• Tidak ada hasil yang ditemukan

Konsep Pembelajaran Integrasi 1. Pengertian Pembelajaran Integrasi 1.Pengertian Pembelajaran Integrasi

LANDASAN TEORI

A. Konsep Pembelajaran Integrasi 1. Pengertian Pembelajaran Integrasi 1.Pengertian Pembelajaran Integrasi

Integrasi memiliki pengertian penyatuan hingga menjadi satu kesatuan yang utuh atau bulat.35 Istilah integrasi sendiri berasal dari bahasa Inggris yaitu integrate. Dalam buku The Comtemprorary English-Indonesian Dictionary (Peter Salim), istilah integrate (vt) integrated,

integrating, integrates diterjemahkan menjadi menggabungkan,

menyatupadukan, mengintegrasikan. Sedangkan integrated (adj)

diterjemahkan menjadi dapat bergaul dengan orang dari berbagai suku dengan dasar yang sama; terpadu.

Dalam dunia pendidikan, istilah integrasi biasanya dikaitkan dengan sebuah gerakan untuk pendidikan demokaratis yang memusatkan pada persoalan-persoalan aktual sebagai kurikulum inti. Pembelajaran integrasi berpusat pada pengorganisasian persoalan penting dalam kurikulum sekolah dengan dunia yang lebih luas. Integrasi ini akan menghubungkan persoalan satu dengan lainnya, sehingga terbangunlah sebuah kesatuan (unity) pengetahuan. Sebuah pengetahuan yang

1. Menuk Hardaniyati dkk, Kamus Pelajar Sekolah Lanjutan Pertama, Jakarta : Pusat Bahasa, 2003, 251-252.

30

mempresentasikan bagian-bagian dengan keseluruhannya (part whole relationships).36

Pembelajaran Integrasi sebagai suatu konsep merupakan pendekatan pembelajaran yang melibatkan beberapa mata pelajaran untuk memberikan pengalaman belajar yang bermakna bagi peserta didik. Bermakna artinya dalam pembelajaran terpadu siswa akan memahami konsep-konsep yang mereka pelajari itu melalui pengalaman langsung dan menghubungkannya dengan konsep-konsep lain yang mereka pahami.37 Pembelajaran integrasi secara efektif akan membantu menciptakan kesempatan yang luas bagi peserta didik untuk melihat dan membangun konsep-konsep yang saling berkaitan.

Pembelajaran terpadu adalah pembelajaran yang diawali dengan suatu pokok bahasan atau tema tertentu yang dikaitkan dengan pokok bahasan lain, konsep tertentu dikaitkan dengan konsep lain yang dilakukan secara spontan atau direncanakan, baik dalam satu bidang studi atau lebih, dan dengan beragam pengalaman belajar peserta didik maka pembelajaran menjadi lebih bermakna.38 Dikatakan bermakna karena dalam pembelajaran terpadu, anak akan memahami konsep yang dipelajari melalui pengalaman langsung dan menghubungkannya dengan konsep lain yang sudah dipahami anak melalui kesempatannya mempelajari apa yang berhubungan

36

Hartono, Pendidikan Integratif, Purwokerto : STAIN Press, 2011, 7.

37

Koswara Yudaamijaya, Konsep dasar pembelajaran Terpadu, melalui http://ncosyuda. blogspot.com /2012/11/.html; diakses senin 27 Oktober 2014 : 22.01.

38

31

dengan tema atau peristiwa otentik (alami). Dalam pembelajaran semacam itu, anak diharapkan selalu mendapatkan kesempatan untuk terlibat secara aktif sesuai dengan aspirasi dan minatnya, dimana dalam pembelajaran terpadu sangat

menghargai keragaman. Melalui pembelajaran terintegrasi diharapkan para

siswa memperoleh pengetahuan secara menyeluruh dengan cara mengaitkan satu pelajaran dengan pelajaran yang lain.39 Pengertian pembelajaran terpadu dapat dilihat sebagai berikut:

a. Suatu pendekatan pembelajaran yang menghubungkan berbagai mata pelajaran yang mencerminkan dunia nyata di sekeliling serta dalam rentang kemampuan dan perkembangan anak;

b. Suatu cara untuk mengembangkan pengetahuan dan keterampilan anak secara serempak (simultan);

c. Merakit atau menggabungkan sejumlah konsep dalam beberapa mata pelajaran yang berbeda, dengan harapan siswa akan belajar dengan lebih baik dan bermakna.40

