• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II KAJIAN PUSTAKA

2.1.4. Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial ( IPS )

2.1.4.5. Pembelajaran IPS di SD

IPS mengkaji seperangkat peristiwa, fakta, konsep, dan generalisasi yang berkaitan dengan isu sosial. Pada jenjang SD/MI mata pelajaran IPS memuat materi geografi, sejarah, sosiologi, dan ekonomi. Melalui mata pelajaran IPS, peserta didik diarahkan untuk dapat menjadi warga negara Indonesia yang demokratis, dan bertanggung jawab, serta warga dunia yang cinta damai.

Di masa yang akan datang peserta didik akan menghadapi tantangan berat karena kehidupan masyarakat global selalu mengalami perubahan setiap saat. Oleh karena itu mata pelajaran IPS dirancang untuk mengembangkan pengetahuan, pemahaman, dan kemampuan analisis terhadap kondisi sosial masyarakat dalam memasuki kehidupan bermasyarakat yang dinamis.

Winataputra (2007:9.4) menjelaskan IPS sebagai salah satu bidang studi yang memiliki tujuan membekali siswa untuk mengembangkan penalarannya disamping aspek nilai dan moral, banyak memuat tentang materi sosial yang bersifat hafalan sehingga pengetahuan dan informasi yang diterima siswa sebatas produk hafalan. Sifat materi pembelajaran tersebut membawa konsekuensi terhadap proses belajar mengajar yang bersifat ekspositoris, terutama guru menggunakan metode ceramah dan siswa kurang terlibat atau cenderung pasif. Dalam metode ceramah terjadi dialog imperatif.

Proses belajar mengajar keterlibatan siswa harus secara totalitas, artinya melibatkan pikiran, penglihatan, pendengaran dan psikomotor. Jadi dalam proses belajar mengajar IPS, seorang guru harus mengajak siswa untuk mendengarkan, menyajikan media yang dapat dilihat, memberi kesempatan untuk menulis dan mengajukan pertanyaan atau tanggapan sehingga terjadi dialog kreatif yang menunjukkan proses belajar mengajar yang interaktif. Situasi belajar inilah yang dapat tercipta melalui penggunaan pendekatan partisipatoris.

Pendekatan parsipatoris merupakan pendekatan pembelajaran yang dapat melibatkan siswa secara aktif, menyenangkan dan merangsang motivasi perkembangan proses intelektual. Terdapat empat alasan mengapa siswa harus dikembangkan kemampuan berpikirnya terutama dalam IPS. Pertama, kehidupan kita dewasa ini ditandai dengan abad informasi yang menuntut setiap orang memiliki kemampuan dalam mencari, menyaring dengan kebutuhan dan kehidupannya; kedua, setiap orang senantiasa dihadapkan pada

berbagai masalah dan ragam pilihan sehingga untuk itu dituntut memiliki kemampuan berpikir kritis dan kreatif; ketiga, kemampuan memandang sesuatu hal dengan cara baru atau tidak konvensional, merupakan keterampilan penting dalam memecahkan masalah; keempat, kreativitas merupakan aspek penting dalam memecahkan masalah, mulai dari apa masalahnya, mengapa muncul masalah dan bagaimana cara menyelesaikannya. Oleh karena itu dalam pembelajaran IPS diperlukan suatu rancangan pembelajaran yang mampu mengembangkan kemampuan kritis dan kreatif siswa dalam memecahkan masalah dan sebagai bekal kehidupan sosialnya.

Tahapan awal dalam rangka mencapai tujuan pembelajaran IPS yang harus dilakukan guru adalah menciptakan suasana pembelajaran yang dapat menarik minat siswa. Hal ini dapat dilakukan dengan meningkatkan keterampilan guru yakni: (1) keterampilan membuka dan menutup pelajaran; (2) keterampilan mengadakan variasi; (3) keterampilan bertanya; (4) keteram-pilan memberi penguatan; (5) keteramketeram-pilan menjelaskan; (6) keteramketeram-pilan membimbing diskusi kelompok kecil; (7) keterampilan mengelola kelas; dan (8) keterampilan mengajar kelompok kecil dan perorangan. Dengan terpenuhinya hal tersebut maka guru akan mampu mengembangkan dasar mental psikologis dorongan ingin tahu dan menggali sendiri pengetahuan bagi siswa melalui proses pembelajaran IPS.

