BAB III PEMBAHASAN
C. Pembahasan
1. Pengedaran Uang Pada Kantor Bank Indonesia
Undang Undang Bank Indonesia menetapkan tugas Bank Indonesia salah satunya adalah mengatur dan menjaga kelancaran sistem pembayaran (Undang Undang Nomor 23 Tahun 1999 tentang Bank Indonesia). Tugas Bank Indonesia mengatur dan menjaga kelancaran sistem pembayaran dibagi dalam pengaturan dan penyelenggaraan kliring serta penyelesaian akhir transaksi (non tunai), serta mengeluarkan dan mengedarkan uang (tunai). Wewenang Bank Indonesia dalam mengedarkan uang adalah :
a. Menetapkan macam, harga, ciri uang, bahan uang, dan tanggal mulai berlakunya uang.
b. Mengeluarkan, mengedarkan, mencabut, menarik, dan memusnahkan uang dari peredaran.
c. Tidak memberikan penggantian atas uang yang hilang/musnah karena sebab apapun.
commit to user
Pengertian uang yang hilang atau musnah adalah uang yang karena suatu sebab, fisik dan atau tanda keasliannya telah hilang dan musnah. Namun, Bank Indonesia dapat memberikan penggantian atas uang yang karena suatu sebab telah rusak sebagian tetapi
tanda keaslian uang tersebut masih bisa diketahui dan dikenali oleh Bank Indonesia.
d. Penggantian dan penukaran uang yang dicabut dari peredaran
2. Direktorat Pengedaran Uang pada Bank Indonesia Pusat
Direktorat Pengedaran Uang dalam organisasi Bank Indonesia Pusat berada di bawah sektor Sistem Pembayaran (SP). Adapun visi dan misi dari Direktorat Pengedaran uang ini adalah :
VISI
Mewujudkan satuan kerja yang handal dalam menjadikan uang Rupiah sebagai alat pembayaran tunai yang berkualitas, dipercaya, dan diterima masyarakat.
MISI
Memenuhi kebutuhan uang Rupiah di masyarakat dlam jumlah nominal yang cukup, jenis pecahan yang sesuai, tepat waktu dan dalam kondisi yang layak edar.
Dalam hal pengedaran uang, sangat diperlukan suatu manajemen dalam mengedarkan uang. Manajemen pengedaran uang dibagi dalam empat tahapan yaitu perencanaan, pengadaan, distribusi, dan penarikan.
commit to user
a. Perencanaan
Perencanaan pengedaran uang sangat dperlukan karena untuk mengetahui berapa banyak uang yang akan diedarkan selama satu periode.
Pada bagian perencanaan memiliki tugas untuk menyusun : 1) Rencana Pengeluaran Uang
2) Rencana Pengadaan Uang, Bahan Uang, Cetak Uang
3) Rencana Distribusi Uang
4) Rencana Kebutuhan Peralatan Kas
5) Rencana Pencabutan dan Penarikan Uang
6) Rencana Pengadaan Khazanah
Pada bagian pengaturan uang, memiliki tugas antara lain :
1) Mengatur desain uang baru
2) Mengatur keamanan yang ada di dalam uang, seperti bahan uang dan teknik Cetak
3) Mengatur tingkat pemalsuan uang baru
4) Mengatur nilai intrinsik
5) Mengatur masa edar uang
6) Mengatur jumlah uang sesuai kebutuhan masyarakat
Direktorat Pengedaran Uang, dalam merencanakan uang baru harus memperhatikan desain uang, tingkat keamanan uang yang terdiri dari bahan uang dan tehnik cetak uang, memperhatikan tingkat pemalsuan
commit to user
uang, nilai instrinsik uang, masa edar pecahan, an kebutuhan masyarakat. Direktorat Pengedaran Uang juga harus memperhatikan hal-hal tertentu, meliputi :
a. Penyederhanaan satuan hitung untuk memperlancar transaksi pembayaran tunai, yakni dengan penataan kembali pecahan-pecahan yang ada. Perubahan ini dimaksudkan agar pecahan baru menjadi lebih praktis dan efisien untuk penetapan harga, perhitungan, dan pencatatan. b. Pecahan yang ada kurang dapat menampung perkembangan faktor
ekonomi seperti tingkat inflasi dan perubahan nilai tukar sehingga diperlukan pecahan baru yang akan mempermudah satuan hitung dalam transaksi pembayaran tunai.