Dari beberapa pendapat tersebut diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa pembelajaran integrasi adalah model pembelajaran dengan menggabungkan beberapa mata pelajaran/materi/tema dengan berdasarkan pada topik tertentu yang dipadukan untuk menggali pengetahuan peserta

39

Nasution, Asas-Asas Kurikulum, Jakarta: Bumi Aksara, 2008,196. 40

Koswara Yudaamijaya, Konsep dasar pembelajaran Terpadu, melalui http://ncosyuda. blogspot.com /2012/11/.html; diakses senin 27 Oktober 2014 : 22.09.

32

didik berdasarkan interaksi dengan lingkungan atau pengalaman yang dialami sehingga memberikan pengalaman yang bermakna begi peserta didik.

2. Landasan Teori Pembelajaran Integrasi

Landasan ini pada hakikatnya adalah faktor-faktor yang harus diperhatikan dan dipertimbangkan oleh para guru pada waktu merencanakan, melaksanakan, serta menilai proses dan hasil pembelajaran.

a. Landasan filosofis

Perumusan kompetensi dan materi pada dasarnya bergantung pada pertimbangan pertimbangan filosofis. Ada tiga aliran filsafat sebagai berikut:

1. Aliran progresivisme menekankan pada penekanan kreativitas, pemberian sejumlah kegiatan, suasana yang alamiah dan memperhatikan pengalaman siswa. Dengan kata lain proses pembelajaran bersifat mekanistis.

2. Aliran konstruktivisme melihat pengalaman langsung siswa (direct experiences) sebagai kunci dalam pembelajaran.

3. Aliran humanisme melihat siswa dari segi keunikan, potensi dan motivasi yang dimilikinya.

33 b. Landasan Psikologis

Berkaitan dengan psikologi perkembangan peserta didik dan teori belajar. Tugas utama guru membantu mengoptimalkan perkembangan siswa seperti perkembangan fisik, intelektual, sosial, emosional, dan moral melalui proses belajar. Pandangan Psikologis yang melandasi pembelajaran terpadu sebagai berikut :

1. Pada dasarnya masing-masing siswa membangun realitasnya sendiri.

2. Pikiran seseorang pada dasarnya mempunyai kemampuan untuk mencari pola dan hubungan antara gagasan yang ada.

3. Pada dasarnya siswa adalah seorang individu dengan berbagai kemampuan yang dimilikinya dan mempunyai kesempatan untuk berkembang.

4. Keseluruhan perkembangan anaka adalah terpadu dan anak melihat dirinya dan sekitarnya secara utuh (holistik).

c. Landasan Praktis

Berkaitan dengan kondisi-kondisi nyata yang pada umumnya terjadi dalam proses pembelajaran saat ini, sehingga harus mendapat perhatian dalam pelaksanaan pembelajaran terpadu. landasan praktis dalam pembelajaran terpadu sebagai berikut.

1. Perkembangan ilmu pengetahuan begitu cepat sehingga terlalu banyak informasi yang harus dimuat dalam kurikulum.

34

2. Hampir semua pelajaran di sekolah diberikan secara terpisah satu sama lain, padahal seharusnya saling terkait.

3. Permasalahan yang muncul dalam pembelajaran sekarang ini cenderung lebih bersifat lintas mata pelajaran (interdisipliner)

sehingga dipelukan usaha kolaboratif antara berbagai mata pelajaran untuk memecahkannya.

4. Kesenjangan yang terjadi antara teori dan praktek dapat dipersempit dengan pembelajaran terpadu sehingga siswa akan mampu berfikir teoritis dan pada saat yang sama mampu berpikir praktis.41

3. Karakteristik Pembelajaran Integrasi

Dari beberapa pendapat para ahli yang telah disebutkan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa karakteristik pembelajaran terpadu meliputi:42

a. Berpusat pada anak

Karakteristik pertama yang ada pada pembelajaran terpadu ini adalah bahwa proses pembelajaran menjadikan peserta didik sebagai pemeran utama yang dituntut untuk aktif dalam berbagai hal terkait dengan pembelajaran. Dengan kata lain para peserta didik akan

41

Koswara Yudaamijaya, Konsep dasar pembelajaran Terpadu, melalui http://ncosyuda. blogspot.com /2012/11/.html; diakses senin 27 Oktober 2014 : 22.32.

