• Tidak ada hasil yang ditemukan

Hasil-hasil pertanian guna memenuhi kebutuhan harus mendapatkan penanganan pasca panen yang baik, salah satunya dengan memperhatikan tingkat standarisasi mutu yang diizinkan. Hal ini dilakukan untuk menghindari dampak buruk pada kualitas bahan yang dihasilkan seperti harga jual yang rendah yang akan menimbulkan kerugian bagi para produsen hasil pertanian tersebut.

Pada penelitian ini dilakukan pencetakan biji melinjo menjadi keripik biji melinjo (emping melinjo). Pada penelitian ini biji melinjo yang digunakan pada setiap ulangan yaitu 0,5 kg (±362 biji melinjo). Biji melinjo dicetakdengan menggunakan alat pencetak keripik biji-bijian yang dirancang menggunakan motor listrik sebagai tenaga penggeraknya. Motor listrik kemudian akan menggerakkan silinder pengepres untuk mengepres biji menjadi emping melinjo.

Pada penelitian ini emping melinjo yang dihasilkan mempunyai bentuk yang tidak seragam, karena satu emping melinjo hanya berasal dari satu biji melinjo ataupun beberapa biji melinjo, tetapi ketebalan dari emping melinjo yang dihasilkan seragam yaitu 0,1 mm. Kualitas emping melinjo yang dihasilkan adalah nomor 2 yaitu ketebalannya seragam, berwarna putih tetapi tidak bening, bentuknya beragam, bisa langsung digoreng tetapi untuk penyimpanan harus dikeringkan (kering angin) terlebih dahulu.

Perancangan Alat dan Prinsip Kerja yang Diharapkan

diharapkanbekerja dengan menggunakan dua silinder pengepres yang berputar berlawanan arah dimana biji masuk ke dalam hopper dan langsung melewati silinder pengepres yang digerakkan oleh elektromotor sehingga biji yang masuk langsung dicetak menjadi emping melinjo yang selanjutnya langsung ditampung di wadah penampung.

Pemilihan Bahan

Pemilihan bahan dan spesifikasi dari alat mempengaruhi kinerja alat yangdirancang. Bahan-bahan teknik yang digunakan dalam perancangan alat adalah baja, besi dan stainless steel.Pada waktu pemilihan bahan diusahakan bahan yang dipakai adalah bahan yang kokoh danmampu mendukung kinerja alat. Namun juga diusahakan mudah diperoleh untukmenjaga kesinambungan bahan baku apabila ada usaha untuk memproduksi alatdalam jumlah besar. Pemilihan bahan yang berkualitas namun murah juga sangatmempengaruhi biaya produksi alat.

Pengukuran dan Pemotongan Bahan

Bahan yang sudah tersedia diukur dengan meteran sesuai dengandimensinya masing-masing. Kemudian dipotong dengan gergaji atau gerinda sesuai denganukuran yang sudah digambar. Pengukuran dan pemotongan bahan dilakukandengan teliti supaya hasil potongan baik dan alat yang dihasilkan sesuai.

Pada penelitian ini, terdapat beberapa ukuran pada bahan yang digunakan. Untuk silinder pengepres mempunyai diameter 17 cm dan lebar 30,5cm. Alat ini mempunyai ukuran panjang 40 cm, lebar 45 cm dan tinggi 105 cm.

38

Perakitan Bahan

Bahan-bahan yang telah dipotong selanjutnya dirakit. Pada bahan stainless steel,hasil potongan disatukan dengan menggunakan las. Pada bahan besi, dapatdisatukan dengan menggunakan las atau baut dan mur, sedangkan baja dilengketkan ke bahan juga menggunakan baut dan mur. Bila bahan-bahan ini selesai disatukan, selanjutnya adalah merakit menjadisatu semua bahan-bahan yang telah siap menjadi satu dimana bagian-bagiannyaterdiri dari hopper, kerangka, pengepres dan saluran pengeluaran bahan.

Finishing

Kegiatan terakhir setelah perancangan alat adalah finishing yaitumelakukan pengecatan pada alat. Alat dicat sedemikian rupa agar daya tahan alatmenjadi lebih lama dan lebih indah dipandang. Selain itu, dengan melakukanpengecatan akan menambah daya jual alat karena orang akan semakin tertarikmelihatnya.