c. Perubahan-perubahan pada uang (bahan maupun tehnik cetaknya) guna meningkatkan kualitas uang atau efisiensi pengadaan. Perubahan tersebut dapat dilakukan dengan pertimbangan :
i. Terdapat kebijaksanaan untuk melakukan perubahan terhadap ukuran uang dalam rangka standarisasi ukuran, perubahan teknik cetak, serta penambahan atau penggantian unsur pengaman, maupun gambar disain agar kalitas uang menjadi lebih baik.
ii. Tingkat pemalsuan uang yang semakin meningkat sehingga membahayakan perekonomian maupun kepercayaan masyarakat terhadap uang Rupiah.
iii. Khusus untuk uang logam agar terdapat kewajaran antara nilai intrinsik dengan nilai nominal.
commit to user
Perencanaan cetak uang yang memperhatikan faktor tambahan kebutuhan uang, penggantian uang yang dimusnahkan dan posisi kas minimum. Perencanaan pencabutan dan penarikan uang agar mencegah dan meminimalkan uang palsu, penyederhanaan pecahan, dan memperhatikan masa layak edar uang. Perencanaan kebutuhan bahan uang, ditentukan oleh jumlah uang yang akan dicetak, cadangan kesalahan cetak, persediaan bahan uang untuk kebutuhan berjaga-jaga, persediaan bahan uang yang sudah ada. Perencanaa kebutuhan peralatan perkasan ditentukan oleh efisiensi biaya dan pemanfaatan yang optimal, teknologi tepat guna, sesuai dengan kebutuhan (jenis dan jumlah), sesuai spesifikasi uang, dan aspek keamanan. Semuanya itu ditujukan untuk memperluas kegiatan perkasan.
b. Pengadaan
Pengadaan uang bagi bank Indonesia bertujuan untuk mencukupi kebutuhan uang selama satu periode,menyediakan stok persediaan akan uang dengan kondisi yang layak edar sehingga mampu mencukupi kebutuhan masyarakat. Pengadaan uang ini juga dapat membantu kelancaran sistem pembayaran. Rencana akan pengadaan uang diperhitungkan.
Manajemen pengadaan uang meliputi manajemen pengadaan uang, yaitu pengadaan bahan uang, dan pencetakan uang, serta manajemen pengadaan peralatan kas. Manajemen pengadaan bahan uang terdiri dari pemilihan pemasok, uji mutu bahan uang, proses pengadaan, asuransi, forwarding, handling. Manajemen pencetakan uang terdiri dari uji hasil cetak uang,
commit to user
cetak masal (cetak offset, cetak intaglio, dan cetak nomor), pemotongan dan pengemasan
c. Distribusi Uang
Tujuan distribusi uang adalah untuk memenuhi kebutuhan kas setiap Kantor Bank Indonesia dalam rangka menjaga posisi persediaan kas yang aman. Kebutuhan kas tersebut meliputi kebutuhan uang untuk persediaan yang seharusnya ada di khazanah.
Manajemen distribusi uang berdasarkan Rencana Distribusi Uang adalah penetapan jumlah dan komposisi pecahan yang akan dikirim untuk memenuhi kebutuhan kas setiap Kantor Bank Indonesia selama satu tahun. Dalam penyusunan RDU terdapat beberapa faktor yang harus diperhatikan yaitu :
1) Jumlah setoran dan bayaran
2) Uang yang dimusnahkan
3) Jumlah posisi kas
4) Kondisi ekonomis serta geografis daerah secara spesifik
5) Masa edar uang
6) Jarak antara depot kas dan satuan kerja kas, hal ini berpengaruh terhadap kecepatan pengiriman uang.
