• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN

A. Kajian Teori

5. Pembelajaran IPA di SD Kelas V Semester 2

Mata pelajaran Ilmu Pengatahuan Alam singkatan dari IPA. Mata pelajaran ini dibagi menjadi beberapa sub pokok bahasan yaitu seperti biologi, kimia, dan fisika (Suparno, 2005: 9). Pembelajaran IPA Fisika mulai dikenalkan dengan anak-anak sejak SD, namun pengajaran Fisika masih menjadi satu atau terintegrasi dengan IPA Biologi. Pemberian materi IPA di SD diberikan sejak kelas 1, namun pemberian materi ini diberikan secara terpadu. Pemberian materi IPA yang dilakukan secara terpisah antara Biologi dan Fisika mulai dari kelas IV. Materi IPA Fisika di SD masih mempelajari ilmu-ilmu dasar yang sederhana

Menurut kurikulum KTSP pelajaran IPA di bangku SD diajarkan secara bersamaan antara biologi dan fisika. KTSP kepanjangan dari Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Standar Nasional Pendidikan, pasal 1, ayat 15 (Mulyasa, 2007: 19) mengemukakan bahwa Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) adalah kurikulum operasional yang disusun dan dilaksanakan oleh masing-masing satuan pendidikan.

Sesuai dengan kurikulum KTSP pelajaran IPA pada kelas V mempelajari sebagai berikut: KD 5.1 Mendeskripsikan hubungan antara gaya, gerak dan energi melalui percobaan (gaya gravitasi, gaya gesek, gaya magnet), KD 5.2 Menjelaskan pesawat sederhana yang dapat membuat pekerjaan lebih mudah dan lebih cepat, KD 6.1 Mendeskripsikan sifat-sifat cahaya, KD 7.1 Mendiskripsikan proses pembentukan tanah karena pelapukan, KD 7.3 Mendeskripsikan struktur bumi. Penjelasan Materi sebagai berikut :

a. Gaya, Gerak, dan Energi

Sulistiyono (2008: 89-102), berpendapat bahwa gaya adalah sebagai tarikan atau dorongan. Gaya terhadap suatu benda dapat mengakibatkan benda bergerak, berubah bentuk, dan berubah arah. Pada saat kamu menendang bola maka bola akan bergerak dan berubah arahnya. Macam- macam gaya ada 3 yaitu gaya magnet, gaya gravitasi, dan gaya gerak. 1) Gaya Magnet

Gaya Magnet adalah benda yang terbuat dari logam serta mempunyai dua kutub yaitu kutup utara dan kutup selatan. Batuan logam tersebut diolah sampai akhirnya menjadi magnet. Tarikan atau

dorongan yang disebabkan oleh magnet disebut gaya magnet. Tidak semua benda dapat ditarik oleh magnet. Hanya benda-benda yang memiliki sifat tertentu saja yang dapat ditarik oleh magnet. Terdapat beberapa cara dalam pembuatan magnet di antaranya adalah cara induksi, menggosok, dan mengalirkan arus listrik (Sulistiyono, 2008: 96).

a) Induksi

Magnet dapat dibuat dengan cara induksi, yaitu mendekatkan atau menempelkan magnet pada benda yang akan dijadikan sebagai magnet (Sulistiyono, 2008: 97).

Gambar 2.1. Pembuatan Magnet dengan Induksi Sumber: Sulistiyono (2008: 97)

b) Menggosok

Magnet dapat dibuat dengan cara menggosok benda yang akan dijadikan magnet dengan magnet batang (Sulistiyono, 2008: 97).

Gambar 2.2. Pembuatan Magnet dengan Menggosok Sumber: Sulistiyono (2008: 97)

c) Mengaliri Alur Listrik

Membuat magnet dengan cara mengalirkan arus listrik, kita membutuhkan paku yang cukup besar, kawat kumparan, dan batu baterai sebagai sumber arus listriknya (Sulistiyono, 2008: 98).

