• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV PENYAJIAN DATA DAN ANALISIS

C. Pembahasan temuan

Berdasarkan hasil pernyataan dan observasi diatas bahwa dalam mengenalkan Kota Probolinggo KFI melakukan event yang mana modelnya dari Kota Probolinggo itu sendiri, dan event ini teruntuk masyarakat dalam kota maupun luar kota. Ada beberapa event yang di adakan di KFI ini yang pertama, event universeri, yang kedua event tahunan, yang ketiga food fotografi, yang kempat sharing, yang kelima lensa community. Ketika acara event sejumlah fotografi muda berkumpul yang bergabung dalalm komunitas fotografi indonesia (KFI) Wilayah Probolinggo. Yang hasil dari event tersebut di publish ke media-mesia sepertihalnya Instagram, Facebook, Twiter dll.

Menurut Suryana potensial ekonomi kreatif berperan dalam menggerakkan pertumbuhan ekonomi yang disebabkan oleh hal-hal sebagai berikut:

1) Ekonomi kreatif dapat mendorong penciptaan pendapatan, penciptaan lapangan kerja, dan penerimaan eksport. Selain itu, ekonomi kreatif juga dapat mempromosikan aspek-aspek sosial (social inclution), ragam budaya, dan pengembangan sumber daya manusia.

2) Ekonomi kreatif memupuk ekonomi, budaya, dan aspek-aspek sosial yang saling berhubungan dengan teknologi, kekayaan intelektual, dan tujuan-tujuan wisata.

3) Merupakan seperangkat ilmu pengetahuan yang berbasis aktifitas ekonomi dengan suatu dimensi pengembangan dan berkaitan antara tingkat makro dan mikro untuk ekonomi secara keseluruhan.

4) Salah satu pilihan pengembangan yang layak untuk menggugah inovasi yang multidisiplin, respon kebijakan, dan tindakan antar kementrian.

5) Di dalam jantung ekonomi kreatif terdapat industri-industri kreatif (at the heart of the creative economy are the creative industries).74 Dari pernyataan diatas ekonomi kreatif yang dilakukan oleh KFI adalah melalui jasa preeweding yang mana fotografi preeweding ini sangat terdampak terhadap penghasilan seorang fotografer. Penghasilan fotografi prewedding ini yaitu kalau outdoor sekitaran 700.000-1.000.000 kalau indoor sekitaran 1.500.000-5.000.000. Dan bagi masyarakat KFI membuka peluang untuk remaja ikut gabung KFI yang mana nantinya akan di ajarkan bagaimana caranya menggunakan kamera yang baik dan benar.

Yang mana ekonomi kreatif ini bisa menambah pendapatan maupun membuka peluang pekerjaan. Semisal anggota KFI mempunyai job dan tidak mempunyai alat untuk pemotretan nantinya bisa kerja sama dengan KFI itu sendiri, nanti hasilnya bisa dibagi menjadi dua. Disini sesuai dengan teori tentang peran Ekonomi Kreatif bagi kesejah teraan masyarakat.

b. Fotografi Freelance

Pendekatan lain dari peran lain kreativitas dipandang sebagai alat ukur untuk proses sosial. Kreativitas dapat meningkatkan nilai ekonomi seperti pendapatan, kesempatan kerja, dan kesejahteraan, yang pada gilirannya dapat mengurangi permasalahan sosial seperti

74 Suryana, Ekonomi kreatif, Ekonomi Baru: Mengubah ide dan menciptakan peluang,36-37

kemiskinan, pegangguran, rendahnya pendidikan, kesehatan, ketimpangan, dan persoalan ketidakstabilan sosial lainnya. Oleh karna itu, dari sudut pandang ekonomi, terdapat kaitan yang erat antara kreativitas dengan pengembangan sosial ekonomi yang tidak terpisahkan secara khusus. Ekonomi kreatif dapat menciptakan kesejahteraan karna dapat menciptakan kesempatan kerja, mengurangi kesenjangan, dan mendorong pembaruan serta memanfaatkan bahan baku lokal.75