Manajemen pengedaran uang terdiri dari kegiatan distribusi uang dan layanan kas yang dilakukan oleh Bank Indonesia. Distribusi uang bertujuan untuk kebutuhan kas setiap kantor bank Indonesia dalam rangka menjaga posisi atau persediaan kas yang aman. Kegiatan layanan kas oleh Bank
commit to user
Indonesia, pada garis besarnya terdiri dari penerimaan setoran dari bank- bank, kegiatan bayaran, penukaran, dan layanan kas lainnya. Sasaran layanan perkasan ini adalah dalam rangka memenuhi kebutuhan masyarakat atas uang dan menjaga agar uang yang beredar tetap dalam kondisi yang layak edar.
Bank Indonesia melakukan pembayaran atas penarikan uang-uang yang masih layak edar, baik berupa uang baru, maupun hasil sortasi yang dilakukan dari setoran bank-bank sebelumnya. Dalam distribusi uang, selain melakukan kegiatan setoran dan bayaran, Bank Indonesia juga menyelenggarakan kegiatan penukaran uang.
Ketentuan penukaran uang dalam masyarakat yaitu :
1) Penukaran uang dalam pecahan yang sama dan pecahan yang lainnya.
2) Melakukan penukaran uang yang cacat atau dianggap tidak layak edar.
3) Menukarkan uang yang rusak sebagian karena terbakar atau sebab lain dengan nilai nominalnya yang bergantung pada tingkat kerusakannya.
d. Pencabutan dan Penarikan Uang
Manajemen penarikan uang, meliputi pencabutan, penarikan, dan pemusnahan. Dalam pencabutan dan penarikan uang mempertimbangkan, mencegah, dan meminimalkan uang palsu, menyederhanakan pecahan, dan masa layak edar uang. Dalam pencabutan dan penarikan uang, Bank Indonesia berwenang mengumumkan pencabutan, menentukan tanggal penarikan, dan menentukan masa penukaran. Manajemen pemusnahan uang meliputi pemusnahan uang untuk uang yang sudah tidak layak edar, dan uang yang telah dicabut dari peredaran.
commit to user
3. Sistem Pengedaran Uang Pada Kantor Bank Indonesia Solo a. Pengedaran uang pada Kantor Bank Indonesia Solo
Bank Indonesia Solo sebaga Bank Indonesia kelas III memiliki kewenangan mengatur pengedaran uang di wilayah Subosukowonosraten (Surakarta, Boyolali, Sukoharjo, Wonogiri, Sragen, dan Klaten). Pengedaran uang di wilayah-wilayah tersebut diatur sesuai dengan aturan yang ditentukan. Bank Indonesia kelas III hanya memiliki kewenangan untuk melakukan dua cara pengedaran uang, yaitu melakukan kegiatan distribusi uang serta melakukan kegiatan penarikan dan pencabutan uang. Kegiatan-kegiatan diatas dilakukan oleh bagian perkasan KBI Solo yang biasa kita sebut sebagai kegiatan manajemen operasional kas.
Kegiatan manajemen operasional kas pada Bank Indonesia memiliki tiga sistem manajemen yang kesemuanya terdiri dari beberapa sub sistem. Tiga sistem manajemen tersebut antara lain :
1) Kegiatan Layanan Kas
Kegiatan layanan kas yang dilakukan oleh KBI Solo tidak hanya menangani tukar menukar uang tetapi ada beberapa kegiatan lain yang dilakukan, seperti :
a. Layanan penyetoran
Layanan penyetoran ini meliputi dua bagian, yaitu : i) Setoran bank-bank
Layanan Bank Indonesia kepada bank umum dengan cara mengkredit rekening bank umum yang ada di Bank Indonesia. Setoran bank-bank ini dilaksanakan setiap hari pada loket tersendiri, dimulai pada pukul 08.30 hingga pukul 12.00. Setoran
commit to user
ini memiliki tujuan untuk pemenuhan kebutuhan masyarakat melalui bank umum.
ii) Setoran non bank
Setoran non bank ini adalah setoran tunai selain setoran bank, contohnya adalah setoran pembayaran denda BPR jika BPR mengalami keterlambatan laporan bulanan dan setoran anggaran operasional per unit kerja Kantor Bank Indonesia Solo.