Proses Sangrai

Proses sangrai biji melinjo sangat menentukan rasa dan bentuk emping melinjo.Pada umumnya proses sangrai biji melinjo dilakukan dengan menggunakan pasir, agar panas yang diperoleh oleh tiap biji merata dan proses sangrainya lebih cepat. Jika menggunakan pasir untuk menyangrai 500 gram biji melinjo hanya dibutuhkan waktu 3,5 menit.

kemungkinan pasir akan menempel pada emping hasil cetakan. Sebelum dilakukan penyangraian biji melinjo,kuali yang digunakan dipanaskan terlebih dahulu selama 2 menit. Setelah kuali panas, dilakukan penyangraian biji melinjo sebanyak 500 gram dengan waktu 10 menit.

Prinsip penyangraian harus dengan waktu yang tepat dan temperatur yang tepat. Biji yang disangrai lama pada temperatur rendah akan menyebabkan minyak dan senyawa-senyawa kimia penting terbang sehingga emping terasa hambar. Biji yang disangrai singkat pada temperatur tinggi akan menyebabkan biji tidak matang merata, artinya kulit luar terlihat matang tapi bagian dalam tidak matang. Lama sangrai dan temperatur disesuaikan terhadap hasil akhir yang akan dicapai. Setelah tingkat sangrai dicapai, keluarkan biji dari wadah, dan selanjutnya proses pencetakan dapat dilakukan.

Proses Pencetakan

Proses pencetakanini dilakukan dengan terlebih dahulu menyangrai biji melinjo.Bahan yang siap untuk dicetak selanjutnya dimasukkan ke dalam hopper. Hopper pada alat ini berfungsi sebagai wadah pemasukan bahan sebelum menuju silinder pengepres dan memiliki daya tampung 0,5 kg. Selanjutnya bahan akan diteruskan pada silinder pengpres yang terbuat dari bahan stainless steel.

Pada penelitian ini, putaran pada silinder pengepres dihasilkan oleh putaran pada motor listrik yang dialirkan ke pulley dengan menggunakan v-belt. Pulley ini terhubung dengan poros yang juga terhubung dengan gigi (gear) yang berfungsi untuk memutar arah putaran sehingga silinder pengepres dapat berputar berlawanan arah agar dapat mengepres biji.

40

Pada bagian pengepresan ini terdapat 2 buah silinder pengepres dengan ukuran diameter 17 cm yang berputar berlawanan arah. Setelah bahan selesai dicetak, maka hasil pencetakantersebut akan berada di wadah penampung bahan. Wadah penampung bahan ini juga terbuat dari bahan stainless steel. Bahan yang sudah dicetakditandai dengan dihasilkankeripik biji melinjo (emping melinjo) yang kemudian ditampung pada wadah penampung bahan.

Pencetakan bahandilakukakan untuk memipihkan atau mengepres biji menjadi keripik biji dalam penelitian ini digunakan biji melinjo. Tujuan dilakukan pencetakan ini yaitu untuk meningkatkan nilai ekonomi dari biji melinjo tersebut. Hal ini sesuai dengan literatur Sunanto (1991) yang menyatakan bahwa emping melinjo adalah jenis makanan ringan yang bentuknya pipih bulat dibuat dari biji melinjo yang sudah tua dan harganya di pasaran cukup stabil.

Track Record Penelitian

Bila dibandingkan dengan alatpencetak keripik lain yaitu alat pembuat emping melinjo tipe jepit (manual), mesin press melinjo sistem hidraulik dan mesin pemipih emping dengan kapasitas 2-5 kg/jam, maka kapasitas alat inidikategorikan sama dengan alat tersebut, yang menjadi perbedaan yaitu pada alat pembuat emping melinjo tipe jepit pengerjaannya dilakukan secara manual. Sedangkan jika dibandingkan dengan mesin press melinjo sistem hidraulik maupun mesin pemipih emping, perbedaannya terdapat pada proses loading(pemasukan) bahan yang dilakukan secara manual, karena pada mesin

Harfianto dan Ismail (2009) yang menyatakan bahwa salah satu masalah yang terjadi pada mesin press melinjo sistem hidraulik yaitu proses loading (pemasukan bahan) dan unloading (pengeluaran bahan) yang kurang optimal, membuat kesulitan dalam pengambilan hasil pengepresan.Selain itu terdapat perbedaan pada hasil cetakan dengan menggunakan mesin press melinjo sistem hidraulik, yaitu ukuran emping melinjo yang dihasilkan lebih besar dan seragam karena pada satu emping melinjo bisa berasal dari beberapa biji melinjo.