42

Andrean Perdana, Pengertian, Ciri, Kelebihan, dan Kekurangan Pembelajaran Terpadu,

35

diarahkan untuk aktif dan bersikap kritis terhadap materi pembelajaran. Dalam pembelajaran terpadu peran guru lebih banyak sebagai fasilitator dan siswa sebagai aktor. Pembelajaran terpadu merupakan suatu sistem pembelajaran yang memberikan keleluasaan pada siswa seperti aktif mencari, menggali, dan menemukan konsep serta prinsip-prinsip dari suatu pengetahuan yang harus dikuasai dan dibutuhkan sesuai perkembangannya.

b. Otentik

Pembelajaran terpadu diprogramkan untuk melibatkan siswa secara langsung pada konsep dan prisip yang dipelajari sehinggan dengan pengalaman langsung. Pada pembelajaran terpadu ini para peserta didik akan lebih diarahkan untuk mendapatkan pembelajaran yang lebih faktual sehingga dengannya mereka akan lebih mudah memahami sebuah materi pembelajaran yang bersifat abstrak.

c. Pemisahan antar bidang studi tidak begitu jelas.

Salah satu yang paling mencirikan dari pembelajaran ini adalah bahwa tidak adanya batasan yang jelas antar mata pelajaran sebagai

akibat dari pandangan pembelajaran ini yang memadukan berbagai macam mata pelajaran dalam sebuah tema tertentu. Pembelajaran terpadu memusatkan perhatian pada pengamatan suatu peristiwa dari

36

beberapa mata pelajaran sekaligus. Pemisahan antara bidang studi tidak ditonjolkan sehingga memungkinkan siswa untuk memahami suatu fenomena pembelajaran dari segala sisi. Fokus pembelajaran diarahkan kepada pembahasan tema-tema yang paling dekat berkaitan dengan kehidupan siswa.

d. Menyajikan konsep dari berbagai bidang studi dalam suatu proses Pembelajaran.

Pembelajaran ini fleksibel dan dapat disesuaikan menurut perkembangan dari anak serta situasi dan kondisi pada saat pembelajaran sehingga lebih efektif untuk digunakan. Pembelajaran terpadu mengkaji suatu fenomena dari berbagai macam aspek yang membentuk semacam jalinan antar skema yang dimiliki oleh siswa, keterkaitan antara konsep-konsep lain akan menambah kebermaknaan konsep yang dipelajari secara utuh dan diharapkan anak mampu menerapkan perolehan belajarnya untuk memecahkan masalah-masalah nyata di dalam kehidupannya.

e. Bersikap luwes

Pembelajaran terpadu bersifat luwes, sebab guru dapat mengaitkan bahan ajar dari satu bahan ajar dengan mata pelajaran lainnya, bahkan dengan kehidupan siswa dan keadaan lingkungan dimana sekolah dan siswa berada.

37

f. Hasil pembelajaran dapat berkembang sesuai dengan minat dan kebutuhan anak.

Siswa diberi kesempatan untuk mengoptimalkan potensi yang dimilikinya sesuai dengan minat dan kebutuhannya. Pembelajaran terpadu sebagai suatu proses mempunyai beberapa karakteristik atau ciri-ciri yaitu: holistik, bermakna, otentik, dan aktif.43

1) Holistik

Suatu gejala atau fenomena yang menjadi pusat perhatian dalam pembelajaran terpadu diamati dan dikaji dari beberapa bidang kajian sekaligus,tidak dari sudut pandang yang terkotak-kotak.Pembelajaran terpadu memungkinkann siswa untuk memahami suatu fenomena dari segala sisi. Pada gilirannya nanti, hal ini akan membuat siswa lebih arif dan bijak di dalam menyikapi atau mengahdapi kejadian yang ada di depan mereka. 2) Bermakna.