b. Layanan pembayaran
Layanan pembayaran terdiri atas : i) Pembayaran bank
Pembayaran bank diatas maksudnya adalah penarikan dana oleh Bank Indonesia dengan cara mendebet rekening dari bank umum dan BPR. Tujuan dari kegiatan ini adalah untuk memenuhi kebutuhan keuangan yang dibutuhkan oleh bank.
ii) Pembayaran non bank
Pembayaran non bank adalah kegiatan operasional kas yang dilakukan diluar pembayaran untuk bank. Contohnya adalah pembayaran tagihan biaya operasional kantor, pembayaran administrasi gaji pensiunan pegawai Bank Indonesia, melaksanakan administrasi uang palsu, dan pembayaran non bank lainnya. Pembayaran tagihan biaya operasional kantor harus disertai dengan adanya Surat Perintah Membayar (SPM) yang disetujui oleh Deputi tiap masing-masing unit kerja yang kemudian akan dilanjutkan pembayaran kepada pihak-pihak penagih.
commit to user
Ketentuan setoran bayaran yang mulai berlaku mulai tahun 2007 terdapat tiga jenis laporan yang disampaikan bank umum kepada Bank Indonesia, yaitu : laporan rencana penarikan atau penyetoran, laporan posisi long short dan square serta laporan proyeksi mingguan yang dilaporkan sesuai dengan jadwal pelaporan namun belum terdapat format untuk monitoring laporan-laporan tersebut.
TABEL 3.1
Data Jumlah Setoran (Inflow) Uang Kertas dan Uang Logam periode tahun 2008 s/d 2010
BULAN 2008 2009 2010
commit to user FEBRUARI 448.096.492.000 706.647.938.900 431.719.678.216 MARET 390.980.393.816 458.208.893.800 231.258.926.774 APRIL 462.095.366.191 446.015.149.050 504.815.431.400 MEI 334.803.013.030 440.411.541.005 200.462.929.595 JUNI 167.916.631.330 185.422.508.900 321.593.162.600 JULI 431.881.728.250 494.591.021.790 342.506.752.113 AGUSTUS 360.955.892.950 579.720.540.316 463.157.912.500 SEPTEMBER 227.693.992.925 511.994.486.453 1.114.932.278.248 OKTOBER 1.346.244.317.533 1.023.700.137.886 691.691.322.150 NOPEMBER 426.881.126.101 205.340.168.900 405.313.013.000 DESEMBER 399.509.524.200 180.546.342.636 402.740.956.400 Jumlah 5.719.281.971.926 6.155.979.230.486 5.744.931.770.571 RATA 476.606.830.994 512.998.269.207 478.744.314.214
Sumber : Kantor Bank Indonesia Solo (2011)
Diagram 3.2
commit to user
Sumber : Kantor Bank Indonesia (2011)
Tabel 3.2
Data Jumlah Bayaran (Outflow) Uang Kertas dan Uang Logam Periode 2008-2010
commit to user BULAN 2008 2009 2010 JANUARI 15.666.273.364 7.182.664.800 3.877.654.800 FEBRUARI 6.206.675.1 77 5.906.538.550 28.732.137.574 MARET 5.696.36 4.170 89.597.842.025 3.034.052.370 APRIL 23.735.927.3 40 246.434.123.400 11.912.217.970 MEI 39.470.208.9 00 9.544.829.800 36.711.902.175 JUNI 107.818.108.59 0 190.110.018.325 114.691.488.700 JULI 11.845.823.7 50 62.456.064.950 258.893.432.175 AGUSTUS 16.364.928.9 50 20.965.702.168 356.623.653.540 SEPTEMBER 737.958.660.01 5 550.279.183.146 832.497.795.625 OKTOBER 5.237.503.9 65 5.683.892.045 14.935.757.085 NOPEMBER 5.758.199.3 75 5.870.910.200 146.000.260.153 DESEMBER 459.417.429.03 0 1.588.695.735 411.345.616.415 Jumlah 1.435.176.102.62 6 1.195.620.465.14 4 2.219.255.968.58 2 RATA 119.598.008.55 2 99.635.038.7 62 184.937.997.38 2
Sumber : Kantor Bank Indonesia (2011)
Diagram 3.3
commit to user
Sumber : Kantor Bank Indonesia Solo (2011)
Data cash flow pengedaran uang pada tahun 2008 hingga 2010 menunjukkan perbandingan yang seimbang, aliran kas masuk (inflow) lebih besar daripada kas keluar (outflow), sehingga banyak UTLE yang ditarik dari peredaran dan digantikan dengan ULE, sehingga Bank Indonesia secara langsung dapat mengontrol kebijakan uang bersih di masyarakat.