Berdasarkan hasil pernyataan dan observasi yang peneliti temukan bahwasanya ekonomi kreatif yang dilakukan KFI selain fotografi preeweding juga melakukan fotografi freelance. Yang mana pada kesempatan ini dapat banyak relasi dan waktu kerja yang fleksibel. Untuk penghasilan fotografi freelance ini 350.000-750.000. Disini juga dapat kesesuaian dengan teori yaitu ekonomi kreatif dapat mendorong penciptaan pendapatan, kesempatan kerja, serta mengurangi kesenjangan melalui fotografi freelance.

c. Food Fotografi

Ekonomi kreatif adalah sebuah konsep dibidang perekonomian diera ekonomi yang baru dengan mengutamakan kretivitas dan informasi. Konsep dariekonomi kreatif ini mendapatkan sumber daya manusia yang memiliki ide dan pengetahuan yang digunakan sebagai faktor utama dalam produksi.

75 Suryana, Ekonomi kreatif, Ekonomi Baru: Mengubah ide dan menciptakan peluang, 37

Intinya ekonomi kreatif ini lebih mengutamakan kreativitas, pengetahuan, dan ide dari manusia nantinya bisa menciptakan lapangan pekerjaan baru buat masyarakat setempat.76

Ekonomi kreatif merupakan gelombang ekonomi baru yang lahir pada awal abad ke-21. Gelombang ekonomi baru ini mengutamakan intelektual sebagai kekayaan yang dapat menciptakan uang, kesempatan kerja, pendapatan, dan kesejahteraan. Ekonomi kreatif merupakan proses penciptaan, kegiatan produksi dan distribusi barang serta jasa, yang di dalamnya membutuhkan kretifitas dan kemampuan intelektual.

Dalam hal ini krativitas memang sangat dibutuhkan dalam konsep ekonomi kreatif, kreatifitas tidak terbatas dalam produk saja tetapi termasuk penggunaan bahan baku dan inovasi teknologi.

Setidaknya ada banyak jenis industri kreatif yakni periklanan, arsitektur, seni, kerajian, desain, model atau fashion, media (felm, video, fotografi)

Berdasarkan pembahasan diatas, maka dapat kesesuaian antara teori dalam peran ekonomi kreatif melalui media Fotografi yaitu food fotografi yang mana melalui ini KFI dapat menciptakan pendapatan dan kesempatan kerja.

2. City Branding dalam Rangka Ekonomi Kreatif oleh Komunitas Fotografi Indonesia (KFI) Wilayah Probolinggo.

76 Raudhi Ahmad Azizi Siregar, “Strategi Pengembangan Usaha Fasion Lokal Berbasis Ekonomi Kreatif di Kota Medan”(Skripsi Universitas Sumatra Utara Medan 2021)

a. Pemotretan Wisata Lingkungan

City Branding srcara umum merupana proses pemberian merek kepada kota. Secara teknis, City Branding merupakan proses pengembangan dari konsep pemasaran kota yang perfokus pada pemahamam terhadap persepsi target pasar mengenai kota dan pemahaman terhadap budaya kota, yang akan dijadikan sebagai dasar untuk pembangunan masa depan kota. City branding merupakan cara memposisikan kota dalam ketatnya persaingan global yang kuat sebagai tanggapan terhadap dinamika ekonomi, politik, dan sosial.77

City branding dapat dikatakan sebagai strategi dari suatu kota atau daerah untk membuat positioning yang kuat dalam benak target pasar mereka, seperti layaknya positioning sebuah produk atau jasa, sehingga kota dan daerah tersebut dapat dikenal secara luas diseluruh dunia. Berdasarkan definisi City branding diatas, city branding dapat diartikan sebagai sebuah proses pembentukan merek kota atau suatu daerah agar dikenal oleh target pasar (investor, tourist, talent, event) kota tersebut dengan menggunakan ikon, slogan, eksibisi, serta positioning yang baik, dalam berbagai bentuk media promosi.

