• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II KAJIAN TEORITIK DAN PENGAJUAN TINDAKAN

4. Pembelajaran IPS

a. Pengertian Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS)

“Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) merupakan mata pelajaran yang mengintegrasikan konsep-konsep dari berbagai cabang ilmu-ilmu sosial, yaitu ekonomi, geografi, sejarah, hukum, politik, sosiologi, antropologi,

filosofi dan psikologi”.19

Charles R. Keller mengartikan IPS sebagai suatu paduan daripada sejumlah ilmu-ilmu sosial dan ilmu lainnya yang tidak terikat oleh ketentuan disiplin/struktur ilmu tertentu melainkan bertautan dengan kegiatan-kegiatan pendidikan yang berencana dan sistematis untuk kepentingan program pengajaran sekolah dengan tujuan memperbaiki, mengembangkan dan memajukan hubungan-hubungan kemanusiaan-kemasyarakatan.20

Muhammad Nu’man Somantri mengemukakan bahwa pendidikan IPS adalah penyederhanaan disiplin ilmu-ilmu sosial, ideologi negara dan disiplin ilmu lainnya serta masalah-masalah sosial terkait yang diorganisasikan dan disajikan secara ilmiah dan psikologis untuk tujuan pendidikan pada tingkat pendidikan dasar dan menengah.21

Somantri mendefinisikan pendidikan IPS dalam dua jenis, yakni Pendidikan IPS untuk persekolahan dan Pendidikan IPS untuk perguruan tinggi sebagai berikut:

1) Pendidikan IPS adalah penyederhanaan adaptasi dari disiplin ilmu-ilmu sosial dan humaniora, serta kegiatan dasar manusia yang diorganisasikan dan disajikan secara ilmiah dan pedagogis/psikologis untuk tujuan pendidikan.

2) Pendidikan IPS adalah seleksi dari disiplin ilmu-ilmu sosial dan humaniora, serta kegiatan dasar manusia yang diorganisasikan dan disajikan secara ilmiah dan psikologis untuk tujuan pendidikan.22

19 Heni Waluyo Siswanto, “Studi Efektifitas Pembelajaran Terpadu Ilmu Pengetahuan Sosial di Sekolah Menengah Pertama”, Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan, 2011, h. 154.

20 Sapriya, Dadang Sundawa, dan Iim Siti Masyitoh, Pembelajaran dan Evaluasi Hasil Belajar IPS, (Bandung: UPI Press, 2006), h. 6.

21Ibid., h. 7.

22 Sapriya, Pendidikan IPS Konsep dan Pembelajaran, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2009), h. 11.

Pendidikan IPS untuk tingkat sekolah sangat erat kaitannya dengan disiplin ilmu-ilmu sosial yang terintegrasi dengan humaniora dan ilmu pengetahuan alam yang dikemas secara ilmiah dan pedagogis untuk kepentingan pembelajaran di sekolah. Oleh karena itu, IPS ditingkat sekolah pada dasarnya bertujuan untuk mempersiapkan para peserta didik sebagai warga negara yang menguasai pengetahuan (knowledge), keterampilan (skills), sikap dan nilai (attitudes and values) yang dapat digunakan sebagai kemampuan untuk memecahkan masalah pribadi atau masalah sosial serta kemampuan mengambil keputusan dan berpartisipasi dalam berbagai kegiatan kemasyarakatan agar menjadi warga negara yang baik.23

IPS dirancang untuk membantu siswa memecahkan masalah-masalah pribadi dan sosial melalui tindakan sosial yang rasional. Oleh sebab itu, program pembelajaran IPS hendaknya dirancang untuk membantu siswa mendapatkan keterampilan-keterampilan yang diperlukan guna mengenali dan memecahkan masalah-masalah manusia, menganalisis dan mengklarifikasi nilai-nilai mereka, dan membuat keputusan-keputusan yang bijak dan rasional yang akan mendukung bagi perwujudan serta pemeliharaan tata kehidupan masyarakat yang demokratis, dan bagi pemecahan masalah-masalah global secara efektif.24

Dari beberapa pengertian IPS di atas, dapat disimpulkan bahwa ilmu pengetahuan sosial merupakan suatu mata pelajaran di tingkat pendidikan dasar dan menengah yang menggabungkan beberapa ilmu-ilmu sosial, mengajarkan bagaimana menjadi warga negara yang baik yang mampu beradaptasi dilingkungan sekitar serta mampu bersaing dengan dunia luar. IPS juga mengajarkan bagaimana cara berkomunikasi yang baik sesama warga masyarakat serta mengajarkan sikap positif dalam mencintai lingkungan sekitar.

b. Karakteristik Pembelajaran IPS

A. Kosasih Djahiri mengemukakan ciri dan sifat utama dari pembelajaran IPS, yaitu sebagai berikut:

1) IPS berusaha mempertautkan teori ilmu dengan fakta atau sebaliknya (menelaah fakta dari segi ilmu).

