• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Lembaga, Fungsi dan Saluran Tataniaga Lembaga Tataniaga

Lembaga tataniaga merupakan pihak-pihak yang terlibat dalam melakukan kegiatan tataniaga yaitu menyalurkan kentang dari produsen sampai ke konsumen akhir. Lembaga tataniaga yang terlibat dalam penelitian tataniaga kentang di Desa Sangiang, Kecamatan Banjaran, Kabupaten Majalengka, Jawa Barat terdiri dari:

a. Petani adalah penduduk Desa Sangiang yang melakukan pemanenan kentang pada bulan Desember 2012-Januari 2013. Petani beperan sebagai produsen karena memproduksi kentang untuk dijual kepada lembaga tataniaga selanjutnya yaitu pedagang pengumpul maupun pedagang besar. Petani mempunyai peran sebagai price taker karena bargaining position

petani lemah dalam menentukan harga. Petani tidak mempunyai kekuatan besar dalam penentuan harga karena terdapat faktor seperti keterbatasan modal, rendahnya pengetahuan dan pengalaman petani khususnya dalam memasarkan kentang. Faktor tersebut menjadikan sebagian besar petani menjual kepada pedagang pengumpul.

b. Pedagang pengumpul merupakan golongan pedagang perantara dari Desa Sangiang yang mempunyai peran untuk mengumpulkan hasil panen kentang dan sayuran lainnnya dari petani-petani Desa Sangiang. Selanjutnya pedagang pengumpul melakukan penjualan kepada pedagang besar maupun pedagang pengecer. Pedagang pengumpul mempunyai kekuatan dalam menentukan harga kepada petani karena pedagang pengumpul lebih mengetahui informasi pasar serta memberikan bantuan modal kepada petani. c. Pedagang besar yaitu golongan pedagang perantara dengan peran membeli kentang dan sayuran lainnya dari pedagang pengumpul dan petani khususnya dari Desa Sangiang, Kecamatan Banjaran. Terdapat 2 pedagang besar yaitu pedagang besar lokal dan non lokal. Pedagang besar lokal yaitu berada di Kabupaten Majalengka (Pasar Maja), sedangkan pedagang besar non lokal berada di luar Kabupaten Majalengka yaitu Kabupaten Bekasi (Pasar Induk Cibitung) dan Kabupaten Indramayu (Pasar Jatibarang). Untuk pedagang besar di Pasar Jatibarang membeli kentang dari pedagang besar Pasar Maja.

d. Pedagang pengecer yaitu golongan pedagang perantara yang melakukan pembelian kentang dan sayuran lainnya dari pedagang pengumpul maupun pedagang besar kemudian menjualnya langsung kepada konsumen akhir. Pedagang pengecer lokal berada di Kabupaten Majalengka (Pasar Talaga), sedangkan pedagang pengecer non lokal berada di luar Kabupaten Majalengka yaitu dari Kabupaten Kuningan (Pasar Kepuh), Kabupaten Ciamis (Pasar Kawali), dan Kabupaten Indramayu (Pasar Baru Indramayu).

Fungsi Tataniaga

Lembaga tataniaga melakukan berbagai fungsi tataniaga untuk memperlancar proses penyampaian barang dari produsen sampai kepada konsumen akhir. Fungsi tataniaga terdiri dari fungsi pertukaran, fungsi fisik dan fungsi fasilitas. Dampak adanya fungsi tataniaga tidak hanya terhadap pada biaya tataniaga tetapi juga terhadap nilai komoditi tersebut untuk pembeli atau konsumen.

