dilakukan adalah:

• Pengacakan peserta untuk memperoleh kombinasi perlakuan dilakukan per periode (Lampiran 6).

• Pengacakan peran peserta diperoleh bahwa pada umur 25 tahun selama masa perjanjian tidak ada peserta yang meninggal, sedangkan pada umur 40 tahun

selama 17 tahun masa perjanjian terdapat 2 peserta yang meninggal yaitu peserta ke-3 pada tahun ke-3 dan peserta ke-5 pada tahun ke-14 masa perjanjian.

• Pengacakan inflasi diperoleh untuk tiap periode ialah 5.8%, 7%, 3.8%, 6.5% dan 6.1%.

• Pengacakan investasi per tahun diperoleh berturut-turut 9%, 11%, 10%, 12%, 11%, 12%, 9%, 9%, 8%, 11%, 12%, 10%, 11%, 12%, 10%, 12%, 12%, 10%, 11%, 12%, 10%, 12%.

Percobaan A

Premi

Sebelum melakukan analisis ragam, terlebih dahulu dilakukan uji asumsi. Hasil uji asumsi kenormalan, kehomogenan ragam dan keacakan galat terpenuhi untuk setiap respon (Lampiran 7). Rancangan percobaan dilakukan dengan nilai

α=10%

Dari hasil yang digambarkan pada Tabel 4 terlihat bahwa interaksi antara sistem asuransi dan umur tidak berpengaruh nyata terhadap premi peserta dengan nilai-p=0.534 (nilai-p>α =0.1). Faktor asuransi tidak mempengaruhi secara nyata terhadap premi peserta dengan nilai-p=0.112 (nilai-p>α=0.1), sedangkan umur berpengaruh nyata terhadap besar premi yang diberikan peserta dengan nilai- p=0.072 (nilai-p<α =0.1).

Tabel 4 Hasil analisis ragam premi percobaan A Sumber db JK K T F P

R-

Square C.V.

Duncan

Grouping Mean N PLAKUAN

Periode 4 121.9 30.5 30.5 0.965 0.393 5.517 A 275.617 10 40 Asuransi 1 646.4 646.4 2.93 0.112 B 262.508 10 25 Umur 1 856.4 856.4 3.9 0.072 Asuransi*Umur 1 90.3 90.3 0.41 0.534 Error 12 2643.1 220.3 Total 19 4361.1

Dari hasil uji lanjut terlihat bahwa rata-rata peserta dengan umur 40 tahun memberikan premi yang lebih tinggi daripada peserta dengan umur 25 tahun.

Kecenderungan ini disebabkan pada umur 40 tahun risiko meninggal lebih besar sehingga peserta memberikan investasi dalam bentuk premi yang lebih besar.

Profit Peserta

Hasil analisis ragam pada Tabel 5 menunjukkan bahwa interaksi antara sistem asuransi dan umur memiliki pengaruh nyata terhadap profit peserta dengan nilai-p=0.091 (nilai-p<α =0.1).

Tabel 5 Hasil analisis ragam profit peserta percobaan A Sumber db JK KT F P R-Square C.V.

Duncan

Grouping Mean N PLAKUAN

Periode 4 4759709 1189927 41.5 0.000 0.946 5.547 A 3316.7 5 KON40 Asuransi 1 31097 31097 1.08 0.318 A 3256.3 5 SYA40 Umur 1 1094044 1094044 38.15 0.000 B 2927.8 5 SYA25 Asuran si*Umur 1 96971 96971 3.38 0.091 C 2709.7 5 KON25

Error 12 344109 28676

Total 19 6325930

Dari hasil uji Duncan dapat dilihat bahwa pada α=0.1 rata-rata profit peserta konvensional berumur 40 tahun tidak berbeda nyata dengan sistem syariah, tetapi berbeda nyata dengan peserta 25 tahun pada kedua sistem. Rata- rata profit peserta syariah berumur 40 tahun berbeda nyata dengan peserta 25 tahun pada kedua sistem. Demikian juga rata-rata profit peserta syariah berumur 25 tahun berbeda secara nyata pada α =0.1 dengan peserta dengan umur yang sama pada sistem konvensional.

Gambar 3 Profit peserta percobaan A.

Rata-rata Profit Peserta (Rp)

2927.8 3256.3 2709.7 3316.7 0 500 1000 1500 2000 2500 3000 3500 25th 40th Umur Syariah Konvensional

Melalui grafik dapat dilihat lebih jelas adanya pengaruh interaksi antara asuransi dengan umur terhadap profit peserta karena terlihat bahwa pengaruh sistem asuransi tergantung dari umur peserta. R ata-rata profit peserta dengan umur 25 tahun lebih tinggi pada sistem syariah daripada konvensional. Sedangkan untuk peserta umur 40 tahun diperoleh rata-rata profit yang relatif sama. Hal ini disebabkan perbedaan pengertian uang pertanggungan antara asuransi syariah dengan asuransi konvensional yang dijadikan acuan persentase profit yang diterima peserta. Pada asuransi syariah uang pertanggungan berarti jumlah premi yang dibayar oleh peserta selama masa perjanjian (MTA=Manfaat Takaful Awal), sedangkan pada asuransi konvensional uang pertanggungan adalah nilai tertentu yang lebih kecil dari jumlah premi peserta selama masa perjanjian yang mengakibatkan perusahaan peserta asuransi syariah mendapatkan profit yang lebih besar daripada peserta asuransi konvensional.