Gambar 2.3. Pembuatan Magnet dengan Mengaliri Alur Listrik Sumber: Sulistiyono (2008: 98)

2) Gaya Gravitasi

Sulistiyono (2008: 98), gravitasi adalah gaya tarik-menarik yang terjadi antara semua partikel yang mempunyai massa di alam semesta. Gaya tarik ini menyebabkan benda-benda tersebut selalu berada di tempatnya.

Gambar 2.4. Bola dilempar ke atas akan jatuh ke bawah Sumber: Sulistiyono (2008: 98)

3) Gaya Gerak

Sulistiyono (2008: 99) gaya gesekan merupakan gaya yang ditimbulkan oleh dua permukaan yang saling bersentuhan. Lantai yang licin membuat kita sulit berjalan di atasnya karena gaya gesekan yang terjadi antara kaki kita dengan lantai sangat kecil.

Gambar 2.5. Ban mobil Sumber: Sulistiyono (2008: 101) b. Pesawat Sederhana

Pesawat adalah semua jenis alat yang digunakan untuk memudahkan pekerjaan manusia (Sulistiyono, 2008: 109). Kesederhanaan dalam penggunaannya menyebabkan alat-alat tersebut dikenal dengan sebutan pesawat sederhana. Pesawat sederhana dibagi menjadi 4 jenis yaitu : 1) Tuas

Tuas lebih dikenal dengan nama pengungkit. Pada umumnya, tuas atau pengungkit menggunakan batang besi atau kayu yang digunakan untuk mengungkit suatu benda. Terdapat tiga titik yang menggunakan gaya ketika kita mengungkit suatu benda, yaitu beban (B), titik tumpu (TT), dan kuasa (K). Beban merupakan berat benda, sedangkan titik tumpu merupakan tempat bertumpunya suatu gaya.

Gambar 2.6. (a) Linggis memudahkan kita memindahkan batu besar, dan (b) tuas/linggis digambarkan secara sederhana

Sumber: Sulistiyono (2008: 110)

a) Tuas Golongan Pertama

Tuas golongan pertama, kedudukan titik tumpu terletak di antara beban dan kuasa. Contoh tuas golongan pertama ini di antaranya adalah gunting, linggis, jungkat-jungkit, dan alat pencabut paku (Sulistiyono, 2008: 111).

Gambar 2.7. Jenis Tuas Golongan Pertama Sumber: Sulistiyono (2008: 111) b) Tuas Golongan Kedua

Tuas golongan kedua, kedudukan beban terletak di antara titik tumpu dan kuasa. Contoh tuas golongan kedua ini di antaranya adalah gerobak beroda satu, alat pemotong kertas, dan alat pemecah kemiri, pembuka tutup botol (Sulistiyono, 2008: 111- 112).

Gambar 2.8. Jenis Tuas Golongan Kedua Sumber: Sulistiyono (2008: 112) c) Tuas Golongan Ketiga

Tuas golongan ketiga, kedudukan kuasa terletak di antara titik tumpu dan beban. Contoh tuas golongan ketiga ini adalah sekop

yang biasa digunakan untuk memindahkan pasir (Sulistiyono, 2008: 112).

Gambar 2.9. Jenis Tuas Golongan Ketiga Sumber: Sulistiyono (2008: 112) 2) Bidang Miring

Bidang miring adalah permukaan rata yang menghubungkan dua tempat yang berbeda ketinggiannya. Dengan dibuat berkelok-kelok pengendara kendaraan bermotor lebih mudah melewati jalan yang menanjak (Sulistiyono, 2008: 115).

Gambar 2.10. Jalan menuju pegunungan dibuat berkelok- kelok dan tangga naik di buat miring

Sumber: Sulistiyono (2008: 115) 3) Katrol

Katrol merupakan roda yang berputar pada porosnya. Biasanya pada katrol juga terdapat tali atau rantai sebagai penghubungnya. Berdasarkan cara kerjanya, katrol merupakan jenis pengungkit karena memiliki titik tumpu, kuasa, dan beban. Katrol digolongkan menjadi tiga, yaitu katrol tetap, katrol bebas, dan katrol majemuk (Sulistiyono, 2008: 117).