Berdasarkan hasil pernyataan di atas bahwa city branding yang dilakukan oleh KFI yaitu melalui melakukan pemotretan

77Andreas Syah Pahlevi, Azfa Pabulo, Bambang Supradono, “Kolase Pemikiran Ekonomi Kreatif Indonesia” Jurnal ilmiah. Vol. 12 No.1 (2016)

wisata lingkungan seperti pantai bentar, BJBR, Taman hidup, bromo, gili Ketapang Probolinggo. KFI ini juga bekerja sama dengan dinas pariwisata untuk mengenalkan wisata-wisata yang ada di Probolinggo. Nantinya pariwisata yang ada di probolinggo bisa di explore keberbagai daerah.

b. Mengadakan Event

Langkah - langkah utama dalam membangun sebuah city branding meliputi penentuan mapping survey, competitive analysis, blue print, dan implementation. Peneliti akan membahas sedikit mengenai beberapa langkah diatas.

1) Mapping Survey; meliputi survey persepsi dan ekspektasi 2) Competitive Analysis; melakukan analisis daya saing

3) Blueprint; penyusunan cetak biru atau grand design daerah yang diinginkan, baik logo, semboyan ”nick names”, ”tag line”,

4) Implementation; pelaksanaan grand design dalam berbagai bentuk media, seperti pembuatan media center, pembuatan events, iklan, dan lain sebagainya.

Berdasarkan hasil pernyataan dan observasi diatas bahwa dalam mengenalkan Kota Probolinggo KFI melakukan event yang mana modelnya dari Kota Probolinggo itu sendiri, dan event ini teruntuk masyarakat dalam kota maupun luar kota. Ada beberapa event yang di adakan di KFI ini yang pertama, event universeri,

yang kedua event tahunan, yang ketiga food fotografi, yang kempat sharing, yang kelima lensa community. Ketika acara event sejumlah fotografi muda berkumpul yang bergabung dalalm komunitas fotografi indonesia (KFI) Wilayah Probolinggo. Yang hasil dari event tersebut di publish ke media-mesia sepertihalnya Instagram, Facebook, Twiter dll. Hal ini sesuai dengan teori Langkah-langkah City Branding.

76

Berdasarkan hasil penelitian Ekonomi Kreatif dalam rangka City Branding oleh Komunitas Fotografi Indonesia Probolinggo. Maka peneliti memperoleh kesimpulan:

1. Ekonomi Kreatif dalam rangka oleh Komunitas Fotografi Indonesia, bisa dilihat dari segi Fotografinya yaitu, Prewadding Fotografi, Freelance Fotografi, Food Fotografi. Dan bagi masyarakat KFI membuka peluang untuk remaja ikut gabung KFI yang mana nantinya akan di ajarkan bagaimana caranya menggunakan kamera yang baik dan benar. Yang mana ekonomi kreatif ini bisa menambah pendapatan maupun membuka peluang pekerjaan.

2. City Branding dalam rangka Ekonomi Kreatif oleh Komunitas Fotografi Indonesia, Bisa dilihat bahwa city branding yang dilakukan oleh KFI yaitu melalui melakukan pemotretan Event, wisata lingkungan seperti pantai bentar, BJBR, Taman hidup, bromo, gili Ketapang Probolinggo.

B. Saran-Saran

1. Bagi anggota KFI mengenalkan Probolinggo jangan hanya lewat event dan pariwisata, melainkan budaya-budaya Probolinggo harus dikenalkan.

2. Sebaiknya KFI Probolinggo lebih mengutamakan budaya Probolingg ketimbang Event-event.

3. Buat peneliti selanjutnya harus meneliti City Branding budaya yang ada di daerah.

DAFTAR PUSTAKA

Azizi, Ahmad, Raudhi Siregar, “Strategi Pengembangan Usaha Fasion Lokal Berbasis Ekonomi Kreatif di Kota Medan” (Skripsi Universitas Sumatra Utara Medan 2021)

Albi, Jihan, Syah,” Ekonomi Kreatif Daun Kelor pada Kelompok Wanita Tani Ngudi Rezeki Trirenggo Bantul” (Skripsi Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta 2018)

Afrizal, Metode Penelitian Kualitatif: Sebuah Upaya Mendukung Penggunaan Penelitian Kualitatif dalam Berbagai Disiplin Ilmu (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2015), 175-176.