Pengkajian suatu fenomena dari berbagai aspek seperti yang dijelaskan di atas, memungkinkan terbentuknya semacam jalinan antar konsep-konsep yang berhubungan yang disebut skemata. Hal ini akan berdampak pada kebermaknaan dari materi yang dipelajari. Rujukan yang nyata dari semua konsep yang diperoleh

43

Fida Khairunn, Karakteristik Pembelajaran Terpadu, dalam http://surgailmu-kitapunya. blogspot. ch/2012/10/.html, diakses, selasa 28 Oktober 2014; 22.46.

38

dan keterkaitannya dengan konsep-konsep lainnya akan menambah kebermaknaan konsep yang dipelajari. Selanjutnya hal ini akan mengakibatkan pembelajaran yang fungsional. Siswa mampu menerapkan perolehan belajarnya untuk memecahkan masalah-masalah yang muncul dalam kehidupannya.

3) Otentik

Pembelajaran terpadu memungkinkan siswa memahami secara langsung prinsip dan konsep yang ingin dipelajarinya melalui kegiatan belajar secara langsung. Mereka memahami dari hasil belajarnya sendiri,bukan sekedar pemberitahuan guru. Informasi dan pengetahuan yang diperoleh sifatya lebih otentik. Misalnya, hukum pemantulan cahaya diperoleh siswa melalui eksperimen. Guru lebih banyak berperan sebagai fasilitator dan katalisator, sedang siswa bertindak sebagai aktor pencari informasi dan pemberitahuan.

4) Aktif

Pembelajaran terpadu menekankan keaktifan siswa dalam pembelajaran,baik secara fisik,mental,intelektual,maupun emosional guna tercapainya hasil belajar yang optimal dengan mempertimbangkan hasrat, minat dan kemampuan siswa sehingga mereka termotivasi untuk terus-menerus belajar.Dengan demikaian pembelajaran terpadu bukan hanya sekedar merancang aktivitas-aktivitas dari masing -masing mata pelajran yang saling

39

terkait.Pembelajaran terpadu bisa saja dikembangkan dari suatu tema yang disepakati bersma dengan melirik aspek-aspek kurikulum yang bisa dipelajari secara bersama melalui pengembangan tema tersebut. 4. Tujuan Pembelajaran Integrasi

Pembelajaran integrasi selain dikembangkan untuk mencapai tujuan pembelajaran yang holistik seperti yang tertuang dalam PP no. 19 tahun 2005 tentang Standar Nasioanl Pendidikan, diharapkan peserta didik juga dapat :

a. Meningkatkan pemahaman konsep yang dipelajarinya secara lebih bermakna.

b. Mengembangkan ketrampilan menemukan, mengolah, dan memanfaatkan informasi.

c. Menumbuhkembangkan sikap positif, kebiasaan baik dan nilai-nilai luhur yang diperlukan dalam kehidupan.

d. Menumbuhkembangkan ketrampilan sosial seperti kerjasama, toleransi, komunikasi, serta menghargai pendapat orang lain.

e. Meningkatkan gairah dalam belajar

f. Memiliki kegiatan yang sesuai dengan minat dan kebutuhan.44

44

Sukayati, Materi Diklat, Pembelajaran Tematik di SD Merupakan Terapan dari Pembelajaran Terpadu, Yogyakarta: PPPG, 2004, 4.

40 5. Manfaat Pembelajaran Integrasi

Beberapa manfaat apabila menggunakan pembelajaran integrasi antara lain :

a. Banyak topik-topik yang tertuang dalam mata pelajaran mempunyai keterkaitan konsep dengan yang dipelajari peserta peserta didik.

b. Peserta didik dapat memanfaatkan ketrampilan yang dikembangkan dari mempelajari keterkaitan antar mata pelajaran.

c. Peserta didik terlatih untuk semakin banyak membuat hubungan inter dan antar pelajaran, sehingga peserta didik mampu memproses informasi dengan cara yang sesuai dengan daya pikirnya dan memungkinkan berkembangnya jaringan konsep-konsep.

d. Membantu peserta didik memecahkan masalah dan berpikir kritis untuk dapat dikembangkan melalui ketrampilan dalam situasi nyata.

e. Membantu meningkatkan daya ingat (retensi) peserta didik dengan jalan memberikan topik-topik dalam berbagai situasi dan kondisi.

f. Dapat mempermudah transfer pembelajaran, apabila situasi pembelajaran dekat dengan kehidupan nyata peserta didik.45

45

Sukayati, Materi Diklat, Pembelajaran Tematik di SD Merupakan Terapan dari Pembelajaran Terpadu, Yogyakarta: PPPG, 2004, 5.