Profit perusahaan

Pada hasil analisis ragam Tabel 6 terlihat bahwa interaksi antara sistem asuransi dan umur juga memiliki pengaruh nyata terhadap profit perusahaan dengan nilai-p=0.043 (nilai-p<α=0.1).

Tabel 6 Hasil analisis ragam profit perusahaan percobaan A

Sumber db JK KT F P

R-

Square C.V. Duncan

Grouping Mean N PLAKUAN

Ulangan 4 3591109 897777 17.39 0.000 0.929 14.33 A 2350.9 5 KON25 Asuransi 1 2526539 2526539 48.93 0.000 B 1531.3 5 KON40 Umur 1 1741582 1741582 33.73 0.000 B 1410.7 5 SYA25 Asuransi*Umur 1 263007 263007 5.09 0.043 C 1049.8 5 SYA40 Error 12 619683 51640 Total 19 8741919

Hasil uji Duncan memperlihatkan bahwa rata-rata profit perusahaan sistem konvensional dengan peserta 25 tahun berbeda secara nyata pada α=0.1 dengan peserta 40 tahun, juga dari perusahaan sistem syariah dengan peserta 25 tahun dan 40 tahun. Rata-rata profit perusahaan asuransi konvensio nal dengan peserta 40 tahun tidak berbeda nyata pada α=0.1 dengan rata-rata profit perusahaan syariah

dengan peserta 25 tahun, tetapi berbeda secara nyata pada α=0.1 dengan sistem syariah dengan peserta 40 tahun juga. Sementara rata-rata profit perusahaan syariah dengan peserta 25 tahun terlihat berbeda secara nyata pada α=0.1 dengan rata-rata profit perusahaan pada sistem yang sama dengan peserta 40 tahun.

Gambar 3 Profit perusahaan percobaan A

Dari grafik terlihat bahwa profit rata-rata perusahaan asuransi dari peserta umur 25 tahun jauh lebih tinggi pada sistem konvensional daripada syariah. Demikian pula halnya dari peserta dengan umur 40 tahun lebih tingg i profit perusahaan pada sistem konven sional daripada syariah namun tidak sejauh perbedaan pada peserta umur 25 tahun.

Rata-rata profit perusahaan pada sistem konvensional terlihat jauh lebih tinggi dibandingkan pada sistem syariah. Hal ini disebabkan sumber dana yang diinvestasikan diperoleh dari premi yang dibayar oleh peserta. Dana tahapan per masa masuk sekolah yang diberikan perusahaan pada peserta asuransi sistem syariah merupakan persentase dari jumlah premi yang dibayar oleh peserta, sedangkan perusahaan asuransi konvensional dari uang pertan ggungan yang lebih kecil dari jumlah premi peserta selama masa perjanjian yang mengakibatkan perusahaan asuransi konvensional mendapatkan dana untuk investasi yang lebih besar daripada sistem syariah.

Pada umur 25 tahun profit perusahaan konvensional jauh lebih tinggi dibandingkan pada umur 40 tahun. Hal ini disebabkan dalam percobaan ini tidak ada peserta yang meninggal dari peserta umur 25 tahun sehingga perusahaan sebagai pemilik dana memperoleh keuntungan yang besar (dana hangus bagi

Rata-rata Profit Perusahaan (Rp)

1410.7 1049.8 2350.9 1531.3 0 500 1000 1500 2000 2500 25th 40th Umur Syariah Konvensional

peserta). Sedangkan pada umur 40 tahun ada peserta yang meninggal sehingga perusahaan harus membayar dana kematian yang mengakibatkan profit perusahaan berkurang dibandingkan pada peserta umur 25 tahun.

Percobaan B

Sebelum melakukan pengujian, terlebih dahulu dilakukan uji asumsi kenormalan data. Hasil uji asumsi kenormalan terpenuhi untuk setiap respon (Lampiran 10). Percobaan dilakukan dengan nilai α =10%

Hasil dari uji Eksak Fisher diperoleh nilai-p = 0.00458. Nilai-p< α = 0.1 memperlihatkan bahwa kelompok umur berbeda nyata dengan sistem bermakna adanya hubungan antara umur dengan sistem asuransi yang dipilih peserta. Tabel 7 Data Frekuensi percobaan B