Bungin, Burhan M, Penelitian Kualitatif: Komunikasi, Ekonomi, Kebijakan Publik, dan Ilmu Sosial Lainnya (Jakarta: Prenada Media Group, 2011), 118.

Djamal M., Paradigma Penelitian Kualitatif (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2015), 9.

Erick wawancara (wakil ketua KFI) 22 juni 2022

Hadi Chairiza Devi, Strategi Pengembangan Usaha Mikro Kecil Dan Menengah Berbasis Ekonomi Kreatif Di Yogyakarta (Studi Kasus Hadi Sukirno Leather WorkAnd Handycraft) Tahun 2017, (2018), (Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta)

Hartanto, Supri, dkk “Pelatihan Nik Color Software Efect Pro Dalam Meningkatkan Kemampuan Fotografer (Effect Pro Color Software Nik Training In Improving Photographer Ability)”. Jurnal Berdaya Mandiri Vol.2 No.2 (2020)

Hastuti, Dwi, Zamzani, “Determinan Pemerintah Daerah dan Pertumbuhan Ekonomi Terhadap pengembangan Ekonomi Kreatif” Jurnal Paradigma Ekonomika Vol.13 No.1(2018)

Hadi, Chairiza, Devi, “Strategi Pengembangan Usaha Mikro Kecil Dan Menengah Berbasis Ekonomi Kreatif Di Yogyakarta (Studi Kasus Hadi Sukirno Leather WorkAnd Handycraft) Tahun 2017” (Skripsi Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta 2018)

Junaedi wawancara (masyarakat) 25 Juni 2022

Moleong, J Lexy, Metodologi Penelitian Kualitatif (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2011),300

Moleong, Metode Penelitian, 186.

Miles, B Matthew., dkk, Qualitative Data Analysis: A Methods Sourcebook, Edition 3 (USA: Sage Publications, 2014), 12.

Mayasari, Nur, Tadjuddin, “Strategi Pengembangan UMKM berbasis Ekonomi Kreatif di Kota Palopo” Jurnal of Islamic Management and Bussines Vol.2 No1 (2019)

Mario, Dicky wawancara (anggota KFI Probolinggo) 22 juni 2022

Noor, Baharuddin, Hafizh,” Aktifitas Promosi City Branding “Beautiful Malang” Studi pada Dinas Kebudayaan dan Prawisata Kota Malang”

(Skripsi Universitas Muhammadiyah Malang)

Puspa, Ningsih, dkk “City Branding dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Pasca Bencana Alam melalui Proses Rebreding Kota Palu” Jurnal Ekonomi, Sosial & Humaniora Vol.2 No.10 (2021)

Racmat, Ikbal, dkk “Eksposure Fotograer Indonesia sebagai Peningkatan Subsektor Fotografi dalam persepektif Ekonomi Kreatif”. Jurnal Forum Ilmiah Vol.18 No.1 (2021)

Rochmat, Aldy, Purnomo, Ekonomi Kreatif Pilar pembangunan Indonesia.

(Surakarta: Ziyad Visi Media 2016).

Retiwiranti, Murni, “Analisis Peran Ekonomi Kreatif Pada Masyarakat Dalam Meningkatan Pendapatan Rumah Tangga Melalui Budidaya Tanaman Biofarmaka Dalam Perspektif Ekonomi Islam” (Skripsi Universitas Islam Negeri Raden Intan Lampung 2018)

Saksono, Harie, dkk “Ekonomi Kreatif Sebagai Basis City Branding Menuju Kepariwisataan Terintegrasi Di Kawasan Danau Toba” Jurnal Inovasi.