c. Layanan penukaran
Layanan penukaran uang ini memiliki kendala yang harus dihadapi oleh Bank Indonesia, kendala itu adalah kemampuan BI dalam memenuhi Uang Pecahan Kecil (UPK) di masyarakat. Oleh karena itu, BI harus bekerjasama dengan bank umum dan BPR. Layanan penukaran ini bersifat terbuka dan tidak ada biaya tambahan yang menyertainya. Layanan penukaran terbagi menjadi dua, yaitu :
i) Layanan loket Bank Indonesia
Loket penukaran uang bagi masyarakat dibuka khusus hari Senin dan Kamis dimulai pukul 08.00-10.30. Layanan loket ini menerima penukaran uang rusak, uang tidak layak edar, dan uang yang telah dicabut peredarannnya / uang kadaluarsa. Semua uang yang ditukar oleh masyarakat akan
commit to user
diganti dengan uang baru dan layak edar dari Bank Indonesia. Penukaran uang tidak dikenai biaya tambahan dan loket penukaran akan lebih ramaii jika mendekati hari besar keagamaan.
Tabel 3.3
Data Hasil Penukaran Uang Kertas dan Uang Logam Periode Tahun 2008 s/d 2010
commit to user Bulan 2008 2009 2010 Januari 1.857.550.000 2.130.310.000 1.675.300.000 Pebruari 1.691.427.000 1.980.348.600 4.525.589.000 Maret 1.724.900.100 1.709.247.000 1.063.969.000 April 2.273.500.025 2.488.984.000 1.180.145.000 Mei 2.564.700.050 1.626.595.000 5.231.309.000 Juni 3.327.400.000 2.712.732.000 3.768.911.000 Juli 3.570.100.000 2.759.100.000 11.804.396.000 Agustus 4.431.892.000 12.791.996.000 53.040.516.000 September 33.919.600.025 24.937.870.000 14.980.641.000 Oktober 1.225.246.000 1.903.924.000 2.326.018.000 Nopember 1.218.400.000 3.192.232.000 1.398.356.000 Desember 1.055.800.000 1.055.100.000 1.050.049.000 Jumlah 58.860.515.200 59.288.438.600 102.045.199.000
Sumber : Kantor Bank Indonesia Solo (2011)
Penukaran uang di loket Bank Indonesia selama 3 tahun terakhir menunjukkan peningkatan yang pesat. Dilihat dari jumlah uang yang ditotal sejak dari tahun 2008 hingga tahun 2010, perkembangannya meningkat tajam, hal ini menandakan bahwa kesadaran masyarakat akan uang bersih semakin meningkat. Dampak yang dirasakan adalah kebijakan Clean Money Policy dapat dilaksanakan dengan baik oleh Bank Indonesia. Tetapi jika dihitung setiap bulan, terlihat bahwa lonjakan penukaran uang terjadi pada bulan Juli-September 2010, dan yang paling tinggi jumlah nominalnya ada pada bulan Agustus 2010, penukaran uang mencapai Rp 53.040.516.000.Terjadinya lonjakan penukaran
commit to user
disebabkan karena datangnya hari raya Idul Fitri, dimana penukaran banyak dilakukan satu bulan sebelum dan 1 bulan sesudah hari raya. Melalui tabel penukaran diatas, dapat digambarkan grafik seperti dibawah ini
Diagram 3.4
Hasil Penukaran Uang Kertas & Uang Logam Periode Tahun 2008-2010
Sumber : Kantor Bank Indonesia Solo (2011)
ii) Layanan kas keliling
Layanan kas keliling bertujuan dalam rangka melaksanakan
kebijakan clean money policy. Tidak hanya itu, kas keliling juga
turut serta dalam mencegah peredaran uang palsu. Tindakan yang dilakukan salah satunya adalah melakukan kegiatan sosialisasi ciri-ciri keaslian uang rupiah kepada masyarakat dan perbankan. Kegiatan Sosialisasi Keaslian Uang Rupiah yang telah dilaksanakan selama periode tahun 2007 s/d 2009 adalah sebagaimana berikut :
commit to user
b. Tahun 2010 sebanyak 21 kali kegiatan.
c. Tahun 2011 sebanyak 11 kali kegiatan.