(a) (b) (c)

Gambar 2.11. (a) Gambar katrol tetap, (b) katrol bebas, dan (c) katrol majemuk

Sumber: Sulistiyono (2008: 117-118) 4) Roda Berporos

Roda berporos merupakan roda yang di dihubungkan dengan sebuah poros yang dapat berputar bersama-sama. Roda berporos merupakan salah satu jenis pesawat sederhana yang banyak ditemukan pada alat-alat seperti setir mobil, setir kapal, roda sepeda, roda kendaraan bermotor, dan gerinda (Sulistiyono, 2008: 119).

Gambar 2.12. Roda berporos pada sepeda Sumber: Sulistiyono (2008: 119) c. Sifat-sifat Cahaya

Cahaya yang mengenai benda akan dipantulkan oleh benda ke mata sehingga benda tersebut dapat terlihat. Sulistiyono (2008: 126) cahaya berasal dari sumber cahaya. Semua benda yang dapat memancarkan cahaya disebut sumber cahaya. Sifat-sifat cahaya yaitu,

1) Cahaya merambat lurus

3) Sifat-sifat Cahaya Apabila Mengenai Cermin Datar dan Cermin Lengkung (Cekung dan Cembung)

Cermin datar adalah cermin yang permukaan pantulnya datar. Cermin cekung adalah cermin yang permukaan pantulnya berupa cekungan. Cekungan ini seperti bagian dalam dari bola. Cermin cembung adalah cermin yang permukaan pantulnya berupa cembungan. Cembungan ini seperti bagian luar suatu bola.

(a) (b)

Gambar 2.13. (a) cermin cekung dan (b) cermin cembung Sumber: Sulistiyono (2008: 129-130)

4) Pembiasan cahaya dalam kehidupan sehari-hari

Pembiasaan biasanya terjadi dalam kehidupan sehari-hari, misalnya udara memiliki kerapatan yang lebih kecil dari pada air. Bila cahaya merambat dari zat yang kurang rapat ke zat yang lebih rapat maka cahaya akan dibiaskan mendekati garis normal. Akan tetapi apabila cahaya merambat dari zat yang lebih rapat ke zat yang kurang rapat maka cahaya akan dibiaskan menjauhi garis normal. Garis normal merupakan garis yang tegak lurus pada bidang batas kedua permukaan (Sulistiyono, 2008: 130).

(a) (b)

Gambar 2.14. (a) pensil berada di dalam gelar berisikan air dan (b) uang logam yang berada di dalam gelas

Sumber: Sulistiyono (2008: 131) d. Proses Pembentukan Tanah

Tanah merupakan hasil dari pelapukan yang terjadi pada batuan. Batuan yang berada di atas permukaan tanah akan mengalami perubahan secara terus menerus karena adanya pengaruh dari lingkungan. Perubahan cuaca, suhu, dan tekanan udara dapat menyebabkan batuan memuai kemudian pecah menjadi batuan-batuan yang lebih kecil lagi. Batuan- batuan ini lama kelamaan akan menjadi butiran-butiran halus (Sulistiyono, 2008: 149-151).

e. Struktur Bumi

Bumi tempat kita tinggal saat ini merupakan salah satu anggota tata surya dengan matahari sebagai pusatnya. Struktur bumi dari dalam ke luar adalah lapisan inti bumi dalam, inti bumi luar, selimut bumi, dan kerak bumi. Lapisan inti bumi dalam merupakan pusat bumi. Lapisan inti dalam memiliki diameter sebesar 2600 km. Lapisan ini terbentuk dari besi dan nikel padat dan merupakan lapisan yang paling panas. (Sulistiyono, 2008: 152).

Gambar 2.15. Struktur Bumi Sumber: Sulistiyono (2008: 152) f. Struktur Matahari

Matahari merupakan salah satu sumber cahaya yang sangat dibutuhkan oleh makhluk hidup. Sebagian besar lapisan yang ada pada matahari tersusun atas beberapa gas.

Gas-gas yang menyusun matahari merupakan gas yang aktif sehingga setiap saat pada permukaan matahari terjadi loncatan-loncatan api (Sulistiyono, 2008: 154).

Gambar 2.16. Struktur Matahari Sumber: Sulistiyono (2008: 154)

Dokumen terkait