Vol. 15 No1 (2018)

Supri, Hartanto, “Pelatihan Nik Color Software Efect Pro Dalam Meningkatkan Kemampuan Fotografer (Effect Pro Color Software Nik Training In Improving Photographer Ability)”. Jurnal Berdaya Mandiri Vol.2 No.2 (2020)

Septianawati, tri, Dhika, “Dampak pelayanan dan pendampingan PLUT-KUMKM DYI terhadap ekonomi kreatif” (Universitas islam negri sunan kalijaga Yogyakarta2017)

Saputra, Eko. Peran Dinas Pariwisata Ekonomi Kreatif Komunikasi dan Informatika dalam Mengelola “Branding” Kota Samarinda. Jurnal Ilmu Komunikasi Vol. 4 No. 2 (2016).

Supradono, Bambang, dkk “Kolase Pemikiran Ekonomi Kreatif Indonesia” Jurnal ilmiah.

Vol. 12 No.1 (2016)

Suharto, Babun dkk, Pedoman Penulisan Karya Ilmiah (Jember, IAIN Jember Press, 2017), 46.

Suryana, Ekonomi kreatif, Ekonomi Baru: Mengubah ide dan menciptakan peluang,36-37

Yudi, wawancara (ketua KFI Probolingg) 21 juni 2022

Judul Variabel Sub Variabel Indikator Sumber Data Metodologi Penelitian Fokus Penelitian

Ekonomi Kreatif dalam

Rangka City Branding oleh

Komunitas Fotografi Indonesia (KFI) Wilayah

Probolinggo

a.Ekonomi Kreatif

b.City Branding

a.Ekonomi Kreatif

b. City Branding

1.Pengertian Ekonomi Kreatif

2.Subsektor Ekonomi Kreatif

3. Peran Ekonomi Kreatif bagi Kesejahteraan Masyarakat

4.Indikator Pengembangan Ekonomi Kreatif

1.pengertian City Branding 2.Langkah-langkah City Branding

3.Tujuan City Branding 4.Elemen penting dalam City Branding

a.Informan 1. Ketua dan

wakil KFI 2. Aanggota

KFI 3. Masyarakat

1. Pendekatan dan jenis penelitian a. Pendekatan

Kualitatif b. Jenis penelitian

Deskriptif 2. Subjek penelitian

a. Purposive 3. Teknik

pengumpulan data a. Observasi b. Wawancara c. Dokumentasi 4. Teknik analisis data

Deskriptif

5. Teknik Keabsahan data

a. Triangulasi sumber

A. Bagaimana Ekonomi Kreafif oleh Komunitas Fotografi Indonesia (KFI) Wilayah Probolinggo B. Bagaimana City Branding

melalui Ekonomi Kreatif oleh Komunitas Fotografi Indonesia (KFI) Wilayah Probolinggo

PEDOMAN WAWANCARA

1. Bagaimana Sejarah Komunitas Fotografi Indonesia.?

2. Kapan berdirinya KFI.?

3. Berapa anggotanya pertama kali berdiri.?

4. Apa saja Ekonomi Kreatif yang di perankan Oleh Komunitas Fotografi Indonesia.?

5. Siapa saja yang ada dalam stuktural.?

6. Bagaimana Ekonomi Kreatif fotografi Prewedding yang diperankan KFI.?

7. Bagaimana pengambilan Fotografi preweeding.?

8. Bagaimana Ekonomi Kreatif Fotografi Freelance yang di perankan oleh KFI.?

9. Bagaimana pengambilan Foto Freelance Fotografi.?

10. Bagaimana Ekonomi Kreatif Food Fotografi yang diperankan oleh KFI.?

11. Bagaimana pengambilan Food Fotografi.?

12. Apa saja Ekonomi Kreatif dalam rangka City Branding oleh Komunitas Fotografi Indonesia.?

13. Event apa saja yang ada di KFI wilayah Probolinggo.?

14. Kapan Event itu dilakukan?

DOKUMENTAASI A. Wawancara

1. Dengan Ketua KFI Probolinggo, Bapak Yudi

2. Dengan Wakil Ketua KFI Probolinggo, Bapak Erick

3. Dengan anggota KFI Probolinggo, Bapak Dicki Mario

4. Dengan Masyarakat, Bapak Junaedi

B. Hasil Ekonomi Kreatif 1. Fotografi

2. Food Fotografi

C. City Branding

a. Wisata lingkungan

Dokumen terkait