Adapun pelayanan penukaran uang yang diberikan oleh mobil keliling meliputi :
a. Penukaran uang pecahan besar (Rp. 100.000,- dan Rp. 50.000,untuk ditukar dengan uang pecahan kecil, serta
b. Penukaran uang tidak layak edar (lusuh, rusak, cacat, dicabut dari peredaran) untuk ditukar dengan uang layak edar/baru
TABEL 3.4
Data Jumlah Hasil Penukaran Uang Kertas & Uang Logam Melalui Kegiatan Kas Keliling Periode Tahun 2008 s/d 2010
Bulan 2008 2009 2010 Januari 4.150.000.000 3.900.000.000 1.050.000.000
commit to user Maret 3.500.000.000 2.100.000.000 1.500.000.000 April 3.750.000.000 2.250.000.000 2.250.000.000 Mei 4.301.300.000 1.950.000.000 - Juni 3.600.500.000 - 298.895.000 Juli 4.200.000.000 4.500.000.000 1.425.000.000 Agustus 4.051.000.000 420.000.000 2.000.000.000 September - 2.400.000.000 500.000 Oktober 3.350.000.000 3.150.000.000 - Nopember 4.000.000.000 2.100.000.000 - Desember 2.750.000.000 - - Jumlah 41.702.800.000 26.170.000.000 10.174.395.000
Sumber : Kantor Bank Indonesia Solo (2011)
Hasil penukaran uang melalui mobil kas keliling tahun 2008 hingga 2010 dapat dikatakan mengalami penurunan. Terlihat pada tahun 2008, jumlah tertinggi sebanyak Rp 4.301.300.000 terjadi pada bulan Mei, namun pada bulan September tidak dilakukan kegiatan kas keliling, sehingga pada September 2008 tidak ada catatan jumlah nominal hasil penukaran kas keliling. Pada tahun 2009 dapat dilihat bahwa penukaran terendah sepanjang tahun 2009 yang hanya mencapai Rp 420.000.000 terjadi pada bulan Agustus. Tahun 2009 terjadi dua kali peniadaan kegiatan kas keliling yaitu pada bulan Juni dan Desember, sehingga data tidak tercatat pada tabel di atas. Selanjutnya ada pada tahun 2010, penurunan jumlah penukaran uang sangat menonjol, ditambah pula pada tahun 2010 terjadi empat kali
commit to user
peniadaan kegiatan kas keliling yang terjadi pada bulan Mei, Oktober, Nopember, dan Desember. Penurunan jumlah penukaran disebabkan karena kurangnya sosialisasi masyarakat akan keberadaan kas keliling ini serta kurangnya SDM Kas sehingga pada tahun 2010 sering terjadi peniadaan kas keliling. Perlu diketahui bahwa agenda kegiatan kas keliling bersifat rahasia, sehingga terkadang sosialisasi pada masyarakat dilakukan secara mendadak, karena hal ini semata hanya untuk tujuan keamanan saja.
2) Kegiatan Pengolahan Uang
Salah satu kegiatan yang dilakukan oleh perkasan Bank Indonesia adalah kegiatan pengolahan uang. Kegiatan pengolahan uang adalah kegiatan yang bertugas untuk mengolah dan mengatur uang mulai dari uang yang layak untuk diterima sampai dengan proses penghancuran uang oleh mesin. Kegiatan-kegiatan ini meliputi :
a. Hitung Ulang Manual ( HUM )
Kegiatan hitung ulang manual dilakukan oleh bagian perkasan Bank Indonesia. Bagian perkasan melakukan pengolahan, penghitungan, dan penyortiran uang atas Setoran Bank-Bank (SBB) masuk maupun non bank, uang yang masuk hasil penukaran loket maupun kas keliling, dan semua uang yang keluar dari hasil sortasi dan peracikan uang. dengan cara manual. Cara manual yang dimaksud adalah penghitungan dengan menggunakan mesin hitung kipas sederhana.
commit to user
Sortasi berasal dari kata ”sortir” yang berarti pemilahan sesuatu
untuk dipilih yang terbaik.