‚ k o n v e n ‚ s y a r i a h ‚ To t a l ƒ ƒ ƒ ƒ ƒ ƒ ƒ ƒ ƒ ˆ ƒ ƒ ƒ ƒ ƒ ƒ ƒ ƒ ˆ ƒ ƒ ƒ ƒ ƒ ƒ ƒ ƒ ˆ Fr e q u e n c y 2 5 ‚ 0 ‚ 1 2 ‚ 1 2 Ex p e c t e d ‚ 3 . 5 ‚ 8 . 5 ‚ Pe r c e n t ‚ 0 . 0 0 ‚ 5 0 . 0 0 ‚ 5 0 . 0 0 Ro w Pc t ‚ 0 . 0 0 ‚ 1 0 0 . 0 0 ‚ Co l Pc t ‚ 0 . 0 0 ‚ 7 0 . 5 9 ‚ ƒ ƒ ƒ ƒ ƒ ƒ ƒ ƒ ƒ ˆ ƒ ƒ ƒ ƒ ƒ ƒ ƒ ƒ ˆ ƒ ƒ ƒ ƒ ƒ ƒ ƒ ƒ ˆ Fr e q u e n c y 4 0 ‚ 7 ‚ 5 ‚ 12 Ex p e c t e d ‚ 3 . 5 ‚ 8 . 5 ‚ Pe r c e n t ‚ 2 9 . 1 7 ‚ 2 0 . 8 3 ‚ 5 0 . 0 0 Ro w Pc t ‚ 5 8 . 3 3 ‚ 4 1 . 6 7 ‚ Co l Pc t ‚ 1 0 0 . 0 0 ‚ 2 9 . 4 1 ‚ ƒ ƒ ƒ ƒ ƒ ƒ ƒ ƒ ƒ ˆ ƒ ƒ ƒ ƒ ƒ ƒ ƒ ƒ ˆ ƒ ƒ ƒ ƒ ƒ ƒ ƒ ƒ ˆ To t a l 7 1 7 2 4 2 9 . 1 7 7 0 . 8 3 1 0 0 . 0 0

Dari grafik (Gambar 4) tampak bahwa pada umur 25 tahun semua peserta cenderung memilih asuransi syariah sedangkan pada umur 40 tahun sebagian besar peserta juga memilih asuransi syariah.

Pilihan sistem peserta 25 tahun

100%

0%

syariah konvensional

Pilihan sistem peserta 40 tahun

58% 42%

Syariah Konvensional

Gambar 4 Persentase pilihan peserta percobaan B.

Pada percobaan ini peserta umur 25 tahun tidak ada yang memilih sistem konvensional sehingga diperoleh tiga kelompok data yaitu sistem syariah dengan peserta umur 25 tahun, sistem syariah dengan peserta umur 40 tahun dan sistem konvensional dengan peserta umur 40 tahun. Oleh karena itu sistem asuransi yang dibandingkan hanya pada peserta dengan umur 40 tahun. Two -Sample T-Test dilakukan untuk melihat perbandingan nilai tengah dari kedua kelompok data (sistem syariah umur 40 tahun dan sistem konvensional umur 40 tahun).

Premi

Dari Tabel 8 terlihat bahwa pada umur 40 tahun rat a-rata premi yang diberikan peserta asuransi syariah relatif sama dengan premi peserta asuransi konvensional pada α = 0.1 dengan nilai-p=0.574 (nilai-p>α =0.1).

Tabel 8 Two-Sample T-Test untuk p remi percobaan B Syariah 40 vs Ko nvensional 40

N Mean P-Value Premi Syariah 5 288.60 0.574

Premi Konvensional 7 287.04

Hasil ini mendukung hasil dari percobaan A yang menunjukkan bahwa sistem asuransi tidak mempengaruhi pemberian premi peserta.

Profit Peserta

Dengan α = 0.1 rata-rata profit peserta umur 40 tahun berbeda secara nyata antara peserta asuransi syariah dengan asuransi konvensional dimana nilai- p=0.004 (nilai-p<α=0.1). Nilai mean (rataan) memperlihatkan bahwa peserta asuransi konvensional mendapatkan rata-rata profit yang lebih tinggi dari peserta asuransi syariah.

Tabel 9 Two-Sample T-Test untuk profit peserta pecobaan B

Syariah 40 vs Konvensional 40

N Mean P-Value ProfitPesertaSyariah 5 2650.8 0.004 ProfitPesertaKonvensional 7 2744.1

Hasil ini terlihat kontradiksi dengan hasil yang diperoleh pada percobaan A, hal ini disebabkan pada percobaan kedua ini tidak disimulasikan peran peserta meninggal dalam masa perjanjian karena hanya dilakukan satu periode maka diasumsikan semua peserta mendapat peran yang sama yaitu hidup sampai masa perjanjian berakhir.

Profit Perusahaan

Rata-rata profit yang diperoleh perusahaan dari peserta umur 40 tahun terlihat pada Tabel 10 berbeda secara nyata pada α = 0.1 antara asuransi syariah dan konvensional dengan nilai-p=0.000 (nilai-p<α=0.1). Terlihat bahwa perusahaan asuransi konvensional mendapatkan rata-rata profit yang lebih tinggi dari perusahaan asuransi syariah. Hal yang sama terjadi pada percobaan A.

Tabel 10 Two-Sample T-Test untuk profit perusahaan percobaan B

Syariah 40 vs Konvensional 40

N Mean P -Value P rofitPerusahaanSyariah 5 2162.6 0,000 P rofitPerusahaanKonvensional 7 2934.4

Dokumen terkait