41

6. Macam-macam Model Pembelajaran Integrasi

Sesuai dengan sifat materi dan cara memadukan konsep, ketrampilam dan unit tematisnya, Robin Fogarty membagi model pembelajaran integrasi menjadi 10 (sepuluh) level, kesepuluh model tersebut adalah :

a. Model Penggalan (Fragmented)

Model ini ditandai oleh ciri pemaduan yang hanya terbatas pada satu mata pelajaran saja. Misalnya,dalma mata pelajaran bahasa Indonesia materi pembelajaran tentang menyimak, berbicara, membaca dan menulis dapat dipadukan dalam materi pembelajaran ketrampilan berbahasa.

b. Model Keterhubungan (Connected)

Model Connected dilandasi oleh anggapan bahwa butir-butir

pembelajaran dapat dipayungkan pada induk mata pelajaran tertentu. Butir-butir pembelajaran seperti: kosakata, struktur, membaca, dan mengarang misalnya dapat dipayungkan pada mata pelajaran bahasa dan sastra. c. Model Sarang (Nested)

Model Nested merupakan pemaduan berbagai bentuk

penguasaan konsep ketrampilan melalui sebuah kegiatan pembelajaran. Misalnya, pada jam-jam tertentu guru memfokuskan kegiatan pembelajaran pada pemahaman bentuk kata, makna kata,dan ungkapan dengan saran pembuahan ketrampilan dalam mengembangkan daya imajinasi, daya berfikir logis, menentukan ciri bentuk dan makna kata-kata dalam puisi, membuat ungkapan dan menulis puisi.

42

d. Model Urutan/Rangkaian (Sequenced)

Model Sequenced merupakan model pemaduan topik-topik antar mata pelajaran yang berbeda secara pararel. Isi cerita dalam roman sejarah, misalnya: topik pembahasannya secara pararel atau dalam jam yang sama dapat dipadukan dengan ikhwal sejarah perjuangan bangsa karakteristik kehidupan sosial masyarakat pada periode tertentu maupun topik yang menyangkut perubahan makna kata.

e. Model Bagian (Shared)

Model Shared merupakan bentuk pemaduan pembelajaran akibat adanya overlapping konsep atau ide pada dua mata pelajaran atau lebih. Buir-butir pembelajaran tetang kewarganegaraan dalam PKn misalnya,dapat bertumpang tindih dengan butir pembelajaran Tata Negara, PSPB dsb.

f. Model Jaring Laba-laba (Webbed)

Model ini bertolakdari pendekatan tematis sebagai pemandu bahan dan kegiatan pembelajaran. Dalam hubungan ini tema dapat mengikat kegaiatan pembelajaran baik dalam mata pelajaran tertentu maupun lintas mata pelajaran.

g. Model Galur (Threaded)

Model Threaded merupakan model pemaduan bentuk ketrampilan, misalnya: melakukan prediksi dan estimasi dalam

43

matematika, ramalan terhadap kejadian-kejadian, antisipasi terhadap cerita, dsb. Bentuk model ini terfokus pada meta kurikulum.

h. Model Keterpaduan (Integrated)

Model integrated merupakan pemaduan sejumlah topik dari mata pelajaran yang berbeda, tetapi esensinya sama dalam sebuah topik tertentu. Topik evidensi yang semula terdapat dalam pelajaran matematika,bahasa Indonesia, IPA, dan IPS agar tidak membuat muatan kurikulum berlebihan, cukup diletakkan dalam mata pelajaran tertentu, misalnya IPA.

i. Model Celupan (Immersed)

Model Immersed dirancang untuk membantu siswa dalam menyaring dan memadukan berbagai pengalaman dan pengetahuan dihubungkan dengan medan pemakaiannya. Dalam hal ini tukar pengalaman dan pemanfaatan pengalaman sangat diperlukan dalam kegiatan pembelajaran.