Fungsi pertukaran merupakan kegiatan untuk memperlancar pemindahan hak milik atas barang atau jasa dari penjual kepada pembeli yang terdiri dari fungsi penjualan dan pembelian. Fungsi fisik merupakan aktivitas penanganan, pergerakan dan perubahan fisik dari produk atau jasa serta turunannya. Fungsi ini terdiri dari fungsi penyimpanan, fungsi pengolahan, pengemasan dan fungsi pengangkutan. Fungsi fasilitas merupakan fungsi yang memperlancar fungsi pertukaran dan fisik. Aktifitasnya tidak langsung dalam tataniaga, tetapi memperlancar dalam proses pertukaran dan fisik. Fungsi ini terdiri dari fungsi sortasi dan grading, fungsi penganggungan risiko, fungsi pembiayaan dan fungsi informasi pasar.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa setiap lembaga tataniaga melakukan fungsi tataniaga yang berbeda-beda. Tabel 14 memperlihatkan fungsi-fungsi tataniaga yang dilakukan oleh lembaga tataniaga, yaitu petani melakukan fungsi pertukaran (fungsi penjualan), fungsi fisik (fungsi penyimpanan kadang-kadang dilakukan oleh petani, pengangkutan dan pengemasan) dan fungsi fasilitas (fungsi sortasi dan grading, fungsi penanggungan risiko, fungsi pembiayaan dan informasi pasar). Pedagang pengumpul dan pedagang besar melakukan fungsi

tataniaga yang sama yaitu seperti fungsi pertukaran (fungsi pembelian dan penjualan), fungsi fisik (fungsi penyimpanan dan pengangkutan) dan fungsi fasilitas (fungsi penanggungan risiko, fungsi pembiayaan dan informasi pasar). Untuk pedagang pengecer yaitu melakukan fungsi fungsi pertukaran (fungsi pembelian dan penjualan), fungsi fisik (fungsi penyimpanan, pengangkutan dan pengemasan) dan fungsi fasilitas (fungsi penanggungan risiko, fungsi pembiayaan dan informasi pasar).

Tabel 14 Fungsi-fungsi tataniaga kentang yang dijalankan oleh lembaga- lembaga tataniaga di Desa Sangiang, Kecamatan Banjaran, Kabupaten Majalengka, Jawa Barat

No Lembaga tataniaga Fungsi tataniaga Aktifitas

1 Petani Pertukaran Penjualan

Fisik Penyimpanan *

Pengangkutan Pengemasan Fasilitas Sortasi dan grading

Penanggungan risiko Pembiayaan

Informasi pasar 2 Pedagang pengumpul Pertukaran Penjualan

Pembelian

Fisik Pengangkutan

Penyimpanan

Fasilitas Penanggungan risiko Pembiayaan

Informasi pasar

3 Pedagang besar Pertukaran Penjualan

Pembelian

Fisik Pengangkutan

Penyimpanan

Fasilitas Penanggungan risiko Pembiayaan

Informasi Pasar 4 Pedagang pengecer Pertukaran Penjualan

Pembelian

Fisik Penyimpanan

Pengangkutan Pengemasan

Fasilitas Penanggungan risiko Pembiayaan

Informasi Pasar Keterangan: * = Kadang-kadang tidak melakukan fungsi tataniaga

Berikut penjelasan mengenai fungsi tataniaga yang dilakukan oleh petani dan lembaga tataniaga pada tataniaga kentang di Desa Sangiang. Fungsi tataniaga

yang dilakukan dapat membantu untuk mengidentifikasi biaya-biaya tataniaga yang dikeluarkan oleh setiap lembaga tataniaga.

Fungsi Tataniaga di Tingkat Petani

Petani responden pada penelitian ini berjumlah 30 orang melakukan fungsi pertukaran yaitu fungsi penjualan. Sebanyak 28 orang petani (93.33%) melakukan penjualan melalui pedagang pengumpul. Dalam 1 periode tanam volume kentang yang dijual petani ke pedagang pengumpul sebanyak 66.95 ton (98.09%). Alasan petani melakukan penjualan kepada pedagang pengumpul karena terdapat hubungan kekerabatan, kepercayaan dan sebagian petani diberikan bantuan modal. Hubungan kekerabatan yang sangat erat diantara petani dengan pedagang pengumpul menyebabkan petani tidak menjual kepada pihak yang lain. Perasaan tidak enak kalau petani memilih menjual kepada selain kerabatnya. Selain itu, rendahnya pengetahuan dan pengalaman petani mengakibatkan petani tidak memiliki sumberdaya untuk langsung turun ke pasar dan akhirnya petani memutuskan untuk menjual kepada pedagang pengumpul. Jika petani memperoleh bantuan modal dari pedagang pengumpul, maka petani harus tetap menjual ke pedagang pengumpul tersebut. Pengaruh yang timbul yaitu terdapat hubungan ketergantungan atau keterikatan. Hubungan tersebut mempunyai dampak positif juga bagi petani yaitu petani terbantu dalam masalah modal dan memperoleh jaminan pasar. Sedangkan petani yang tidak memperoleh bantuan modal, petani masih bisa mencari pedagang pegumpul lain yang sekiranya memperoleh harga yang sesuai.

