• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pembahasan Terhadap Temuan Penelitian

HASIL PENELITIAN A.Temuan Penelitian

B. Pembahasan Terhadap Temuan Penelitian

Berdasarkan data keseluruhan yang telah diuraikan pada temuan penelitian, maka dapat diketahui bahwa pelaksanaan Bimbingan dan Konseling mayoritas siswa menjawab selalu dengan persentase 38%, yakni layanan BK berupa pemberian informasi tentang tata tertib sekolah cukup baik. 55% siswa menjawab selalu dating tepat waktu ke sekolah. 75% siswa menjawab selalu mengikuti pelajaran di sekolah sampai selesai. 80% siswa menjawab selalu berpakaian seragam jika ke sekolah. 50% siswa menjawab selalu, yakni guru BK menadakan pemeriksaan kerapihan seragam sekolah terhadap siswa. 45% siswa menjawab selalu langsung pulang ke rumah setelah jam pelajarandi sekolah berakhir. 42% siwa menjawab selalu, yakni guru BK menjelaskan tentang cara belajar yang baik. 52% siswa menjawab selalu mengikuti kegiatan praktik. 35% siswa menjawab selalu, yakni guru mata pelajaran mengadakan remedial kepada siswa. 40% siswa menjawab selalu, yakni mendapat perhatian yang serius dari guru BK terhadap siswa yang

bermasalah. 45% siswa menjawab selalu, yakni sekolah mengadakan razia terhadap benda-benda tajam. 32% siswa menjawab kadang-kadang, yakni guru BK menjelaskan penggunaan waktu luang. 40% siswa menjawab kadang-kadang, yakni guru mata pelajaran memberikan tugas individual. 33% siswa menjawab kadang-kadang mengikuti kegiatan ekstra kulikuler di sekolah. 60% siswa menjawab kadang-kadang, yakni guru mata pelajran memberikan tugas kelompok. 42% siswa menjawab kadang-kadang, yakni guru BK menjelaskan tentang tata pergaulan diantara siswa. 63% siswa menjawab kadang-kadang, yakni guru BK menjelaskan tentang bahaya penyalahgunaan narkoba. 42% siswa menjawab kadang-kadang melakukan diskusi kelompok. Hal ini membuktikan dari hasil wawancara bahwa dua bulan sekali sekolah mengadakan razia terhadap benda-benda tajam.57

Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa pelaksanaan Bimbingan dan Konseling sudah cukup baik, hal ini terbukti dari hasil persentase mayoritas siswa menjawab selalu, juga dari hasil wawancara bahwa di sekolah telah menyediakan sarana dan prasarana untuk menunjang kegiatan Bimbingan dan Konseling.58

Adapun besarnya kenakalan siswa yang biasa dilakukan di Madrasah Aliyah Negeri I Jakarta dapat dilihat dari besarnya prosentase jawaban siswa mayoritas siswa menjawab tidak pernah, yaitu 73% siswa tidak pernah tidak masuk tanpa keterangan. 55% siswa menjawab tidak pernah dating terlambat ke sekolah. 62% siswa menjawab tidak pernah melakukan bolos sekolah. 58% siswa menjawab tidak pernah merusak sarana dan prasarana. 58% siswa menjawab tidak pernah mencoret-coret tembok. 83% siswa menjawab tidak pernah memeras (memalak) teman di sekolah. 48% siswa menjawab tidak pernah berkata kotor di sekolah. 88% siswa menjawab tidak pernah berkelhi dengan di sekolah. 87% siswa menjawab tidak pernah melakukan tawuran. 95% siswa menjawab tidak pernah membawa buku-buku porno ke sekolah. 83% siswa menjawab tidak pernah membaca buku porno. 77% siswa

57

Sumber: Wawancara dengan guru BK; Ibu Hartati

58

menjawab tidak pernah merokok. 88% siswa menjawab tidak pernah meminum-minuman keras. 83% siswa menjawab tidak pernah menonton film porno . 75% siswa menjawab tidak pernah ke kantin sekolah saat pelajaran berlangsung. 63% siswa menjawab tidak pernah mengikuti pelajaran sampai selesai. 95% siswa menjawab tidak pernah menggunakan obat-obatan terlarang. 77% siswa menjawab kadang-kadang tidak mentaati perintah guru. Hal ini membuktikan dari hasil wawancara bahwa guru BK memberikan skorsing selama tiga hari kepada siswa yang melanggar tata tertib sekolah.59

Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa kenakalan yang terjadi di MAN I Jakarta masih dalam tingkatan yang masih wajar, hal ini terbukti dari hasil persentase mayoritas siswa menjawab tidak pernah, juga dari hasil wawancara bahwa sekolah mengadakan kerja sama dengan orang tua siswa dan pihak (lembaga) lain guna menanggulangi kenakalan siswa.60