j. Model Jaringan (Networked)

Model Networked merupakan model pemaduan pembelajaran yang mengandaikan kemungkinan perubahan konsepsi, bentuk pemecahan masalah, maupun tuntutan bentuk ketrampilan baru setelah siswa

44

mengadakan studi lapangan dalam situasi, kondisi, maupun konteks yang berbeda.46

7. Model Pembelajaran Integrasi di Madrasah Tsanawiyah.

Dari kesepuluh model pembelajaran terpadu di atas tiga model pembelajaran yang dipandang layak dan sesuai untuk dapat dikembangkan di pendidikan dasar dan menengah adalah model keterhubungan (connected), model jaring laba-laba (webbed), model keterpaduan (integrated ).47

a. Model Keterhubungan (Connected)

Model pembelajaran ini menyajikan hubungan yang eksplisit di dalam satu mata pelajaran yaitu menghubungkan satu topik ke topik yang lain, satu konsep ke konsep yang lain, satu ketrampilan ke ketrampilan yang lain, satu tugas ke tugas berikutnya. Pada pembelajaran model ini kunci utamanya adalah adanya satu usaha secara sadar untuk menghubungkan bidang kajian dalam satu disiplin ilmu.

Sebagai contoh; guru menghubungkan/menggabungkan konsep matematika tentang uang dengan konsep jual beli, untung rugi, simpan pinjam, bunga.48 Dalam pembelajaran IPS Sejarah guru bisa menghubungkan antara Masa Pemerintahan Daendels di Indonesia dengan

46

Kukuh Andri Aka, Model-Model Pembelajaran Terpadu, http://belajarpendidikanku. blogspot. com/2013/04/ , diakses pada hari Kamis, 4 Desember 2014 ; 22.35.

47

Novi Resmini, Makalah Model-model Pembelajaran Terpadu, Bandung: UPI.tt.

48

Sukayati, Materi Diklat, Pembelajaran Tematik di SD Merupakan Terapan dari Pembelajaran Terpadu, Yogyakarta: PPPG, 2004, 5.

45

Revolusi Perancis di Eropa, akibat Perang Diponegoro dengan Tanam Paksa.

Keunggulan dari model keterhubungan ini adalah :

1. Peserta didik memperoleh gambaran yang luas sebagaimana satu mata pelejaran yang berfokus pada suatu aspek tertentu,

2. Peserta didik mengembangkan konsep-konsep kunci secara terus menerus sehingga terjadilah proses internalisasi,

3. Menghubungkan ide-ide dalam sutu mata pelajaran memungkinkan peserta didik untuk mengkaji, mengkonseptualisasi, memperbaiki, serta mengasimilasi ide-ide secara terus-menerus sehingga memudahkan terjadinya proses transfer ide-ide dalam memecahkan masalah.

Sedang kelemahan dari model keterhubungan ini antara lain : 1. Masih kelihatan terpisahnya antar mata pelajaran,

2. Tidak mendorong guru untuk bekerja secara rutin sacara tim, sehingga isi pelajaran tetap berfokus tanpa merentangkan konsep-konsep serta ide-ide antar mata pelajaran,

3. Dalam memadukan ide-ide pada satu mata pelajaran, maka usaha untuk mengembangkan keterhubungan antar mata pelajaran menjadi terabaikan.49

49

Sutrisno Widodo, Materi Diklat, Evaluasi dalam pembelajaran terpadu di Sekolah Dasar, Surabaya : tt, 10-11.

46 b. Model Jaring Laba-laba (Webbed)

Model pembelajaran ini adala model pembelajaran terpadu yang menggunakan pendekatan tematik. Pendekatan ini dimulai dengan menentukan tema yang kemudian dikembangkan menjadi sub-tema dengan memperhatikan keterkaitan tema tersebut dengan mata pelajaran yang terkait. Dari sub tema tersebut diharapkan aktivitas peserta didk dapat berkembang dengan sendirinya.50

Sebagai contoh, Peserta didik dan guru menentukan tema, misalnya tentang air. Maka guru-guru mata pelajaran dapat mengajarkan tema air tersebut pada sub-sub tema, misalnya siklus air, kincir air, waduk, air sungai, bisnis air mineral, yang terkabung dalam mata pelajaran Matematika, IPA, IPS dan Bahasa.51

Kelebihan pembelajaran model jaring laba-laba adalah :

1. Adanya factor motivasional yang dihasilkan dari penyeleksi tema yang sangat diminati.

2. Model jarring laba-laba relatif lebih mudah dilakukan oleh guru yang belum berpengalaman.

3. Model ini mempermudah perencanaan kerja tim untuk mengembangkan tema ke dalam semua bidang isi pelajaran.

Adapun kelemahan pembelajaran model jaring laba-laba adalah :

50

Novi Resmini, Makalah, Model………., 7.

