• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pembangunan Saluran

Dalam dokumen BAB 02 PROFIL SANITASI SAAT INI (Halaman 36-39)

Sasaran I : Tersedianya dokumen perencaan pemantauan kualitas air sungai di Kota Bandung dari 16 sungai yang di pantau (35%) meningkat menjadi 23

2 Pembangunan Saluran

Drainase/Gorong-gorong:

1. Sudetan drainase Jl. Soekarno Hatta dari Sal. Cisalatri/Perumahan Panyileukan ke. S. Cilameta (500 meter)

2. Sudetan drainase Jl. Cilengkrang II-Jl. A.H

Nasution/Perumahan Cilengkrang ke S. Cilameta (700 meter)

3. Sudetan drainase Jl. Cibogo/Perumahan DAM ke Sal. Cibodas-Jl.Tol Pasteur (300 meter)

4. Sudetan drainase Jl. S. Hatta dari Pasar Induk Gedebage ke S. Cilameta dan Cinambo Lama (500 meter)

5. Sudetan drainase Perumahan Cibaduyut Indah (di perbatasan Tol Padaleunyi Kab. Bandung) ke S. Ranjeng (500 meter)

6. Sudetan drainase Jl. S. Hatta-Terminal Leuwi Panjang ke S. Ranjeng (500 meter)

7. Sudetan drainase Jl. Soekarno-Hatta dari Perum Guru Minda ke S. Cijalupang (500 meter) 8. Sudetan drainase Jl.Soekarno-Hatta dari Perum

Sanggar Hurip ke S.Cidurian (700 meter) 9. Sudetan drainase Perum Cimincrang ke

S.Cinambo Baru – Gedebage (600 meter)

10. Sudetan drainase Perum Sriwijaya ke S.Cipalasari (600 meter)

11. Sudetan drainase Ters. Jl. Jakarta/ Perum Antapani Tengah ke S.Cipamokolan (600 meter) 12. Sudetan drainase SDN Sukasari I dan II ke

S.Cianting (700 meter)

13. Sudetan drainase Perum Sentosa ke S.Cipamokolan (1,5 km)

14. Sudetan drainase Perum Margahayu Raya Barat ke S.Cibodas (2 km)

15. Sudetan drainase Perum Margahayu Raya Timur ke S.Cidurian (500 meter)

16. Sudetan drainase Perum Riung Bandung ke S.Cinambo Baru (700 meter)

17. Sudetan drainase Perum Kawaluyaan ke S.Cibodas (400 meter)

Sumber: SSK Kota Bandung, 2010

Pada Tabel 2.10 di atas dapat dilihat program dan kegiatan subsektor drainase perkotaan yang telah direncanakan oleh Kota Bandung pada tahun 2010. Pada dokumen ini akan dilihat progress pelaksanaan yang telah dilakukan Kota Bandung dalam implementasi

2-37 program dan kegiatan yang telah direncanakan sebelumnya. Setelah dilakukan pembahasan oleh Pokja AMPL Kota Bandung tahun 2015 maka diperoleh gambaran implementasi SSK tahun 2010 yang dituangkan dalam Tabel 2.11 berikut.

Tabel 2.11

Kemajuan Pelaksanaan SSK Sektor Drainase Lingkungan Kota Bandung

SSK Periode Sebelumnya 2010 SSK (saat Ini)

Tujuan Sasaran Data Dasar Status Saat Ini

Meningkatkan kualitas lingkungan yang sehat dan bersih di Kota Bandung melalui perbaikan kualitas air dan kebersihan di saluran drainase primer (sungai)

Tersedianya dokumen perencanaan

pemantauan kualitas air sungai di Kota Bandung dari 16 sungai yang di pantau (35%) meningkat menjadi 23 sungai (50%) pada Tahun 2014; Meningkatnya kesadaran masyarakat di sekitar sungai di Kota Bandung untuk turut serta menjaga kebersihan sungai dari sampah dan limbah pada tahun 2014;

Terjadinya banjir Cileuncang pada musim hujan dan keringnya saluran drainase primer (sungai) pada saat musim kemarau, serta tingginya pencemaran sungai oleh limbah domesik dan limbah industri. Cepatnya terjadi pendangkalan sungai karena erosi

lahan di hulu

menyebabkan meningkatnya

kekeruhan air sungai.

Sosialisasi perda K3 telah banyak dilakukan oleh Pemerintah namun belum ditindaklanjuti dengan penegakan hukum secara tegas bagi pelanggaran K3. Telah adanya upaya Meningkatnya kawasan

ruang terbuka hijau pada daerah tangkapan air untuk mengurangi banjir di musim hujan dan sedimentasi di sungai pada tahun 2014; Proporsi Ruang Terbuka Hijau Terhadap LuasWilayah Kota Bandung pada tahun 2013 adalah sebesar 12,14% atau 2.030,47 ha. Hal ini berarti masih harus ditingkatkan untuk memenuhi amanat UU No 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang yaitu 30% dari Luas wilayah.