23Ibid., h. 12.

2) Penelaahan dan pembahasan IPS tidak hanya dari satu bidang disiplin ilmu saja, melainkan bersifat komprehensif (meluas/dari berbagai ilmu sosial dan lainnya, sehingga berbagai konsep ilmu secara terintegrasi terpadu) digunakan untuk menelaah satu masalah/tema/topik. Pendekatan seperti ini disebut juga sebagai pendekatan integrated, juga menggunakan pendekatan broadfield, dan multiple resources (banyak sumber).

3) Mengutamakan peran aktif siswa melalui proses belajar inkuiri agar siswa mampu mengembangkan berpikir kritis, rasional dan analitis. 4) Program pembelajaran disusun dengan meningkatkan/menghubungkan

bahan-bahan dari berbagai disiplin ilmu sosial dan lainnya dengan kehidupan nyata di masyarakat, pengalaman, permasalahan, kebutuhan dan memproyeksikannya kepada kehidupan di masa depan baik dari lingkungan fisik/alam maupun budayanya.

5) IPS dihadapkan secara konsep dan kehidupan sosial yang sangat labil (mudah berubah), sehingga titik berat pembelajaran adalah terjadinya proses internalisasi secara mantap dan aktif pada diri siswa agar siswa memiliki kebiasaan dan kemahiran untuk menelaah permasalahan kehidupan nyata pada masyarakatnya.

6) IPS mengutamakan hal-hal, arti dan penghayatan hubungan antarmanusia yang bersifat manusiawi.

7) Pembelajaran tidak hanya mengutamakan pengetahuan semata, juga nilai dan keterampilannya.

8) Berusaha untuk memuaskan setiap siswa yang berbeda melalui program maupun pembelajarannya dalam arti memperhatikan minat siswa dan masalah-masalah kemasyarakatan yang dekat dengan kehidupannya.

9) Dalam pengembangan program pembelajaran senantiasa melaksanakan prinsip-prinsip, karakteristik (sifat dasar) dan pendekatan-pendekatan yang menjadi ciri IPS itu sendiri.25

Karakteristik merupakan ciri khas yang membedakan IPS dengan ilmu-ilmu lainnya. IPS senantiasa menanamkan sikap sosial dalam diri individu, mengajarkan berhubungan baik dengan sesama, menghubungkan segala ilmu yang memiliki tujuan yang sama dengan IPS, serta mengajarkan dalam pemecahan masalah sosial yang ada di masyarakat, dan lain sebagainya.

c. Tujuan Pembelajaran IPS

Secara keseluruhan tujuan pendidikan IPS di SD adalah sebagai berikut:

1) Membekali anak didik dengan pengetahuan sosial yang berguna dalam kehidupannya kelak di masyarakat.

2) Membekali anak didik dengan kemampuan mengidentifikasi, menganalisis, dan menyusun alternatif pemecahan masalah sosial yang terjadi dalam kehidupan di masyarakat.

3) Membekali anak didik dengan kemampuan berkomunikasi dengan sesama warga masyarakat dan berbagai keilmuan serta keahlian. 4) Membekali anak didik dengan kesadaran, sikap mental yang positif,

dan keterampilan terhadap pemanfaatan lingkungan hidup yang menjadi bagian dari kehidupan tersebut.