Peran Bimbingan dan Konseling dalam mengatasi kenakalan siswa tidak terlepas dari dua fungsi, yaitu fungsi pemahaman yakni berfungsi memberikan pelayanan yang berguna untuk memahami keadaan siswa dan lingkungannya, serta memberikan pemahaman siswa terhadap informasi yang mereka perlukan, sedangkan fungsi pencegahan berfungsi mencegah atau meghindarkan siswa dari mengalami masalah yang mungkin mengganggu, menghambat atau menimbulkan kesulitan dalam proses perkembangan siswa. Hal ini membuktikan dari hasil wawancara bahwa dalam pelayanan Bimbingan dan Konseling menggunakan pendekatan individual dan pendekatan kelompok, yakni dalam hal melayani keluhan-keluhan atau masalah-masalah yang dialami oleh siswa.61

59

Sumber: Wawancara dengan guru…, Hartati

60

Sumber: Wawancara dengan guru…, Hartati

61

BAB V

PENUTUP

Setelah melakukan penelitian dan melakukan pengolahan terhadap data yang penulis peroleh, maka tahap akhir dari penyusunan skripsi ini adalah memberikan kesimpulan dan saran.

A. Kesimpulan

Berdasarkan data yang dihimpun, ditabulasikan dan diinterpretasikan, maka dapat diketahui:

1. Pelaksanaan Bimbingan dan Konseling yang dilaksanakan di MAN I Jakarta adalah penanganan terhadap siswa yang bermasalah, diantaranya kenakalan yang dilakukan oleh siswa dengan menggunakan pendekatan individu dan pendekatan kelompok, langkah-langkah yang dilakukan adalah; pertama, menetapkan skor pada setiap kesalahan yang dilakukan siswa (skoring), kedua, memberikan surat peringatan, ketiga, mengundang orang tua ke sekolah untuk membuat perjanjian yang disepakati oleh orang tua, sekolah dan siswa, langkah selanjutnya apabila kenakalan yang dilakukan mendapat skor yang cukup tinggi maka sekolah memutuskan untuk mengeluarkan siswa dari sekolah. Oleh karena itu, pelaksanaan Bimbingan dan Konseling di MAN I Jakarta sudah cukup baik, hal ini dapat dilihat dari hasil jawaban mayoritas siswa menjawab selalu, yakni layanan BK berupa pemberian informasi tentang tata tertib sekolah cukup baik. Siswa menjawab selalu, yakni guru BK mengadakan pemeriksaan

kerapihan seragam sekolah terhadap siswa. Siswa menjawab selalu, yakni sekolah mengadakan razia terhadap benda-benda tajam, dan sebagainya. 2. Kenakalan yang dilakukan siswa MAN I Jakarta adalah kenakalan yang

secara umum dialami oleh seluruh siswa sekolah yang berada pada tingkat SMU dan termasuk ke dalam kelompok remaja madya yang ditandai dengan situasi psikologis yang serba tidak seimbang, sehingga pada saat melewati suatu tahap sosialisasi memungkinkan mereka terbawa oleh arus budaya dan norma yang keliru, diantara kenakalan yang dilakukan adalah karena mereka mengikuti kenakalan yang dilakukan oleh temannya sebagai trend, kenakalan tersebut diantaranya seperti membolos, tidak memakai seragam yang benar, keluar kelas tanpa izin saat pelajaran berlangsung, dan sebagainya, kenakalan tersebut dapat terjadi dikarenakan kurangnya pengawasan serta pelaksanaan tata tertib yang masih longgar. Oleh karenanya kenakalan yang dilakukan siswa dikategorikan ke dalam kenakalan yang masih dalam tahap kewajaran.

3. Peran Bimbingan dan Konseling dalam mengatasi kenakalan siswa saling berkaitan karena tidak terlepas dari dua fungsi, yakni fungsi pemahaman yang berfungsi memberikan pelayanan yang berguna untuk memahami keadaan siswa dan lingkungannya. Sedangkan fungsi pencegahan berfungsi mencegah atau menghindarkan siswa dari mengalami masalah yang mungkin mengganggu, menghambat atau menimbulkan kesulitan dalam proses perkembangan siswa.

B. Saran-saran

Berdasarkan kesimpulan yang sudah dipaparkan oleh penulis, maka penulis memberikan saran-saran antara lain sebagai berikut:

1. Untuk mencapai efektifitas Program Bimbingan dan Konseling, perlu adanya kerja sama dari berbagai pihak yang terkait, dalam lingkungan sekolah perlu adanya kerja sama dari kepala sekolah, seluruh dewan guru, staf sekolah, masyarakat sekitar sekolah dan terutama orang tua siswa sendiri.

2. Dalam memberikan nasihat untuk remaja, dalam hal ini siswa hendaknya memperhatikan aspek psikologis dan mendengarkan pendapatnya sehingga diperoleh jalan keluar yang dapat disetujui oleh siswa maupun petugas BK serta orang tua siswa.

3. Untuk memecahkan persoalan yang dihadapi siswa koordinasi sekolah dengan orang tua siswa perlu ditingkatkan, karena orang tua yang lebih mengetahui keadaan anak yang sebenarnya, oleh karena itu perlu adanya hubungan yang aktif antara sekolah dengan orang tua siswa.

Dokumen terkait