51

47

1. Langkah yang sulit dalam pembelajaran integrasi model jarring laba-laba adalah menyeleksi tema.

2. Adanya kecenderungan merumuskan suatu tema yang dangkal, sehingga hal ini hanya berguna secara artifisial di dalam perencaan kurikulum

3. Dalam proses pembelajaran guru lebih fokus pada kegiatan dari pada pengembangan konsep.52

c. Model Terpadu (Integrated)

Model ini merupakan pembelajaran integrasi yang menggunakan pendekatan antar mata pelajaran / bidang studi. Model ini diusahakan dengan cara menggabungkan mata pelajaran dengan menetapkan prioritas kurikuler dan menentukan ketrampilan, konsep, dan sikap yang saling tumpah tindih di dalam beberapa mata pelajaran. Berbeda dengan model jaring laba-laba yang menuntut pemilihan tema dan pengembangannya sebagai langkah awal, maka dalam model keterpaduan tema yang terkait dan betumpah tindih merupakan hal yang terakhir yang ingin dicari dan dipilih oleh guru dalam tahap perencanaan program. Langkah pertama guru menyeleksi konsep-konsep, ketrampilan dan sikap yang diajarkan dalam satu semester dari beberapa mata pelajaran. Kedua, dipilih beberapa

52

48

konsep, ketrampilan dan sikap yang memiliki keterhubungan yang erat dan tumpang tindih diantara berbagai mata pelajaran.

Kelebihan dari model terpadu ini antara lain :

1. Memudahkan peserta didik untuk mengarahkan keterkaitan dan keterhubungan di antara berbagai mata pelajaran.

2. Memungkinkan pemahaman antar mata pelajaran dan memberikan penghargaan terhadap pengetahuan dan keahlian.

3. Mampu membangun motivasi Sedang kelemahan model ini adalah : 1. Sulit diterapkan secara penuh

2. Menghendaki guru yang trampil, percaya diri dan menguasai konsep, sikap dan ketrampilan yang sangat diprioritaskan.

3. Model ini menghendaki tim antar mata pelajaran yang terkadang sulit dilakukan, baik dalam perencanaan maupun pelaksanaan.53 B. Pendidikan Nilai

1. Pengertian Nilai

Nilai dalam kamus bahasa Indonesia mempunyai banyak makna, antara lain harga dalam arti taksiran harga; harga uang (dibandingkan dng harga uang yg lain), angka kepandaian, kadar; mutu, banyak sedikitnya isi.54 Nilai juga diartikan sebagai sifat-sifat (hal-hal) yg penting atau berguna bagi

53

Novi Resmini, Makalah Model……, 8-9.

54

Suharso dan Ana Retnoningsih, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Edisi Lux, Semarang : CV Widya Karya, 2005, 337.

49

kemanusiaan. sesuatu yg menyempurnakan manusia sesuai dng hakikatnya/ etika.55 Dari pengertian ini dapat didefinisikan bahwa Nilai adalah sesuatu yang berharga, bermutu, menunjukkan kualitas,dan berguna bagi manusia. Sesuatu itu bernilai berarti sesuatu itu berharga atau berguna bagi kehidupan manusia.

Dudung Rahmat Hidayat menjelaskan tentang pengertian nilai sebagai berikut :

a. Nilai dalam bahasa Inggris value, bahasa Latin valere (berguna,mampu akan, berdaya, berlaku, kuat).

b. Nilai ditinjau dari segi harkat adalah kualitas suatu hal yang menjadikan hal itu dapat disukai, diinginkan, berguna, atau dapat menjadi objek

Dokumen terkait