Kapasitas Efektif Alat

Alat pencetak keripik biji-bijianmenggunakan motor listrik dengan daya 1 HP dan menggunakan speedreducer 1:18 sehingga putaran motor listrik pada silinder pengepres yaitu 47 rpm dengan diameter pulleypada motor listrik sebesar 3 inci dan pulley pada silinder pengepres sebesar 5 inci. Keamanan pada alat pencetak keripik biji-bijian masih kurang terjamin karena elemen mesin yang berputar yaitu pulley, geardan v-belttidak dilengkapi dengan penutup. Sehingga keselamatan kerja sangat perlu diperhatikan, keselamatan kerja dapat diartikan sebagai suatu usaha yang dilakukan untuk mengindari terjadinya hal-hal yang tidak diinginkan selama proses kerja.

Kapasitas efektif alat diperoleh dengan melakukan pengepresan biji melinjo sebanyak tiga kali ulangan, kemudian dihitung kapasitas efektif alat rata-rata. Pengukuran kapasitas efektif alat dilakukan dengan membagi berat bahan yang dicetak terhadap waktu yang dibutuhkan (persamaan 4). Kapasitas efektif suatu alat menunjukkan produktivitas alat selama pengoperasian tiap satuan waktu.

42

Tabel 4. Data kapasitas kerja alat pencetak keripik biji-bijian (biji melinjo) Ulangan M0 (gram) Mt (gram) t (detik) Bahan

rusak (gram) Persentase bahan rusak (%) Kapasitas alat (kg/jam) I 500 450 635 50 10 2,83 II 500 494 647 31 6,2 2,78 III 500 433 630 40 8 2,86 Total 1500 1377 1912 121 24,2 8,47 Rata-rata 500 459 637,33 40,33 8,07 2,82

Tabel 4diperoleh kapasitas efektif rata-rata alat pencetak keripik biji-bijian ini sebesar 2,82 kg/jam untuk biji melinjo. Hasil tersebut didapat dari hasil penelitian yang dilakukan dengan mencetak bahan sebanyak tiga kali ulangan, dengan setiap ulangan perlakuan menggunakan bahan seberat 0,5kg.

Hasil pengujian menunjukkan waktu rata-rata yang dibutuhkan untuk menghasilkan emping melinjo (proses persiapan bahan, penyangraian dan pencetakan) seberat 0,5 kg adalah sebesar 637,33 detik.Waktu pencetakan biji melinjo pada setiap ulangan berbeda dipengaruhi oleh penyangraian.

PersentaseKerusakan Bahan

Kerusakan bahanditandai dengan biji yang tidak tercetak, terbuang atau bentuknya rusak setelah dicetak. Pengukuran persentasekerusakan bahandilakukan dengan pengamatan secara visual hasil pencetakan. Persentase kerusakan bahandiperoleh dengan membandingkan antara berat bahan rusakdengan berat awal bahan yang dinyatakan dalam persen.

Dari penelitian yang telah dilakukan, diperoleh bahwa persentase rata-rata kerusakan bahan adalah sebesar8,07%.

diketahui seberapa besar biaya produksi sehingga keuntungan alat dapat diperhitungkan. Harga bahan baku biji melinjo yaitu Rp 11.000/kg.

Dari analisis biaya, diperoleh biaya pengepresan biji melinjo dengan alat ini sebesar Rp.3.777,53/kg untuk setiap komoditi, yang merupakan hasil perhitungan dari biaya tetap dan biaya tidak tetap terhadap kapasitas alat pencetak keripik biji-bijian.Dari analisis biaya, diperoleh total biaya tetap sebesar Rp.1.247.853,75/tahundan total biaya tidak tetap sebesarRp.10.273/jam.

Tabel 5. Biaya pokok pembuatan emping melinjo Tahun Biaya Pokok (Rp/kg)

1 4.286,8

2 3.968,21 3 3.862,16 4 3.809,22 5 3.777,53

Gambar 2. Grafik Biaya Pokok Alat Pencetak Keripik Biji-bijian

Dari grafik dapat dilihat terjadi penurunan biaya pokok tiap tahunnya untuk pembuatan emping melinjo dengan alat pencetak keripik biji-bijian. Hal ini dipengaruhi oleh biaya penyusutan (biaya tetap) pada alat yang semakin tinggi

3.400,00 3.600,00 3.800,00 4.000,00 4.200,00 4.400,00

Tahun I Tahun II Tahun III Tahun IV Tahun V

Dokumen terkait