Bank Indonesia juga melakukan pemilahan uang yang biasa disebut dengan sortasi uang. Kegiatan sortasi uang ini bertujuan untuk memilah antara UTLE dan ULE. Kegiatan ini dilakukan dengan cara otomatis dengan memakai mesin-mesin canggih yang biasa disebut dengan Mesin Sortasi Uang Kertas (MSUK). Kantor Bank Indonesia Solo memiliki 3 (tiga) jenis mesin sortasi uang Kertas diantaranya yaitu :
1.) MSUK CPS-1500, mesin sortasi UK berkapasitas tinggi yang dilengkapi dengan peracikan uang. Kapasitas kecepatan dalam 1 (satu) menit dapat mengolah UK sebanyak 1500 (seribu lima ratus) lembar/bilyet. Sehingga dalam 1 (satu) jam dapat mengolah 90.000 lembar/bilyet atau 90 (sembilan puluh) brood.
2.) MSUK Glory UW-100, mesin sortasi UK berkapasitas sedang. Mesin ini hanya mampu melakukan penghitungan dan pensortiran UK tanpa peracikan. Kapasitas kecepatan dalam 1 (satu) jam dapat mengolah UK sebanyak 40 (empat puluh) brood.
3.) MSUK BPS-200, Mesin sortasi UK berkapasitas sedang. Sama dengan Glory UW-100, mesin ini hanya mampu melakukan penghitungan dan pensortiran UK tanpa peracikan dengan kapasitas kecepatan dalam 1 (satu) jam dapat mengolah UK sebanyak 40 (empat puluh) brood.
commit to user
c. Kegiatan Racik Uang
Hasil sortasi Uang Tidak Layak Edar oleh kas langsung diolah dan diracik. Sebelum melakukan peracikan uang, Perkasan membuat Berita Acara Pemusnahan terlebih dahulu yang ditandatangani oleh Deputi Sistem Pembayaran. Pemberian Tanda Tidak Berharga (PTTB) atas uang lusuh dan uang yang telah dicabut dari peredaran untuk selanjutnya dilakukan peracikan dengan menggunakan Mesin Racik Uang Kertas (MRUK). Uang hasil racikan mesin ini berubah menjadi suwiran kertas kecil yang kemudian dipadatkan menjadi briket balok yang selanjutnya limbah briket hasil racikan uang ini akan dibuang di tempat pembuangan akhir yang telah ditentukan oleh Kantor Bank Indonesia Solo. Tipe mesin yang digunakan dalam peracikan uang ini adalah tipe MRUK Custer CDS 250, mesin ini memiliki kapasitas meracik uang sebanyak 500 brood setiap 2,5 jam sekali.
commit to user
TABEL 3.5
Data Hasil Pengolahan MRUK periode tahun 2008 s/d 2010 (Dalam Jutaan Rupiah)
Bulan 2008 2009 2010 Januari 199.992.176.000 43.777.892.000 226.204.535.000 Pebruari 184.681.605.000 33.336.675.100 173.372.113.500 Maret 232.643.474.000 32.615.610.000 236.102.890.000 April 253.354.662.000 43.513.898.600 234.218.736.000 Mei 216.601.365.000 28.310.266.000 212.418.902.000
commit to user Juni 175.791.410.500 19.071.569.000 307.980.649.800 Juli 230.616.994.000 16.195.736.000 325.570.897.000 Agustus 201.000.882.000 7.408.786.800 343.006.143.000 September 122.834.378.000 106.419.264.000 663.206.815.900 Oktober 348.708.203.500 246.823.444.500 627.204.707.000 Nopember 207.163.402.000 215.459.702.000 383.832.436.000 Desember 36.459.460.000 194.980.019.000 398.750.029.000 Jumlah 2.409.848.012.000 987.912.863.000 4.131.868.854.200
Sumber : Kantor Bank Indonesia Solo (2010)
Kegiatan pengolahan uang dengan mesin racik dilakukan setiap hari oleh Bank Indonesia. Dilihat dari tahun 2008 hingga 2010 jumlah uang yang diracik tidak dapat dipastikan naik atau turunnya, hal ini dikarenakan jumlah UTLE yang diracik setiap harinya juga berbeda-beda. Jumlah data per bulan seperti ada diatas adalah jumlah akumulasi dari peracikan uang setiap harinya.