Sisanya adalah 2 orang petani (6.67%) melakukan penjualan langsung kepada pedagang besar tanpa melalui pedagang pengumpul dengan volume penjualan sebanyak 1.3 ton (1.90%). Alasan petani melakukan penjualan ke pedagang besar karena sudah menjadi langganan dan harga yang diterima sedikit lebih tinggi. Petani tersebut langsung menjual ke pedagang besar di Pasar Maja. Menurutnya, walaupun jarak yang ditempuh cukup jauh untuk menjual langsung ke pasar tetapi sebanding dengan harga yang diterima yaitu harga cukup tinggi.

Fungsi fisik yang dilakukan oleh petani pada penelitian ini yaitu fungsi penyimpanan, pengangkutan dan pengemasan. Fungsi penyimpanan terkadang dilakukan oleh petani. Mayoritas petani responden sebesar 93.33% tidak melakukan penyimpanan, sehingga petani langsung mengirim ke gudang pedagang pengumpul atau pedagang pengumpul yang datang langsung ke lahan petani untuk mengambil kentang. Sedangkan sebesar 6.67% petani melakukan penyimpanan di rumah. Petani tersebut adalah petani yang langsung menjual ke pedagang besar di Pasar Maja. Waktu penyimpanan paling lama adalah 1 hari setelah panen. Pengangkutan kentang dari lahan petani ke gudang pedagang pengumpul atau ke rumah petani dengan menggunakan jasa angkutan ojeg. Biaya yang dikeluarkan untuk jasa angkutan ojeg yaitu Rp500.00-Rp 4 000.00 per karung. Perbedaan biaya tergantung kepada jauh atau dekatnya jarak yang ditempuh. Selain itu, jika menggunakan mobil pick up menghabiskan biaya bensin 2 liter-5 liter atau Rp10 000.00-Rp25 000.00. Gudang pedagang pengumpul terletak di sebelah rumah pedagang pengumpul dan ada juga gudang yang dekat dengan kebun. Disamping itu, kadang pengangkutan hanya dilakukan oleh tenaga kerja pengangkut dari lahan ke jalan dekat kebun tidak sampai ke gudang pedagang pengumpul. Hal itu dilakukan karena pedagang pengumpul terkadang

mengangkut kentang langsung ke lahan petani. Untuk pengemasan menggunakan karung dengan harga Rp1 000.00-Rp1 250.00 per karung. Karung diperoleh dari toko terdekat, pasar ataupun dari pedagang pengumpul.

Fungsi fasilitas yang dilakukan oleh petani responden meliputi fungsi sortasi

dan grading, fungsi penanggungan risiko, fungsi pembiayaan dan fungsi

informasi pasar. Kegiatan sortasi dilakukan oleh petani untuk memilih kentang yang berkualitas dari segi fisik (tidak rusak atau tidak busuk), sedangkan grading dilakukan untuk memisahkan kentang sesuai dengan ukuran. Petani melakukan proses sortasi dan grading pada waktu panen di lahan dan langsung memasukan kentang tersebut ke dalam karung. Kentang yang telah dimasukan ke dalam karung adalah kentang yang sudah bersih dari tanah dan dipisahkan sesuai dengan ukuran. Dalam hal grading yang membedakan adalah dari segi ukurannya saja yaitu ukuran besar, ukuran sedang dan ukuran kecil. Untuk warna kentang semuanya sama yaitu warna kekuning-kuningan. Proses sortasi dilakukan dengan tidak harus menunggu kentang terkumpul, akan tetapi jika tenaga kerja bagian penggali kentang telah selesai maka tenaga kerja bagian sortasi sudah bisa melakukannya. Jadi, proses sortasi tersebut dilakukan sedikit demi sedikit seiring berjalan waktu pengambilan kentang dari tanah. Tujuan dilakukan sortasi dan

grading yaitu memberikan nilai terhadap kentang, mempermudah untuk

pelaksanaan jual beli dan dapat memperluas pasar.