Sesuai dengan tujuan dari pembelajaran IPS sekaligus pada tujuan pendidikan nasional. Dalam pembelajaran IPS diharapkan bukan hanya membekali pengetahuan (kognitif) saja kepada siswa namun juga membekali

ranah afektif (sikap) dan psikomotorik (keterampilan). Oleh karena itu pem-belajaran IPS harus dilandasi oleh nilai-nilai yang wajib dikembangkan pada diri siswa. Sehingga nantinya sumber daya manusia yang berkemampuan intelektual tinggi juga mempunyai perilaku moral yang baik. Jadi dalam pembelajaran IPS guru juga harus mampu memadukan antara “penanaman nilai moral” dan “nilai material”.

Mata pelajaran IPS disusun secara sistematis, komprehensif, dan terpadu dalam proses pembelajaran menuju kedewasaan dan keberhasilan dalam kehidupan di masyarakat. Sesuai dengan asas berlanjut-berkesinambungan, dalam pembelajaran IPS hendaknya dengan memanfaatkan kehidupan nyata sehari-hari siswa dalam menagajarkan materi pembelajaran. Untuk meningkatkan nalar, penghayatan dan kepedulian siswa terhadap masalah-masalah sosial yang terjadi di masyarakat, materi pembelajaran disampaikan sebagai tantangan yang didiskusikan oleh siswa sendiri. Dengan proses pembelajaran demikian, akan tercipta suasana yang menarik, sehingga siswa tidak merasa jenuh. Dengan pendekatan tersebut diharapkan peserta didik akan memperoleh pemahaman yang lebih luas dan mendalam pada bidang ilmu yang berkaitan.

IPS sebagai program pendidikan, ruang lingkupnya sama yakni berhubungan dengan manusia sebagai anggota masyarakat dan dilengkapi dengan nilai-nilai, untuk itu IPS sebagai program pendidikan tidak hanya terkait dengan nilai tapi mengembangkan nilai tersebut.

Dalam penyampaian materi dalam pembelajaran IPS harus diingat ruang lingkup materi IPS yaitu manusia sebagai anggota masyarakat atau manusia dalam konteks sosial. Karena pada dasarnya siswa sudah mempunyai pengalaman dalam kehidupan masyarakat karena hakikatnya siswa di rumah sebagai anggota masyarakat. Berkenaan dengan anggota masyarakat itulah, dalam pembelajaran siswa tidak dapat dipisahkan dengan lingkungannya. Jadi dalam pembelajaran IPS siswa sudah memiliki pengetahuan awal berkenaan dengan materi IPS yang akan dipelajari, guru bertugas untuk mengembangkan pengetahuan siswa dengan memperhatikan pengetahuan awal yang dimiliki siswa dalam pembelajaran IPS. Pengetahuan awal tersebut dapat dikaitkan oleh guru melalui pertanyaan-pertanyaan seputar kehidupan siswa yang berkaitan dengan materi pembelajaran.

Dari penjelasan para ahli maka peneliti dapat menyimpulkan bahwa pembelajaran IPS di SD disusun secara sistematis, komprehensif, dan terpadu dalam proses pembelajaran menuju kedewasaan dan keberhasilan dalam kehidupan di masyarakat. Dalam pembelajaran IPS diharapkan bukan hanya membekali pengetahuan (kognitif) saja kepada siswa namun juga membekali ranah afektif (sikap) dan psikomotorik (keterampilan). Pembelajaran yang aktif dan kreatif yang dapat melibatkan siswa secara aktif, menyenangkan dan merangsang motivasi perkembangan proses intelektual. Oleh karena itu pembelajaran IPS harus dilandasi oleh nilai-nilai yang wajib dikembangkan pada diri siswa. Diharapkan dengan pembelajaran IPS nantinya terbentuk

sumber daya manusia yang berkemampuan intelektual tinggi namun juga mempunyai perilaku moral yang baik.