3) Kegiatan Distribusi Uang
Tujuan distribusi uang adalah untuk memenuhi kebutuhan pelaksanaan kegiatan remise (retur uang) dari Kantor Bank Indonesia Solo ke Kantor Regional Bank Indonesia (KRBI) Semarang. Frekuensi kegiatan remise masuk/keluar ke KRBI Semarang periode tahun 2008 s/d 2010 adalah sebagaimana tabel berikut :
i) Tahun 2008 remise masuk sebanyak 7 kali kegiatan dan remise
commit to user
ii) Tahun 2009 remise masuk sebanyak 6 kali kegiatan dan remise keluar
sebanyak 21. kali kegiatan.
iii) Tahun 2010 remise masuk sebanyak 13 kali kegiatan dan remise
keluar sebanyak 7 kali kegiatan.
b. Sumber Daya Manusia (SDM) Kasir KBI Solo.
Seksi Operasional Kas KBI Solo saat ini memiliki SDM Kasir sebanyak 16 (enam belas) orang kasir, dengan uraian berdasarkan Golongan dan Jabatan adalah sebagai berikut :
1. 1 (satu) orang G.IV / Kasir Muda Senior (KsMuS).
2. 1 (satu) orang G.III / Kasir Muda I (KsMu I).
3. 6 (enam) orang G.III / Kasir Muda II (KsMu II).
4. 2 (satu) orang G.II / Kasir Pertama (KSRPE).
5. 9 (Sembilan) orang G.I / Kasir Dasar (KsDa).
Terbagi ke dalam 3 (tiga) kelompok tugas sebagai berikut :
i) Layanan fiat bayar, penukaran, bayaran, setoran non bank dan
admin kas, terdiri dari 7 (tujuh) orang Kasir, diantaranya : 1 (satu) orang KsMuS, 1 (satu) orang KsMu I, 2 (tiga) orang KsMu II, 1 (satu) orang KSRPE dan 3 (dua) orang KsDa.
ii) Layanan Loket Setoran Bank, terdiri dari 5 (lima) orang Kasir,
diantaranya : 2 (dua) orang KsMu II, dan 3 (dua) orang KsDa. iii) Layanan Hitung Ulang Manual, terdiri dari 5 (lima) orang Kasir,
diantaranya : 2 (dua) orang KsMu II, dan 3 (tiga) orang KsDa. c. Implementasi dan pengaruh pengedaran uang pada masyarakat
Operasional kas yang dilakukan Bank Indonesia memiliki tujuan dan pengaruh penerapan di masyarakat, adapun pengaruh pengedaran uang dan
commit to user
sistem manajemen operasional kas Bank Indonesia Solo pada masyarakat di Surakarta adalah :
1. Melaksanakan Kebijakan Clean Money Policy
Clean money policy adalah kebijakan dimana uang yang layak digunakan adalah uang yang bersih, tidak lusuh, dan tidak robek. Bank Indonesia senantiasa berupaya untuk dapat memenuhi kebutuhan uang kartal di masyarakat baik dalam nominal yang cukup, jenis pecahan yang sesuai, tepat waktu, dan dalam kondisi yang layak edar. Penyetoran UTLE ini merupakan bagian tugas dan peranan Bank
Indonesia dalam Clean Money Policy atau mengedarkan uang sesuai
nilai pecahannya dalam kondisi segar dan bersih. Dalam program ini, kantor BI Solo siap mengganti berapa pun jumlah UTLE yang disetorkan perbankan maupun masyarakat dengan uang yang masih baru