5) Membekali anak didik dengan kemampuan mengembangkan pengetahuan sesuai dengan perkembangan kehidupan, masyarakat, ilmu pengetahuan dan teknologi.26

Apapun tujuan dalam mata pelajaran IPS, tidak lain hanya untuk memberikan pemahaman yang nyata bahwa IPS merupakan ilmu sosial yang menghubungkan ilmu-ilm sosial lain yang memiliki karakteristik

25 Sapriya, Dadang Sundawa, dan Iim Siti Masyitoh, op. cit., h. 8.

serta manfaat yang berbeda-beda namun memiliki tujuan yang sama yaitu mencapai tujuan pendidikan nasional.

d. Pendekatan-pendekatan dalam Pembelajaran IPS

Adapun pendekatan-pendekatan yang digunakan dalam pembelajaran IPS baik dalam mengembangkan program maupun metode pembelajaran, yaitu:

1) Siswa sentris, dimana faktor siswa yang diutamakan.

2) Kemasyarakatan sentris, dimana masalah kehidupan nyata dan kemasyarakatan yang dijadikan sumber, bahan, dan tempat pembelajaran.

3) Ekosistem, dimana faktor lingkungan baik fisik maupun budaya selalu dijadikan pertimbangan dalam pembelajaran IPS.

4) Bersifat meluas dengan pola pengorganisasian bahan yang terpadu (integrated) dan bersifat korelated (bertautan dan berkesinambungan). 5) Menggunakan teknik inkuiri dan menunjukkan siswa belajar dengan

aktif sebagai media pembelajaran utama dan yang sekaligus akan melahirkan Cara Mengajar Guru Aktif (CMGA).

6) Tujuan, maksudnya program dan pelaksanaan pembelajaran berfokus pada Tujuan Instruksional Khusus (TIK) yang telah ditentukan sebagai pengarah program dan sasaran.

7) Integrated (terpadu) menelaah suatu permasalahan sosial dari berbagai konsep dan sudut pandang ilmu-ilmu sosial dan lainnya.

8) Efisien dan efektif, efisien dari segi tenaga/biaya dan efektif dari segi waktu dengan hasil yang maksimal.27

Berbagai macam pendekatan dalam pembelajaran IPS yang dapat memberikan pengalaman nyata dari segi sosial maupun manfaatnya dalam kehidupan sehari-hari atau dalam proses pembelajaran. IPS memberikan sudut pandang yang lain dibandingkan dengan ilmu-ilmu lainnya terutama

dalam proses belajar mengajar di kelas baik dari segi materi maupun manfaat dalam mempelajarinya.

B. Hasil Penelitian yang Relevan

Beberapa hasil penelitian yang relevan antara lain sebagai berikut:

No. Judul Peneliti Perbedaan

1. Peningkatan Hasil Belajar IPS Dengan Media Audio Visual VCD Siswa Kelas V MI. Darussa’adah Jakarta Selatan

Abdul Muin, Program Studi Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah, UIN Jakarta tahun 2012 Perbedaan terletak pada subjek, waktu, dan tempat penelitian. Penulis menggunakan media audio visual berupa VCD pembelajaran guna meningkatkan hasil belajar IPS siswa. 2. Pengaruh penggunaan media

audio visual terhadap hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPA di Madrasah Ibtidaiyah Mathla’ul Anwar

Anwar Sanusi, Program Studi Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah, UIN Jakarta tahun 2012 Perbedaan terletak pada subjek, waktu, dan tempat penelitian serta ada tidaknya pengaruh penggunaan media audio visual terhadap hasil belajar IPS siswa setelah diberikan perlakuan

3. Upaya Peningkatan Hasil Belajar Siswa dengan Menggunakan Media Audio Visual pada Mata

Iceu, Program Studi Pendidikan Guru Madrasah

Perbedaan terletak pada subjek, waktu, dan tempat

Pelajaran IPS di Kelas IV MI Sindangsari Sukabumi Ibtidaiyah, UIN Jakarta tahun 2012 penelitian serta materi pelajaran, persamaannya meningkatkan hasil belajar dengan media audio visual berupa video

C. Hipotesis Tindakan

Hipotesis berasal dari dua penggalan kata yaitu “hypo” yang artinya

“dibawah” dan “thesa” yang artinya “kebenaran”.28

Jadi, hipotesis merupakan dugaan sementara yang kebenaranya masih perlu diuji. Dari pendapat tersebut, maka hipotesis dalam penelitian ini adalah dengan penerapan media audio visual dapat meningkatkan hasil belajar IPS pada siswa kelas IV di MIN 15 Bintaro.

28 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik Edisi Revisi, (Jakarta: Rineka Cipta, 2010), h. 110.

26

Dokumen terkait