Fungsi penanggungan risiko yang dihadapi oleh petani adalah harga kentang yang rendah dan keterlambatan pembayaran oleh pedagang pengumpul. Keterlambatan pembayaran ini akan menghambat petani dalam menjalankan usahatani selanjutnya. Biasanya petani menerima harga dari pedagang pengumpul 2 hari sampai 2 minggu dan mayoritas petani menerima pembayaran selama 2 minggu. Waktu yang cukup lama tersebut menghambat petani untuk menjalankan usahatani selanjutnya. Akan tetapi petani masih mempunyai simpanan tabungan dari hasil panen sayuran lainnya, sehingga petani cukup terbantu dengan modal tabungannya jika pembayaran belum dilakukan oleh pedagang pengumpul. Petani juga mengalami penyusutan jumlah kentang, yaitu setiap 1 karung kentang yang dikirim oleh petani akan dipotong sebesar 1 kg oleh pedagang pengumpul. Pemotongan tersebut sudah menjadi tradisi dari pedagang pengumpul di Desa Sangiang dengan alasan dikhawatirkan akan terjadi kentang yang busuk. Fungsi pembiayaan yang dilakukan oleh petani yaitu biaya usahatani kentang meliputi biaya produksi, biaya panen dan biaya pasca panen. Petani memperoleh modal dari berbagai sumber yaitu modal sendiri sebesar 20% dan modal pinjaman dari pedagang pengumpul sebesar 66.67% maupun dari lembaga keuangan seperti bank sebesar 16.67%. Sedikitnya petani yang meminjam kepada bank karena selain prosedur peminjaman yang cukup rumit, akses menuju bank cukup jauh yaitu menempuh jarak 25 km dari desa ke bank dan karena bank kesulitan untuk memberikan modal kepada petani. Sedangkan fungsi informasi pasar yaitu memperoleh informasi harga dari sesama rekan dan pedagang pengumpul yang berada di Desa Sangiang.

Fungsi Tataniaga di Tingkat Pedagang Pengumpul

Responden pedagang pengumpul dalam penelitian ini berjumlah 6 orang. Fungsi tataniaga yang dilakukan oleh pedagang pengumpul terdiri dari fungsi pertukaran, fungsi fisik dan fungsi fasilitas. Fungsi pertukaran meliputi fungsi

pembelian dan penjualan. Semua responden pedagang pengumpul melakukan pembelian kentang dari petani Desa Sangiang. Pedagang pengumpul membeli dari petani mana saja yang sudah melakukan kesepakatan harga. Akan tetapi ada sebagian pedagang pengumpul yang memberikan bantuan modal kepada petani, sehingga petani harus menjualnya ke pedagang pengumpul tersebut. Pedagang pengumpul tersebut memberikan bantuan modal karena petani mempunyai keterbatasan modal untuk melakukan usahatani. Terdapat 4 orang pedagang pengumpul yang melakukan penjualan kentang melalui pedagang besar, sedangkan 2 orang pedagang pengumpul langsung menjual kepada pedagang pengecer tanpa melalui pedagang besar.