Meningkatkan

perlindungan kepada situ dan pembuatan sarana penampungan sementara air larian (kolam retensi

seperti

embung-embung);

Belum terealisasi secara optimal hingga akhir tahun 2014

2-38

2.3 Profil Sanitasi Saat Ini

Bab ini menjelaskan profil sanitasi yang dirangkum dari Buku Putih Sanitasi dan diperbaharui dengan data yang terbaru. Pada bab ini akan terbagi ,menjadi 3 (tiga) sektor, yaitu sektor air limbah domestik, persampahan dan drainase perkotaan

2.3.1 Pengelolaan Air Limbah Domestik

2.3.1.1 Sistem dan Infrastruktur

Dalam rangka mewujudkan Kota Bandung tahun 2013-2018 yaitu sebagai Kota yang unggul, nyaman dan sejahtera maka langkah yang utama dilakukan dalam mencapainya adalah mewujudkan Bandung nyaman melalui perencanaan tata ruang dan pengendalian pemanfaatan ruang, serta meningkatkan kualitas lingkungan hidup kota pembangunan infrastruktur yang berkualitas dan berwawasan lingkungan.

Pengelolaan air limbah domestik di Kota Bandung sebagai urusan wajib pelayanan dasar Pemerintah Daerah perlu terus diupayakan untuk ditingkatkan pengelolaannya baik dari sisi kebijakan, kelembagaan, teknis dan lainnya mengingat saat ini cakupan layanan air limbah Kota Bandung oleh PDAM tercatat baru mencapai 66% (Offsite: 37,9 %; Onsite: 28,1 %) (LKPJ Walikota Bandung, 2014). Dan kini dengan adanya tantangan universal akses 100-0-100, peran pemerintah kota bandung sebagai pelayan masyarakat sekaligus dapat memfasilitasi seluruh stakeholders di Kota Bandung dapat meningkatkan target capaian akses masyarakat terhadap infrastruktur sanitasi menjadi 100% (tahun 2019). Jika bekerja sendiri, tentunya akan mustahil tercapai oleh karena itu perlu adanya pemikiran bagaimana pembaharuaan peran serta masyarakat dan swasta dalam pengelolaan air limbah domestik kota Bandung.

Capaian kinerja pengelolaan air limbah Kota Bandung dapat dijabarkan sebagai berikut :

 Indikator Pengendalian pada Sumber Pencemar (dari 250 sumber pencemar), dari target sebanyak 7 (tujuh) perusahaan dapat terealisasi sebanyak 43 (empat puluh tiga) perusahaan. Berdasarkan rekomendasi teknis air buangan yang dikeluarkan sebagai dasar penerbitan Izin Pembuangan Air Buangan Ke Badan Air Penerima, di mana persyaratannya adalah limbah cairnya harus memenuhi standar baku mutu kualitas air. Persyaratan teknis untuk mendapatkan rekomendasi pembuangan air buangan ke badan air penerima adalah menyertakan hasil uji sampling kualitas limbah cair dari outlet/titik pembuangan instalasi pengolahan yang harus, memenuhi standar baku mutu. Setelah mendapatkan ijin pembuangan air buangan ke badan air penerima, perusahaan pun wajib melakukan pemantauan terhadap kualitas limbah cairnya dan harus dipastikan selalu memenuhi standar baku mutu.

2-39 Berdasarkan data pada LKPJ Kota Bandung tahun 2014 diperoleh informasi bahwa indikator cakupan pelayanan air limbah dai target sebesar 66% dapat terealisasi sesuai target. Jumlah sambungan terpasang untuk jaringan perpipaan air limbah mencapai 108.533 SR yang melayani 542.665 jiwa atau 21,4% penduduk Kota Bandung dari total keseluruhan penduduk Kota Bandung yang tercatat di BPS yaitu 2.526.701 jiwa. Adapun Rencana pengelolaan air kotor dan limbah cair di Kota Bandung secara lebih detail adalah sebagai berikut:

1. Mengembangkan sistem setempat (on site) yang diarahkan pada sistem publik bagi wilayah yang tidak terlayani saluran air limbah terpusat. Saat ini tidak semua wilayah di Kota Bandung terlayani oleh sistem terpusat, terutama di wilayah Bandung Timur. Wilayah yang tidak terlayani sistem terpusat menggunakan sistem individu, berupa atau tangki septik.

Untuk daerah yang padat, sistem individu ini sebenarnya tidak memenuhi syarat kesehatan. Oleh karena itu di daerah-daerah yang belum terlayani sistem terpusat, akan dikembangkan sistem setempat, namun sistem ini sudah didesain agar dapat disambungkan satu dengan yang lain, sehingga dapat membentuk sistem terpusat di masa yang akan datang. Pada saat ini wilayah Bandung Timur masih cukup rendah kepadatan penduduknya, sehingga tidak ekonomis apabila langsung dikembangkan sistem terpusat.

2. Mengoptimalkan pelayanan sistem terpusat pada wilayah-wilayah yang sudah dilayani sistem tersebut. Di wilayah pelayanan sistem terpusat, masih terdapat juga rumah tangga yang belum menjadi pelanggan dari sistem terpusat tersebut, padahal kapasitas dari sistem jaringan (kecuali IPAL), masih cukup memadai. Mengoptimalkan pelayanan sistem terpusat dimaksudkan untuk memanfaatkan kapasitas sistem terpusat yang belum dimanfaatkan.

3.

Sedangkan isu-isu strategis dalam pengelolaan air limbah domestik di Kota Bandung meliputi :

Dalam dokumen BAB 02 PROFIL SANITASI SAAT INI (Halaman 36-39)

Dokumen terkait