Fungsi fisik yang dilakukan oleh pedagang pengumpul meliputi fungsi penyimpanan dan fungsi pengangkutan. Pedagang pengumpul menyimpan kentang di gudang penyimpanan yang berada di samping rumah ataupun di dekat kebun, tetapi terkadang juga pedagang pengumpul yang tidak menyimpan kentang terlebih dahulu yaitu langsung mendatangi lahan petani untuk mengangkut kentang ke mobil yang akan langsung dijual ke pasar. Penyimpanan dilakukan maksimal 1 atau 2 hari setelah petani melakukan panen kentang. Setelah itu kentang langsung dibawa ke pasar. Pengangkutan yang dilakukan oleh pedagang pengumpul dengan menggunakan mobil pick up, colt diesel dan truk. Alat transportasi tersebut dimiliki oleh pedagang pengumpul, tetapi ada juga pedagang pengumpul yang menyewa alat transportasi dalam melakukan penjualan kentang ke pasar. Untuk penjualan ke pedagang besar lokal yang berada di Pasar Maja, pedagang pengumpul biasanya menggunakan pick up dan terkadang colt diesel. Sedangkan untuk penjualan ke pasar non lokal yaitu Pasar Induk Cibitung menggunakan colt diesel atau truk. Perbedaan alat transportasi yang digunakan disesuaikan dengan volume atau jumlah kentang yang akan dikirim ke pasar. Biasanya volume kentang di mobil pick up untuk 1 kali melakukan pengiriman 1-2 ton dan untuk colt diesel ataupun truk bisa mencapai 6-8 ton.

Fungsi fasilitas yang dilakukan oleh pedagang pengumpul yaitu fungsi penanggungan risiko, fungsi pembiayaan dan fungsi informasi pasar. Fungsi penanggungan risiko yang dialami oleh pedagang pengumpul adalah pembayaran terkadang dibayar kemudian karena harus menunggu kentang terjual habis di pasar, sedangkan pedagang pengumpul harus segera membayar kepada petani. Fungsi pembiayaan yaitu pedagang pengumpul memberikan bantuan modal, pupuk ataupun karung kepada petani dan biaya-biaya yang dikeluarkan oleh pedagang pengumpul dalam penanganan kentang. Fungsi informasi pasar yaitu mengenai informasi harga dari sesama rekan pedagang yang mana jika permintaan tinggi maka akan segera dimasuki oleh pedagang pengumpul. Langganan yang menjadi kepercayaan pedagang pengumpul akan menjadikan pertimbangan selanjutnya untuk terus memasuki pasar.

Fungsi Tataniaga di Tingkat Pedagang Besar

Responden pedagang besar pada penelitian ini berjumlah 6 orang. Sebanyak 4 orang merupakan pedagang besar lokal (Pasar Maja) dan 2 orang merupakan pedagang besar non lokal (Pasar Cibitung dan Pasar Jatibarang). Umumnya ketiga fungsi tataniaga telah dilakukan oleh pedagang besar. Fungsi pertukaran terdiri dari fungsi pembelian dan penjualan. Pedagang besar membeli kentang dari petani dan pedagang pengumpul Desa Sangiang. Pedagang besar dengan pedagang

pengumpul maupun petani telah mengenal satu sama lain. Hubungan saling menjaga kepercayaan diantara pihak pedagang pengumpul ataupun petani dengan pedagang besar menjadikan faktor keberlanjutan dalam penjualan. Untuk pedagang besar non lokal yaitu Pasar Induk Cibitung melakukan pemesanan dengan sistem komunikasi terlebih dahulu untuk mendapatkan kesepakatan harga. Jika harga telah sepakat diantara keduanya maka pedagang pengumpul akan mengirim kentang langsung ke Pasar Induk Cibitung. Pedagang besar melakukan penjualan kembali kepada pengecer-pengecer yang datang datang membeli ke Pasar Induk Cibitung. Sedangkan untuk pedagang besar lokal, pedagang pengumpul langsung mendatangi Pasar Maja.

Fungsi fisik terdiri dari fungsi penyimpanan dan pengangkutan. Pedagang besar lokal maupun non lokal menyimpan kentang di dalam kios ataupun lapak. Akan tetapi selama proses penyimpanan tidak terdapat biaya khusus untuk penyimpanan. Fungsi pengangkutan yang dilakukan oleh pedagang besar lokal dan non lokal mayoritas tidak menggunakan alat transportasi, tetapi menggunakan tenaga kerja yang disebut kuli untuk membantu mengangkut kentang dari mobil ke kios atau lapak. Sebanyak 4 orang pedagang besar lokal (Pasar Maja) dan 1 orang pedagang besar non lokal (Pasar Induk Cibitung) menggunakan pengangkutan dengan tenaga kuli. Untuk 1 orang pedagang besar non lokal (Pasar Jatibarang) menggunakan alat transportasi yaitu mobil pick up untuk mengangkut kentang dari Pasar Maja ke Pasar Jatibarang. Pedagang besar dari Pasar Jatibarang tersebut langsung datang ke Pasar Maja untuk membeli kentang dengan tujuan supaya bisa memilih kentang yang berkualitas dari segi fisik (tidak rusak kulitnya). Fungsi fasilitas terdiri dari fungsi penanggungan risiko, fungsi pembiayaan dan fungsi informasi pasar. Fungsi penanggungan risiko yang dialami oleh pedagang besar lokal maupun non lokal yaitu terkadang mendapat pembayaran dibayar kemudian dari pedagang yang membeli kentang seperti pedagang besar atau pedagang pengecer. Biasanya pedagang membawa kentang terlebih dahulu, lalu pembayaran di bayar kemudian. Bahkan untuk pedagang yang telah menjadi langganan biasanya menunda pembayaran kepada pedagang besar, sedangkan untuk yang tidak menjadi langganan biasanya langsung membayar secara tunai.

Fungsi pembiayaan merupakan biaya-biaya yang dikeluarkan oleh pedagang besar lokal maupun non lokal selama kegiatan tataniaga atau jual beli berlangsung. Semua pedagang besar melakukan fungsi pembiayaan, namun biaya yang dikeluarkan berbeda-beda di setiap pedagang besar. Biaya tersebut seperti biaya tenaga kerja, biaya bongkar muat dan biaya retribusi. Biaya tenaga kerja yaitu biaya yang diberikan pedagang besar kepada orang yang bekerja di kios atau lapak pedagang besar tersebut. Biaya bongkar muat adalah biaya mengangkut kentang per karung oleh kuli ke kios atau lapak. Sedangkan biaya retribusi adalah biaya yang dikeluarkan untuk biaya keamanan, kebersihan di pasar. Pedagang besar lokal (Pasar Maja) umumnya tidak mengeluarkan biaya transportasi karena pedagang pengumpul mengirim langsung kentang ke Pasar Maja, begitu juga untuk pedagang besar non lokal (Pasar Induk Cibitung). Berbeda dengan pedagang besar non lokal (Pasar Jatibarang) yaitu mengeluarkan biaya transportasi karena pedagang tersebut membeli kentang langsung ke Pasar Maja. Fungsi informasi pasar yang diperoleh oleh pedagang besar adalah perkembangan harga dari pasar dan sesama rekan pedagang.

Fungsi Tataniaga di Tingkat Pedagang Pengecer

Responden pedagang pengecer pada penelitian ini berjumlah 8 orang berasal dari pasar yang berbeda-beda. Fungsi tataniaga yang dilakukan oleh pedagang pengecer lokal maupun non lokal meliputi fungsi pertukaran, fungsi fisik dan fungsi fasilitas. Fungsi pertukaran yang dilakukan yaitu fungsi pembelian dan penjualan. Pedagang pengecer lokal maupun non lokal melakukan pembelian kentang dari pedagang besar dan pedagang pengumpul. Pedagang pengecer yang membeli dari pedagang besar yaitu sebanyak 6 orang (75%) sedangkan yang membeli dari pedagang pengumpul sebanyak 2 orang (25%). Penjualan dilakukan oleh pedagang pengecer lokal maupun non lokal langsung kepada konsumen akhir yaitu konsumen rumah tangga.

Fungsi fisik meliputi penyimpanan, pengangkutan dan pengemasan. Pedagang pengecer biasanya menyimpan di kios ataupun di rumahnya. Pengangkutan dilakukan dengan menggunakan alat transportasi milik sendiri seperti motor dan mobil pick up. Motor digunakan jika pedagang pengecer membeli kentang dalam jumlah sedikit yaitu 1 karung. Sedangkan menggunakan mobil pick up jika kentang dibeli minimal 3 karung. Pedagang pengecer biasanya tidak hanya membeli kentang saja, akan tetapi membeli sayuran lainnya seperti bawang, sawi putih, tomat, terong dan lainnya. Hal tersebut dilakukan supaya lebih menghemat biaya transportasi. Fungsi pengemasan yang dilakukan pedagang pengecer lokal maupun non lokal yaitu menggunakan kantong plastik dengan harga Rp4 000.00-Rp7 000.00 per bungkus. Isi per bungkus tersebut sebanyak 50 kantong plastik.

Fungsi fasilitas yang dilakukan oleh pedagang pengecer lokal maupun non lokal yaitu, fungsi penanggungan risiko, fungsi pembiayaan dan fungsi informasi pasar. Fungsi penanggungan risiko yaitu mendapatkan jumlah kentang yang busuk. Kentang yang busuk dikarenakan kentang lama terjual di pasar. Biasanya jumlah kentang yang busuk setengah karung atau 25 kg. Kentang yang dijual oleh pedagang pengecer lokal maupun non lokal tidak bisa diprediksi kapan waktu habisnya karena tergantung permintaan dari konsumen. Jika permintaan rendah, maka kentang akan sulit terjual yang berakibat kentang menjadi busuk. Sehingga pedagang pengecer akan menanggung sendiri akibat dari busuk tersebut. Fungsi pembiayaan terdiri dari biaya transportasi, biaya bongkar muat, biaya retribusi dan biaya pengemasan. Biaya transportasi setiap pedagang pengecer berbeda-beda tergantung dari jarak pasar ke tempat penjualan. Sedangkan informasi pasar yang diperoleh adalah perkembangan harga kentang dari sesama rekan pedagang.

Saluran Tataniaga Kentang

Proses tataniaga merupakan proses penyaluran komoditi dari produsen sampai kepada konsumen akhir. Produsen tersebut adalah petani Desa Sangiang, lalu disalurkan ke lembaga selanjutnya sampai kepada konsumen akhir. Konsumen akhir dalam penelitian ini adalah konsumen akhir rumah tangga. Proses penyaluran barang dari lembaga satu ke lembaga berikutnya akan membentuk suatu pola yang dinamakan dengan saluran tataniaga. Saluran tersebut dibutuhkan supaya dapat menangani atau menyampaikan komoditi dengan baik sampai kepada tangan konsumen. Saluran tataniaga yang terbentuk di Desa Sangiang, Kecamatan Banjaran, Kabupaten Majalengka dapat dilihat pada Gambar 3.

Gambar 3 Saluran tataniaga kentang di Desa Sangiang, Kecamatan Banjaran, Kabupaten Majalengka, Jawa Barat. Saluran tataniaga I ( ), saluran tataniaga II ( ), saluran tataniaga III ( ), saluran tataniaga IV ( ), saluran tataniaga V ( ).

Berdasarkan gambar di atas dapat diperoleh 5 saluran tataniaga kentang di Desa Sangiang, yaitu:

1. Saluran tataniaga I : Petani  Pedagang pengumpul  Pedagang besar non lokal  Pedagang pengecer non lokal  konsumen non lokal

2. Saluran tataniaga II : Petani  Pedagang pengumpul  Pedagang besar lokal  Pedagang pengecer lokal  konsumen lokal

3. Saluran tataniaga III : Petani  Pedagang pengumpul  Pedagang besar lokal  Pedagang besar non lokal  Pedagang pengecer non lokal  konsumen non lokal

Petani

30 orang, 68.25ton (100%)

Pedagang pengumpul 6 orang, 66.95 ton (98.10%)

Pedagang besar lokal

4 orang, 11.40 ton (16.71%) Pedagang besar non lokal

2 orang, 57.20 ton (83.81%)

Pedagang pengecer lokal

3 orang, 9.75 ton (14.30%) Pedagang pengecer non lokal 5 orang, 58.50 (85.71%)

1.90% 7.69% 7.69% 7.12% 7.12% 7.69% 76.12% 76.12% 7.18% 5.25 ton (7.69%) 4.85 ton (7.12%) 51.95 ton (76.12%) 1.30 ton (1.90%) 4.90 ton (7.18%)

Konsumen lokal Konsumen non lokal

7.12%

4. Saluran tataniaga IV : Petani  Pedagang pengumpul  Pedagang pengecer lokal  konsumen lokal

5. Saluran tataniaga V : Petani  Pedagang besar lokal  Pedagang pengecer non lokal konsumen non lokal

Dokumen terkait